Share

Bab 96

Penulis: Jalita Haira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-24 18:01:03
"Kakakku memang begini. Nenek suruh dia datang untuk merawat kamu, bukan untuk bertengkar dengan kamu. Nanti aku pulang, aku akan lapor ke nenek, biar nenek marahi dia!"

"Nenek yang menyuruh dia datang?" Bukannya dia secara diam-diam mengawasi diriku, lalu mengetahui aku mengalami kecelakaan dan datang untuk menonton kekonyolanku?

"Pagi tadi aku temani nenek untuk pemeriksaan kesehatan, kebetulan aku melihat kamu diantar dengan mobil Keluarga Wijaya. Awalnya aku mau datang melihatmu, tapi karena ada orang dari Keluarga Wijaya, jadi rasanya segan."

"Di jalan pulang, kakakku menelepon menanyakan hasil pemeriksaan kesehatan nenek. Jadi, aku sekadar bilang, aku bertemu kamu di rumah sakit. Mendengar ini, nenek suruh kakakku jenguk kamu."

Violet merasa seharusnya dia tidak akan datang, tapi ternyata dia datang begitu cepat. Jangan-jangan kakak laki-laki ini sudah menyesal?

Loren terus berbicara sambil membuka termos dan menaruh semangkuk sup iga untuk Violet, "Kak Loren, coba cicipi, nenek
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 1

    Dokter bertanya, "Di mana suami pasien? Kenapa masih belum datang? Kalau nggak segera menandatangani suratnya, semuanya akan terlambat."Perawat menjawab, "Suami pasien nggak mau datang. Katanya, biarkan saja pasien hidup atau mati sendiri."Hidup atau mati sendiri .....Di atas meja operasi, Violet yang seluruh tubuhnya penuh luka dan sedang sekarat, berusaha mengangkat tangannya. Dia bergumam, "Berikan ponselnya padaku ...."Ketika melihat kondisinya, perawat dengan cepat memberikan ponsel itu padanya.Sambil menahan rasa sakit yang luar biasa, Violet menekan ulang nomor yang hampir tertanam dalam pikirannya.Ketika panggilan akan segera terputus, akhirnya seseorang di seberang sana mengangkat teleponnya, "Sudah aku bilang, hidup matinya nggak ada hubungannya denganku."Suara pria itu penuh dengan ketidaksenangan dan ketidaksabaran."Leon ...." Setiap kata yang diucapkan Violet membuat seluruh tubuhnya terasa tersiksa dengan rasa sakit yang menyayat. Dia melanjutkan, "Setelah kamu me

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 2

    Keesokan harinya.Pagi-pagi sekali.Karena lukanya terasa sangat sakit, Mia meminta Leon untuk tetap tinggal, sehingga dia menghabiskan semalam lagi di rumah sakit.Dalam perjalanan ke kantor, dia tiba-tiba memberi perintah pada sopir ketika melewati sebuah persimpangan, "Pergi ke Vila Aster."Dia sudah memakai baju ini selama dua hari, sudah waktunya untuk diganti.Jika tidak, tempat itu sebenarnya adalah tempat yang paling tidak ingin Leon datangi.Siapa sangka, ketika kembali ke vila, yang menyambutnya bukan kehangatan seperti biasanya, melainkan dinginnya suasana di seluruh ruangan. Sementara di atas meja di ruang tamu ada ....Surat cerai!Melihat tanda tangan di bagian akhir dan kunci yang diletakkan di atas kertas itu, mata hitam Leon bersinar samar. Kemudian, dia berbalik untuk melangkah naik ke lantai atas.Ini adalah pertama kalinya Leon masuk ke kamar Violet.Biasanya mereka hidup dalam dunia mereka masing-masing.Seperti yang diduganya, kamar itu sudah bersih dan rapi.Sela

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 3

    Jarak Kota Barona hanya satu setengah jam perjalanan dari Kota Jimasta.Violet tiba di rumah Keluarga Wijaya sesuai janji dengan menggunakan penyamaran.Dengan alasan mengobati penyakit, dia memanfaatkan kesempatan untuk menghipnosis Dimas yang sudah lanjut usia.Sayangnya, tidak ada informasi berguna yang bisa didapat.Setelah usahanya tidak membuahkan hasil, Violet berjalan sambil menunduk, memikirkan sesuatu. Tiba-tiba dia merasakan sakit di dahinya."Maaf ...."Kata-kata permintaan maaf itu terhenti di tenggorokan ketika melihat wajah orang yang ada di depannya.Leon?Kenapa dia ada di sini?Memang benar, musuh akan selalu bertemu!Hanya dalam waktu kurang dari dua detik, Violet mengalihkan pandangannya, lalu pergi tanpa ekspresi.Leon tertegun.Awalnya orang ini tampak akan meminta maaf, tetapi setelah melihatnya, sikapnya tiba-tiba berubah drastis. Terutama tatapan yang berubah seolah mereka punya dendam mendalam.Leon berbalik, memandang ke arah kepergian wanita itu. Mata gelapn

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 4

    "Dua puluh triliun?"Leon tanpa ragu berkata, "Oke!"Tiga tahun lalu, setelah dirinya dijebak dan diberi obat, ada seorang gadis yang tetap menyelamatkan nyawanya meski dia sendiri terluka parah.Setelah semalaman mereka bersama, gadis itu sudah menghilang tanpa jejak setelah pagi datang.Malam itu begitu gelap sehingga Leon tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Dia hanya bisa mencium aroma obat yang samar, mirip dengan aroma obat tradisional tertentu.Setelah kejadian itu, dia menyelidiki, hingga akhirnya menemukan Keluarga Lenova.Mia yang sejak kecil lemah dan sering sakit, sudah terbiasa mengonsumsi obat tradisional.Menurut penuturan langsung dari Mia, pada hari insiden itu terjadi, dia sedang diculik. Ketika akhirnya berhasil melarikan diri, dia bertemu dengan Leon.Tanpa memedulikan keselamatannya sendiri, Mia dengan tubuh penuh luka menyerahkan kesuciannya untuk menyelamatkan Leon.Saat itu, Mia baru berusia delapan belas tahun.Karena telah menyelamatkan nyawanya, Leon ber

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 5

    Tatapan tajam Leon kembali mengarah ke balkon, memberi Joshua isyarat dengan pandangan matanya.Joshua memeriksa sekeliling, "Pak, nggak ada siapa-siapa di sini!""Panggil dokter." Mata Leon berubah menjadi dingin. Dia menambahkan, "Beri tahu pihak rumah sakit untuk menutup semua pintu keluar. Hanya boleh ada masuk, nggak boleh ada yang keluar!""Baik!"Setelah diperiksa oleh dokter dan dipastikan bahwa orang itu hanya mengambil darahnya tanpa melakukan hal lain, hati Mia yang semula waspada akhirnya merasa sedikit tenang.Orang yang datang tidak diketahui asal-usulnya. Mengingat kondisinya yang rentan, tentu saja dia merasa takut.Namun, dia tidak mengerti, kenapa orang itu bersusah payah mengambil darahnya?Namun ....Air mata Mia mengalir begitu dia menoleh menatap Leon. Dia berkata, "Paman, sebenarnya ada beberapa hal yang seharusnya nggak aku katakan. Tapi dia benar-benar sudah keterlaluan."Ini adalah kesempatan yang bagus untuk menimpakan segalanya pada Violet, jadi dia tidak ak

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 6

    Wanita itu berbalik untuk menghadapnya. Begitu melihat dengan jelas wajahnya, wajah tampan Leon seketika menjadi sangat muram.Punggung wanita itu memang mirip dengan Violet, tetapi wajahnya sama sekali berbeda.Penampilannya biasa saja, jauh dari kecantikan luar biasa yang dimiliki Violet.Ketika menyadari bahwa dirinya sempat menganggap Violet cantik, wajah Leon menjadi makin muram."Tampan, caramu mendekati orang unik sekali. Kamu punya gaya sendiri, aku suka."Wanita itu menyandarkan dirinya ke arah Leon, lalu melanjutkan, "Rumahku ada di dekat sini, bagaimana kalau kita ....""Salah orang."Saat Leon mundur, wanita itu hampir terjatuh. Namun, dia tidak terlihat kesal, malah kembali mendekat sambil berujar, "Jangan malu-malu. Kita berdua ini sudah dewasa, nggak perlu sungkan."Sebuah tatapan dingin diarahkan pada Joshua yang mengikuti dari belakang.Joshua segera maju untuk mengatasi situasi tersebut.Setelah keduanya pergi dengan mobil, Violet naik ke mobil Sheva, lalu dengan perl

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 7

    Di rumah sakit.Begitu Leon masuk, Mia langsung memeluknya dengan erat.Wanita itu seperti seekor ular tanpa tulang, menggeliat di dalam pelukannya sambil berkata, "Paman, aku merasa nggak nyaman .... Benar-benar nggak nyaman ....""Di mana yang terasa nggak nyaman?" Leon mengulurkan tangan, mencoba mendorongnya, tetapi ini malah membuat Mia makin erat memeluknya."Di seluruh tubuhku ...." kata Mia sambil menggenggam tangan Leon, lalu menempelkannya ke dadanya. Dia melanjutkan, "Terutama di sini, seperti ada banyak semut yang merayap. Rasanya gatal dan sangat nggak nyaman.""Paman, tolong aku ... selamatkan aku!"Keadaan Mia ini jelas tidak normal. "Aku akan memanggil dokter untukmu," ucap Leon."Nggak, aku nggak mau dokter, aku hanya mau kamu." Mia memeluk Leon erat-erat seperti tumbuhan merambat yang melilit, bahkan mulai membuka kancing bajunya. Mia berkata, "Paman, tolong aku. Cepatlah, aku benar-benar merasa nggak nyaman .... Kalau kamu nggak menolongku, aku benar-benar akan mati

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 8

    Saat masker itu hampir saja ditarik, Violet dengan cepat mencabut jarum perak dari pinggangnya, lalu langsung menusukkannya ke telapak tangan Leon."Hiss ...."Rasa sakit tajam menyebar di telapak tangannya, memaksa Leon menarik kembali tangannya. Violet memanfaatkan kesempatan itu untuk melompat langsung dari balkon.Melihat wanita itu mendarat dengan stabil dari ketinggian lantai 11, mata hitam pekat Leon menyiratkan kekaguman sekaligus sorotan yang tajam.Dia mengeluarkan ponselnya, membuka halaman yang menunjukkan titik merah kecil.Sebenarnya, dia sudah menyadari bahwa di dalam kamar rawat ada orang lain selain dirinya dan Mia.Tepat ketika Mia bersiap melepaskan pakaian, ada suara dari dalam lemari.Meski suara itu sangat pelan dan hanya sekejap, Leon tetap menyadarinya.Tadi dia sengaja keluar untuk memancing musuh keluar dari persembunyian.Melihat titik merah di pelacak, mata hitam Leon menyipit. "Violet, sebaiknya bukan kamu dalang dibalik semuanya. Kalau nggak ...."**Viole

Bab terbaru

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 96

    "Kakakku memang begini. Nenek suruh dia datang untuk merawat kamu, bukan untuk bertengkar dengan kamu. Nanti aku pulang, aku akan lapor ke nenek, biar nenek marahi dia!""Nenek yang menyuruh dia datang?" Bukannya dia secara diam-diam mengawasi diriku, lalu mengetahui aku mengalami kecelakaan dan datang untuk menonton kekonyolanku?"Pagi tadi aku temani nenek untuk pemeriksaan kesehatan, kebetulan aku melihat kamu diantar dengan mobil Keluarga Wijaya. Awalnya aku mau datang melihatmu, tapi karena ada orang dari Keluarga Wijaya, jadi rasanya segan.""Di jalan pulang, kakakku menelepon menanyakan hasil pemeriksaan kesehatan nenek. Jadi, aku sekadar bilang, aku bertemu kamu di rumah sakit. Mendengar ini, nenek suruh kakakku jenguk kamu."Violet merasa seharusnya dia tidak akan datang, tapi ternyata dia datang begitu cepat. Jangan-jangan kakak laki-laki ini sudah menyesal?Loren terus berbicara sambil membuka termos dan menaruh semangkuk sup iga untuk Violet, "Kak Loren, coba cicipi, nenek

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 95

    "Kamu di sini buat apa?"Melihat pria yang tidak seharusnya muncul, namun sudah entah berapa lama ada di sana, Violet, yang akhirnya sadar langsung bertanya dengan nada tidak senang.Leon, yang sedang mencuci buah, menoleh ke arahnya.Violet baru sadar bahwa celananya belum dipakai kembali setelah mengikuti pandangan Leon.Wajahnya langsung memerah, beruntung yang dia lepaskan hanya celana luar, kalau semuanya ....Dengan ekspresi dingin, Violet menyipitkan mata, "Jadi, kamu datang ke sini cuma untuk menonton aku dibuat malu?"Leon tampaknya tidak mendengarnya, dia menyelesaikan mencuci stroberi yang belum selesai, kemudian membawa nampan buah itu ke arah Violet.Melihatnya makin mendekat, Violet yang berdiri di pintu, geser sedikit ke samping.Kalau bukan karena dia tidak ingin ada kontak fisik dengan pria itu, dia tidak akan memberi jalan.Kebencian yang ada di mata Violet, bisa dilihat dengan jelas oleh Leon, dan di matanya muncul kilatan cahaya yang sulit dipahami.Tepat saat dia m

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 94

    Mendengar dia terus memuji Leon, Violet hampir ingin menendangnya lagi, "Kalau kamu masih berbicara omong kosong seperti itu, aku nggak keberatan membuatmu bisu!"Sheva mendengus, lalu memberikan apel yang sudah dikupas kepadanya.Violet menerimanya, lalu menggigitnya, "Bagaimana keadaan Mia?"Dalam beberapa hari terakhir, dia tidak sempat memeriksa rekaman pengawasan, satu karena tidak ada waktu, kedua karena tidak perlu.Sheva mengangkat bahu, "Mia sudah keracunan selama beberapa hari, Hera sudah beberapa kali memberitahu Leon untuk mencari dokter ahli untuk mengobati Mia, tapi dia nggak pernah hubungi aku.""Bukan hanya itu, Hera juga memberi tahu Leon bahwa kemungkinan racun itu berasal dari kamu, tapi sampai sekarang, Leon nggak melakukan apa-apa terhadapmu ...."Sheva ingin berkata lagi, "Bos, dia mungkin ...."Violet tidak ingin mendengar omong kosong itu, jadi dia mengambil apel yang belum dikupas dan memasukkannya ke mulutnya.Sheva buru-buru mengeluarkannya, meludah beberapa

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 93

    Violet menyelamatkan Pak Dimas, dan sebagai anak, Lewis tentu harus datang untuk mengucapkan terima kasih kepada Violet."Bu Violet, kamu telah menyelamatkan ayahku, aku sangat berterima kasih atas kebaikanmu."Meskipun Lewis sudah berusia lima puluh tahun, namun dia terlihat seperti baru berusia tiga puluhan.Dia mengenakan jas hitam yang dikerjakan dengan sangat baik dan rapi. Rambutnya juga disisir dengan sangat rapi, dan kacamata dengan bingkai emas memberinya kesan intelektual."Pak Lewis, jangan segan-segan. Saat itu aku hanya kebetulan lewat, bukan cuma aku, siapa pun pasti nggak akan biarkan seseorang terjatuh begitu saja ...."Begitu berkata, Violet dengan ekspresi khawatir bertanya kepadanya, "Pak Dimas nggak apa-apa, 'kan?""Ayahku baik-baik saja.""Kalau begitu, syukurlah ... syukurlah ...." Violet seolah tidak sengaja berkata, "Orang tua paling takut terjatuh, untungnya aku cukup cepat, kalau aku sedikit lebih lambat, akibatnya bisa sangat buruk."Mata Lewis sedikit beruba

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 92

    Adis tersenyum tipis. "Kamu lakukan dulu, baru bilang aku."Violet mengerutkan hidung, tidak berkata apa-apa lagi, melambaikan tangan dan berbalik pergi.Melihat punggungnya yang berjalan menjauh, mata Adis yang awalnya tampak jernih, seketika berubah menjadi dalam tak terukur.Keesokan harinya.Setelah dipersiapkan oleh Adis, Violet membawa banyak hadiah dan berangkat ke rumah Keluarga Wijaya.Sudah dua bulan berlalu sejak terakhir kali dia merawat ayah Lewis.Awalnya, dia pikir bisa mendapatkan sedikit informasi dari mulut Pak Dimas, tetapi ternyata usahanya sia-sia.Sepertinya ada beberapa hal yang mungkin sama sekali tidak diketahui Pak Dimas.Jadi, dari awal, dia sudah salah target. Kalau tidak, masalah ini tidak akan berlarut-larut tanpa kemajuan apa pun hingga sekarang.Di ruang tamu, Violet menunggu lama, tetapi Lewis tidak datang. Akhirnya, pelayan datang dan berkata, "Bu Violet, tuan kami tiba-tiba ada urusan mendadak dan harus pergi. Dia meminta maaf atas ketidakhadirannya."

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 91

    Yang membuat Violet terkejut adalah, meskipun dia sudah berkata dengan nada sangat tajam, Leon bukan hanya tidak marah, tetapi malah benar-benar mulai makan sisa makanan itu.Violet terpaku sejenak, lalu berdiri, "Pak Leon sepertinya benar-benar lapar, kalau begitu, makanlah lebih banyak!"Leon tidak menghalangi Violet yang pergi. Saat dia mencapai pintu, Leon dengan nada santai berkata, "Bagaimana persiapan Adis untuk pengajuan hak paten?"Langkah Violet terhenti, tetapi dia tidak berbalik. "Hasilnya mungkin akan membuat Pak Leon kecewa."Mata gelap Leon menatap punggung Violet, dirinya tertawa kecil, "Kalau begitu, mari kita tunggu hasilnya."Violet tidak menjawab lagi dan melangkah keluar.Leon tetap duduk tanpa bergerak, bahkan menuangkan teh untuk dirinya sendiri. Namun, saat dia baru mengangkat cangkir itu, tiba-tiba cangkir tersebut pecah.Pecahannya melukai jarinya, darah segar bercampur dengan teh menetes ke bawah. Menatap mata yang merah terang seperti sebuah danau dalam, per

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 90

    Leon berpaling, matanya mencari-cari seseorang yang dari tadi berdiri di pintu, "Saudaraku, dulu kamu pernah merugi, tapi sekarang kamu jelas beruntung."Sambil berkata, dia juga menasihati Adis, "Pak Adis, meskipun kakimu nggak bagus, nggak perlu mengambil sepatu usang yang sudah nggak dipakai orang lain.""Plak!"Violet baru saja ingin membalas, tetapi Adis lebih dulu dengan keras meletakkan sendok dari genggamannya, "Pak Lukas, tolong jaga ucapanmu!""Heh ...." Lukas mencemooh, "Aku cuma ingatkan dengan niat baik, kalau kamu nggak hargai ucapanku, anggap saja aku nggak pernah berkata apa-apa!""Leon, ayo kita pergi!"Namun, Leon malah berjalan masuk, "Karena sudah kebetulan, ayo makan bersama!"Tindakan Leon sungguh di luar dugaan LukasGila!Karena Leon sudah masuk, Lukas tidak punya pilihan selain ikut dengan berat hati.Lukas yang jarang diajak Leon, dia langsung setuju. Siapa tahu malah ketemu hal memuakkan seperti ini!Ngomong-ngomong, kenapa harus makan satu meja?Meski sudah

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 89

    "Achoo ...."Baru saja makan siang, Violet sudah bersin berkali-kali. Adis tampak cemas, "Nggak enak badan?""Nggak ...." Violet menggosok hidungnya. "Mungkin makanannya agak pedas. Ngomong-ngomong, cabai di restoran ini gratis ya?""Memangnya nggak apa-apa?""Nggak apa-apa kok!"Meski dia bilang tidak apa-apa, Adis tetap menuangkan segelas air hangat untuknya. "Minumlah air hangat.""Sakit perut minum air hangat, flu minum air hangat, apakah semua pria benar-benar mengira air hangat bisa sembuhkan segala penyakit?" Violet sedikit mengejek tapi tetap mengambil dan meminum seteguk. "Untukku ini bisa diterima, tapi nanti kalau kamu bertemu wanita yang kamu suka, jangan lakukan ini. Benar-benar bisa merusak kesan!"Mata Adis sedikit gelap. "Benarkah?""Tatapanmu barusan agak aneh ...." Violet tiba-tiba mendekat dengan wajah penuh rasa ingin tahu. "Siapa dia?"Adis tersenyum tipis. "Nggak ada!""Aku nggak percaya!" Violet cemberut. "Bahkan kepadaku yang kamu anggap seperti adik nggak mau b

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 88

    Leon kembali memandang Mia, "Aku pergi dulu."Melihat Leon baru saja datang tetapi sudah akan pergi, Mia menahan rasa sakit luar biasa di tubuhnya. Dia buru-buru turun dari ranjang, berjalan cepat ke sisi Leon, dan langsung memeluk lengannya, "Paman, apa karena insiden di rapat lelang terakhir kali, kamu merasa aku menipumu, jadi ...."Leon menjatuhkan pandangannya pada lengan yang sedang dipeluk Mia. Samar-samar, terlihat matanya meredup sejenak, "Ada urusan perusahaan."Wajah Mia tampak penuh rasa kecewa, "Beberapa hari lalu aku ke kantor cari kamu, tapi kamu nggak mau temui aku. Sekarang kamu bahkan baru datang sudah mau pergi. Aku tahu kamu sibuk, tapi aku memang kurang enak sekarang, bisakah kamu temaniku sebentar?"Hera segera menyela, "Mia, jangan nggak tahu diri. Pak Leon sudah menyempatkan diri datang di tengah kesibukannya, kamu harus bersyukur."Setelah bicara, dia memberi Boni pandangan penuh makna.Menerima isyarat istrinya, Boni yang penuh siasat segera mendapat tanggapan

DMCA.com Protection Status