Adegan malam itu terus saja menghantui pikiranku. Kecupan bibir Reza masih saja terasa. Ah, entahlah ... dia yang mengecup atau aku yang mengecup. Semua terjadi begitu cepat dan tanpa bisa ditolak.
Jujur, aku memang pernah pacaran dua tahun. Kupikir pacaran seusiaku waktu itu bukan tentang sekedar ciuman, melainkan pemikiran matang yang harus dipersiapkan.Ya, kami hanya makan bareng atau sesekali ke tempat wisata. Selebihnya adalah waktu kerja, apalagi pacarku itu adalah salah satu karyawan yang kuangkat jadi manager di perusahaan.Parah sih, pacaran dua tahun tapi baru tahu kalau dia ternyata punya istri dan anak. Selama dua tahun itu pula, aku dimanfaatkan untuk menghidupi keluarganya. Beruntung Tuhan masih sayang denganku, ditunjukkannya siapa lelaki jahanam itu, tepat dua hari menjelang pernikahan digelar.Dan sekarang, justru aku terjebak perasaan dengan suami orang. Bahkan lelaki itu baru saja kukenal dengan cara yang buruk, sangat buruk malah. Sudah mencuri ciuman pertamaku, masih juga menghinaku sebagai wanita expired. Sudah macam barang dagangan tak laku saja aku ini. Parah sekali, kan?Sungguh menyebalkan, tapi herannya kenapa lelaki itu mampu mengalihkan duniaku?Sejak kejadian malam itu, ketenanganku dirampas. Reza telah mampu mencuri lelap tidurku, setiap mata terpejam selalu saja adegan itu yang melintas. Apakah ini yang dinamakan terpikat tanpa pelet?Keputusanku mengadakan sayembara sudah bulat. Aku tidak bisa lagi menahan perasaan, hasrat ingin memiliki pria muda nan tampan rupawan itu tak mampu aku kendalikan lagi. Namun, untuk menjadi pelakor pada umumnya, kurasa tak mungkin. Aku harus tampil beda, pelakor milyader yang punya value lebih.Hanya saja ... ada beberapa hal yang aku khawatirkan dengan sayembara yang akan aku gelar. Sayembara yang sebenarnya sudah jelas targetnya, tetap saja membuatku ketar-ketir. Bagaimana jika Reza tidak ikut? Sedangkan targetku adalah dia.Kurasa aku harus membuat ketentuan yang lebih spesifik. Selain tampan, ia harus memiliki tubuh atletis dan ideal, juga statusnya sudah berisitri. Lelaki single minggir dulu, biar tidak memenuhi lamaran yang dikirim.Mungkin sayembaraku ini akan banyak menuai kecaman, tapi kurasa bagus juga untuk menilai seberapa cintanya sang istri pada suaminya. Bukankah seorang istri yang baik tidak akan melepas suaminya demi apapun?Tapi aku yakin, akan banyak wanita yang kalap saat melihat nominal hadiah yang ditawarkan. Mereka pasti akan dengan rela hati menukar suaminya demi uang 10 milyar. Hal ini sudah pernah aku lakukan eksperimen sebelumnya, berupa sebuah postingan jajak pendapat.Postinganku waktu itu berbunyi, "Pilih uang 1 milyar atau pasangan?"Para istri kebanyakan memilih uang, sedangkan para suami lebih memilih istri. Ini sudah membuktikan bahwa istri memandang segala sesuatu hanya dari uang. Itu baru satu milyar yang kujadikan jajak pendapat, bagaimana dengan hadiah sepuluh milyar? Bisa semakin kalap, kan?Tak habis pikir dengan wanita. Eh, aku juga wanita ya, hahaha ....Di tengah keraguan yang sempat muncul, jajak pendapat itu kembali menguatkan keyakinanku. Aku pasti akan berhasil mengambil Reza tanpa harus disebut pelakor murahan, kecuali istrinya beneran cinta dengan Reza.Malam ini aku pun memulai misiku. Segera menyiapkan segala sesuatunya, mulai dari membuat akun palsu, lalu membuat pengumuman untuk merekrut para pekerja. Tidak mudah juga ternyata, mereka awal-awal mengira postinganku itu hanyalah penipuan. Namun, setelah aku posting sebuah video room tour rumah mewahku, akhirnya mereka percaya.Para staff di rumah yang akan aku gunakan nanti, sengaja kupilih orang-orang baru. Tujuannya agar penyamaranku tak ada yang tahu. Mereka yang akan bertugas menyediakan jamuan, membersihkan ruangan dan tempat para peserta istirahat, kemudian ada juga team yang akan mengelola data para peserta, dan beberapa orang yang akan membantu saat seleksi kandidat.Tidak lupa ada dua bodyguard yang sengaja aku sewa, tentu saja untuk menjagaku dari jamahan tangan nakal. Siapa tahu ada yang khilaf, kan?'Merry Usbad', itu adalah nama akun yang aku sematkan. Tidak ada tampilan foto wajahku, hanya beberapa video yang menunjukkan kemewahan rumah dan brankas berisi gepokan uang merah. Tujuannya ya jelas, untuk menarik mata manusia yang lapar akan harta.Semua lamaran wajib dikirim ke email yang sudah aku persiapkan pula. Nama itu sengaja aku pilih, karena terinspirasi dari sebutan yang diberikan oleh Nando, lelaki terakhir yang mengajak berkencan malam itu. 'Merry Usia Setengah Abad' disingkat menjadi 'Merry Usbad' akan menjelma sebagai sosok wanita tua nan kaya raya.Dalam waktu satu minggu, semua karyawan sudah berhasil aku rekrut. Melalui seleksi ketat dan aku sendiri yang menguji mereka. Tak satu pun orang lama yang kulibatkan, bahkan Rosa pun tidak tahu rencana konyol sudah mulai kujalankan. Entahlah, apa yang akan dia katakan atas kenekadan yang dianggap bodoh ini.Aku juga tidak bisa membayangkan wajah Papa dan Mama jika tahu tingkah anak gadisnya ini. Ah, biarlah ... lagian aku sudah dewasa, usia kelewat matang. Sudah saatnya diriku bisa menentukan mana yang terbaik untukku.Usai seleksi, mereka harus menunggu di ruang yang sudah aku sediakan. Mereka bebas makan dan minum di sana, seluruh makanan aku pesan dari catering langganan, untung saat melihatku mereka tidak mengenali penyamaranku.Setelah mempertimbangkan dengan seksama dan dalam waktu sesingkat-sesingkatnya ... aku pun mengambil keputusan dan mengumumkan siapa saja yang diterima.Para staff akhirnya terpilih dan telah mendapatkan posisi sesuai yang kubutuhkan, semua peraturan wajib mereka taati. Jika ada yang melanggar maka langsung pecat saat itu juga.Ya, aku saat ini telah berubah menjadi sosok wanita dengan kepribadian jauh dari Mariana Leurissa yang sebenarnya. Pribadi Mariana dikenal anggun dan elegan, sekarang berubah menjadi wanita paruh baya yang cerewet dan tanpa ampun.Riasan wajah sengaja aku ubah menjadi sosok wanita paruh baya, pakaian yang aku kenakan juga sengaja berlapisi dengan busa, sehingga membuat kesan gemuk pada tubuh. Biarlah mereka tergiur akan uangku, asal bukan tubuhku. Penyamaran ini harus berhasil, termasuk membuat perangkap bagi Reza.Tidak dapat kubayangkan saat Reza harus memakan ucapannya, dia dijual oleh istrinya ke wanita tua. Dan aku yakin, Reza tidak akan bisa menolak.***Beberapa hari kemudian ....Pengumuman sayembara pun diumumkan. Hampir semua media sosial menayangkan pengumuman itu. Sebuah video dengan latar brankas berisi gepokan uang merah, kemudian terdapat text yang dicantumkan.Sayembara Mencari JodohHadiah utama uang sebesar 10 MilyarSyarat dan ketentuan berlaku:Harus tampan dan memiliki badan atletis dengan bobot idealSudah memiliki istri tanpa anak (harus dibuktikan dengan kartu keluarga)Harus rela melepas istrinya jika terpilih sebagai pemenang (lampirkan surat pernyataan yang ditandatangani istri)Segera daftarkan diri Anda ke nomor yang tercantum.TtdPelakor MilyaderBegitulah isi dari pengumuman yang aku buat. Team yang bertugas mengurus sayembara pun mulai menyebar pengumuman tersebut. Hampir semua media sosial digunakan untuk menjaring peserta.Sesuai perkiraan, tidak butuh waktu lama, postingan para admin dibanjiri dengan berbagai komentar. Ada yang menghujat, ada pula yang menganggap penipuan. Beberapa menjadikan postingan itu sebagai candaan orang gabut."Gila ya, gabutnya orang kaya begitu amat.""Wanita kalau udah banyak duit, suami orang pun mau dibeli.""Wah, bisa nih suamiku ikutan. Cuman dia item dekil, gendut pula, hahaha ....""Iming-iming 10 M, dah gitu uang yang dipamerin ternyata palsu semua!"Dan masih banyak lagi komentar dari para netizen yang luar biasa, memang maha benar dan paling menangan mereka ini.Akibat banyak komentar dan orang yang share video, tak ayal video pun viral dan fyp, seketika banyak konten creator yang men-stitch video para admin. Biasa, mereka memanfaatkan video viral untuk mengangkat akun mereka. Pansos, itu istilahnya.Untung tidak pakai akun asli, bisa dibayangkan jika sampai nama Mariana Leurissa tenar hanya karena sayembara ingin mengambil suami orang.Huff ... jaman sekarang, netizen memang lebih menyeramkan dari gerandong. Ditambah para kompor yang bermunculan, membuat suasana semakin panas dan heboh.Hari pertama postingan gagal.Team sayembara kembali aku kumpulkan. Aku memimpin diskusi secara langsung. Penekanan pada team yaitu mencari cara agar postingan berikutnya mendapat kepercayaan dari banyak orang."Meta, sebaiknya kamu bikin konten video saja. Kamu bisa mengaku sebagai pegawai Merry Usbad dan menjelaskan bahwa majikanmu menggelar sayembara."Meta tidak langsung menjawab, dia sepertinya ragu untuk menjalankan tugasnya."Meta! Kenapa diam? Tidak sanggup menjalankan tugasmu?""Bukan begitu, Nyonya. Hanya saja, saya belum siap dihujat para netizen."Jawaban Meta membuatku kesal, aku berdiri dan memandang tajam ke arah Meta. Gadis berperawakan tinggi langsing dan putih itu mulai ketakutan.Bruaaak!!!Sebuah gebrakan keras di atas meja. Sebenarnya sakit juga tangan ini, hanya saja demi menjaga wibara, tetap saja berpura-pura menampilkan wajah garang.Tampak wajah gadis muda itu ketakutan. Apalagi saat aku memberi kode pada kedua bodyguard untuk menyeretnya keluar."Ampun, Nyonya. Tolong jangan pecat saya, saya butuh pekerjaan ini." Gadis muda itu memohon, dan akhirnya aku memberi kode agar bodyguard melepaskannya.Gadis itu kembali mendekatiku. "Maaf, Nyonya Merry. Bukan bermaksud mengecewakan Anda, tapi saya harus memutar otak agar semua berhasil.""Baiklah, aku kasih kamu waktu hingga sore ini. Dan ingat, jangan perlihatkan identitas kalian dan rumah ini! Jika ingin bikin konten dengan menampilkan wajah kalian, lakukan penyamaran terlebih dahulu. Aku tidak mau rumah ini diserbu paparazi apalagi netizen yang tetiba jadi detektif dadakan!"Panjang lebar aku mengingatkan mereka. Hal tersebut perlu aku lakukan untuk antisipasi."Sekarang kalian silahkan diskusikan. Aku tidak mau tahu, bagaimana pun caranya, kalian harus berhasil menggelar sayembara ini. Aku sudah membayar mahal kalian, kalau sampai gagal maka hidup kalian taruhannya!" ancamku dengan tatapan mengerikan.Aku memang harus keras, waktuku tidak banyak untuk menggelar sayembara ini. Bagaimana pun, aku memiliki kesibukan untuk mengurus perusahaan yang telah memiliki beberapa cabang.Segera aku meninggalkan ruang rapat. Lalu meminta Dion—Kepala Staff yang aku tugaskan untuk mengurus banyak hal di sini—untuk menemuiku. Aku mempercayakan rumah ini kepadanya setelah melalui rangkaian test dan menyelidiki asal usulnya. Semua data lelaki itu ada di tanganku, jadi dia tak bisa berbuat yang sekiranya merugikan diriku. Lagi-lagi, uang punya kuasa."Dion, kita bicara di ruanganku.""Baik, Nyonya." Lelaki muda itu mengikuti langkahku ke sebuah ruang khusus."Duduklah," perintahku seraya menuang wine ke gelas, lalu meneguknya dengan cara yang begitu elegan.Dion langsung mengikuti perintahku."Kamu lihat foto itu baik-baik, aku mau laki-laki itu ikut sayembara yang akan kita gelar."Dion mengambil foto yang tergeletak di atas meja, sejenaa dia memperhatikan foto tersebut."Nyonya, bukankah ini Reza?"Tatapanku seketika membulat. Tak kusangka Dion mengenal lelaki yang menjadi targetku. Jangan-jangan mereka berteman, atau punya hubungan saudaraan?Ah, dunia begitu sempit. Yang aku khawatirkan, justru Dion akan menghambat rencanaku.Aku menatap Dion, ucapannya membuatku langsung mendekatinya. "Kamu mengenalnya?""Iya, Nyonya. Kami dulu teman sekantor dan satu divisi, sekarang dia sudah jadi manager. Tapi sayang, dia naik jabatan dengan cara curang. Dia orang yang sudah menyingkirkan saya, Nyonya. Hingga saya harus kehilangan pekerjaan.""Diih ... tampan-tampan kok curang!" decihku mulai illfeel dengan Reza.Namun, ketika mengingat ciuman itu ... ah, semua yang buruk tentangnya jadi hilang."Mungkin saja kalian salah paham, Dion. Karena kulihat dia orang yang baik dan punya integritas.""Tidak, Nyonya. Dia itu serakah, dia penjilat, dan juga bermuka dua." Dion berusaha menyangkal pendapatku.Hmm ... penuturan Dion membuatku berpikir sejenak. Jika Dion mengenal Reza, itu artinya akan mudah bagiku mencari informasi tentang lelaki itu."Maaf, Nyonya. Kenapa Nyonya Merry ingin pria ini ikut sayembara? Apa Nyonya Merry tertarik dengannya?" tanya Dion dengan hati-hati.Aku memandangnya, lalu tersenyum. "Kamu tidak perlu
Re ... Reza ...?" Aku terbata-bata karena panik saat melihat wajah itu.Entah mengapa, setiap melihat wajah tampannya, justru aku malah kalang kabut. Apalagi saat bayangan peristiwa ciuman itu melintas, auto membuat tangan langsung menutup mulut dan mengusapnya berkali-kali."Kalian sudah kenal?" tanya Raka membuyarkan semua kericuhan otak."A ... aku ...." Tenggorokan seketika tercekat, tidak mungkin aku cerita jika Reza adalah pria yang mencuri ciuman pertamaku."Dia gadis yang bikin saya terlambat, Pak Rak. Melajukan motor sambil tidur mungkin, mobil lain sudah jalan tapi dia malah nggak gerak sama sekali." Reza mengarang cerita.Enak saja aku tidur, dia tidak tahu kalau aku juga sedang buru-buru tapi harus ubah penampilan juga.Deg!Aku baru ingat dan menyadari, bahwa Reza tidak tahu siapa aku. Tentu saja dia tidak ingat, karena saat adegan berciuman itu terjadi, aku masih dengan dandanan sebagai Tante Merry.Parahnya, baru saja aku keceplosan menyebut nama dia. Huh! Bodoh sekali
Tiga hari berlalu ....Usahaku mempengaruhi Raka agar memecat Reza terus saja gagal. Hari ini fokusku sedikit kacau, bahkan saat Rosa menjelaskan laporan pun aku tak bisa memahami."Rosa, tolong laporanmu ditunda dulu. Aku masih ada pekerjaan lain," perintahku pada sahabat yang menjawab sebagai sekretarisku."Baik, Bu Riana."Rosa segera keluar. Dia memang profesional, saat di kantor dia tetap menjaga sikap layaknya bawahan ke atasan.Dengan cepat kusambar ponsel yang ada di tumpukan berkas, kemudian menelepon Dion. Sengaja aku gunakan nomor lain, khusus untuk masa sayembara saja."Dion, apa kamu sudah ada hasil?" tanyaku tanpa basa-basi."Maaf, Nyonya Merry. Saya belum berhasil membujuk istrinya Reza, tapi saya janji akan terus berusaha."Mendengar itu, aku pun mendengkus kesal."Kita ketemu siang ini! Temui aku di Cafe Tulip, tiga puluh menit dari sekarang!" perintahku, lalu menutup panggilan.Aku tidak bisa membiarkan rencana sayembara itu gagal. Targetku hanya Reza, dia harus mema
Dion membuntuti langkah cepatku, pasalnya hati ini begitu dongkol dengan kejadian tadi. Reza, lelaki yang begitu aku kagumi justru membuat hati ini mendidih penuh amarah."Nyonya Merry, Anda harus berjalan hati-hati. Jangan terlalu cepat seperti itu," ujar Dion memberi saran.Mungkin karena di matanya aku ini hanyalah wanita tua, sehingga tak bisa berjalan cepat. Aku pun berhenti dan berbalik ke arahnya. "Dion, secepatnya laksanakan rencana selanjutnya! Aku ingin, laki-laki sombong itu memakan ucapannya!" perintahku dengan tegas."Baik, Nyonya. Akan aku pastikan Reza ada di hadapan Nyonya," ujar Dion dengan keyakinan tinggi.Senyum penuh dendam pun terulas, akan aku pastikan Reza menyesali ucapannya. Neraka itu telah aku persiapkan untuk lelaki sombong tak punya akhlak itu.***Dua hari berlalu ....Hari ini adalah hari pertama untuk para kontestan mengikuti sayembara. Setelah seleksi ketat, hanya ada 100 orang yang diterima dan berhak mengikuti tahap selanjutnya.Dari ruang pribadi,
Riuh peserta terhenti saat mendengar pengumuman dari Meta."Selamat pagi, seluruh peserta Sayembara Mencari Jodoh. Sepuluh menit lagi acara akan segera dimulai. Bagi yang masih menikmati jamuan, harap segera menyelesaikan santap sarapannya. Setelah itu, kalian berkumpul ke aula pertemuan. Letak aula ada di lorong sebelah kiri ruang jamuan. Kalian jalan lurus, kemudian belok ke kanan sedikit.""Hari ini adalah seleksi pertama yang akan dinilai langsung oleh Nyonya Merry Usbad. Jadi, pastikan kesiapan kalian. Demikian pemberitahuan kami."Selesai Meta memberi pengumuman, suasana kembali riuh. Mereka segera menghabiskan makanan. Dari sekian banyak wajah, terlihat lebih dari 50 persen terlihat gembira dan antusias. Namun, terlihat juga beberapa wajah yang menampakkan ekspresi tertekan. Kemunculan Reza ke ruang perjamuan membuat hampir semua mata tertuju padanya. Beberapa mata memandang dengan sinis, mungkin menganggap Reza sebagai rival terberat. Ketampanan Reza sulit ditampik. Secara k
Meta masih terdiam. Mungkin saja dia bingung untuk memutuskan. Kembali aku mengaktifkan tombol on pada mikrofon."Sebutkan nama kamu siapa anak muda, kamu belum memperkenalkan diri." Suaraku kembali menggema di ruangan yang sangat luas itu."Oh maaf, Nyonya Merry. Perkenalkan, nama saya Davin." Lelaki muda itu menjawab dengan sikap penuh kesopanan."Berapa usiamu?""Saya 28 tahun, Nyonya Merry.""Masih sangat muda. Apa istrimu di rumah sangat cantik?"Lelaki bernama Davin itu mulai gugup. "Ma ... maaf, Nyonya Merry. Apa maksud Anda?"Aku tersenyum sebelum melanjutkan pertanyaan. Melihat lelaki muda dan tampan, tapi tetap ikut sayembara mencari jodoh yang jelas-jelas akan membeli pernikahan mereka."Davin ... jika istrimu cantik, sudah pasti kamu akan membuat visi misi yang terbaik untuk menakhlukkan hatinya. Namun, jika seandainya istri kamu hanyalah wanita biasa, kukira kamu tak akan melakukan pengorbanan lebih untuknya."Suasana menjadi hening, semua fokus pada apa yang aku sampaik
Suasana ruang aula kembali riuh, mereka saling berbisik. Meta sebagai moderator pun kebingungan untuk bersikap, karena dia tahu bahwa Reza adalah target dari acara sayembara ini. Sehingga tidak mungkin dia men-diskualifikasi Reza.Akhirnya aku berinisiatif untuk mencegah kericuhan selanjutnya. Reza memang tidak bisa dibiarkan begitu saja. Segera aku menekan tombol on pada mikrofon."Tuan Reza Mahardika ... bisakah Anda bertanya pada diri Anda sendiri? Istri macam apa yang terpancing menyerahkan suami demi uang 10 milyar? Apakah Anda menganggap wanita yang selama ini Anda nikahi adalah wanita yang lebih mulia dari saya?" Seketika suasana hening. Tampak wajah-wajah pias terpampang di layar monitor. Begitu pun Reza, tertampar oleh rasa malu. Tak hanya itu, dia pasti merasa telah dijual oleh istrinya."Saya mengadakan sayembara ini, bukan semata-mata untuk merebut suami orang. Saya juga tidak hanya sekedar membeli satu di antara kalian. Tidak penting apa tujuan saya, tetapi kalian perlu
Kesegaran air mengucur dari ujung kepala, membasahi seluruh tubuh. Sabun mandi dengan aroma romantic menguar ke seluruh kamar mandi. Tidak lupa Egyptian A-romance shampoo turut memberikan aroma wangi pada rambutku.Selesai mandi, aku keringkan badan dan juga rambut, kemudian duduk di depan meja rias. Kutatap wajah tanpa make up, wajah seorang Mariana Leurissa. Lalu, mulai kupoles wajah dengan berbagai jenis urutan make up.Kali ini, make up aku ubah menjadi seorang gadis cantik. Dengan beberapa trik, wajah seorang Mariana Leurissa telah berubah. Malam ini sengaja aku menjelma menjadi wanita cantik nan elegan. Sebuah wig menyempurnakan penyamaranku.Tidak ada lagi Nyonya Merry Usbad yang tua, sekarang yang ada adalah Nyonya Merry yang cantik dan menawan. Keseksian tubuh sengaja aku eksplore dengan memilih gaun yang memperlihatkan lekuk tubuh. Selain itu, leher jenjang dan kulit yang putih bersih sengaja aku pamerkan.Setelah mematut diri di depan cermin, memastikan tidak ada yang kuran
Sarah muncul dengan sikap begitu santai, bahkan senyum smirk seolah mengejek kehadiranku. Dia melipat dada dan bersandar di bibir pintu.Aku bergegas menerobos masuk, mendorong asisten rumah tangga paruh baya itu, kemudian menghentakkan tangan Sarah. Selanjutnya aku dorong wanita itu ke sofa, dan memulai aksiku.Tanganku mencengkeram kuat leher jenjang milik Sarah. Namun, wanita itu masih saja berusaha bersikap santai, sungguh membuatku semakin muak pada wanita biang onar ini."Jauhi Riana! Jangan pernah kamu berusaha menggagalkan rencanaku!" bentakku seraya mengeratkan cengkeraman di leher, sehingga Sarah nyaris kelojotan akibat kehabisan oksigen.Segera aku kendorkan kembali cengkraman, takut saja jika dia mati. Bagaimana pun, aku tidak mau masuk penjara karena membunuh manusia tak penting ini."Tuan Raka, cukup! Lepaskan Nona Sarah!" teriak asisten rumah tangga itu seraya berusaha menarik tanganku dari leher Sarah.Setelah beberapa menit, wanita itu akhirnya bisa menarik tanganku d
POV RakaLangkahku terhenti saat hendak menaiki anak tangga. Sekilas kulihat sosok Rocky sedang duduk di ruang tengah sembari menaikkan satu kaki ke atas paha yang lain. Tatapan mencibir tampak jelas di bibir yang tersenyum miring.Entah apa maksudnya, tetapi bisa kurasakan persaingan di antara kami kian memanas. Persaudaraan antar darah yang mengalir di tubuh kami tak lagi menjadi pengingat. Rocky adalah lelaki yang sangat ambisius. Dia memiliki keinginan untuk menggantikan posisi ayah di perusahaan.Tentu saja aku tidak bisa tinggal diam. Perusahaan keluarga bisa berkembang dan terus bertahan saat pailit pun ada campur tangan diriku. Aku tidak akan rela jika dia menggantikan posisi ayah dengan begitu saja. Apalagi besar saham dan kontribusi dia tak jauh beda dengan apa yang sudah kuberikan pada perusahaan tersebut. Bahkan saat ini, perkembangan perusahaan mulai semakin besar juga atas jasaku.Perusahaan bahan baku merupakan ideku, dan uang hasil rampasan dari keluarga Sarah aku alok
POV RakaKehadiran Sarah telah mengacau pikiranku. Bukan karena kisah di masa lalu, persetan dengan perasaan saat itu. Satu-satunya alasan aku khawatir hanyalah kegagalan menikahi Mariana Leurissa semata.Tuntutan sekaligus tantangan dari keluargaku, harus memenangkan hati Mariana Leurissa. Perawan tua nan cantik dan menggairahkan, penampilannya tampak 10 tahun lebih muda dari usianya.Selain itu, dia juga wanita karier yang sukses. Ada triliunan harta yang dia miliki. Itu sebabnya Papa memintaku untuk menjerat Mariana Leurissa.Aku keluar dari resto dengan sedikit tergesa. Bahkan hati tidak berhenti menggerutu."Apa dia sengaja ingin mengorek masa laluku? Sebenarnya, apa saja yang sudah dikatakan oleh si Sarah pada Riana? Jangan sampai pernikahan ini batal karena ulah Sarah, aku tidak mau kehilangan tambang harta melimpah," gumamku di dalam hati, seraya aku berjalan ke arah luar. Namun, baru beberapa langkah hendak mencapai area parkir, langkahku terhenti oleh kehadiran wanita dari
Sejenak aku berpikir, apakah pertanyaanku akan membuat Riana curiga atau tidak. Hanya saja, aku juga perlu memastikan segalanya."Hmm ... kamu ingin tanya apa, Raka?" tanya Riana dengan santai, kemudian menyeruput kembali minumannya."Kamu kenal Sarah dari mana? Dan kenapa kenapa bisa kenal sedekat itu?""Oh itu, lewat sosial media, Raka. Jadi gini ceritanya, kata Sarah ... dia tiba-tiba tertarik dengan usaha produk kecantikan. Kata dia, dia juga ingin memulai bisnis baru dan pakai jasa maklon yang aku tawarkan di iklan. Ya sudah, dia menghubungi bagian marketing dan hari ini dia mengajak ketemuan gitu." Panjang lebar dia menjelaskan untuk meyakinkan aku."Memangnya kenapa?" tanya Riana dengan ekspresi menyelidik."Nggak ... nggak apa-apa. Aku hanya sekedar tanya." Aku mencoba menutupi kegugupanku."Kalau boleh tahu, kamu kenal Sarah dari mana? Sepertinya kalian sudah kenal lama juga ya?"Seketika pertanyaan Riana membuat dada ini semakin berdebar kencang, untung saja dia tidak tahu k
POV RakaSebuah kejutan dihadiahkan oleh seorang Mariana Leurissa. CEO cantik tapi perawan tua itu memang tak bisa dikasih hati. Sepertinya dia sedang menguji kesabaranku.Jujur, tidak pernah kusangka jika suatu hari dia akan datang bersama wanita dari masa laluku. Ya, Sarah memang mantan istriku. Perasaan cinta dulu memang pernah ada, tapi karena tuntutan dari Papa, maka aku harus mengesampingkan perasaan yang pernah ada.Hari itu, aku berniat mengajak makan siang Riana. Niatnya jelas untuk kembali membujuk agar pernikahan cepat diajukan. Namun, di luar dugaan ... Riana justru mengundang Sarah dan Dion. Alasan Riana, Sarah hanyalah calon klien. Namun, aku tak bisa percaya begitu saja.Kehadiran Sarah membuat aku harus mati-matian berusaha bersikap sewajar mungkin, agar tidak mengundang kecurigaan Riana."Kenapa harus ada Sarah segala sih? Bagaimana kalau Sarah menceritakan siapa aku ke Riana? Bisa-bisa rencanaku gagal untuk mendapatkan Riana, apa yang harus aku katakan?" gerutuku dal
Untuk beberapa saat aku terdiam dan berpikir. Banyak hal yang harus aku pertimbangkan dengan matang. Namun, kesempatanku untuk bisa membuat Raka berhenti dengan niatannya juga penting. Aku harus bisa membuat Papa dan Mama percaya denganku, bukan calon menantu licik itu."Ide yang bagus kalau menurutku, Nona Riana." Dion mencoba meyakinkan aku."Baiklah," ujarku akhirnya seraya tersenyum dan menyetujui usulannya Sarah.Sudah kupikirkan dengan matang, mungkin dengan adanya bukti nyata pernikahan Sarah dengan Raka, maka tak akan ada lagi kesempatan mengelak bagi Raka. Bahkan yang ada malah Raka akan panas dingin tatkala aku menunjukkan rekaman video itu."Aku akan mengirimkan video rekaman pernikahan aku dengannya ke kamu, Riana," ujar Sarah kembali. "Sebentar, Nona Riana dan Bu Sarah. Bagaimana kalau rekaman video itu, kita putar di restoran tempat Raka mengajak Nona Riana candle dinner nanti malam?" Dion memberi usulan lain."Jadi gini maksudku ... uhm ... nanti setelah Raka mengeluar
Kemarahanku rasanya tak dapat kutahan lagi. Raka mengancam Sarah dengan target ancaman melibatkan rahasia terbesarku."Raka tidak pernah main-main dengan ancamannya, Nona Riana. Bahkan aku sendiri melihat si bajingan Raka yang sudah mengangkat tangannya, dan hampir menampar Bu Sarah. Setelah aku datang dan memanggil Ibu Sarah, barulah si bajingan Raka pergi begitu saja. Dia bahkan langsung mengelak setelah melihat kedatanganku!" "Dia mungkin takut akan ada saksi atas semua sikapnya, Dion," jawabku."Bukan karena itu, tapi karena dia sudah tahu siapa aku. Dia tahu kakaknya yang telah menghancurkan kehidupan Kak Wanda dan keluargaku. Kakaknya yang mengambil semua harta keluargaku. Itulah alasannya kenapa dia langsung pergi begitu saja." Aku sedikit terkejut dengan penuturan Dion. Selama ini yang kutahu Raka belum mengetahui siapa Dion. "Sejak kapan dia tahu tentangmu?" tanyaku penasaran."Dia ternyata diam-diam mengirim orang untuk menyelidiki kita semua," jawab Dion dengan suara yang
POV RianaRosa tercekat, bahkan tampak bingung ingin berkomentar apa. "Apa kamu yakin dengan kebenaran cerita itu, Ri?""Aku sudah bertemu dengan keluarga Dion. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, bagaimana nasib keluarga Dion dan juga Wanda.""Wanda? Siapa dia?""Dia kakaknya Dion. Wanda menikah dengan kakak pertama Raka, dia menderita tekanan batin akibat perlakuan menyedihkan yang dia terima selama menjadi istri kakaknya Raka. Semua aset orang tuanya diambil alih, kemudian dia diselingkuhi dan akhirnya ditelantarkan di jalanan."Kembali ekspresi wajah Rosa tercengang mendengar penuturanku. "Sumpah, Ri. Sulit untuk dipercaya. Apa keluargamu sudah tahu? Bukankah dia sahabat dari papamu?"Aku menggeleng lemah dengan wajah penuh kesedihan. Jujur, aku merasa akan kesulitan untuk membuktikan semua. Papa dan Mama sudah meletakkan kepercayaan itu pada Raka dan keluarganya. Sedangkan aku ... aku telah kehilangan kepercayaan dari mereka."Riana, jika kamu bisa membuktikan semua kejahat
POV RianaKenapa dia tidak memberikan jawaban atas apa yang aku tanyakan? Apa dia merasa ragu untuk mengatakan tentang masa lalunya itu, ya … masa lalu yang kejam dan menyakitkan untuk korbannya. Baiklah, aku akan mencoba bertanya sekali lagi. "Bagaimana dengan statusmu, Raka? Apa kamu masih lajang, beristri, atau seorang duda? Kamu belum menjawabnya, Raka ... dan aku masih menunggu jawaban kamu.""Tidak usah buru-buru, Nona manis. Kamu akan mengetahui semua hal tentangku, setelah kita menikah. Apa kamu tidak sabar ingin menjadi bagian dari dalam hidupku?"Oh my God ... mengapa dia harus mengucapkan kata 'tidak sabar' seolah menganggap aku yang sedang mengejar dirinya? Seandainya saja aku boleh berkata jujur, aku akan berterus terang kepadanya dengan mengatakan bahwa tidak akan ada pernikahan yang dia impikan. Sama sekali tak ada, bahkan aku tidak sudi menjadi bagian hidup seorang Raka--pria licik tanpa perasaan.Beruntung aku masih bisa mengendalikan keinginan hati. Kalau itu aku k