Home / Fantasi / Sayembara Cinta Sang Pangeran / Wajah Di Balik Topeng

Share

Wajah Di Balik Topeng

last update Last Updated: 2023-02-12 19:10:10

Separuh wajah Lady Amelia Stormside tertutupi oleh topeng perak dengan hiasan bulu-bulu angsa lembut berwarna putih. Dia menuruni undakan kereta kuda milik keluarga Stormside setelah Lady Zemira turun terlebih dahulu.

Ayah Lady Amelia yaitu tuan perdana mentri Alexei Stormside sudah berangkat terlebih dahulu ke istana sejak sore sebelum puterinya pulang ke rumah. Sekalipun ia tahu tujuan diadakan pesta dansa malam ini tak lain untuk mencarikan jodoh penerus raja Wisteria Kingdom. Namun, Alexei tak ingin menggunakan kedudukannya untuk menyodorkan puterinya sebagai calon istri sang pangeran. 

Dia kuatir Amelia tak cocok dengan apa yang didambakan oleh Pangeran William Lancester. Kriteria calon istri pangeran sangat tidak jelas karena pemuda itu bersikeras ingin mencari sendiri gadis yang akan dipilihnya.

"Ayo kita masuk, Amy. Kurasa teman-teman sepermainanmu pun sudah ada di dalam aula istana. Bertingkahlah sopan dan anggun, jangan buat Mama papa kecewa!" pesan Lady Zemira menggandeng lengan puterinya memasuki pintu masuk aula istana.

Lautan manusia dalam berbagai kostum pesta yang semarak nampak tumpah ruah di ruangan luas dan megah itu. Gaun-gaun indah buatan penjahit ternama di Wisteria Kingdom menyapu lantai istana seiring dengan gerak-gerik para puteri bangsawan yang berusaha memikat para pemuda keturunan bangsawan dan juga pangeran yang membaur bersembunyi di antara para tamu undangan.

Di panggung pojok ruangan, pemain musik piano, biola, cell, dan harpa memainkan nada-nada merdu nan riang untuk menghidupkan suasana dan juga mengiringi siapa pun yang tertarik untuk berdansa Waltz di tengah lantai dansa. 

Setelah lelah belajar di pagi hari hingga siang di sekolah dan kunjungan ke panti asuhan hingga sore, Lady Amelia merasa tubuhnya seolah kehabisan bahan bakar. Lemas, sedikit mengantuk, dan tak antusias dengan kemeriahan pesta di istana raja yang menurutnya bising dan berisik. Alih-alih bergabung di lantai dansa untuk menikmati pesta, dia justru diam-diam menyelinap keluar menuju taman samping aula istana raja.

Cahaya remang-remang hanya dari sebagian lampu di aula dan rembulan purnama di atas langit biru tua keunguan yang ditemani gugusan bintang berkerlip bak berlian. Gadis itu duduk di atas susuran pagar pembatas aula dengan taman. Cukup nyaman karena memang agak lebar dan berkeramik porselen putih. 

Lady Amelia memejamkan matanya berusaha menikmati aroma wangi bunga-bungaan di taman istana yang terawat dengan baik. Jasmine, mawar, dan juga aroma dedaunan yang baru terpangkas. Semua itu sejenak membuat jiwanya tenang dan senang hingga ...

"Kabur dari pesta, Nona Cantik?" 

Gadis itu menahan lidahnya sebelum mengumpat terkejut karena dirinya tertangkap basah oleh seseorang. Dia memang terkesan kabur dari pesta, itu bukan perilaku baik dari puteri seorang perdana mentri. Perlahan Lady Amelia mengedarkan pandangannya mencari dari mana suara pria yang terkesan maskulin dan berwibawa itu berasal.

Sesosok bayangan pria bertubuh tegap dan jangkung membelakangi arah cahaya lampu aula melangkah mendekatinya. Jantung gadis itu berdegup kencang, dia menahan napasnya karena terlalu tegang menanti sosok itu menampakkan parasnya.

"Perkenalkan ... Sir William Blackwood! Siapa nama Anda, Miss?" Sebuah tangan terulur ke hadapan Lady Amelia.

Awalnya dia melihat telapak tangan pria itu lalu beralih naik ke wajah yang tertutupi separuh topeng warna hitam kontras dengan warna kulit mukanya yang pucat. Hanya bibir merah muda yang tak terlalu tebal dengan garis senyum yang nampak.

"Halo, Sir Blackwood. Panggil saja aku Amy. Bukan tamu penting di pesta dansa ini, jadi kurasa aku lebih senang menyepi di sini saja menikmati keindahan taman istana di malam hari. Aroma bunga mekar membuatku tenang," jawab Lady Amelia menyembunyikan identitasnya kepada lord muda yang menjadi tamu pesta di hadapannya.

"Hmm ... ide bagus. Lautan manusia itu juga membuatku pusing dengan aroma parfum para gadis bangsawan yang semerbak. Kurasa aku butuh sedikit udara segar," sahut pria muda itu mengangguk-anggukkan kepalanya setuju. 

Dia mengikuti arah pandangan Lady Amelia ke taman istana yang indah. Beberapa lampu taman menerangi semak-semak bunga yang terawat oleh tukang kebun kerajaan. "Ohh ... jadi Miss Amy ini penggemar bunga? Tunggu di sini ya!" 

Sang pangeran yang menyamar menjadi tamu pesta itu melompat turun lalu berlari kecil memotong setangkai bunga mawar Perancis merah muda yang sedang mekar dan menghilangkan duri-durinya dengan pisau belati yang tersimpan di sabuknya. Dia pun bergegas kembali ke tempat gadis tadi duduk lalu mengulurkan setangkai bunga indah itu. "Untukmu!" ucapnya.

"Wow, terima kasih, Sir Blackwood!" balas Lady Amelia menerima setangkai bunga mawar itu lalu mencium aromanya yang lembut. Dia tersenyum dan bertanya, "apakah aku harus membayarnya?"

Sang pangeran memerhatikan raut wajah gadis di balik topeng perak yang nampak familiar baginya seolah mereka pernah bertemu sebelumnya. "Panggil aku dengan namaku saja, William cukup. Dan sebuah dansa sederhana bersamamu akan sangat menyenangkan, Miss Amy. Bolehkah?" jawabnya tak melepaskan genggaman tangannya di tangan Lady Amelia.

"Baiklah—di sini atau—" 

Sang pangeran menarik tangan gadis itu hingga turun ke taman berumput pendek. "Di sini saja!" potong William yakin lalu meraih pinggang gadis itu hingga tubuh mereka saling menempel untuk melakukan langkah dansa pertama.

Di bawah indahnya cahaya rembulan purnama yang lembut dan sayup-sayup musik mini orkestra kedengaran dari aula istana mereka saling bertukar tatapan dalam langkah-langkah dansa Waltz sederhana. 

"Apa aku boleh tahu dimana rumahmu, Miss Amy?" selidik sang pangeran masih terus mengayunkan tubuh pasangan dansanya penuh percaya diri.

Lady Amelia merasa kebingungan bagaimana harus menjawab pertanyaan itu. Dia berusaha mengarang identitasnya. "Di Mayflower Village, aku anak asuh Madam Tania's Orphanage, Sir!" jawabnya.

"Ohh—begitukah? Aku akan berkunjung ke sana besok, apa boleh?" kejar William curiga.

"Umm ... tidak bisa, aku sekolah di Drakenville. Kau tak akan bisa menemukanku di rumah! Dan aku harus pulang sekarang. Terima kasih untuk dansa yang indah ini, Sir William Blackwood!" sergahnya cepat, Lady Amelia berusaha melarikan diri sebelum identitasnya yang sebenarnya terkuak.

Namun, sang pangeran tak ingin gadis buruannya kabur dengan mudah. Dia memeluk punggung Amy dan menangkup wajah gadis itu dengan telapak tangannya yang lebar. Sebuah ciuman lembut menghentikan protes yang nyaris meluncur dari bibir ranum merah ceri itu. 

Ribuan kupu-kupu seolah beterbangan di dalam perut Amy disertai degupan kencang jantungnya. Segala penolakan dan rasa kuatirnya seperti menguap begitu saja ketika dia larut dalam ciuman tiba-tiba dari pria yang merengkuhnya erat. Kedua kakinya goyah seakan-akan terbuat dari jelly, Lady Amelia segera melingkarkan kedua tangannya di leher sang pangeran. 

Ketika ciuman manis itu usai, keduanya bertatapan dari balik topeng yang mereka kenakan. "Siapa kau sebenarnya, Amy? Jujurlah kepadaku—" Sang pangeran ingin tahu kebenaran identitas gadis yang membuatnya penasaran.

Namun, saat akal sehat kembali ke dalam otak Lady Amelia, dengan segera dia menegakkan tubuhnya dan berkata, "Sepertinya aku telah lancang, Sir. Sampai jumpa di lain kesempatan!" Dia segera berlari masuk ke dalam aula istana dan mencari Lady Zemira untuk mengajak mamanya pulang dengan alasan tidak enak badan.

Sebuah kejar-kejaran di tengah lautan manusia yang berpesta di aula besar itu terjadi. Namun, langkah cepat kedua wanita Stormside itu menghilangkan jejak untuk sang pangeran yang kebingungan sedang mencari gadis pujaan hatinya.

Related chapters

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Pesona Sang Jenderal

    "Ohh ... sial, cepat sekali gadis itu berlari! Kemana dia?!" rutuk sang pangeran bertolak pinggang di ambang pintu keluar aula sambil celingukan mengamati beberapa kereta kuda yang bergerak meninggalkan halaman depan istana.Dari arah belakangnya seorang pria bertubuh tinggi tegap berlari-lari mendekati William. "Ada apa, Your Grace? Apakah ada yang tidak beres?" tanya pria itu saat sang pangeran membalik badannya."Begitulah, Sebastian ... nampaknya merpatiku lepas dan terbang menghilang!" ujar sang pangeran mengibaratkan anak dara yang dia sukai pergi meninggalkannya begitu saja.Namun, sang jenderal Wisteria Kingdom mengerutkan dahinya sembari melihat ke arah langit mencari bayangan burung merpati yang dimaksud oleh sang pangeran. "Kenapa malam-malam begini mencari merpati, Your Grace? Apa ingin berkirim surat kepada seseorang?" tanya Jenderal Sebastian Dalio penasaran.Mengetahui sang jenderal muda salah paham, William pun tertawa. "Ahh ... lupakan saja, Sebastian. Mungkin kami be

    Last Updated : 2023-02-12
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Hadiah Istimewa Dari Pangeran Ares

    Sebelum tertidur Lady Amelia berbaring di ranjangnya sambil memikirkan hari yang penuh petualangan sedari dia pulang sekolah tadi. Pelayan baru Kedai Bronson yang bernama Willy itu entah mengapa agak mencurigakan. Pemuda tadi tidak begitu cocok sebagai seorang yang bekerja sebagai pelayan kedai, ada aura keturunan bangsawan yang terpancar kuat dari caranya menatap dan bagaimana pemuda itu berbicara. Pekerja kasar dari rakyat jelata tidak seharusnya sesopan dan berkelas seperti Willy. Belum juga pikirannya usai menganalisa Willy si pelayan aneh, sosok Lord William Blackwood turut mengisi benaknya. Pria muda berdarah biru itu begitu romantis dan menyenangkan. Cara pria tadi menciumnya meninggalkan kesan yang mendalam. Lady Amelia tersenyum sendiri sembari menyentuh bibirnya dengan jemari tangannya teringat kelembutan bibir pria bangsawan tadi.Sayang sekali, ide menikah dengan segala kerumitannya membuat Amelia lebih memilih untuk kabur dari hadapan Lord William Blackwood. Lagi pula t

    Last Updated : 2023-02-13
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Bertemu Lagi Dengan Si Cantik

    Sebuah medali emas dengan grafir logo Drakenville digenggam oleh Lady Amelia sambil dia amat-amati saat duduk di dalam kereta kuda yang melaju kencang meninggalkan halaman belakang sekolahnya menuju ke Kedai Bronson. Setiap usai sekolah, gadis itu dan teman-teman dekatnya memang menghabiskan waktu senggang di sana."Apa yang harus kulakukan dengan medali emas ini? Kalau hanya menyimpannya sepertinya tidak akan berguna, bukan? Ahh ... dijual saja, uangnya bisa kudonasikan untuk anak-anak panti asuhan milik Madam Tania!" ujar Lady Amelia kepada dirinya sendiri sembari melihat kilau keemasan medali tebal bulat itu tertimpa sinar matahari yang menembus kaca jendela kereta kudanya.Setelah 20 menit berlalu, perjalanan kereta kuda pun usai. Jeffrey Ross mengetok bagian depan kereta seraya berseru, "Miss Amy, kita sudah sampai!" "Terima kasih, Jeff. Aku akan turun," jawabnya dari dalam kereta kuda lalu Lady Amelia membuka pintu. Dia meninggalkan koper sekolahnya di bangku kereta dan hanya m

    Last Updated : 2023-02-13
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Sebuah Donasi Besar

    "Bravo, Miss Amy!" teriak Jeffrey Ross dengan tercengang saat dia melihat nona mudanya melambaikan tangan di atas benteng setinggi 50 meter setelah gadis itu memanjatnya dengan bantuan tali tambang.Setelah mencopot tali tambang yang tadi dia lemparkan hingga melingkari batu dinding benteng, Lady Amelia menggulung tali tambang itu dengan rapi lalu mengikatnya sebelum melemparkannya ke bawah dimana kusir kereta kudanya berada. Dia lalu berjalan santai menuruni tangga menuju ke pintu keluar samping benteng yang minim penjagaan itu. Wisteria Kingdom sudah lama memang tidak pernah terlibat perang dengan negara tetangga. Prajurit yang masih tersisa lebih banyak yang berusia di atas 30 tahun dibanding yang masih remaja. Setelah menemui Jeffrey Ross, nona muda keluarga Stormside itu pun berkata, "Tubuhku ringan, itulah sebabnya tak ada kesulitan untuk memanjat dengan tali, Jeff. Lagi pula kakiku menapak di tembok pastinya itu teknik yang bagus untuk menambah kecepatanku naik ke atas.""Wow

    Last Updated : 2023-02-13
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Taruhan Si Kerempeng dan Si Kekar

    Tidak mencukur wajah selama beberapa hari membuat wajah sang pangeran dari Wisteria Kingdom tersamarkan seperti buruh kalangan rakyat jelata. Pangeran William sengaja mengenakan pakaian dari bahan kain longgar yang warnanya sudah memudar. Hari ini adalah hari pertama turnamen ketangkasan 5 tahunan yang diadakan Wisteria Kingdom dan Drakenville Kingdom. Dia sengaja menyamar sebagai pemuda biasa untuk sekadar berkompetisi secara sportif dengan peserta lainnya. Ketika Pangeran William melewati taman istana menuju ke dinding depan benteng istana, dia berpapasan dengan Jenderal Sebastian Dalio. Sedikit menyembunyikan rasa gelinya, sang jenderal menyapa sang pangeran, "Selamat pagi, Your Grace. Hari yang cerah untuk berkompetisi!" "Pagi yang segar, Jenderal! Oya, jangan panggil aku dengan gelarku, cukup Willy saja, oke?" balas Pangeran William sambil berjalan cepat menuju ke lokasi turnamen babak pertama."Apa tidak masalah seperti itu, Pangeran? Ehh—Willy?" ujar Jenderal Sebastian ragu

    Last Updated : 2023-02-13
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Hati yang Berkejar-kejaran

    Pengumuman peserta yang lolos ke babak kedua turnamen ketangkasan 5 tahunan dibacakan oleh Jenderal Sebastian Dalio di panggung yang dibangun di depan tembok luar benteng istana yang digunakan sebagai base camp panitia dari dua kerajaan yang berkompetisi bersama.Jenderal Jason Oliviera dari Drakenville Kingdom duduk di samping kursi yang ditempati oleh Perdana Menteri Alexei Stormside. Beliau berbincang dengan volume pelan mengenai hasil peserta lolos babak kedua yang berimbang dari Wisteria dan Drakenville Kingdom. Selain itu Jenderal Jason juga bertugas mengantarkan Puteri Alea Briggita Kincaid yang akan tinggal sementara di istana Wisteria sebagai tamu kerajaan."Your Lordship Stormside, saya ingin menitipkan Puteri Alea kepada Anda. Beliau akan tinggal di istana Wisteria hingga akhir turnamen," ujar Jenderal Jason Oliviera dengan nada serius, dia sendiri harus pulang petang ini ke Drakenville bersama Pangeran Ares Kincaid dengan naik kuda dikawal sekompi prajurit pengawal berpang

    Last Updated : 2023-02-15
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Puteri Alea yang Angkuh dan Manja

    "Your Grace, perkenalkan ini puteri tuan perdana menteri. Nama beliau adalah Lady Amelia Stormside," tutur Marsha Steinfield yang mendapat tugas melayani Tuan Puteri Alea Briggita Kincaid selama tinggal di istana Wisteria Kingdom.Sang puteri sedang duduk di depan cermin rias mendandani dirinya dengan perona bibir merah jambu. Dia akan makan malam bersama Pangeran William Lancester dan juga berencana untuk memaksanya menemani berjalan-jalan di taman seusai makan malam nanti.Puteri Alea melirik wajah Lady Amelia dari pantulan bayangan cermin karena dia sedang memunggungi semua orang di kamar tidur nan luas itu. Dia memicingkan matanya tak senang, dia mengenali wajah gadis yang ternyata adalah puteri Alexei Stormside. Mereka satu sekolah di Drakenville dan Lady Amelia cukup populer di mata siswa laki-laki.Pikiran negatif Puteri Alea membuatnya iri dengan kecantikan Lady Amelia. Dia kuatir bila Pangeran William melihat gadis itu justru calon raja incarannya akan menaksir Lady Amelia da

    Last Updated : 2023-02-17
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Menolak Menjadi Calon Ratu Drakenville

    Setelah membolos sekolah sehari untuk mengikuti turnamen ketangkasan 5 tahunan, Lady Amelia kembali masuk sekolah dan dia segera mengejar ketertinggalan pelajarannya di hari kemarin. Saat teman-temannya ramai bercanda di kelas sembari menunggu guru mereka masuk memberikan pelajaran pagi, Lady Amelia menyalin catatan teman dekatnya Queenta Larson yang selalu rajin memerhatikan pengajaran guru di kelas. "Amy, tumben sekali kau meliburkan diri dari sekolah. Apa ada acara penting kemarin?" tanya Queenta santai sambil mengamati kawannya itu menulis di buku dengan cepat.Lady Amelia menjawab dengan volume suara pelan sambil terus menulis, "Aku mengikuti turnamen ketangkasan 5 tahunan, Queenta. Dan kabar baiknya aku lolos babak selanjutnya yaitu memanah jitu. Doakan agar aku berhasil lolos babak ketiga. Aku butuh hadiahnya untuk didonasikan ke panti asuhan.""Wow, itu keren! Selamat dan semoga berhasil kalau begitu, Sobat. Aku hanya tak mampu membayangkan betapa sulitnya bersaing dengan pa

    Last Updated : 2023-02-19

Latest chapter

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Sebuah Epiphany yang Indah (THE END)

    Musim dingin yang panjang mulai berganti menjadi musim semi dimana tunas-tunas tumbuhan bermunculan di permukaan bumi usai tertutupi salju yang mencair dan menguap terkena sinar matahari. Kehamilan sang ratu pun telah sampai pada bulan-bulan akhir jelang kelahiran anak pertamanya. Dan Istana Wisteria begitu tak sabar menyambut kehadiran calon penerus tahta berikutnya. Keseharian Ratu Amelia Lancester diisi dengan banyak kegiatan kunjungan ke fasilitas publik serta acara sosial mewakili keluarga kerajaan Wisteria.Dia merasa bahwa pendidikan di Wisteria Kingdom terlalu bergantung kepada Drakenville karena memang fasilitas serta tenaga pengajar yang ada masih kurang. Ratu Amelia senang berdiskusi hal-hal menarik yang membawa kemajuan untuk negerinya bersama sang raja. Hingga suatu hari Raja William Lancester membuat sebuah terobosan baru untuk membangun sekolah yang mirip seperti Drakenville National School. "Amy, sesuai pembicaraan kita sebelumnya aku telah membuat beberapa pengatur

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Romansa Di Musim Dingin

    Angin musim dingin memang berhembus membekukan tulang bagi banyak orang. Namun, banyak pasangan pengantin baru yang menikah sebelum memasuki musim yang dibenci sebagian orang karena begitu menyiksa dengan suhu di bawah 0° Celcius. Jenderal Jason Oliviera yang menikahi Sersan Yuna Almeira adalah salah satu pasangan yang beruntung itu. Di musim salju kali ini dia memiliki partner untuk menghalau rasa dingin sepulang bertugas di luar rumah. Istri yang baru dinikahinya itu mempunyai semangat yang bagus berkaitan dengan kehidupan di balik pintu kamar tidur mereka. Sama seperti ketika sore ini sepulang acara pembubaran panitia royal wedding Pangeran Ares dan Lady Queenta."Hai, Tuan Jenderal yang tampan. Bagaimana harimu?" sapa Yuna sembari membantu melepaskan jubah jenderal besar Drakenville berbahan kain Kashmere yang dikenakan suaminya."Hai, Istriku yang jelita. Hari yang melelahkan seperti biasa ditambah cuaca buruk yang melengkapi skala sebuah hari menyebalkan," jawab Jenderal Jason

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Sang Duke Muda dan Gadis Kecil

    Rombongan kereta tamu undangan dari Wisteria Kingdom sampai di depan Istana Drakenville yang megah. Raja William Lancester bersama Ratu Amelia turun dari kereta kencana memasuki istana yang indah dengan hiasan patung pahatan artistik dan bunga-bunga segar dekorasi yang meriah.Di ruang tamu istana Pangeran Ares dan Lady Queenta Larson sendiri yang menyambut kedatangan tamu dari Wisteria Kingdom. Keluarga Larson mendapat gelar kehormatan bangsawan karena akan menjadi besan keluarga kerajaan."Selamat datang, Your Majesty. Lama tak bersua, semoga kabar Anda dan keluarga baik-baik saja!" sambut Pangeran Ares dengan pelukan hangat untuk Raja William."Terima kasih atas penyambutan Anda, Pangeran Ares. Jadi apa segala persiapan pesta royal wedding telah lengkap?" sahut raja Wisteria sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan istana yang megah itu.Pangeran Ares pun menjawab, "Segalanya telah siap untuk besok pagi. Hari ini mungkin sebaiknya digunakan untuk beristirahat saja di

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Musim Dingin dan Kenangan

    "Amy, selamat atas pernikahanmu dengan sang pangeran. Kalian berdua sama-sama beruntung memiliki satu sama lain," ucap Madam Tania usai menerima donasi besar dari Ratu Amelia Lancester.Wanita muda yang telah mendampingi Raja William Lancester naik tahta baru-baru ini pun menjawab, "Terima kasih, Madam Tania. Kuharap bantuan dariku akan sanggup untuk menolong anak-anak di panti asuhan ini melewati musim dingin yang akan tiba sebentar lagi. Angin yang dingin menusuk tulang mulai berhembus bukan?" "Kau benar, Amy. Bersyukur atas segala kebaikanmu untuk kami di sini. Dan sampaikan salam hangat kami untuk paduka raja. Beliau pemimpin muda Wisteria yang luar biasa, banyak kemajuan kesejahteraan rakyat di pedesaan yang terjadi semenjak beliau menggantikan mendiang Raja Alderan," puji Madam Tania penuh syukur.Amy pun menjawab dengan rasa bangga, "Akan kusampaikan salam kalian pastinya. Suamiku itu memang seorang pemimpin yang luar biasa. Beliau pekerja keras yang berhati mulia.""Lihatlah

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Wisteria Royal Wedding Day

    Sebelum musim dingin tiba Pangeran William Lancester menemui baginda raja yang kondisinya agak berat untuk bertahan lebih lama. Di dalam kamar peristirahatan Raja Alderan Lancester, ada perdana menteri Wisteria dan juga beberapa petinggi militer di sana."Puteraku, kudengar kau telah menemukan calon istrimu. Kerja bagus, Nak. Sebaiknya segeralah kalian berdua menikah sebelum aku tak mampu memberikan restuku lagi," titah paduka raja dengan napas yang berat sambil berbaring di ranjang kebesarannya.Memang itu hal yang ingin dia bicarakan dengan ayahandanya, sang pangeran pun menjawab, "Baik, Ayah. Aku akan meminta pegawai istana untuk segera menyiapkan acara pernikahan tersebut. Bertahanlah lebih lama lagi untuk menyaksikan kebahagiaan puteramu ini, Baginda Raja!""Segera lakukan persiapan untuk holy matrimony hari ini juga di kamar peristirahatanku. Pesta perayaan pernikahan itu bisa menyusul nanti, aku pun tak akan bisa duduk menghadirinya. Uhuk ... uhuk ...," desak Raja Alderan seray

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Sebuah Kisah Cinderella yang Berbeda

    "Bagaimana sekolahmu, Queenta?" tanya Tuan Robert Larson ketika makan malam bersama dengan keluarga besar Larson.Gadis itu menghentikan makan malamnya dan menjawab, "Segalanya lancar dan baik-baik saja, Pa. Bulan depan kami akan naik kelas tingkat akhir di senior highschool.""Ohh, bagus kalau begitu, Nak. Belajarlah yang rajin agar dapat meneruskan bisnis keluarga Larson nantinya," nasihat ayah Queenta lalu ia pun meneruskan makan malam dan membiarkan anggota keluarga lainnya berbincang di meja makan.Ketika hidangan penutup dihidangkan di meja makan, Harvey menghampiri Tuan Robert Larson di kepala meja makan dan berbisik, "Sir, ada rombongan dari kerajaan Drakenville yang ingin menemui Anda, nyonya, dan nona muda."Alis ayah Queenta berjengit sedikit terkejut. Dia lalu berkata kepada Harvey, "Persilakan mereka duduk dulu di ruang tamu. Aku akan segera menemui mereka bersama anak dan istriku!" Dia pun memberi tahu Minerva Larson dan puterinya agar ikut menemui rombongan dari Drakenv

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Jatuh Cinta pada Pribadi yang Sama

    Saat yang dinantikan oleh para penonton di tribun amphitheater Wisteria Kingdom pun tiba. Tiga pasang peserta terakhir yang saling berhadapan di bak lumpur akan diadu seberapa cepat mereka menjatuhkan lawan. Kali ini selain wasit utama yaitu Sir Philip Fidelis, kedua jenderal muda daei Wisteria dan Drakenville membantu mengawasi jalannya babak putaran terakhir turnamen ketangkasan 5 tahunan tersebut.Jenderal Sebastian Dalio berdiri di sisi samping sang pangeran dan Alexander Banning. Dia yang bertugas mengawasi pasangan peserta itu. Ketika Sir Philip Fidelis berseru 'mulai' maka ketiga pasangan peserta gulat lumpur segera beraksi dengan kekuatan serta strategi mereka masing-masing.Namun, Alex yang merasa dia tak akan ada peluang mengalahkan Willy menahan serangan dengan melangkah mundur di bak lumpur. Sedangkan, sang pangeran berbisik di samping telinga Alex, "Dorong aku, kali ini aku akan mengalah untukmu, Sobat!"Alexander Banning sudah mengetahui kemungkinan itu adalah satu-satu

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Senyum Misterius Sang Pangeran

    "Zemira, hari ini aku akan berada di amphitheater untuk menyaksikan babak final turnamen ketangkasan 5 tahunan, apa kau ingin menemaniku ke sana?" tanya Alexei Stormside ketika keluarga kecilnya sedang sarapan pagi.Lady Zemira pun menjawab, "Tentu, Suamiku. Aku tidak memiliki janji temu dengan siapa pun hari ini. Pukul berapa kamu berangkat ke amphitheater?""Seusai sarapan pagi saja karena aku harus memberikan pidato sambutan sebelum babak final digelar. Aku akan menunggumu bersiap sebentar, Darling!" ujar sang perdana menteri dengan mesra kepada Lady Zemira Stormside.Mendengar perbincangan kedua orang tuanya Lady Amelia pun menjadi gugup, dia tak menyangka bahwa hari ini dia akan bertanding di turnamen babak final disaksikan papa mamanya sekaligus. Dia pun menghela napas dalam-dalam lalu mengakhiri sarapannya, hilang sudah napsu makannya. "Pa, Ma, aku harus berangkat ke sekolah sekarang. Sampai jumpa nanti!" pamit gadis itu lalu mengecup punggung tangan kedua orang tuanya bergant

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Pertemuan Penting Dua Calon Raja

    Pagi itu ketika fajar pagi merekah di langit Drakenville dan Wisteria, kedua pangeran yang memiliki kepentingan yang belum selesai terkait pernikahan mereka masing-masing akan bertemu di Pavilliun Phoenix. Namun, perbedaannya ada di hati Pangeran Ares Kincaid telah berpaling dari Lady Amelia Stormside, sedangkan hati Pangeran William Lancester tetap menuju ke gadis yang telah dicintainya sejak semula. Dan sang pangeran Wisteria belum mengetahui perubahan itu."Jenderal Sebastian, apa yang sebaiknya aku jadikan alasan tentang lamaranku untuk Lady Amelia?" tanya Pangeran William gundah. Dia kuatir kakak dari Puteri Alea tersebut akan mengamuk dan membuat situasi damai kedua kerajaan menjadi berselisih.Maka jenderal muda Wisteria tersebut memberikan nasihatnya, "Your Grace, ada baiknya bila Anda pura-pura tidak mengetahui alasan kedatangan Pangeran Ares dan menyambutnya dengan tangan terbuka. Kita dengarkan dahulu apa saja yang beliau kehendaki dari pertemuan ini.""Ahh ... itu saran y

DMCA.com Protection Status