Share

Pesona Sang Jenderal

last update Last Updated: 2023-02-12 19:10:58

"Ohh ... sial, cepat sekali gadis itu berlari! Kemana dia?!" rutuk sang pangeran bertolak pinggang di ambang pintu keluar aula sambil celingukan mengamati beberapa kereta kuda yang bergerak meninggalkan halaman depan istana.

Dari arah belakangnya seorang pria bertubuh tinggi tegap berlari-lari mendekati William. "Ada apa, Your Grace? Apakah ada yang tidak beres?" tanya pria itu saat sang pangeran membalik badannya.

"Begitulah, Sebastian ... nampaknya merpatiku lepas dan terbang menghilang!" ujar sang pangeran mengibaratkan anak dara yang dia sukai pergi meninggalkannya begitu saja.

Namun, sang jenderal Wisteria Kingdom mengerutkan dahinya sembari melihat ke arah langit mencari bayangan burung merpati yang dimaksud oleh sang pangeran. "Kenapa malam-malam begini mencari merpati, Your Grace? Apa ingin berkirim surat kepada seseorang?" tanya Jenderal Sebastian Dalio penasaran.

Mengetahui sang jenderal muda salah paham, William pun tertawa. "Ahh ... lupakan saja, Sebastian. Mungkin kami belum berjodoh!" Dia pun memilih berjalan menuju ke kamarnya di paviliun belakang gedung aula dikawal oleh Jenderal Sebastian Dalio.

Dalam perjalanan melalui jalan setapak taman samping aula istana mereka berdua berpapasan dengan beberapa wanita muda pekerja istana dan disapa dengan ramah. 

"Selamat malam, Your Grace. Selamat malam, Your Lordship!" seru beberapa wanita muda itu kompak dan dibalas dengan anggukan resmi oleh kedua pria berparas tampan itu sembari berlalu.

Seorang gadis dayang istana menatap mengikuti arah langkah berlawanan kedua pria bertubuh tegap itu hingga ia dikejutkan oleh rekannya yang memanggilnya. "Hey, Marsha! Ayo—kau tertinggal! Jangan berharap sesuatu yang mustahil, Dear. Sang jenderal dan pangeran tidak mungkin melirik wanita seperti kita ini," tegur Aileen Moore, salah satu rekannya.

Dalam hatinya Marsha merasa sendu, sudah 5 tahun semenjak dia beranjak dewasa hatinya tertaut kepada Jenderal Sebastian Dalio yang tak lain adalah teman semasa kecilnya dulu. Pria itu semenjak kecil memang selalu bersikap ksatria dan pemberani membela kebenaran. Jadi bukan hal yang mengherankan bila karirnya di militer menanjak dengan cepat hingga diangkat menjadi jenderal muda Wisteria Kingdom.

Sesampainya di Pavilion Phoenix, Pangeran William Lancester mengobrol dengan sang jenderal yang mengantarkannya sebelum masuk ke paviliunnya. "Apa turnamen ketangkasan 5 tahunan banyak peminatnya, Jenderal?" tanyanya.

"Cukup besar antusiasmenya, Your Grace. Ada sekitar ratusan orang pendaftar dari Wisteria serta Drakenville. Oya, Pangeran Ares juga turut berpartisipasi. Akankah Anda bergabung dalam turnamen ketangkasan 5 tahunan juga?" jawab Jenderal Sebastian Dalio dengan sopan.

Sebuah kerutan di alis pangeran muncul, dia berpikir bahwa pangeran negara tetangganya menyukai tantangan sekaligus mengingatkannya akan Lady Amelia yang dia temui tadi pagi di Kedai Bronson. Dia tiba-tiba menepuk jidatnya teringat bahwa besok pagi dia memiliki janji bekerja kepada Madam Susan Bronson yang galak.

"Ada apa, Your Grace? Apakah ada yang bisa saya bantu?" tanya Jenderal Sebastian sedikit bingung melihat sang pangeran yang bertingkah aneh seolah memiliki pikiran rahasianya sendiri.

"Ohh—tak ada yang penting, Sebastian. Beristirahatlah. Oya, daftarkan juga namaku sebagai William Blackwood di turnamen ketangkasan 5 tahunan itu. Aku tak ingin para prajurit mengistimewakan posisiku sebagai peserta turnamen karena statusku," pesan sang pangeran lalu menepuk-nepuk bahu jenderal muda yang dahulu tumbuh bersamanya di masa kecil hingga remaja.

"Selamat malam, Your Grace. Sampai jumpa besok," pamit Jendral Sebastian Dalio sembari menunggu sang pangeran masuk dan menutup pintu depan Paviliun Phoenix.

Sebastian berjalan santai menyusuri jalan setapak menuju sisi selatan istana Wisteria Kingdom. Malam itu langit begitu cerah hingga banyak rasi bintang yang terlihat jelas menemani rembulan purnama bersinar terang di angkasa. Sekalipun usianya sudah cukup umur untuk menikah, pemuda itu masih ingin fokus membangun karirnya yang menanjak cepat di bidang militer.

Keahliannya menggunakan pedang, tombak, dan panah ditambah kekuatan fisiknya mendukung perkembangan karirnya. Dia menjadi orang kepercayaan Jendral Besar Raymond Summerset dalam memberantas para pemberontak yang belakangan mulai meresahkan semenjak baginda raja jatuh sakit keras.

"Tidak! Tolong jangan lakukan ini padaku, Tuan! Lepaskan aku! Aku tidak mau!" Suara penolakan seorang wanita yang ketakutan diwarnai tangisan tertahan kedengaran di telinga Sebastian. Dia sepertinya mengenali wanita itu.

Dengan tergesa-gesa sang jenderal mencari asal sumber suara perbantahan pria dan wanita yang masih berlangsung sengit. Bahkan, suara robekan kain terdengar dari balik tanaman hias di taman istana. 

"Tolong ... tolong ...!" jerit wanita itu yang terhenti oleh bekapan telapak tangan pria bertubuh gempal yang memeluk tubuh ramping wanita muda itu.

"Ya Tuhan, Marsha Steinfield!" seru Sebastian terperangah dalam keterkejutan mengetahui identitas wanita yang diperlakukan dengan kurang ajar oleh bangsawan yang nampaknya asalah salah satu tamu pesta dansa istana.

"Lepaskan wanita itu atau aku tak segan-segan bertindak tegas terhadapmu, Sir!" perintah Sebastian dengan tatapan mata berbahaya yang penuh tekad.

Begitu tubuhnya terbebas dari belitan lengan gemuk bangsawan berbadan subur itu, Marsha segera berlari untuk berlindung di balik punggung sang jendral muda. Dia memegang mantel Sebastian erat-erat dengan tangannya yang gemetaran.

"Ahh ... kenapa kau ikut campur hal yang bukan urusanmu, Jenderal Dalio? Apa wanita itu kekasih gelapmu?!" tuduh Lord Thomas Soothesby meradang karena kesenangannya dihentikan oleh Sebastian.

"Menjadi urusanku tentunya karena kau melakukan tindakan tidak senonoh di lingkungan istana dengan dayang istri paduka raja. Jaga kelakuan Anda, Lord Soothesby. Ini bukan tempat yang cocok untuk bertindak mesum, Anda pastinya tahu itu!" Sebastian menunjuk-nunjuk wajah lebar mengkilap berwarna kemerahan itu. Dia begitu jijik dengan pria bangsawan yang melakukan tindakan tak terhormat kepada teman masa kecilnya.

Lord Thomas Soothesby berdecak kesal. Namun, pada akhirnya kedudukan Jenderal Sebastian Dalio membuatnya mengalah. Dilihat dari sisi mana pun dia tak akan menang bila memaksakan kehendaknya. "Huh, lebih baik aku pulang dan menghabiskan malam panas dengan gundik-gundikku yang cantik!" tukasnya lalu berjalan gontai menjauhi Sebastian dan Marsha.

Sang jenderal membalik badannya menghadap Marsha Steinfield seraya bertanya, "Apa kau baik-baik saja, Miss Marsha?" 

Wajah Marsha mendadak terasa hangat dan merona karena mendapatkan perhatian pria pujaan hatinya. Dia pun menatap takut-takut lalu menjawab sembari menekuk lututnya, "Terima kasih atas bantuan Anda, Your Lordship! Saya berutang budi kepada Anda."

Sebastian melepas mantelnya lalu mengenakannya ke tubuh Marsha yang kerah gaunnya robek akibat tingkah kasar Lord Thomas Soothesby tadi. "Pakai dulu mantelku, kamu lebih memerlukannya," ujar sang jenderal lalu dia mengajak Marsha untuk diantar kembali ke wisma dayang.

Setelah sampai di depan pintu masuk wisma dayang, Marsha akan melepaskan mantel pinjaman dari sang jenderal. Namun, Sebastian berkata, "Jangan dilepas! Pakai saja dulu, penampilanmu berantakan, pasti rekan-rekanmu akan mempertanyakan kejadian tak mengenakkan tadi."

"Ohh, baiklah. Akan saya kembalikan secepatnya, Your Lordship!" ujar Marsha dengan wajah merona sekali lagi.

"Beristirahatlah, Miss Marsha. Aku pergi sekarang!" pamit sang jenderal lalu membalik badannya berjalan menjauh dari wisma para dayang.

Related chapters

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Hadiah Istimewa Dari Pangeran Ares

    Sebelum tertidur Lady Amelia berbaring di ranjangnya sambil memikirkan hari yang penuh petualangan sedari dia pulang sekolah tadi. Pelayan baru Kedai Bronson yang bernama Willy itu entah mengapa agak mencurigakan. Pemuda tadi tidak begitu cocok sebagai seorang yang bekerja sebagai pelayan kedai, ada aura keturunan bangsawan yang terpancar kuat dari caranya menatap dan bagaimana pemuda itu berbicara. Pekerja kasar dari rakyat jelata tidak seharusnya sesopan dan berkelas seperti Willy. Belum juga pikirannya usai menganalisa Willy si pelayan aneh, sosok Lord William Blackwood turut mengisi benaknya. Pria muda berdarah biru itu begitu romantis dan menyenangkan. Cara pria tadi menciumnya meninggalkan kesan yang mendalam. Lady Amelia tersenyum sendiri sembari menyentuh bibirnya dengan jemari tangannya teringat kelembutan bibir pria bangsawan tadi.Sayang sekali, ide menikah dengan segala kerumitannya membuat Amelia lebih memilih untuk kabur dari hadapan Lord William Blackwood. Lagi pula t

    Last Updated : 2023-02-13
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Bertemu Lagi Dengan Si Cantik

    Sebuah medali emas dengan grafir logo Drakenville digenggam oleh Lady Amelia sambil dia amat-amati saat duduk di dalam kereta kuda yang melaju kencang meninggalkan halaman belakang sekolahnya menuju ke Kedai Bronson. Setiap usai sekolah, gadis itu dan teman-teman dekatnya memang menghabiskan waktu senggang di sana."Apa yang harus kulakukan dengan medali emas ini? Kalau hanya menyimpannya sepertinya tidak akan berguna, bukan? Ahh ... dijual saja, uangnya bisa kudonasikan untuk anak-anak panti asuhan milik Madam Tania!" ujar Lady Amelia kepada dirinya sendiri sembari melihat kilau keemasan medali tebal bulat itu tertimpa sinar matahari yang menembus kaca jendela kereta kudanya.Setelah 20 menit berlalu, perjalanan kereta kuda pun usai. Jeffrey Ross mengetok bagian depan kereta seraya berseru, "Miss Amy, kita sudah sampai!" "Terima kasih, Jeff. Aku akan turun," jawabnya dari dalam kereta kuda lalu Lady Amelia membuka pintu. Dia meninggalkan koper sekolahnya di bangku kereta dan hanya m

    Last Updated : 2023-02-13
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Sebuah Donasi Besar

    "Bravo, Miss Amy!" teriak Jeffrey Ross dengan tercengang saat dia melihat nona mudanya melambaikan tangan di atas benteng setinggi 50 meter setelah gadis itu memanjatnya dengan bantuan tali tambang.Setelah mencopot tali tambang yang tadi dia lemparkan hingga melingkari batu dinding benteng, Lady Amelia menggulung tali tambang itu dengan rapi lalu mengikatnya sebelum melemparkannya ke bawah dimana kusir kereta kudanya berada. Dia lalu berjalan santai menuruni tangga menuju ke pintu keluar samping benteng yang minim penjagaan itu. Wisteria Kingdom sudah lama memang tidak pernah terlibat perang dengan negara tetangga. Prajurit yang masih tersisa lebih banyak yang berusia di atas 30 tahun dibanding yang masih remaja. Setelah menemui Jeffrey Ross, nona muda keluarga Stormside itu pun berkata, "Tubuhku ringan, itulah sebabnya tak ada kesulitan untuk memanjat dengan tali, Jeff. Lagi pula kakiku menapak di tembok pastinya itu teknik yang bagus untuk menambah kecepatanku naik ke atas.""Wow

    Last Updated : 2023-02-13
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Taruhan Si Kerempeng dan Si Kekar

    Tidak mencukur wajah selama beberapa hari membuat wajah sang pangeran dari Wisteria Kingdom tersamarkan seperti buruh kalangan rakyat jelata. Pangeran William sengaja mengenakan pakaian dari bahan kain longgar yang warnanya sudah memudar. Hari ini adalah hari pertama turnamen ketangkasan 5 tahunan yang diadakan Wisteria Kingdom dan Drakenville Kingdom. Dia sengaja menyamar sebagai pemuda biasa untuk sekadar berkompetisi secara sportif dengan peserta lainnya. Ketika Pangeran William melewati taman istana menuju ke dinding depan benteng istana, dia berpapasan dengan Jenderal Sebastian Dalio. Sedikit menyembunyikan rasa gelinya, sang jenderal menyapa sang pangeran, "Selamat pagi, Your Grace. Hari yang cerah untuk berkompetisi!" "Pagi yang segar, Jenderal! Oya, jangan panggil aku dengan gelarku, cukup Willy saja, oke?" balas Pangeran William sambil berjalan cepat menuju ke lokasi turnamen babak pertama."Apa tidak masalah seperti itu, Pangeran? Ehh—Willy?" ujar Jenderal Sebastian ragu

    Last Updated : 2023-02-13
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Hati yang Berkejar-kejaran

    Pengumuman peserta yang lolos ke babak kedua turnamen ketangkasan 5 tahunan dibacakan oleh Jenderal Sebastian Dalio di panggung yang dibangun di depan tembok luar benteng istana yang digunakan sebagai base camp panitia dari dua kerajaan yang berkompetisi bersama.Jenderal Jason Oliviera dari Drakenville Kingdom duduk di samping kursi yang ditempati oleh Perdana Menteri Alexei Stormside. Beliau berbincang dengan volume pelan mengenai hasil peserta lolos babak kedua yang berimbang dari Wisteria dan Drakenville Kingdom. Selain itu Jenderal Jason juga bertugas mengantarkan Puteri Alea Briggita Kincaid yang akan tinggal sementara di istana Wisteria sebagai tamu kerajaan."Your Lordship Stormside, saya ingin menitipkan Puteri Alea kepada Anda. Beliau akan tinggal di istana Wisteria hingga akhir turnamen," ujar Jenderal Jason Oliviera dengan nada serius, dia sendiri harus pulang petang ini ke Drakenville bersama Pangeran Ares Kincaid dengan naik kuda dikawal sekompi prajurit pengawal berpang

    Last Updated : 2023-02-15
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Puteri Alea yang Angkuh dan Manja

    "Your Grace, perkenalkan ini puteri tuan perdana menteri. Nama beliau adalah Lady Amelia Stormside," tutur Marsha Steinfield yang mendapat tugas melayani Tuan Puteri Alea Briggita Kincaid selama tinggal di istana Wisteria Kingdom.Sang puteri sedang duduk di depan cermin rias mendandani dirinya dengan perona bibir merah jambu. Dia akan makan malam bersama Pangeran William Lancester dan juga berencana untuk memaksanya menemani berjalan-jalan di taman seusai makan malam nanti.Puteri Alea melirik wajah Lady Amelia dari pantulan bayangan cermin karena dia sedang memunggungi semua orang di kamar tidur nan luas itu. Dia memicingkan matanya tak senang, dia mengenali wajah gadis yang ternyata adalah puteri Alexei Stormside. Mereka satu sekolah di Drakenville dan Lady Amelia cukup populer di mata siswa laki-laki.Pikiran negatif Puteri Alea membuatnya iri dengan kecantikan Lady Amelia. Dia kuatir bila Pangeran William melihat gadis itu justru calon raja incarannya akan menaksir Lady Amelia da

    Last Updated : 2023-02-17
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Menolak Menjadi Calon Ratu Drakenville

    Setelah membolos sekolah sehari untuk mengikuti turnamen ketangkasan 5 tahunan, Lady Amelia kembali masuk sekolah dan dia segera mengejar ketertinggalan pelajarannya di hari kemarin. Saat teman-temannya ramai bercanda di kelas sembari menunggu guru mereka masuk memberikan pelajaran pagi, Lady Amelia menyalin catatan teman dekatnya Queenta Larson yang selalu rajin memerhatikan pengajaran guru di kelas. "Amy, tumben sekali kau meliburkan diri dari sekolah. Apa ada acara penting kemarin?" tanya Queenta santai sambil mengamati kawannya itu menulis di buku dengan cepat.Lady Amelia menjawab dengan volume suara pelan sambil terus menulis, "Aku mengikuti turnamen ketangkasan 5 tahunan, Queenta. Dan kabar baiknya aku lolos babak selanjutnya yaitu memanah jitu. Doakan agar aku berhasil lolos babak ketiga. Aku butuh hadiahnya untuk didonasikan ke panti asuhan.""Wow, itu keren! Selamat dan semoga berhasil kalau begitu, Sobat. Aku hanya tak mampu membayangkan betapa sulitnya bersaing dengan pa

    Last Updated : 2023-02-19
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Satu Syarat Dari Sang Pangeran

    "Heeyaa!" Jeffrey Ross memacu kedua kuda jantan hitam penarik kereta milik keluarga Stormside.Sang nona muda berada di dalam kereta kuda yang melaju menuju ke Kedai Bronson. Tempat makan siang seusai sekolah bagi Lady Amelia dan teman-temannya selalu sama sedari dulu. Itu dikarenakan lokasi kedai itu memang di jalan raya perbatasan Drakenville dan Wisteria yang pasti dilalui mereka saat berangkat serta sepulang sekolah."Jeff, kau tak lupa kalau kita akan berlatih memanah 'kan?" tanya Lady Amelia dari jendela depan kereta yang dia buka."Tentu saya ingat, Miss Amy! Busur dan anak panah sudah saya siapkan di bagian belakang kereta. Sepertinya kita bisa berlatih di halaman belakang Kedai Bronson siang ini untuk menghemat waktu," ujar Jeffrey Ross seraya memelankan laju kedua kudanya. Kereta itu membelok ke halaman parkir pengunjung Kedai Bronson."Dimana pun tak masalah, Jeff. Aku hanya perlu berlatih hingga bisa memanah dengan jitu besok lusa!" jawab Lady Amelia dengan antusias. Namun

    Last Updated : 2023-02-21

Latest chapter

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Sebuah Epiphany yang Indah (THE END)

    Musim dingin yang panjang mulai berganti menjadi musim semi dimana tunas-tunas tumbuhan bermunculan di permukaan bumi usai tertutupi salju yang mencair dan menguap terkena sinar matahari. Kehamilan sang ratu pun telah sampai pada bulan-bulan akhir jelang kelahiran anak pertamanya. Dan Istana Wisteria begitu tak sabar menyambut kehadiran calon penerus tahta berikutnya. Keseharian Ratu Amelia Lancester diisi dengan banyak kegiatan kunjungan ke fasilitas publik serta acara sosial mewakili keluarga kerajaan Wisteria.Dia merasa bahwa pendidikan di Wisteria Kingdom terlalu bergantung kepada Drakenville karena memang fasilitas serta tenaga pengajar yang ada masih kurang. Ratu Amelia senang berdiskusi hal-hal menarik yang membawa kemajuan untuk negerinya bersama sang raja. Hingga suatu hari Raja William Lancester membuat sebuah terobosan baru untuk membangun sekolah yang mirip seperti Drakenville National School. "Amy, sesuai pembicaraan kita sebelumnya aku telah membuat beberapa pengatur

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Romansa Di Musim Dingin

    Angin musim dingin memang berhembus membekukan tulang bagi banyak orang. Namun, banyak pasangan pengantin baru yang menikah sebelum memasuki musim yang dibenci sebagian orang karena begitu menyiksa dengan suhu di bawah 0° Celcius. Jenderal Jason Oliviera yang menikahi Sersan Yuna Almeira adalah salah satu pasangan yang beruntung itu. Di musim salju kali ini dia memiliki partner untuk menghalau rasa dingin sepulang bertugas di luar rumah. Istri yang baru dinikahinya itu mempunyai semangat yang bagus berkaitan dengan kehidupan di balik pintu kamar tidur mereka. Sama seperti ketika sore ini sepulang acara pembubaran panitia royal wedding Pangeran Ares dan Lady Queenta."Hai, Tuan Jenderal yang tampan. Bagaimana harimu?" sapa Yuna sembari membantu melepaskan jubah jenderal besar Drakenville berbahan kain Kashmere yang dikenakan suaminya."Hai, Istriku yang jelita. Hari yang melelahkan seperti biasa ditambah cuaca buruk yang melengkapi skala sebuah hari menyebalkan," jawab Jenderal Jason

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Sang Duke Muda dan Gadis Kecil

    Rombongan kereta tamu undangan dari Wisteria Kingdom sampai di depan Istana Drakenville yang megah. Raja William Lancester bersama Ratu Amelia turun dari kereta kencana memasuki istana yang indah dengan hiasan patung pahatan artistik dan bunga-bunga segar dekorasi yang meriah.Di ruang tamu istana Pangeran Ares dan Lady Queenta Larson sendiri yang menyambut kedatangan tamu dari Wisteria Kingdom. Keluarga Larson mendapat gelar kehormatan bangsawan karena akan menjadi besan keluarga kerajaan."Selamat datang, Your Majesty. Lama tak bersua, semoga kabar Anda dan keluarga baik-baik saja!" sambut Pangeran Ares dengan pelukan hangat untuk Raja William."Terima kasih atas penyambutan Anda, Pangeran Ares. Jadi apa segala persiapan pesta royal wedding telah lengkap?" sahut raja Wisteria sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan istana yang megah itu.Pangeran Ares pun menjawab, "Segalanya telah siap untuk besok pagi. Hari ini mungkin sebaiknya digunakan untuk beristirahat saja di

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Musim Dingin dan Kenangan

    "Amy, selamat atas pernikahanmu dengan sang pangeran. Kalian berdua sama-sama beruntung memiliki satu sama lain," ucap Madam Tania usai menerima donasi besar dari Ratu Amelia Lancester.Wanita muda yang telah mendampingi Raja William Lancester naik tahta baru-baru ini pun menjawab, "Terima kasih, Madam Tania. Kuharap bantuan dariku akan sanggup untuk menolong anak-anak di panti asuhan ini melewati musim dingin yang akan tiba sebentar lagi. Angin yang dingin menusuk tulang mulai berhembus bukan?" "Kau benar, Amy. Bersyukur atas segala kebaikanmu untuk kami di sini. Dan sampaikan salam hangat kami untuk paduka raja. Beliau pemimpin muda Wisteria yang luar biasa, banyak kemajuan kesejahteraan rakyat di pedesaan yang terjadi semenjak beliau menggantikan mendiang Raja Alderan," puji Madam Tania penuh syukur.Amy pun menjawab dengan rasa bangga, "Akan kusampaikan salam kalian pastinya. Suamiku itu memang seorang pemimpin yang luar biasa. Beliau pekerja keras yang berhati mulia.""Lihatlah

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Wisteria Royal Wedding Day

    Sebelum musim dingin tiba Pangeran William Lancester menemui baginda raja yang kondisinya agak berat untuk bertahan lebih lama. Di dalam kamar peristirahatan Raja Alderan Lancester, ada perdana menteri Wisteria dan juga beberapa petinggi militer di sana."Puteraku, kudengar kau telah menemukan calon istrimu. Kerja bagus, Nak. Sebaiknya segeralah kalian berdua menikah sebelum aku tak mampu memberikan restuku lagi," titah paduka raja dengan napas yang berat sambil berbaring di ranjang kebesarannya.Memang itu hal yang ingin dia bicarakan dengan ayahandanya, sang pangeran pun menjawab, "Baik, Ayah. Aku akan meminta pegawai istana untuk segera menyiapkan acara pernikahan tersebut. Bertahanlah lebih lama lagi untuk menyaksikan kebahagiaan puteramu ini, Baginda Raja!""Segera lakukan persiapan untuk holy matrimony hari ini juga di kamar peristirahatanku. Pesta perayaan pernikahan itu bisa menyusul nanti, aku pun tak akan bisa duduk menghadirinya. Uhuk ... uhuk ...," desak Raja Alderan seray

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Sebuah Kisah Cinderella yang Berbeda

    "Bagaimana sekolahmu, Queenta?" tanya Tuan Robert Larson ketika makan malam bersama dengan keluarga besar Larson.Gadis itu menghentikan makan malamnya dan menjawab, "Segalanya lancar dan baik-baik saja, Pa. Bulan depan kami akan naik kelas tingkat akhir di senior highschool.""Ohh, bagus kalau begitu, Nak. Belajarlah yang rajin agar dapat meneruskan bisnis keluarga Larson nantinya," nasihat ayah Queenta lalu ia pun meneruskan makan malam dan membiarkan anggota keluarga lainnya berbincang di meja makan.Ketika hidangan penutup dihidangkan di meja makan, Harvey menghampiri Tuan Robert Larson di kepala meja makan dan berbisik, "Sir, ada rombongan dari kerajaan Drakenville yang ingin menemui Anda, nyonya, dan nona muda."Alis ayah Queenta berjengit sedikit terkejut. Dia lalu berkata kepada Harvey, "Persilakan mereka duduk dulu di ruang tamu. Aku akan segera menemui mereka bersama anak dan istriku!" Dia pun memberi tahu Minerva Larson dan puterinya agar ikut menemui rombongan dari Drakenv

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Jatuh Cinta pada Pribadi yang Sama

    Saat yang dinantikan oleh para penonton di tribun amphitheater Wisteria Kingdom pun tiba. Tiga pasang peserta terakhir yang saling berhadapan di bak lumpur akan diadu seberapa cepat mereka menjatuhkan lawan. Kali ini selain wasit utama yaitu Sir Philip Fidelis, kedua jenderal muda daei Wisteria dan Drakenville membantu mengawasi jalannya babak putaran terakhir turnamen ketangkasan 5 tahunan tersebut.Jenderal Sebastian Dalio berdiri di sisi samping sang pangeran dan Alexander Banning. Dia yang bertugas mengawasi pasangan peserta itu. Ketika Sir Philip Fidelis berseru 'mulai' maka ketiga pasangan peserta gulat lumpur segera beraksi dengan kekuatan serta strategi mereka masing-masing.Namun, Alex yang merasa dia tak akan ada peluang mengalahkan Willy menahan serangan dengan melangkah mundur di bak lumpur. Sedangkan, sang pangeran berbisik di samping telinga Alex, "Dorong aku, kali ini aku akan mengalah untukmu, Sobat!"Alexander Banning sudah mengetahui kemungkinan itu adalah satu-satu

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Senyum Misterius Sang Pangeran

    "Zemira, hari ini aku akan berada di amphitheater untuk menyaksikan babak final turnamen ketangkasan 5 tahunan, apa kau ingin menemaniku ke sana?" tanya Alexei Stormside ketika keluarga kecilnya sedang sarapan pagi.Lady Zemira pun menjawab, "Tentu, Suamiku. Aku tidak memiliki janji temu dengan siapa pun hari ini. Pukul berapa kamu berangkat ke amphitheater?""Seusai sarapan pagi saja karena aku harus memberikan pidato sambutan sebelum babak final digelar. Aku akan menunggumu bersiap sebentar, Darling!" ujar sang perdana menteri dengan mesra kepada Lady Zemira Stormside.Mendengar perbincangan kedua orang tuanya Lady Amelia pun menjadi gugup, dia tak menyangka bahwa hari ini dia akan bertanding di turnamen babak final disaksikan papa mamanya sekaligus. Dia pun menghela napas dalam-dalam lalu mengakhiri sarapannya, hilang sudah napsu makannya. "Pa, Ma, aku harus berangkat ke sekolah sekarang. Sampai jumpa nanti!" pamit gadis itu lalu mengecup punggung tangan kedua orang tuanya bergant

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Pertemuan Penting Dua Calon Raja

    Pagi itu ketika fajar pagi merekah di langit Drakenville dan Wisteria, kedua pangeran yang memiliki kepentingan yang belum selesai terkait pernikahan mereka masing-masing akan bertemu di Pavilliun Phoenix. Namun, perbedaannya ada di hati Pangeran Ares Kincaid telah berpaling dari Lady Amelia Stormside, sedangkan hati Pangeran William Lancester tetap menuju ke gadis yang telah dicintainya sejak semula. Dan sang pangeran Wisteria belum mengetahui perubahan itu."Jenderal Sebastian, apa yang sebaiknya aku jadikan alasan tentang lamaranku untuk Lady Amelia?" tanya Pangeran William gundah. Dia kuatir kakak dari Puteri Alea tersebut akan mengamuk dan membuat situasi damai kedua kerajaan menjadi berselisih.Maka jenderal muda Wisteria tersebut memberikan nasihatnya, "Your Grace, ada baiknya bila Anda pura-pura tidak mengetahui alasan kedatangan Pangeran Ares dan menyambutnya dengan tangan terbuka. Kita dengarkan dahulu apa saja yang beliau kehendaki dari pertemuan ini.""Ahh ... itu saran y

DMCA.com Protection Status