Beranda / Fantasi / Sayembara Cinta Sang Pangeran / Mendaftar Turnamen Ketangkasan 5 Tahunan

Share

Mendaftar Turnamen Ketangkasan 5 Tahunan

Penulis: agneslovely2014
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-03 11:35:32

Saat sedang berada dalam perjalanan pulang dengan kereta kuda menuju ke Georgiatown, ibu kota Wisteria Kingdom, Lady Amelia Stormside membuka jendela depan kereta yang ada di balik punggung kusir. Dia mengobrol dengan Jeffrey Ross, sobat sekaligus kusirnya.

"Kasihan sekali anak-anak di panti asuhan itu, Jeff. Sayang sekali aku tak punya banyak uang untuk disumbangkan," ujar Amelia dengan tatapan sayu memandangi jalanan di depan kereta kuda dari jendela itu.

Jeffrey pun menyahut, "Miss Amy, apa Anda sudah mendengar mengenai turnamen ketangkasan 5 tahunan yang diadakan kerajaan Wisteria dan Drakenville sebentar lagi? Hadiahnya total 1 juta Lira, kurasa juara harapan pun akan mendapat uang yang lumayan besar nilainya!"

Seolah mendapat kabar suka cita dari malaikat, wajah Amelia berbinar-binar. Dia pun berkata, "Apa pesertanya harus mendaftar terlebih dahulu, Jeff? Antarkan aku sekarang untuk mendaftar kalau iya!"

Kusir kereta kuda itu tertawa kencang terbawa oleh angin yang berhembus melawan arah kereta, Jeffrey menjawab, "Tentu saja, Miss Amy. Aku suka semangatmu! Sepertinya pendaftarannya di gedung markas prajurit kerajaan, kuharap belum tutup karena senja mulai turun!" Pemuda 18 tahun itu menghela tali kekang kedua kudanya agar berlari lebih kencang menuju ke arah Georgiatown.

Langit masih berwarna ungu bersemburat jingga keemasan ketika kereta kuda keluarga Stormside berhenti di halaman depan gedung markas prajurit kerajaan Wisteria. Lady Amelia bergegas turun dari kereta kuda dan dengan ditemani oleh Jeffrey Ross, dia masuk ke bangunan batu 3 lantai itu. 

Seorang pria berseragam prajurit warna merah maroon menyapa mereka berdua, "Selamat sore, apa ada yang bisa saya bantu?" 

Jeffrey pun mengambil inisiatif untuk bicara mewakili nona mudanya. Turnamen ketangkasan itu ditujukan untuk peserta pria sebenarnya dan dia lupa memberi tahukan hal itu kepada Amelia tadi. "Tuan, kami ingin mendaftar sebagai peserta turnamen ketangkasan 5 tahunan. Apa masih bisa?" ujarnya.

Pria berusia awal 30 tahunan itu mengamati Lady Amelia lalu menjawab, "Hanya untuk laki-laki, tidak untuk perempuan apalagi yang lemah! Turnamen ini melibatkan adu fisik yang beringas, kami punya aturan ketat agar tidak ada yang merasa dirugikan."

"Saya mendaftar mewakili kakakku yang sibuk di peternakan sapi perah, Tuan. Dia sedang memerah sapi betina sore ini, jadi saya yang ikut dengan Jeff untuk memastikan namanya terdaftar," jawab Lady Amelia dengan cerdik. Dia melirik Jeffrey Ross sembari tersenyum bersekongkol.

"Benar, Tuan. Kakak nona ini sahabat kentalku, dia pasti menang di turnamen ketangkasan kali ini!" timpal Jeffrey berusaha meyakinkan prajurit itu.

Mendengar optimisme remaja laki-laki itu, prajurit itu pun tertawa terbahak-bahak. Dia lalu menyodorkan formulir sebanyak 2 lembar untuk diisi oleh Jeffrey dan Lady Amelia. "Berharap boleh-boleh saja. Nah ... ini, isi formulir masing-masing. Cepatlah, waktu kalian 5 menit saja karena aku akan berganti shift jaga sebentar lagi!" tuturnya.

Ketika Amelia membaca jenis lomba yang harus diikuti di turnamen ketangkasan 5 tahunan itu, dia merasa sanggup melakukannya dengan baik. Memanjat tali dengan cepat, memanah, berkuda, adu lembing, dan gulat lumpur, semuanya bisa dia lakukan. Segera saja gadis itu mengisi data diri peserta, dia menuliskan namanya sebagai Alexander Banning. Entah siapa itu yang terpenting dia terdaftar menjadi pria itu sebagai peserta lomba.

"Sudah, Tuan!" ucap Amelia menyodorkan kertas formulirnya bersama milik Jeffrey Ross. 

"Oke, Alexander Banning dan Jeffrey Ross ya? Baiklah, katakan kepada kakakmu, Gadis Kecil, turnamennya akan diadakan besok lusa mulai pukul 09.00 pagi. Jangan terlambat!" pesan prajurit itu seraya menyimpan kedua lembar formulir tadi di laci meja pendaftaran bersama formulir peserta lainnya.

"Baik, Tuan. Terima kasih, kami permisi dulu," sahut Amelia membungkukkan badannya lalu menarik tangan Jeffrey Ross untuk keluar dari gedung itu.

Mereka pun berkendara pulang ke kediaman Stormside yang megah. Langit semakin gelap, Amelia tak ingin dimarahi oleh ibundanya karena pulang terlalu petang. Namun, sepertinya kali ini dia tak akan lolos dari omelan karena Lady Zemira Stormside telah berdiri menunggu puterinya di depan teras rumahnya.

Saat Amelia menginjakkan kakinya ke tanah turun dari kereta, dia lalu bertemu pandang dengan ibundanya. "Hai Mama, sedang apa di teras depan sendirian?" sapa gadis itu ceria tanpa merasa bersalah.

"Menunggu kepulangan puteriku tentunya, kita mendapat undangan pesta dansa di istana, Amy. Kenapa kau pulang terlambat sekali?! Kau belum mandi dan berdandan, sedangkan para puteri bangsawan lainnya mungkin telah naik kereta untuk berangkat ke istana saat ini!" Lady Zemira Stormside bergegas menarik masuk puterinya ke dalam rumah menuju ke kamar tidur Amelia.

Sebenarnya pesta dansa di kalangan bangsawan sudah menjadi makanan sehari-hari gadis lajang sepertinya, hanya saja karena ini yang mengundang adalah baginda raja sendiri, kesannya menjadi istimewa. Konon kabarnya pangeran putera tunggal mendiang permaisuri baru saja dipanggil pulang ke Wisteria Kingdom dan sedang mencari calon istri.

"Amy, kau harus berdandan istimewa malam ini. Siapa tahu pangeran akan mengajakmu berdansa—itu akan menjadi kesempatan untuk mendapat jodoh yang luar biasa bukan?" celoteh Lady Zemira sembari menunggui puteri tunggalnya mandi di bak mandi air hangat wangi yang terletak di balik papan kayu berukir.

Puterinya yang mendengar perkataan Lady Zemira memutar bola matanya. Dia masih ingin bebas bersekolah dan juga bermain bersama teman-temannya. Ibundanya agak terlalu ambisius bila mengharapkan menantu seorang pangeran, pikirnya dalam diam.

"Amy, ayo—kau lama sekali mandinya!" seru Lady Zemira bersedekap sembari berdecak tak sabar.

"Oke, Mama. Aku sudah keluar dari bak dan mengeringkan badanku. Bisakah Osilda membantuku berpakaian di sini?" jawab Amelia yang sedang menghanduki badannya sehabis mandi.

Lady Zemira segera menyuruh pelayan pribadi Amelia untuk membantu puterinya berpakaian. "Osilda, lakukan dengan cepat. Jarum jam terus berputar dan kita kehabisan waktu!" lecut nyonya besar Stormside tak sabar sambil duduk di sofa kamar tidur anaknya.

Ketika Amelia melangkah keluar dari balik papan kayu berukir itu, sepasang mata ungu yang identik dengan miliknya berbinar-binar menatapnya dengan kagum. "Puteriku begitu memesona, kurasa pangeran tak akan melewatkanmu, Sayang!" pujinya sembari menarik tangan Amelia untuk duduk di depan cermin rias. Lady Zemira sendiri yang akan mendandani puterinya agar tampil secantik bunga mawar Perancis yang sedang mekar.

Bedak yang berwarna krem menghaluskan tampilan seraut wajah oval berbentuk hati itu, dan maskara hitam menegaskan kelentikan bulu matanya. Bibir ranum itu dipulas dengan lipstick berwarna merah jambu hingga tampak penuh menggoda setiap mata yang melihatnya untuk menciumnya. Lady Zemira tahu bagaimana caranya menonjolkan kecantikan paras puterinya.

"Luar biasa, Amy. Kuharap malam ini akan menjadi malam yang indah untukmu dan juga pangeran tentunya. Mama yakin dia akan jatuh cinta ketika menatap wajahmu, Kesayanganku," ujar Lady Zemira seraya menatap puterinya yang telah selesai ia dandani.

Gadis dari keluarga Stormside itu menatap pantulan bayangan dirinya di dalam cermin dan tersenyum. Sekalipun Amelia belum pernah bertemu dengan Pangeran William, tetapi dia berharap pemuda itu pun tak kalah memesona baginya. 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kiki Sulandari
Apakah Amelia akan memenangkan lomba ketangkasan itu demi membantu panti asuhan?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Wajah Di Balik Topeng

    Separuh wajah Lady Amelia Stormside tertutupi oleh topeng perak dengan hiasan bulu-bulu angsa lembut berwarna putih. Dia menuruni undakan kereta kuda milik keluarga Stormside setelah Lady Zemira turun terlebih dahulu.Ayah Lady Amelia yaitu tuan perdana mentri Alexei Stormside sudah berangkat terlebih dahulu ke istana sejak sore sebelum puterinya pulang ke rumah. Sekalipun ia tahu tujuan diadakan pesta dansa malam ini tak lain untuk mencarikan jodoh penerus raja Wisteria Kingdom. Namun, Alexei tak ingin menggunakan kedudukannya untuk menyodorkan puterinya sebagai calon istri sang pangeran. Dia kuatir Amelia tak cocok dengan apa yang didambakan oleh Pangeran William Lancester. Kriteria calon istri pangeran sangat tidak jelas karena pemuda itu bersikeras ingin mencari sendiri gadis yang akan dipilihnya."Ayo kita masuk, Amy. Kurasa teman-teman sepermainanmu pun sudah ada di dalam aula istana. Bertingkahlah sopan dan anggun, jangan buat Mama papa kecewa!" pesan Lady Zemira menggandeng l

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-12
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Pesona Sang Jenderal

    "Ohh ... sial, cepat sekali gadis itu berlari! Kemana dia?!" rutuk sang pangeran bertolak pinggang di ambang pintu keluar aula sambil celingukan mengamati beberapa kereta kuda yang bergerak meninggalkan halaman depan istana.Dari arah belakangnya seorang pria bertubuh tinggi tegap berlari-lari mendekati William. "Ada apa, Your Grace? Apakah ada yang tidak beres?" tanya pria itu saat sang pangeran membalik badannya."Begitulah, Sebastian ... nampaknya merpatiku lepas dan terbang menghilang!" ujar sang pangeran mengibaratkan anak dara yang dia sukai pergi meninggalkannya begitu saja.Namun, sang jenderal Wisteria Kingdom mengerutkan dahinya sembari melihat ke arah langit mencari bayangan burung merpati yang dimaksud oleh sang pangeran. "Kenapa malam-malam begini mencari merpati, Your Grace? Apa ingin berkirim surat kepada seseorang?" tanya Jenderal Sebastian Dalio penasaran.Mengetahui sang jenderal muda salah paham, William pun tertawa. "Ahh ... lupakan saja, Sebastian. Mungkin kami be

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-12
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Hadiah Istimewa Dari Pangeran Ares

    Sebelum tertidur Lady Amelia berbaring di ranjangnya sambil memikirkan hari yang penuh petualangan sedari dia pulang sekolah tadi. Pelayan baru Kedai Bronson yang bernama Willy itu entah mengapa agak mencurigakan. Pemuda tadi tidak begitu cocok sebagai seorang yang bekerja sebagai pelayan kedai, ada aura keturunan bangsawan yang terpancar kuat dari caranya menatap dan bagaimana pemuda itu berbicara. Pekerja kasar dari rakyat jelata tidak seharusnya sesopan dan berkelas seperti Willy. Belum juga pikirannya usai menganalisa Willy si pelayan aneh, sosok Lord William Blackwood turut mengisi benaknya. Pria muda berdarah biru itu begitu romantis dan menyenangkan. Cara pria tadi menciumnya meninggalkan kesan yang mendalam. Lady Amelia tersenyum sendiri sembari menyentuh bibirnya dengan jemari tangannya teringat kelembutan bibir pria bangsawan tadi.Sayang sekali, ide menikah dengan segala kerumitannya membuat Amelia lebih memilih untuk kabur dari hadapan Lord William Blackwood. Lagi pula t

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Bertemu Lagi Dengan Si Cantik

    Sebuah medali emas dengan grafir logo Drakenville digenggam oleh Lady Amelia sambil dia amat-amati saat duduk di dalam kereta kuda yang melaju kencang meninggalkan halaman belakang sekolahnya menuju ke Kedai Bronson. Setiap usai sekolah, gadis itu dan teman-teman dekatnya memang menghabiskan waktu senggang di sana."Apa yang harus kulakukan dengan medali emas ini? Kalau hanya menyimpannya sepertinya tidak akan berguna, bukan? Ahh ... dijual saja, uangnya bisa kudonasikan untuk anak-anak panti asuhan milik Madam Tania!" ujar Lady Amelia kepada dirinya sendiri sembari melihat kilau keemasan medali tebal bulat itu tertimpa sinar matahari yang menembus kaca jendela kereta kudanya.Setelah 20 menit berlalu, perjalanan kereta kuda pun usai. Jeffrey Ross mengetok bagian depan kereta seraya berseru, "Miss Amy, kita sudah sampai!" "Terima kasih, Jeff. Aku akan turun," jawabnya dari dalam kereta kuda lalu Lady Amelia membuka pintu. Dia meninggalkan koper sekolahnya di bangku kereta dan hanya m

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Sebuah Donasi Besar

    "Bravo, Miss Amy!" teriak Jeffrey Ross dengan tercengang saat dia melihat nona mudanya melambaikan tangan di atas benteng setinggi 50 meter setelah gadis itu memanjatnya dengan bantuan tali tambang.Setelah mencopot tali tambang yang tadi dia lemparkan hingga melingkari batu dinding benteng, Lady Amelia menggulung tali tambang itu dengan rapi lalu mengikatnya sebelum melemparkannya ke bawah dimana kusir kereta kudanya berada. Dia lalu berjalan santai menuruni tangga menuju ke pintu keluar samping benteng yang minim penjagaan itu. Wisteria Kingdom sudah lama memang tidak pernah terlibat perang dengan negara tetangga. Prajurit yang masih tersisa lebih banyak yang berusia di atas 30 tahun dibanding yang masih remaja. Setelah menemui Jeffrey Ross, nona muda keluarga Stormside itu pun berkata, "Tubuhku ringan, itulah sebabnya tak ada kesulitan untuk memanjat dengan tali, Jeff. Lagi pula kakiku menapak di tembok pastinya itu teknik yang bagus untuk menambah kecepatanku naik ke atas.""Wow

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Taruhan Si Kerempeng dan Si Kekar

    Tidak mencukur wajah selama beberapa hari membuat wajah sang pangeran dari Wisteria Kingdom tersamarkan seperti buruh kalangan rakyat jelata. Pangeran William sengaja mengenakan pakaian dari bahan kain longgar yang warnanya sudah memudar. Hari ini adalah hari pertama turnamen ketangkasan 5 tahunan yang diadakan Wisteria Kingdom dan Drakenville Kingdom. Dia sengaja menyamar sebagai pemuda biasa untuk sekadar berkompetisi secara sportif dengan peserta lainnya. Ketika Pangeran William melewati taman istana menuju ke dinding depan benteng istana, dia berpapasan dengan Jenderal Sebastian Dalio. Sedikit menyembunyikan rasa gelinya, sang jenderal menyapa sang pangeran, "Selamat pagi, Your Grace. Hari yang cerah untuk berkompetisi!" "Pagi yang segar, Jenderal! Oya, jangan panggil aku dengan gelarku, cukup Willy saja, oke?" balas Pangeran William sambil berjalan cepat menuju ke lokasi turnamen babak pertama."Apa tidak masalah seperti itu, Pangeran? Ehh—Willy?" ujar Jenderal Sebastian ragu

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Hati yang Berkejar-kejaran

    Pengumuman peserta yang lolos ke babak kedua turnamen ketangkasan 5 tahunan dibacakan oleh Jenderal Sebastian Dalio di panggung yang dibangun di depan tembok luar benteng istana yang digunakan sebagai base camp panitia dari dua kerajaan yang berkompetisi bersama.Jenderal Jason Oliviera dari Drakenville Kingdom duduk di samping kursi yang ditempati oleh Perdana Menteri Alexei Stormside. Beliau berbincang dengan volume pelan mengenai hasil peserta lolos babak kedua yang berimbang dari Wisteria dan Drakenville Kingdom. Selain itu Jenderal Jason juga bertugas mengantarkan Puteri Alea Briggita Kincaid yang akan tinggal sementara di istana Wisteria sebagai tamu kerajaan."Your Lordship Stormside, saya ingin menitipkan Puteri Alea kepada Anda. Beliau akan tinggal di istana Wisteria hingga akhir turnamen," ujar Jenderal Jason Oliviera dengan nada serius, dia sendiri harus pulang petang ini ke Drakenville bersama Pangeran Ares Kincaid dengan naik kuda dikawal sekompi prajurit pengawal berpang

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-15
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Puteri Alea yang Angkuh dan Manja

    "Your Grace, perkenalkan ini puteri tuan perdana menteri. Nama beliau adalah Lady Amelia Stormside," tutur Marsha Steinfield yang mendapat tugas melayani Tuan Puteri Alea Briggita Kincaid selama tinggal di istana Wisteria Kingdom.Sang puteri sedang duduk di depan cermin rias mendandani dirinya dengan perona bibir merah jambu. Dia akan makan malam bersama Pangeran William Lancester dan juga berencana untuk memaksanya menemani berjalan-jalan di taman seusai makan malam nanti.Puteri Alea melirik wajah Lady Amelia dari pantulan bayangan cermin karena dia sedang memunggungi semua orang di kamar tidur nan luas itu. Dia memicingkan matanya tak senang, dia mengenali wajah gadis yang ternyata adalah puteri Alexei Stormside. Mereka satu sekolah di Drakenville dan Lady Amelia cukup populer di mata siswa laki-laki.Pikiran negatif Puteri Alea membuatnya iri dengan kecantikan Lady Amelia. Dia kuatir bila Pangeran William melihat gadis itu justru calon raja incarannya akan menaksir Lady Amelia da

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-17

Bab terbaru

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Sebuah Epiphany yang Indah (THE END)

    Musim dingin yang panjang mulai berganti menjadi musim semi dimana tunas-tunas tumbuhan bermunculan di permukaan bumi usai tertutupi salju yang mencair dan menguap terkena sinar matahari. Kehamilan sang ratu pun telah sampai pada bulan-bulan akhir jelang kelahiran anak pertamanya. Dan Istana Wisteria begitu tak sabar menyambut kehadiran calon penerus tahta berikutnya. Keseharian Ratu Amelia Lancester diisi dengan banyak kegiatan kunjungan ke fasilitas publik serta acara sosial mewakili keluarga kerajaan Wisteria.Dia merasa bahwa pendidikan di Wisteria Kingdom terlalu bergantung kepada Drakenville karena memang fasilitas serta tenaga pengajar yang ada masih kurang. Ratu Amelia senang berdiskusi hal-hal menarik yang membawa kemajuan untuk negerinya bersama sang raja. Hingga suatu hari Raja William Lancester membuat sebuah terobosan baru untuk membangun sekolah yang mirip seperti Drakenville National School. "Amy, sesuai pembicaraan kita sebelumnya aku telah membuat beberapa pengatur

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Romansa Di Musim Dingin

    Angin musim dingin memang berhembus membekukan tulang bagi banyak orang. Namun, banyak pasangan pengantin baru yang menikah sebelum memasuki musim yang dibenci sebagian orang karena begitu menyiksa dengan suhu di bawah 0° Celcius. Jenderal Jason Oliviera yang menikahi Sersan Yuna Almeira adalah salah satu pasangan yang beruntung itu. Di musim salju kali ini dia memiliki partner untuk menghalau rasa dingin sepulang bertugas di luar rumah. Istri yang baru dinikahinya itu mempunyai semangat yang bagus berkaitan dengan kehidupan di balik pintu kamar tidur mereka. Sama seperti ketika sore ini sepulang acara pembubaran panitia royal wedding Pangeran Ares dan Lady Queenta."Hai, Tuan Jenderal yang tampan. Bagaimana harimu?" sapa Yuna sembari membantu melepaskan jubah jenderal besar Drakenville berbahan kain Kashmere yang dikenakan suaminya."Hai, Istriku yang jelita. Hari yang melelahkan seperti biasa ditambah cuaca buruk yang melengkapi skala sebuah hari menyebalkan," jawab Jenderal Jason

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Sang Duke Muda dan Gadis Kecil

    Rombongan kereta tamu undangan dari Wisteria Kingdom sampai di depan Istana Drakenville yang megah. Raja William Lancester bersama Ratu Amelia turun dari kereta kencana memasuki istana yang indah dengan hiasan patung pahatan artistik dan bunga-bunga segar dekorasi yang meriah.Di ruang tamu istana Pangeran Ares dan Lady Queenta Larson sendiri yang menyambut kedatangan tamu dari Wisteria Kingdom. Keluarga Larson mendapat gelar kehormatan bangsawan karena akan menjadi besan keluarga kerajaan."Selamat datang, Your Majesty. Lama tak bersua, semoga kabar Anda dan keluarga baik-baik saja!" sambut Pangeran Ares dengan pelukan hangat untuk Raja William."Terima kasih atas penyambutan Anda, Pangeran Ares. Jadi apa segala persiapan pesta royal wedding telah lengkap?" sahut raja Wisteria sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan istana yang megah itu.Pangeran Ares pun menjawab, "Segalanya telah siap untuk besok pagi. Hari ini mungkin sebaiknya digunakan untuk beristirahat saja di

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Musim Dingin dan Kenangan

    "Amy, selamat atas pernikahanmu dengan sang pangeran. Kalian berdua sama-sama beruntung memiliki satu sama lain," ucap Madam Tania usai menerima donasi besar dari Ratu Amelia Lancester.Wanita muda yang telah mendampingi Raja William Lancester naik tahta baru-baru ini pun menjawab, "Terima kasih, Madam Tania. Kuharap bantuan dariku akan sanggup untuk menolong anak-anak di panti asuhan ini melewati musim dingin yang akan tiba sebentar lagi. Angin yang dingin menusuk tulang mulai berhembus bukan?" "Kau benar, Amy. Bersyukur atas segala kebaikanmu untuk kami di sini. Dan sampaikan salam hangat kami untuk paduka raja. Beliau pemimpin muda Wisteria yang luar biasa, banyak kemajuan kesejahteraan rakyat di pedesaan yang terjadi semenjak beliau menggantikan mendiang Raja Alderan," puji Madam Tania penuh syukur.Amy pun menjawab dengan rasa bangga, "Akan kusampaikan salam kalian pastinya. Suamiku itu memang seorang pemimpin yang luar biasa. Beliau pekerja keras yang berhati mulia.""Lihatlah

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Wisteria Royal Wedding Day

    Sebelum musim dingin tiba Pangeran William Lancester menemui baginda raja yang kondisinya agak berat untuk bertahan lebih lama. Di dalam kamar peristirahatan Raja Alderan Lancester, ada perdana menteri Wisteria dan juga beberapa petinggi militer di sana."Puteraku, kudengar kau telah menemukan calon istrimu. Kerja bagus, Nak. Sebaiknya segeralah kalian berdua menikah sebelum aku tak mampu memberikan restuku lagi," titah paduka raja dengan napas yang berat sambil berbaring di ranjang kebesarannya.Memang itu hal yang ingin dia bicarakan dengan ayahandanya, sang pangeran pun menjawab, "Baik, Ayah. Aku akan meminta pegawai istana untuk segera menyiapkan acara pernikahan tersebut. Bertahanlah lebih lama lagi untuk menyaksikan kebahagiaan puteramu ini, Baginda Raja!""Segera lakukan persiapan untuk holy matrimony hari ini juga di kamar peristirahatanku. Pesta perayaan pernikahan itu bisa menyusul nanti, aku pun tak akan bisa duduk menghadirinya. Uhuk ... uhuk ...," desak Raja Alderan seray

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Sebuah Kisah Cinderella yang Berbeda

    "Bagaimana sekolahmu, Queenta?" tanya Tuan Robert Larson ketika makan malam bersama dengan keluarga besar Larson.Gadis itu menghentikan makan malamnya dan menjawab, "Segalanya lancar dan baik-baik saja, Pa. Bulan depan kami akan naik kelas tingkat akhir di senior highschool.""Ohh, bagus kalau begitu, Nak. Belajarlah yang rajin agar dapat meneruskan bisnis keluarga Larson nantinya," nasihat ayah Queenta lalu ia pun meneruskan makan malam dan membiarkan anggota keluarga lainnya berbincang di meja makan.Ketika hidangan penutup dihidangkan di meja makan, Harvey menghampiri Tuan Robert Larson di kepala meja makan dan berbisik, "Sir, ada rombongan dari kerajaan Drakenville yang ingin menemui Anda, nyonya, dan nona muda."Alis ayah Queenta berjengit sedikit terkejut. Dia lalu berkata kepada Harvey, "Persilakan mereka duduk dulu di ruang tamu. Aku akan segera menemui mereka bersama anak dan istriku!" Dia pun memberi tahu Minerva Larson dan puterinya agar ikut menemui rombongan dari Drakenv

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Jatuh Cinta pada Pribadi yang Sama

    Saat yang dinantikan oleh para penonton di tribun amphitheater Wisteria Kingdom pun tiba. Tiga pasang peserta terakhir yang saling berhadapan di bak lumpur akan diadu seberapa cepat mereka menjatuhkan lawan. Kali ini selain wasit utama yaitu Sir Philip Fidelis, kedua jenderal muda daei Wisteria dan Drakenville membantu mengawasi jalannya babak putaran terakhir turnamen ketangkasan 5 tahunan tersebut.Jenderal Sebastian Dalio berdiri di sisi samping sang pangeran dan Alexander Banning. Dia yang bertugas mengawasi pasangan peserta itu. Ketika Sir Philip Fidelis berseru 'mulai' maka ketiga pasangan peserta gulat lumpur segera beraksi dengan kekuatan serta strategi mereka masing-masing.Namun, Alex yang merasa dia tak akan ada peluang mengalahkan Willy menahan serangan dengan melangkah mundur di bak lumpur. Sedangkan, sang pangeran berbisik di samping telinga Alex, "Dorong aku, kali ini aku akan mengalah untukmu, Sobat!"Alexander Banning sudah mengetahui kemungkinan itu adalah satu-satu

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Senyum Misterius Sang Pangeran

    "Zemira, hari ini aku akan berada di amphitheater untuk menyaksikan babak final turnamen ketangkasan 5 tahunan, apa kau ingin menemaniku ke sana?" tanya Alexei Stormside ketika keluarga kecilnya sedang sarapan pagi.Lady Zemira pun menjawab, "Tentu, Suamiku. Aku tidak memiliki janji temu dengan siapa pun hari ini. Pukul berapa kamu berangkat ke amphitheater?""Seusai sarapan pagi saja karena aku harus memberikan pidato sambutan sebelum babak final digelar. Aku akan menunggumu bersiap sebentar, Darling!" ujar sang perdana menteri dengan mesra kepada Lady Zemira Stormside.Mendengar perbincangan kedua orang tuanya Lady Amelia pun menjadi gugup, dia tak menyangka bahwa hari ini dia akan bertanding di turnamen babak final disaksikan papa mamanya sekaligus. Dia pun menghela napas dalam-dalam lalu mengakhiri sarapannya, hilang sudah napsu makannya. "Pa, Ma, aku harus berangkat ke sekolah sekarang. Sampai jumpa nanti!" pamit gadis itu lalu mengecup punggung tangan kedua orang tuanya bergant

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Pertemuan Penting Dua Calon Raja

    Pagi itu ketika fajar pagi merekah di langit Drakenville dan Wisteria, kedua pangeran yang memiliki kepentingan yang belum selesai terkait pernikahan mereka masing-masing akan bertemu di Pavilliun Phoenix. Namun, perbedaannya ada di hati Pangeran Ares Kincaid telah berpaling dari Lady Amelia Stormside, sedangkan hati Pangeran William Lancester tetap menuju ke gadis yang telah dicintainya sejak semula. Dan sang pangeran Wisteria belum mengetahui perubahan itu."Jenderal Sebastian, apa yang sebaiknya aku jadikan alasan tentang lamaranku untuk Lady Amelia?" tanya Pangeran William gundah. Dia kuatir kakak dari Puteri Alea tersebut akan mengamuk dan membuat situasi damai kedua kerajaan menjadi berselisih.Maka jenderal muda Wisteria tersebut memberikan nasihatnya, "Your Grace, ada baiknya bila Anda pura-pura tidak mengetahui alasan kedatangan Pangeran Ares dan menyambutnya dengan tangan terbuka. Kita dengarkan dahulu apa saja yang beliau kehendaki dari pertemuan ini.""Ahh ... itu saran y

DMCA.com Protection Status