Beranda / Fantasi / Sayembara Cinta Sang Pangeran / Semuanya Cantik, Tapi Dia Berbeda

Share

Semuanya Cantik, Tapi Dia Berbeda

Penulis: agneslovely2014
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-21 12:09:38

Pagi itu sang pangeran memacu kuda hitamnya menuju ke batas ibu kota Wisteria dengan negara Drakenville yaitu Birchleaf town. Sejak dulu antara Wisteria Kingdom dan Drakenville memiliki beberapa kerjasama mutualisme terkait perdagangan, pendidikan, dan bantuan perang. Dua negara bertetangga itu selalu dalam kondisi damai satu sama lain sementara negara tetangga lainnya sering berkonflik baik besar maupun kecil.

Maka dari itu, William tertarik untuk mencoba melihat-lihat ke daerah perbatasan. Dia melihat dari atas punggung kudanya sebuah kedai 24 jam dengan papan nama "Bronson", dia menduga itu nama keluarga pemilik kedai tersebut. Kemudian William memacu kudanya mendekat ke tempat yang sepertinya cukup ramai pengunjung itu. Ada beberapa kereta kuda dengan inisial keluarga bangsawan serta kuda-kuda tunggang berpelana di area depan kedai. 

Seorang anak remaja laki-laki belasan tahun dengan bintik-bintik kecoklatan di wajahnya menghampiri William sembari berkata, "Sir, apa Anda ingin mampir ke kedai kami? Aku bisa mengurus kuda Anda dengan cukup setengah keping Lira saja!"

"Tentu, kalau begitu setengah Lira untukmu, Boy!" sahut William merogoh saku dada jasnya mencari receh lalu melemparkan itu ke bocah laki-laki di samping kudanya yang dengan gesit menangkap koin emas milik sang pangeran. Kemudian pemuda itu turun dari pelana, meninggalkan kudanya diurus si bocah.

Dengan langkah santai yang tetap tegap karena tubuhnya memang biasa terlatih secara fisik, William memasuki kedai yang cukup ramai pagi jelang siang itu. Dia mengedarkan pandangannya sembari menggantung mantel bepergiannya di kayu gantungan yang tersedia untuk pengunjung. 

Ada sekumpulan gadis-gadis cantik yang riuh berbincang di meja sofa panjang di sudut kedai itu. Semuanya berparas rupawan dan menampakkan aura elegan keturunan bangsawan yang terpelajar. William mulai bersemangat, dia berpikir mungkin salah satu dari gadis dalam kumpulan itu adalah jodohnya, calon ratu Wisteria Kingdom.

William menghentikan langkahnya di dekat meja konter pemesanan menu. 'Tunggu dulu ... kalau aku mengatakan kalau diriku adalah seorang pangeran maka mereka akan menyukaiku karena latar belakangku, bukan?' batin William penuh antisipasi dalam hatinya. Dia pun menoleh ke arah dalam dapur kedai dan mendapat ide cemerlang.

Kebetulan pakaiannya hari ini adalah pakaian biasa ala rakyat jelata bukan pakaian bangsawan yang mewah. Itu hanya kemeja lengan panjang bertali di bagian dada hingga leher dan celana panjang kain warna cokelat. Dia mendekati seorang wanita berperawakan gemuk yang sedang sangat sibuk menuang minuman limun segar ke beberapa gelas dengan es batu. Memang cuaca sedikit panas setelah semalaman hujan berpetir.

"Ma'am, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Will berpura-pura seolah dia karyawan baru kedai itu.

Wanita itu menoleh dan menjawab dengan sedikit gusar, "Hah! Siang sekali kau datang—pelayan baru yang melamar kerja kemarin 'kan?! Siapa namamu, Nak?" 

Mulailah sang pangeran berakting, "Emm—Willy, namaku Willy, Ma'am. Maafkan karena aku terlambat—"

"Sudahlah, jangan banyak mulut. Di kedai ini tangan dan kakimu lebih diperlukan, oke? Dan sekarang—antarkan isi nampan ini ke meja nomor 5. Nona-nona muda itu pasti sudah kehausan sejak tadi! Cepat ... cepat ... cepat ... goyangkan bokong teposmu itu ke sana!" cerocos nyonya gemuk pemilik kedai Bronson itu kepada William sambil menunjuk nampan di atas meja yang berisi 8 gelas minuman es limun segar.

William memutar bola matanya dengan sedikit tersinggung dan berpikir ragu apakah bokongnya setepos itu. Namun, dia tetap melakukan perintah sang nyonya pemilik kedai Bronson dengan membawa nampan berat itu. 

'Ohh ... damn! Ini bukan jenis pekerjaan yang pernah kulakukan seumur hidupku. Geez!' batin William sembari melangkah menuju ke meja sofa panjang yang penuh berisi gadis-gadis cantik yang tadi dia incar.

Bel penanda tamu baru masuk ke kedai terdengar berdenting. Seorang gadis berambut pirang sedikit ikal bergelombang yang mengenakan baju seragam Drakenville Senior High School masuk dan berjalan menuju ke meja nomor 5 juga. 

"Hai, Amelia. Kau terlambat sekali menyusul ke mari!" rajuk salah satu gadis berambut cokelat mahoni lurus sepunggung di meja nomor 5.

"Profesor August menahanku dengan diskusi yang membuat kepalaku berkunang-kunang, Abigail. Jadi jangan omeli aku lagi, oke?" jawab Amelia sembari duduk di sofa paling ujung dekat lorong antar meja kedai.

Dan William pun sekilas menatap wajah gadis yang dipanggil Amelia itu, sedikit terpesona dengan sepasang mata ungu langka yang dimiliki oleh gadis yang datang terlambat barusan. Sudah 6 gelas limun dingin yang berhasil sampai ke tangan pemesannya hingga gelas 7 yang sialnya tergelincir dari tangannya karena licin. Itu bukan salahnya karena sabun di pegangan gelas kaca besar tersebut masih belum terbilas sempurna.

"BYURR!" 

Sungguh naas, minuman limun dingin itu membasahi baju seragam Amelia. Mereka berdua pun bertukar pandang, sepasang mata cokelat dan sepasang mata ungu itu dengan mulut sama-sama terperangah penuh keterkejutan. 

"Ma–maafkan aku, Nona!" William terbata-bata mengambil tissue di meja untuk membersihkan baju Amelia yang basah tanpa sadar bahwa dia menyentuh bagian yang seharusnya tidak ia sentuh, untuk kebaikan dirinya sendiri.

Amelia syok dan malu hingga tak mampu bereaksi saat pelayan laki-laki di hadapannya mengelap bagian dada bajunya yang basah. Kawan-kawannya ber–ahh dan ohh terkejut juga dengan kelancangan pemuda pelayan kedai itu. Tiba-tiba ...

"PLAAKKK!" Suara nyaring tamparan keras yang mendarat di pipi William terdengar menyisakan rasa pedih dan panas bagi pemuda itu.

Tangan gadis yang dipanggil Abigail tadi yang menampar William. Matanya melotot penuh amarah seraya berseru, "DASAR BODOH! Kau lancang sekali pada puteri—" 

"Stop, Aby!" potong Amelia, dia tak ingin latar belakang keluarganya yang tidak biasa dibawa-bawa dalam peristiwa yang tidak disengaja barusan. "Aku baik-baik saja, nanti juga kering dan aku pun membawa baju ganti di kereta karena ingin berkunjung ke "Madam Tania's Orphanage", hari ini jadwal kerja sosialku di sana!"

Sedikit terkejut dengan reaksi Amelia, tetapi William merasa bahwa gadis itu berbeda dari yang lainnya. Dia lalu berkata, "Nona, aku yang bersalah. Tolong maafkan aku, mungkin Anda ingin memesan kue atau menu lainnya. Biarkan aku yang membayarnya nanti untuk menebus kesalahanku. Tadi murni ketidaksengajaan—"

Senyum terbit di wajah oval berbentuk hati itu, Amelia menjawab, "Aku tahu. Permintaan maaf diterima. Namun, kau tak perlu menghabiskan gaji seharimu di kedai hanya untuk mentraktirku, oke?"

Ternyata senyuman itu menular dan William pun ikut menarik sudut-sudut bibirnya lebar-lebar hingga menampakkan sederet gigi putih rapinya. Mereka berdua saling bertatapan beberapa detik hingga terdengar suara gadis lain berbicara, "Amelia, dia hanya pelayan kedai. Jangan terlalu dekat, dia hanya akan menyusahkanmu nantinya!"

William melirik tajam dan menahan lidahnya. 'Hah! Pelayan kedai? Kau belum pernah dipenjara mungkin karena menghina pangeran, Nona!' batinnya dongkol.

Lalu Abigail pun menimpali, "Dia bukan kelas kita, Amelia. Lebih baiķ kau berteman dekat dengan Pangeran Ares dari Drakenville saja, mungkin ayahmu akan merestui hubungan kalian!"

'Whattt?! Ares Kincaid? Kenapa dia—apa gadis bernama Amelia ini kekasihnya? Tidak ... kuharap ini tidak benar!' batin William galau di dalam hatinya. Dia tidak boleh berebut wanita dengan pangeran dari Drakenville, itu buruk untuk hubungan kedua negara yang telah bersahabat selama ratusan tahun lintas dinasti.

"Willy! Antar makanan ini ke meja 3, kau lelet sekali sih seperti perawan saja!" teriak nyonya pemilik kedai bertolak pinggang dengan wajah menyeramkan dari balik meja konter pemesanan menu.

Pemuda itu menoleh ke arah lengkingan suara yang memanggilnya. "Ohh ... what the hell!" rutuk William spontan yang membuat Amelia terkikik geli meliriknya dan berkata, "Bekerjalah yang rajin, Willy!"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kiki Sulandari
William....tiba tiba saja berganti profesi demi gadis yg dia cari.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Situasi Buruk Panti Asuhan

    Karena kedai Bronson begitu ramai pengunjung, William harus puas hanya bisa curi-curi pandang ke arah meja nomor 5 dimana gadis bernama Amelia yang telah membuatnya tertarik dengan sangat kuat sedang berbincang seru bersama teman-temannya yang barbar itu.Sementara dia yang menyamar menjadi pelayan kedai harus pontang panting mengantarkan pesanan para pengunjung kedai. Belum lagi nyonya gemuk pemilik kedai bernama Susan itu begitu galak kepadanya bila dia berlama-lama mengambil makanan dan minuman yang telah disiapkan di konter pemesanan menu.Hampir tengah hari rombongan gadis pelajar bangsawan itu membubarkan diri untuk pulang, begitu juga Amelia yang telah berganti baju biasa tadi setelah baju seragamnya ditumpahi air limun oleh William. Satu per satu mereka membayar orderan menu masing-masing di kasir yang dilayani oleh Nyonya Susan Bronson sendiri. Amelia selalu mengalah kepada teman-temannya dan dia yang terakhir membayar serta meninggalkan tempat itu. Saat ia hendak melangkah

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Mendaftar Turnamen Ketangkasan 5 Tahunan

    Saat sedang berada dalam perjalanan pulang dengan kereta kuda menuju ke Georgiatown, ibu kota Wisteria Kingdom, Lady Amelia Stormside membuka jendela depan kereta yang ada di balik punggung kusir. Dia mengobrol dengan Jeffrey Ross, sobat sekaligus kusirnya."Kasihan sekali anak-anak di panti asuhan itu, Jeff. Sayang sekali aku tak punya banyak uang untuk disumbangkan," ujar Amelia dengan tatapan sayu memandangi jalanan di depan kereta kuda dari jendela itu.Jeffrey pun menyahut, "Miss Amy, apa Anda sudah mendengar mengenai turnamen ketangkasan 5 tahunan yang diadakan kerajaan Wisteria dan Drakenville sebentar lagi? Hadiahnya total 1 juta Lira, kurasa juara harapan pun akan mendapat uang yang lumayan besar nilainya!"Seolah mendapat kabar suka cita dari malaikat, wajah Amelia berbinar-binar. Dia pun berkata, "Apa pesertanya harus mendaftar terlebih dahulu, Jeff? Antarkan aku sekarang untuk mendaftar kalau iya!"Kusir kereta kuda itu tertawa kencang terbawa oleh angin yang berhembus mel

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-03
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Wajah Di Balik Topeng

    Separuh wajah Lady Amelia Stormside tertutupi oleh topeng perak dengan hiasan bulu-bulu angsa lembut berwarna putih. Dia menuruni undakan kereta kuda milik keluarga Stormside setelah Lady Zemira turun terlebih dahulu.Ayah Lady Amelia yaitu tuan perdana mentri Alexei Stormside sudah berangkat terlebih dahulu ke istana sejak sore sebelum puterinya pulang ke rumah. Sekalipun ia tahu tujuan diadakan pesta dansa malam ini tak lain untuk mencarikan jodoh penerus raja Wisteria Kingdom. Namun, Alexei tak ingin menggunakan kedudukannya untuk menyodorkan puterinya sebagai calon istri sang pangeran. Dia kuatir Amelia tak cocok dengan apa yang didambakan oleh Pangeran William Lancester. Kriteria calon istri pangeran sangat tidak jelas karena pemuda itu bersikeras ingin mencari sendiri gadis yang akan dipilihnya."Ayo kita masuk, Amy. Kurasa teman-teman sepermainanmu pun sudah ada di dalam aula istana. Bertingkahlah sopan dan anggun, jangan buat Mama papa kecewa!" pesan Lady Zemira menggandeng l

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-12
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Pesona Sang Jenderal

    "Ohh ... sial, cepat sekali gadis itu berlari! Kemana dia?!" rutuk sang pangeran bertolak pinggang di ambang pintu keluar aula sambil celingukan mengamati beberapa kereta kuda yang bergerak meninggalkan halaman depan istana.Dari arah belakangnya seorang pria bertubuh tinggi tegap berlari-lari mendekati William. "Ada apa, Your Grace? Apakah ada yang tidak beres?" tanya pria itu saat sang pangeran membalik badannya."Begitulah, Sebastian ... nampaknya merpatiku lepas dan terbang menghilang!" ujar sang pangeran mengibaratkan anak dara yang dia sukai pergi meninggalkannya begitu saja.Namun, sang jenderal Wisteria Kingdom mengerutkan dahinya sembari melihat ke arah langit mencari bayangan burung merpati yang dimaksud oleh sang pangeran. "Kenapa malam-malam begini mencari merpati, Your Grace? Apa ingin berkirim surat kepada seseorang?" tanya Jenderal Sebastian Dalio penasaran.Mengetahui sang jenderal muda salah paham, William pun tertawa. "Ahh ... lupakan saja, Sebastian. Mungkin kami be

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-12
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Hadiah Istimewa Dari Pangeran Ares

    Sebelum tertidur Lady Amelia berbaring di ranjangnya sambil memikirkan hari yang penuh petualangan sedari dia pulang sekolah tadi. Pelayan baru Kedai Bronson yang bernama Willy itu entah mengapa agak mencurigakan. Pemuda tadi tidak begitu cocok sebagai seorang yang bekerja sebagai pelayan kedai, ada aura keturunan bangsawan yang terpancar kuat dari caranya menatap dan bagaimana pemuda itu berbicara. Pekerja kasar dari rakyat jelata tidak seharusnya sesopan dan berkelas seperti Willy. Belum juga pikirannya usai menganalisa Willy si pelayan aneh, sosok Lord William Blackwood turut mengisi benaknya. Pria muda berdarah biru itu begitu romantis dan menyenangkan. Cara pria tadi menciumnya meninggalkan kesan yang mendalam. Lady Amelia tersenyum sendiri sembari menyentuh bibirnya dengan jemari tangannya teringat kelembutan bibir pria bangsawan tadi.Sayang sekali, ide menikah dengan segala kerumitannya membuat Amelia lebih memilih untuk kabur dari hadapan Lord William Blackwood. Lagi pula t

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Bertemu Lagi Dengan Si Cantik

    Sebuah medali emas dengan grafir logo Drakenville digenggam oleh Lady Amelia sambil dia amat-amati saat duduk di dalam kereta kuda yang melaju kencang meninggalkan halaman belakang sekolahnya menuju ke Kedai Bronson. Setiap usai sekolah, gadis itu dan teman-teman dekatnya memang menghabiskan waktu senggang di sana."Apa yang harus kulakukan dengan medali emas ini? Kalau hanya menyimpannya sepertinya tidak akan berguna, bukan? Ahh ... dijual saja, uangnya bisa kudonasikan untuk anak-anak panti asuhan milik Madam Tania!" ujar Lady Amelia kepada dirinya sendiri sembari melihat kilau keemasan medali tebal bulat itu tertimpa sinar matahari yang menembus kaca jendela kereta kudanya.Setelah 20 menit berlalu, perjalanan kereta kuda pun usai. Jeffrey Ross mengetok bagian depan kereta seraya berseru, "Miss Amy, kita sudah sampai!" "Terima kasih, Jeff. Aku akan turun," jawabnya dari dalam kereta kuda lalu Lady Amelia membuka pintu. Dia meninggalkan koper sekolahnya di bangku kereta dan hanya m

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Sebuah Donasi Besar

    "Bravo, Miss Amy!" teriak Jeffrey Ross dengan tercengang saat dia melihat nona mudanya melambaikan tangan di atas benteng setinggi 50 meter setelah gadis itu memanjatnya dengan bantuan tali tambang.Setelah mencopot tali tambang yang tadi dia lemparkan hingga melingkari batu dinding benteng, Lady Amelia menggulung tali tambang itu dengan rapi lalu mengikatnya sebelum melemparkannya ke bawah dimana kusir kereta kudanya berada. Dia lalu berjalan santai menuruni tangga menuju ke pintu keluar samping benteng yang minim penjagaan itu. Wisteria Kingdom sudah lama memang tidak pernah terlibat perang dengan negara tetangga. Prajurit yang masih tersisa lebih banyak yang berusia di atas 30 tahun dibanding yang masih remaja. Setelah menemui Jeffrey Ross, nona muda keluarga Stormside itu pun berkata, "Tubuhku ringan, itulah sebabnya tak ada kesulitan untuk memanjat dengan tali, Jeff. Lagi pula kakiku menapak di tembok pastinya itu teknik yang bagus untuk menambah kecepatanku naik ke atas.""Wow

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13
  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Taruhan Si Kerempeng dan Si Kekar

    Tidak mencukur wajah selama beberapa hari membuat wajah sang pangeran dari Wisteria Kingdom tersamarkan seperti buruh kalangan rakyat jelata. Pangeran William sengaja mengenakan pakaian dari bahan kain longgar yang warnanya sudah memudar. Hari ini adalah hari pertama turnamen ketangkasan 5 tahunan yang diadakan Wisteria Kingdom dan Drakenville Kingdom. Dia sengaja menyamar sebagai pemuda biasa untuk sekadar berkompetisi secara sportif dengan peserta lainnya. Ketika Pangeran William melewati taman istana menuju ke dinding depan benteng istana, dia berpapasan dengan Jenderal Sebastian Dalio. Sedikit menyembunyikan rasa gelinya, sang jenderal menyapa sang pangeran, "Selamat pagi, Your Grace. Hari yang cerah untuk berkompetisi!" "Pagi yang segar, Jenderal! Oya, jangan panggil aku dengan gelarku, cukup Willy saja, oke?" balas Pangeran William sambil berjalan cepat menuju ke lokasi turnamen babak pertama."Apa tidak masalah seperti itu, Pangeran? Ehh—Willy?" ujar Jenderal Sebastian ragu

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13

Bab terbaru

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Sebuah Epiphany yang Indah (THE END)

    Musim dingin yang panjang mulai berganti menjadi musim semi dimana tunas-tunas tumbuhan bermunculan di permukaan bumi usai tertutupi salju yang mencair dan menguap terkena sinar matahari. Kehamilan sang ratu pun telah sampai pada bulan-bulan akhir jelang kelahiran anak pertamanya. Dan Istana Wisteria begitu tak sabar menyambut kehadiran calon penerus tahta berikutnya. Keseharian Ratu Amelia Lancester diisi dengan banyak kegiatan kunjungan ke fasilitas publik serta acara sosial mewakili keluarga kerajaan Wisteria.Dia merasa bahwa pendidikan di Wisteria Kingdom terlalu bergantung kepada Drakenville karena memang fasilitas serta tenaga pengajar yang ada masih kurang. Ratu Amelia senang berdiskusi hal-hal menarik yang membawa kemajuan untuk negerinya bersama sang raja. Hingga suatu hari Raja William Lancester membuat sebuah terobosan baru untuk membangun sekolah yang mirip seperti Drakenville National School. "Amy, sesuai pembicaraan kita sebelumnya aku telah membuat beberapa pengatur

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Romansa Di Musim Dingin

    Angin musim dingin memang berhembus membekukan tulang bagi banyak orang. Namun, banyak pasangan pengantin baru yang menikah sebelum memasuki musim yang dibenci sebagian orang karena begitu menyiksa dengan suhu di bawah 0° Celcius. Jenderal Jason Oliviera yang menikahi Sersan Yuna Almeira adalah salah satu pasangan yang beruntung itu. Di musim salju kali ini dia memiliki partner untuk menghalau rasa dingin sepulang bertugas di luar rumah. Istri yang baru dinikahinya itu mempunyai semangat yang bagus berkaitan dengan kehidupan di balik pintu kamar tidur mereka. Sama seperti ketika sore ini sepulang acara pembubaran panitia royal wedding Pangeran Ares dan Lady Queenta."Hai, Tuan Jenderal yang tampan. Bagaimana harimu?" sapa Yuna sembari membantu melepaskan jubah jenderal besar Drakenville berbahan kain Kashmere yang dikenakan suaminya."Hai, Istriku yang jelita. Hari yang melelahkan seperti biasa ditambah cuaca buruk yang melengkapi skala sebuah hari menyebalkan," jawab Jenderal Jason

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Sang Duke Muda dan Gadis Kecil

    Rombongan kereta tamu undangan dari Wisteria Kingdom sampai di depan Istana Drakenville yang megah. Raja William Lancester bersama Ratu Amelia turun dari kereta kencana memasuki istana yang indah dengan hiasan patung pahatan artistik dan bunga-bunga segar dekorasi yang meriah.Di ruang tamu istana Pangeran Ares dan Lady Queenta Larson sendiri yang menyambut kedatangan tamu dari Wisteria Kingdom. Keluarga Larson mendapat gelar kehormatan bangsawan karena akan menjadi besan keluarga kerajaan."Selamat datang, Your Majesty. Lama tak bersua, semoga kabar Anda dan keluarga baik-baik saja!" sambut Pangeran Ares dengan pelukan hangat untuk Raja William."Terima kasih atas penyambutan Anda, Pangeran Ares. Jadi apa segala persiapan pesta royal wedding telah lengkap?" sahut raja Wisteria sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan istana yang megah itu.Pangeran Ares pun menjawab, "Segalanya telah siap untuk besok pagi. Hari ini mungkin sebaiknya digunakan untuk beristirahat saja di

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Musim Dingin dan Kenangan

    "Amy, selamat atas pernikahanmu dengan sang pangeran. Kalian berdua sama-sama beruntung memiliki satu sama lain," ucap Madam Tania usai menerima donasi besar dari Ratu Amelia Lancester.Wanita muda yang telah mendampingi Raja William Lancester naik tahta baru-baru ini pun menjawab, "Terima kasih, Madam Tania. Kuharap bantuan dariku akan sanggup untuk menolong anak-anak di panti asuhan ini melewati musim dingin yang akan tiba sebentar lagi. Angin yang dingin menusuk tulang mulai berhembus bukan?" "Kau benar, Amy. Bersyukur atas segala kebaikanmu untuk kami di sini. Dan sampaikan salam hangat kami untuk paduka raja. Beliau pemimpin muda Wisteria yang luar biasa, banyak kemajuan kesejahteraan rakyat di pedesaan yang terjadi semenjak beliau menggantikan mendiang Raja Alderan," puji Madam Tania penuh syukur.Amy pun menjawab dengan rasa bangga, "Akan kusampaikan salam kalian pastinya. Suamiku itu memang seorang pemimpin yang luar biasa. Beliau pekerja keras yang berhati mulia.""Lihatlah

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Wisteria Royal Wedding Day

    Sebelum musim dingin tiba Pangeran William Lancester menemui baginda raja yang kondisinya agak berat untuk bertahan lebih lama. Di dalam kamar peristirahatan Raja Alderan Lancester, ada perdana menteri Wisteria dan juga beberapa petinggi militer di sana."Puteraku, kudengar kau telah menemukan calon istrimu. Kerja bagus, Nak. Sebaiknya segeralah kalian berdua menikah sebelum aku tak mampu memberikan restuku lagi," titah paduka raja dengan napas yang berat sambil berbaring di ranjang kebesarannya.Memang itu hal yang ingin dia bicarakan dengan ayahandanya, sang pangeran pun menjawab, "Baik, Ayah. Aku akan meminta pegawai istana untuk segera menyiapkan acara pernikahan tersebut. Bertahanlah lebih lama lagi untuk menyaksikan kebahagiaan puteramu ini, Baginda Raja!""Segera lakukan persiapan untuk holy matrimony hari ini juga di kamar peristirahatanku. Pesta perayaan pernikahan itu bisa menyusul nanti, aku pun tak akan bisa duduk menghadirinya. Uhuk ... uhuk ...," desak Raja Alderan seray

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Sebuah Kisah Cinderella yang Berbeda

    "Bagaimana sekolahmu, Queenta?" tanya Tuan Robert Larson ketika makan malam bersama dengan keluarga besar Larson.Gadis itu menghentikan makan malamnya dan menjawab, "Segalanya lancar dan baik-baik saja, Pa. Bulan depan kami akan naik kelas tingkat akhir di senior highschool.""Ohh, bagus kalau begitu, Nak. Belajarlah yang rajin agar dapat meneruskan bisnis keluarga Larson nantinya," nasihat ayah Queenta lalu ia pun meneruskan makan malam dan membiarkan anggota keluarga lainnya berbincang di meja makan.Ketika hidangan penutup dihidangkan di meja makan, Harvey menghampiri Tuan Robert Larson di kepala meja makan dan berbisik, "Sir, ada rombongan dari kerajaan Drakenville yang ingin menemui Anda, nyonya, dan nona muda."Alis ayah Queenta berjengit sedikit terkejut. Dia lalu berkata kepada Harvey, "Persilakan mereka duduk dulu di ruang tamu. Aku akan segera menemui mereka bersama anak dan istriku!" Dia pun memberi tahu Minerva Larson dan puterinya agar ikut menemui rombongan dari Drakenv

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Jatuh Cinta pada Pribadi yang Sama

    Saat yang dinantikan oleh para penonton di tribun amphitheater Wisteria Kingdom pun tiba. Tiga pasang peserta terakhir yang saling berhadapan di bak lumpur akan diadu seberapa cepat mereka menjatuhkan lawan. Kali ini selain wasit utama yaitu Sir Philip Fidelis, kedua jenderal muda daei Wisteria dan Drakenville membantu mengawasi jalannya babak putaran terakhir turnamen ketangkasan 5 tahunan tersebut.Jenderal Sebastian Dalio berdiri di sisi samping sang pangeran dan Alexander Banning. Dia yang bertugas mengawasi pasangan peserta itu. Ketika Sir Philip Fidelis berseru 'mulai' maka ketiga pasangan peserta gulat lumpur segera beraksi dengan kekuatan serta strategi mereka masing-masing.Namun, Alex yang merasa dia tak akan ada peluang mengalahkan Willy menahan serangan dengan melangkah mundur di bak lumpur. Sedangkan, sang pangeran berbisik di samping telinga Alex, "Dorong aku, kali ini aku akan mengalah untukmu, Sobat!"Alexander Banning sudah mengetahui kemungkinan itu adalah satu-satu

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Senyum Misterius Sang Pangeran

    "Zemira, hari ini aku akan berada di amphitheater untuk menyaksikan babak final turnamen ketangkasan 5 tahunan, apa kau ingin menemaniku ke sana?" tanya Alexei Stormside ketika keluarga kecilnya sedang sarapan pagi.Lady Zemira pun menjawab, "Tentu, Suamiku. Aku tidak memiliki janji temu dengan siapa pun hari ini. Pukul berapa kamu berangkat ke amphitheater?""Seusai sarapan pagi saja karena aku harus memberikan pidato sambutan sebelum babak final digelar. Aku akan menunggumu bersiap sebentar, Darling!" ujar sang perdana menteri dengan mesra kepada Lady Zemira Stormside.Mendengar perbincangan kedua orang tuanya Lady Amelia pun menjadi gugup, dia tak menyangka bahwa hari ini dia akan bertanding di turnamen babak final disaksikan papa mamanya sekaligus. Dia pun menghela napas dalam-dalam lalu mengakhiri sarapannya, hilang sudah napsu makannya. "Pa, Ma, aku harus berangkat ke sekolah sekarang. Sampai jumpa nanti!" pamit gadis itu lalu mengecup punggung tangan kedua orang tuanya bergant

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Pertemuan Penting Dua Calon Raja

    Pagi itu ketika fajar pagi merekah di langit Drakenville dan Wisteria, kedua pangeran yang memiliki kepentingan yang belum selesai terkait pernikahan mereka masing-masing akan bertemu di Pavilliun Phoenix. Namun, perbedaannya ada di hati Pangeran Ares Kincaid telah berpaling dari Lady Amelia Stormside, sedangkan hati Pangeran William Lancester tetap menuju ke gadis yang telah dicintainya sejak semula. Dan sang pangeran Wisteria belum mengetahui perubahan itu."Jenderal Sebastian, apa yang sebaiknya aku jadikan alasan tentang lamaranku untuk Lady Amelia?" tanya Pangeran William gundah. Dia kuatir kakak dari Puteri Alea tersebut akan mengamuk dan membuat situasi damai kedua kerajaan menjadi berselisih.Maka jenderal muda Wisteria tersebut memberikan nasihatnya, "Your Grace, ada baiknya bila Anda pura-pura tidak mengetahui alasan kedatangan Pangeran Ares dan menyambutnya dengan tangan terbuka. Kita dengarkan dahulu apa saja yang beliau kehendaki dari pertemuan ini.""Ahh ... itu saran y

DMCA.com Protection Status