Bibi?Violet tidak pernah menyangka akan bertemu dengan bibinya yang sudah bertahun-tahun tidak dia temui di sini.Saat seluruh Keluarga Ananta tewas dalam semalam, Carmelia-lah yang mengambil kesempatan dalam kekacauan tersebut dan mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkannya.Carmelia-lah yang mengantarnya ke organisasi misterius untuk menerima pelatihan guna membalaskan dendam orang tua dan tiga kakaknya.Saat itu kalau bukan karena Carmelia, Violet mengira dia sudah mati di tangan sekumpulan bajingan kejam yang tidak berperasaan itu secara tragis seperti orang tua dan kakaknya.Carmelia adalah keluarga Violet yang paling dekat di seluruh dunia.Hanya saja hubungan keduanya tidak bisa diketahui orang luar, sehingga tidak pernah berhubungan di hadapan orang lain.Penasaran dengan apa yang bibinya lakukan di sini di tengah malam, Violet diam-diam mengikutinya.Siapa sangka dia justru kehilangan jejaknya setelah mengikuti hingga setengah jalan.Saat mulai merasa kesal, seseorang dari be
"Bukankah beberapa waktu yang lalu kamu menyuruh Sheva untuk menyampaikan pesan padaku, mengatakan kamu curiga pembunuhan yang kamu derita tiga tahun lalu, serta pembunuhan orang tua dan kakakmu tahun itu hubungannya dengan Keluarga Wijaya?""Kebencian itu bukan cuma milikmu, tapi juga milikku. Kamu nggak bisa membalasnya sendirian.""Baru-baru ini aku sengaja mendekati istri Lewis, kupikir mungkin aku bisa menemukan petunjuk berguna darinya.""Malam ini dia mengundangku ke rumahnya dan aku minum terlalu banyak, itulah sebabnya aku begadang sampai larut malam. Nggak kusangka aku akan bertemu denganmu!"Setelah membahas ini, Carmelia bertanya kepada Violet, "Apa kamu menemukan sesuatu saat menyelinap ke rumah Keluarga Wijaya pada malam hari?"Violet menggelengkan kepalanya, "Aku pergi ke ruang kerja Lewis dan nggak menemukan sesuatu yang berguna!"Carmelia menambahkan, "Mungkinkah ini nggak ada hubungannya dengan Keluarga Wijaya? Lagi pula, ayahmu punya hubungan yang cukup baik dengan L
Awalnya mengira siapa itu, ternyata itu adalah seseorang yang tidak dikenal.Pria itu sangat tinggi, mungkin sekitar 185 cm dan tubuhnya juga sangat kekar. Hanya saja kondisi kejiwaannya agak bermasalah.Dia menerjang ke arah Violet seperti orang gila sambil berteriak, "Istriku, istriku! Biarkan aku memelukmu, ayo tidur bersama!"Melihat orang itu bergegas ke arahnya, Violet langsung meluncurkan tendangan. Akan tetapi, tidak disangka orang itu benar-benar menghindar.Bagaimana seseorang dengan gangguan jiwa bisa bergerak begitu lincah?"Heh ...."Sambil mencibir, Violet berkata dengan dingin sebelum pria itu mendekat lagi, "Siapa yang mengutusmu ke sini?""Istriku, aku nggak mengerti apa yang kamu bicarakan! Aku mengantuk dan ingin tidur ....""Nggak mau bilang?"Violet tidak berbasa-basi lagi dan langsung mengambil jarum perak dari pinggangnya sebelum menusukkannya ke bagian tengah alis pria itu."Buk ...."Hanya dalam sedetik, pria itu tumbang ke lantai.Violet turun dari kasur, kemu
Orang itu nyaris pingsan setelah melihat yang di depannya adalah Violet, "Ka ... kamu tahu segalanya?"Violet mengangkat alisnya, "Aku sudah tahu apa yang harus kuketahui, tapi yang nggak seharusnya kuketahui tergantung apakah kamu bersedia menjelaskannya atau nggak.""Iya, aku bersedia!" Serangan tadi hampir membuatnya takut sampai mati. Saat ini tidak ada lagi yang lebih penting daripada nyawa."Oh, kalau begitu katakan!""Pagi ini seorang wanita berpakaian mewah datang kepadaku dan menyuruhku mencari seseorang untuk melakukan sesuatu untuknya ...."Violet menyalakan ponsel dan menunjukkan foto pria Hera, "Ini orangnya?"Pria itu melihatnya dan berkata, "Aku nggak yakin. Dia memakai topi dan masker, tapi sosoknya sangat mirip!"Violet menyimpan ponsel dan melemparkan sebuah kartu kepada pria itu, "Ada 10 miliar di dalamnya. Sudah tahu apa yang harus kamu lakukan selanjutnya, 'kan?"Pria itu berpikir sejenak sebelum bertanya kepada Violet dengan hati-hati, "Membalaskan perbuatan orang
Melihat di monitor, sedetik sebelumnya Mia meminta bantuan pada Leon dan di detik berikutnya Leon muncul. Jari-jari Violet yang memegang ponsel tanpa sadar menggenggam lebih erat.Leon muncul secepat itu, ini menunjukkan bahwa dia memang ada di rumah sakit pada saat itu.Malam-malam begini, masih pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Mia, apakah ini yang Sheva maksud dengan "tidak peduli"?Violet menyeringai dingin, lalu mematikan layar monitor.Mia juga tidak menyangka bahwa Leon akan datang secepat itu. Sewaktu Leon menyuruh Joshua mengendalikan orang-orang itu, Mia bertanya kepada Leon, "Paman, bukannya belakangan ini Paman sangat sibuk? Kenapa malam-malam begini Paman masih datang ke rumah sakit jenguk aku?""Kebetulan lewat saja."Hari ini ada seorang karyawan yang mengalami kecelakaan. Karena Rumah Sakit Lenova lebih dekat dengan kantor mereka, dia dibawa ke sini.Di perjalanan pulang, mendengar Joshua menyebutnya, dia pun memutuskan untuk mampir melihat. Bagaimanapun, karyawan it
Violet tersenyum manis pada Pak Dimas, "Kakek Dimas, Anda terlalu merendah ...."Saat itu, Violet tiba-tiba menutup mulutnya, Pak Dimas melihatnya dan segera bertanya, "Ada apa, nggak enak badan?""Bukan ...." Violet menggelengkan kepala, "Cumanya, denganku, seharusnya aku nggak panggil Anda seperti tadi.""Jangan bicara omong kosong!" kata Pak Dimas, "Kamu adalah penyelamat hidupku, kalau bukan karena kamu kemarin, aku, orang tua ini, mungkin sudah nggak ada di dunia ini. Kamu mau memanggilku Kakek, aku malah sangat senang!"Begitu mengatakan itu, Pak Dimas tiba-tiba berhenti sejenak, "Aku kebetulan nggak punya cucu perempuan, bagaimana kalau kamu jadi cucu angkatku?""Ini ... ini nggak baik, aku 'kan cuma orang biasa ....""Kenapa nggak baik, aku sekarang juga akan telepon Lewis!"Pak Dimas berkata sambil meminta pelayan yang berdiri di samping untuk menelepon Lewis.Tak lama kemudian, Lewis datang dan berkata pada Pak Dimas, "Ayah, aku tahu Anda sangat berterima kasih pada Bu Violet
Violet terus mengejar bayangan hitam itu, hampir dengan kecepatan tertinggi yang bisa dicapainya. Akan tetapi, dia tetap tertinggal sedikit dari lawannya.Kecepatannya di organisasi adalah yang tercepat, hampir tidak ada yang bisa lolos darinya, jadi tampaknya orang ini juga tidak bisa kabur!Meskipun dia cepat, itu tetap sia-sia!Violet terus mengejar sambil berteriak kepada orang itu, "Berhenti sekarang, kamu masih punya kesempatan untuk bertahan hidup.""Hah ...."Suara orang itu, yang telah diproses secara khusus, penuh dengan penghinaan, "Bu Violet, apa Anda nggak merasa bahwa bualan Anda terlalu cepat diucapkan? Kalau mau bunuh aku, kamu harus kejar aku terlebih dahulu."Violet mempercepat lagi, "Kamu yang terlalu cepat berbangga diri!"Orang itu juga mempercepat langkahnya, berusaha luput dari kejaran. Setelah berlari melewati beberapa jalan, orang itu bersembunyi di sebuah pabrik terbengkalai."Keluar ...."Di halaman pabrik, Violet dengan santai mengambil sebuah batangan besi
"Pah! Pah! Pah!"Suara tepuk tangan menggema di seluruh ruang lobi lantai satu, "Memang pantas jadi pembunuh nomor satu dunia, keterampilan Bu Violet memang luar biasa!""Bu Violet, teruskan, semoga kamu bisa berikan penampilan yang lebih menarik lagi!"Violet hanya membungkamSialan, ini apa, orang itu pikir dia sedang menonton pertunjukan sirkus?Huh!Nanti, begitu aku menemukannya, aku pasti akan menekan mulut busuk itu ke tanah dan menggosoknya berkali-kali!Di sini tidak ada tangga, untuk naik ke lantai atas hanya bisa menggunakan lift.Namun, lift ini menggunakan kode sandi, dan itu adalah kode yang sangat sulit untuk dibuka.Sebenarnya, ini bukan keahlian Violet.Noah lebih ahli dalam hal ini, karena dia bisa mengekstrak sidik jari.Apa pun yang disentuh, dia bisa mengekstrak semua sidik jarinya, bahkan jika sudah dibersihkan, dia masih bisa melakukannya.Saat seperti ini, jika dia ada di sini, dengan dua tetes cairan obat saja, dia bisa langsung menunjukkan tombol yang tertekan
Pria itu mengerutkan bibirnya dan berkata, "Ternyata seperti itu!"Dia hanya mengatakan ini dan tidak mengatakan yang lain lagi.Pria itu tidak mengatakan apa pun dan Violet juga tidak bertanya. Setelah perjalanan ini berakhir, Violet menyerahkan kartu yang lain pada pria itu, "Ini adalah 200 juta untuk uang tipmu hari ini. Terima kasih karena sudah menemani kami sepanjang hari ini!"Violet sangat murah hati sampai membuat pria itu enggan menerima pemberian darinya lagi, "Kamu sudah memberiku cukup banyak uang, aku nggak boleh menerimanya lagi."Violet meletakkan kartu ke tangan pria itu dengan paksa dan berkata, "Terimalah, kamu pantas mendapatkannya! Pada awalnya suasana hatiku sangat buruk karena nggak menemukan siapa pun. Tapi kamu sudah menemaniku sepanjang hari dan suasana hatiku sudah membaik sekarang. Besok tolong bawa kami datangi tempat lain."Pria itu ingin mengatakan sesuatu, tapi dia mengerutkan bibirnya dan tidak mengatakan apa pun. Hanya saja dia mengembalikan kartu itu
Awalnya berpikir bisa melihat Leon jika pergi ke sana, tapi siapa tahu ...."Kapan kamu melihatnya?"Orang yang mengaku melihat Leon adalah seorang pemuda berusia dua puluhan, juga warga setempat.Semua penduduk setempat di sini sangat tinggi, baik pria maupun wanita.Bahkan pria jangkung seperti Lukas pun terlihat agak kurus di hadapan penduduk setempat, seperti kekurangan gizi.Menanggapi pertanyaan Violet, pemuda itu menjawab, "Maaf, aku baru saja melihat foto itu dengan saksama lagi dan menyadari bahwa aku salah.""Orang itu memang sedikit mirip dengannya, tapi bukan orang yang kamu cari!"Lukas segera mencengkeram kerah pria itu dan berkata, "Tadi kamu bilang kamu benar-benar melihatnya, tapi sekarang kamu bilang salah lihat?"Pria itu segera menepis tangan Lukas dan berkata, "Aku memang salah lihat. Apa kamu nggak pernah salah lihat orang?"Lukas mengerutkan kening lebih erat. "Aku pikir kamu nggak salah lihat, tapi ada yang melarangmu mengatakannya."Mata pria itu berkedip. "Aku
Lukas merasa agak sulit menerimanya. "Maksudmu yang sebelumnya bukan Leon, tapi Adis?""Ya!" Suara Violet terdengar serak, "Sebelumnya Adis berpura-pura menjadi Leon, bahkan nggak tahu di mana Leon yang asli sekarang.""Aku sudah mencarinya hampir di mana-mana, tapi tetap nggak bisa menemukannya. Jadi, aku berpikir untuk mengatakan yang sebenarnya dan memintamu untuk mengajukan permohonan ke organisasi untuk membantu mencarinya."Violet benar-benar putus asa, mana mungkin akan merahasiakannya dari Lukas untuk sementara waktu.Lagi pula, hanya akan membuat lebih banyak orang khawatir tentang Leon.Mungkin juga akan sampai ke telinga Nenek.Kesehatan Nenek baru saja membaik sedikit akhir-akhir ini, Violet tidak ingin sesuatu terjadi padanya lagi.Lukas sangat marah. "Pantas saja aku merasa ada salah.""Saat melihatnya di pulau itu, aku merasa bukan seperti Leon, tapi kemudian aku berpikir mungkin aku terlalu banyak berpikir, jadi aku nggak meragukannya lagi. Ternyata dia bukan Leon!""Ya
Entah metode apa pun yang digunakan Violet, pria itu selalu tidak mau mengungkapkan keberadaan Leon. Mulutnya sekeras Adis.Kalaupun Violet memberi tahu bahwa Adis sudah meninggal, pria itu tetap menolak untuk mengatakan sepatah kata pun."Tuanku sudah meninggal, tapi perintahnya masih ada. Tuanku bilang jangan sampai mengungkapkan keberadaan Leon."Pria itu penuh luka, tapi tetap tidak mau mengkhianati Adis, meski Adis sudah tidak ada lagi.Memang Adis cukup berhasil dalam melatih orang.Tidak seperti Violet ....Violet langsung memikirkan Lisa dan Sandy.Sekalipun ada alasan di balik pengkhianatannya, hal itu tetap membuktikan bahwa Violet gagal.Violet mengerutkan kening dan menatap pria itu dengan tatapan lebih dingin, "Kalaupun aku ingin membunuhmu, kamu nggak akan memberitahuku?""Nggak!" Pria itu berkata tanpa ragu, "Kalaupun kamu membunuhku, aku nggak akan memberitahumu, jadi jangan buang-buang energimu, bunuh saja aku!""Mau mati dengan mudah?" Violet hanya menyuapi pria itu d
"Mana mungkin Sandy begitu berani?"Kapan tepatnya itu terjadi?Anak itu berusia lima tahun, Sandy sudah merahasiakannya darinya selama lima tahun!Tidak, itu tidak benar!"Sandy sangat mencintaimu hingga melakukan banyak hal untukmu secara diam-diam." Violet menasihati, "Jadi jangan terobsesi dengan hal-hal yang nggak seharusnya. Hiduplah dengan baik. Sandy sudah tiada, anak itu membutuhkanmu!""Membutuhkan aku ...."Adis mengerutkan kening. "Oh, dia masih anak-anak, bisa hidup dengan siapa saja! Violet, kalau kamu benar-benar merasa kasihan padanya, bawa saja dia untuk tinggal bersamamu!""Aku ...."Sambil berkata demikian, Adis mencabut pisaunya dan menusukkan pisaunya lagi ke tubuhnya. "Violet, kalau aku nggak bisa mendapatkan cintamu, aku benar-benar nggak bisa hidup!""Setelah bertahun-tahun, aku lelah!"Setelah bertahun-tahun berusaha, pada akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. Adis benar-benar lelah dan tidak ingin terus berjuang."Oh ...." Adis memikirkan sesuatu sebelum meningg
"Adis!"Violet mencoba menghentikannya dengan cepat, tapi sudah terlambat.Adis menatap Violet yang berlari ke arahnya. "Violet, kalau kamu nggak mau tahu keberadaan Leon, kamu mungkin nggak akan peduli dengan hidup dan matiku sama sekali, 'kan?""Bukan seperti itu!" Violet tak kuasa menahan tangisnya. "Kak Adis, sebenarnya aku nggak pernah membencimu.""Entah apa pun yang sudah kamu lakukan, kamu adalah penyelamatku.""Kalau kamu nggak menyelamatkanku dari Carmelia, aku nggak akan pernah selamat.""Setelah itu, kamu selalu menjadi orang yang melindungiku secara diam-diam.""Aku tahu semua yang sudah kamu lakukan untukku, jadi aku nggak membencimu, aku hanya nggak bisa memberimu apa yang kamu inginkan."Violet berkata demikian bukan untuk menipu Adis, melainkan dari lubuk hatinya.Dia benar-benar tidak membenci Adis.Semua hal salah yang dilakukannya adalah karena Adis terlalu mencintainya, yang membuatnya gila.Jadi Violet tidak pernah berpikir untuk membalas dendam.Kalau tidak, deng
Meskipun baru saja mengatakannya dengan tegas, Adis tetap tidak bisa tetap acuh tak acuh saat melihat Violet benar-benar akan menyerang dirinya sendiri.Adis segera membungkuk, mengambil batu kecil dari tanah dan melemparkannya ke Violet.Batu itu mengenai pergelangan tangan Violet dan pisaunya jatuh ke tanah.Mata Adis memerah saat menatap Violet. "Kalau ... kalau saja kamu nggak bertemu Leon, apa kamu akan memilihku?"Jika mereka nggak berpisah saat itu dan selalu bersama, apa Violet akan jatuh cinta padanya, bukan pada Leon?Violet tahu bahwa kebenaran itu terlalu kejam bagi Adis, terutama sekarang Violet tidak bisa mengatakan yang sebenarnya, tapi tetap tidak ingin berbohong kepadanya!"Nggak!" Violet mengatakan hal yang sama, "Kamu hanyalah Kakak bagiku! Kalaupun nggak ada Leon, akan ada orang lain. Jadi situasi saat ini antara kamu dan aku nggak ada hubungannya dengan Leon.""Haha!" Adis tertawa, tetapi air mata mengalir dari sudut matanya. "Violet, kamu terus bilang bahwa kamu m
"Kamu lebih baik mati daripada bersamaku?"Tidak ada yang lebih menyakiti Adis selain kata-kata Violet.Adis sudah melakukan banyak hal hanya untuk bersama Violet.Bahkan sampai berpura-pura menjadi Leon, tapi pada akhirnya, tetap dengan mudah diungkap olehnya.Bukan hanya itu saja, Violet juga sangat tidak berperasaan terhadapnya!"Adis, entah kamu menggunakan identitas mana pun, jiwamu nggak akan pernah berubah. Perasaanku padamu ...."Violet menatap Adis dengan serius. "Aku juga!""Entah aku menggunakan identitas apa pun, kamu nggak akan pernah jatuh cinta padaku!" Adis merasa seolah-olah hatinya sedang dipotong olehnya dengan pisau.Awalnya berpikir bisa memenangkan cintanya dengan mengubah identitasnya menjadi Leon.Meski bukan untuknya tapi untuk Leon, yang penting bisa bersamanya.Demi mencintainya, Adis betul-betul merendahkan dirinya, tapi yang diberikannya hanyalah sikap yang kejam.Adis semakin tidak rela memikirkannya. Saat menatap Violet, tatapan matanya berangsur-angsur b
"Terserahmu saja!" Violet tidak ingin berkata terlalu banyak padanya. "Adis, aku akan memberimu waktu tiga hari lagi untuk memikirkannya. Sebaiknya kamu katakan apa yang ingin aku ketahui, kalau nggak ....""Haha, nggak perlu menunggu tiga hari. Aku sudah memberitahumu apa yang perlu kamu ketahui. Jangan lagi berkhayal. Semua yang aku katakan padamu memang benar!"Adis segera menyela perkataannya. "Adapun mayat Leon, sama saja seperti yang aku katakan padamu di awal. Mayatnya sudah jadi makanan ikan.""Kawanan ikan itu sangat besar. Aku mengoleskan obat ke mayatnya dan dalam waktu kurang dari lima menit, mayatnya sudah habis.""..."Violet mengepalkan tangannya, tidak berkata apa-apa lagi, berbalik dan pergi, meninggalkan Adis sendirian di ruang pengobatan.Yang tidak diketahuinya adalah bahwa Adis sangat akrab dengan ruang pengobatan ini.Karena di sinilah Adis membunuh gurunya dengan tangannya sendiri.Alasannya adalah ....Begitulah kejadian hari itu, gurunya bertemu dengannya di lu