Share

Bab 60

Penulis: Jalita Haira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-08 13:58:16
"Entah itu insiden penculikan yang dialami oleh Bu Violet sebelumnya, atau saat dia diam-diam memberi obat pada Mia. Juga, dua hari lalu ketika dia menyuruh seseorang menyamar sebagai Bu Violet untuk menculik Mia dan akhirnya memberikan flash disk berisi bukti kejahatan Mia kepada Pak Leon, semua itu adalah perbuatannya."

Loren menatap tajam pada wajah Hera. Bahkan, di usianya yang hampir lima puluh tahun, wajah Hera masih terlihat menawan. Loren mencoba untuk melihat apakah yang dikatakan Hera itu bohong atau tidak.

Tidak. Tidak ada tanda-tanda kebohongan di sana.

Tidak ada kepanikan, tidak ada perasaan bersalah, ekspresi wajah Hera begitu alami.

Entah semua yang dikatakannya itu benar, atau aktingnya yang terlalu bagus.

Loren lebih memilih percaya pada yang kedua, karena dia tidak bisa menerima jika Mia mungkin saja tidak bersalah.

Tepat ketika Loren hendak mengatakan sesuatu, tiba-tiba saja Leon angkat bicara. "Sudah selesai bicaranya?"

Loren menatap Leon dengan tidak percaya.

Jadi,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 61

    Semua orang yang ada di situ sontak menganggap Mia berada dalam bahaya, termasuk Leon yang pada akhirnya tidak bisa tetap bersikap acuh tak acuh.Dia bergegas melangkah maju dan mengulurkan tangannya hendak meraih Mia, sayangnya dia kurang cepat.Mia pasti mati jika terjatuh dari gedung setinggi 88 lantai itu. Namun, ternyata Mia hanya terjatuh tiga lantai jauhnya karena seorang pekerja pembersih kaca menangkapnya.Lengan pekerja itu sangat kuat dan berotot sehingga dia bisa menangkap tubuh Mia yang terjatuh dengan mudahnya.Nyawa Mia pun berhasil diselamatkan. Lengan kirinya terluka, tetapi bukan luka yang serius.Mia menolak tawaran Hera untuk membawanya ke rumah sakit."Aku nggak mau ke rumah sakit, Bu," tolak Mia dengan ekspresi yang masih terlihat lebih baik mati saja. "Luka seperti ini nggak mungkin bisa membunuh seseorang."Plak!Hera menampar pipi Mia. "Apa kamu setega itu mencampakkan orang tuamu demi seorang pria yang sama sekali nggak punya hati?""Iya, aku setega itu!" jeri

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 62

    "Ya sudah, sana pergi dan jemput dia!" kata Violet sambil tertawa.".... Bos, Bos sudah tahu semuanya?" tanya Sheva, lalu menertawakan dirinya sendiri. "Yah, tapi 'kan Bos memang pintar sekali. Mana mungkin Bos nggak tahu apa-apa?""Memangnya aku tahu apa?" Violet balik bertanya dengan ekspresi bingung. "Aku nggak tahu apa-apa kok, aku tahunya cuma Lanny memang agak kasihan.""Kebetulan juga nama keluarganya sama denganmu. Selain itu sih aku nggak tahu apa-apa lagi.""Dia itu kakak kandungku!" jawab Sheva sambil tersenyum dengan getir. "Selama ini aku ingin sekali membawanya keluar dari rumah Keluarga Lenova, tapi aku takut itu malah mempersulitmu."Plak!Violet memukul Sheva dengan kesal. "Memangnya kamu pikir aku sebegitu nggak bergunanya sampai-sampai nggak bisa mengurus satu anggota Keluarga Lenova?""Tentu saja nggak," jawab Sheva sambil mengusap-usap bagian tubuhnya yang terasa sakit. "Cuma 'kan lebih baik sebisa mungkin menghindari masalah. Kamu juga masih harus balas dendam ...

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 63

    Memang makin berharap tidak menemui seseorang, maka makin besar kemungkinan orang itu justru malah muncul!Violet sebenarnya ingin mengabaikan mereka saja.Namun, Adis tidak bisa bersikap seperti itu. Bagaimanapun juga, dia masih harus menjaga citranya.Violet pun mendorong Adis pergi dengan ekspresi datar. Begitu melangkah, dia langsung berujar, "Wah, kebetulan sekali. Pak Adis harus rehabilitasi dulu, jadi silakan Pak Leon menunggu di ruang tunggu dulu kalau nggak buru-buru."Leon menatap wajah Violet yang cantik, tetapi dingin itu, lalu tersenyum kecil. "Seingatku, Nona Violet 'kan cuma seorang pengasuh."Suaranya terdengar pelan dan lembut, tetapi semua orang menyadari makna yang tersirat. "Atau apa kamu pikir kamu bisa mewakili Pak Adis?""Hari ini memang sial," sahut Adis kepada Leon sambil tersenyum datar."Tuh, dengar, Pak Leon?" tanya Violet sambil tersenyum. "Tapi, Pak Leon benar sih. Tadi aku memang agak kurang ajar.""Biar kuperjelas, aku bukannya menargetkan Pak Leon. Aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 64

    "Memangnya nggak?" sahut Mia dengan ekspresi memprotes. "Aku sengaja jauh-jauh ke sini buat minta maaf kepadamu dan kamu bilang sudah memaafkanku, tapi Kakak malah mempermalukanku.""Kak Violet, bilang saja kalau memang Kakak nggak mau memaafkanku."Violet menatap Mia sebentar, lalu berkata sambil tersenyum, "Benar juga sih, tapi aku nggak akan berpura-pura dalam hal ini."Violet pun membungkukkan tubuhnya, lalu menarik Mia bangkit berdiri. Belum sempat Mia berdiri dengan mantap, Violet langsung mendorongnya dengan kencang.Bruk!Mia tidak menyangka Violet seberani ini di depan Leon dan Adis.Karena tidak siap, Mia pun terjatuh kembali."Oh, ya ampun ...." kata Violet sambil menyengir. "Aku mendorongmu lagi!"Setelah itu, Violet menoleh menatap Leon dan sengaja bertanya, "Apa tadi Pak Leon sudah melihat sendiri bagaimana aku mendorong kekasih Pak Leon?""Kalau belum, sini biar kukasih lihat lagi."Violet kembali menarik Mia bangkit berdiri, lalu mendorong Mia dan bahkan menendang perut

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 65

    Sementara itu, Mia merasa kesal dan jengkel setengah mati. Dia awalnya berniat mempermalukan Mia, tetapi malah dia yang ujung-ujungnya menderita.Namun, yang membuat Mia makin marah adalah karena Leon tidak mengacuhkannya. Di sepanjang perjalanan pulang, Mia terus melayangkan protes, "Paman, sekarang Kak Violet sudah berubah total. Padahal dulu dia selalu lembut dan pendiam, nggak peduli mau diomongin atau diapa-apain. Sekarang, dia jadi semenakutkan itu. Aku jadi mempertanyakan, jangan-jangan sifat lembutnya dulu cuma akting?"Leon balas melirik Mia dengan sorot tatapan serius, lalu menjawab dengan acuh tak acuh, "Kalau takut ya nggak usah cari masalah lagi dengannya."Mia sontak terdiam.Apa-apaan itu maksudnya?Jelas-jelas dialah yang jadi korban!Makin Mia memikirkannya, makin dia merasa marah. Akan tetapi, Mia tidak berani berkomentar apa-apa. Lebih baik dia menahan diri karena rasa percaya Leon kepadanya baru muncul kembali.Karena emosinya terus ditahan, begitu sampai rumah, Mia

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 66

    Leon berdeham, lalu bertanya dengan nada serius, "Siapa?""Nona Mia dan ibunya."Binar harapan dalam sorot tatapan Leon langsung lenyap. "Usir mereka!"Leon menunggu semalaman, tetapi orang yang dia harapkan datang tidak kunjung muncul. Leon pun berdiri di depan jendela bergaya barat yang menghadap ke gerbang, lalu menyalakan sebatang rokok.Dia mengepulkan asapnya dan berujar menertawakan dirinya sendiri, "Aku ini sebenarnya sedang apa sih?"...Violet memang awalnya berencana diam-diam menjenguk neneknya Leon, sayangnya sesuatu terjadi pada Adis.Sewaktu Violet sedang ke toilet sebuah toko pakaian, Adis malah ditikam orang.Untung saja tikaman itu tidak fatal. Meskipun begitu, Adis tetap terhitung terluka parah karena bilah pisaunya dilumuri dengan racun.Violet harus secepatnya mengeluarkan racun itu, jadi dia meminta Sheva untuk menyamar sebagai dokter keluarga dan ke rumah tua untuk menggantikan dirinya.Ilmu pengobatan Sheva juga cukup hebat.Setelah seharian mencemaskan kondisi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 67

    Akan tetapi, Violet langsung menyelanya, "Kamu ini kenapa pakai duduk? Coba cek apa ada lukamu yang terbuka atau nggak, gerakanmu cepat sekali."Violet mengomel sambil mendorong Adis kembali untuk berbaring di atas kasur. Selama ini, dialah yang selalu melepaskan piyama Adis agar bisa mengobati luka yang ada di tubuh pria itu secara adil.Untung saja Adis hanya mengelami retak ringan dan tidak ada pendarahan apa pun.Setelah menghentikan pendarahan dan memakaikan Adis perban yang baru, Violet pun menunjuk ke arah Adis sambil berkata, "Kuperingatkan, ya! Lagian kali kamu harus lebih hati-hati!""Iya, iya," sahut Adis seolah-olah dia adalah anak yang baik."Baguslah," dengkus Violet.Violet pun bangkit berdiri dan membereskan kotak peralatannya, lalu teringat ucapan Adis yang belum selesai sehingga dia menoleh dan bertanya, "Tadi kamu kelihatan gelisah sekali karena mau mengatakan apa?"Sepertinya Adis ingin memberikan informasi yang berhubungan dengan si pembunuh kepada Mia atau Adis ng

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 68

    "Kalau kamu memang mau uang itu, kamu saja yang terima," sahut Violet sambil tersenyum agak licik. "Kamu 'kan juga bukannya nggak bisa.""Jadi, kamu nggak takut aku menghancurkan papan namamu sekalian?" tanya Sheva sambil ikut tertawa."Hancurkan saja kalau mau," sahut Violet tidak peduli. "Aku masih punya banyak.""Oke!" Sorot tatapan Sheva langsung berkilat dengan senang. "Kalau begitu, akan kupastikan aku bersenang-senang dengan wanita jalang itu.""Jangan sampai dia mati, ya!" kata Violet sambil mengangkat alisnya.Sheva mengiakan dengan gestur tangannya. "Sesuai perintah darimu, rapat penawaran besok sudah siap. Keluarga Wijaya juga sudah masuk dalam jebakan.""Setelah sekian lama menebar jaring, mari kita lihat apakah ada mangsa besar yang terjerat kali ini," kata Violet dengan sorot tatapan tajam....Violet menghadiri rapat penawaran proyek baru Grup Hardi sebagai pengasuh pribadi Adis.Ada banyak orang terkenal dari Kota Bona yang datang, tetapi tidak semuanya mengikuti tender

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08

Bab terbaru

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 202

    "Kalau kamu nggak suka, kamu juga bisa panggil aku Aldi!""Nama ini ...." Violet melempar tabung pena pada Falcon. "Jelek dan menjijikkan!"Falcon tetap tidak marah. "Kamu akan suka pelan-pelan."Tanpa basa-basi, Falcon menutup pintu dan pergi.Ruangan kantor yang sudah hiruk-pikuk dari pagi akhirnya hening. Violet memijat keningnya yang sakit. "Menjengkelkan sekali!"Mengapa mereka semua begitu santai?Tidak bisa, dia harus mencari solusi untuk menghentikan dua pria itu, terutama Falcon!...Kebencian Leon terhadap Falcon tidak kalah dengan kebencian Violet.Setelah keluar dari Grup Hardi, Leon pergi mencari Lukas."Kenapa kamu tampak emosi?" Begitu masuk, Lukas melihat wajah tampan Leon yang sangat masam. "Bukannya kamu dan Mia akan segera menikah? Kenapa kamu kelihatannya sama sekali nggak senang?"Lukas juga mengetahui berita yang beredar di internet. Dia mengira berita itu dirilis oleh Leon.Jika bukan Leon sendiri, siapa yang berani merilis berita itu?Lukas mengira Leon jatuh ci

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 201

    Aksi Falcon tidak hanya membuat Leon tercengang. Violet yang menjadi salah satu aktor utama pun terkejut.Terutama bibir Falcon makin dekat.Ketika Violet hendak mengakhiri sandiwara lebih awal tanpa ragu, sebuah tinjuan kuat menyerang Falcon.Falcon segera menghindar, lalu menoleh pada Leon dengan jengkel. "Pak Leon, aku sedang menghibur pacarku. Kamu bisa pergi kalau nggak mau lihat. Kamu malah mengganggu kami. Kamu nggak merasa nggak sopan?""Adis, kuperingatkan kamu. Kalau kamu berani sentuh dia lagi, aku akan membuatmu sengsara!"Niat untuk membunuh seseorang sulit disembunyikan.Belum pernah Leon begitu ingin membunuh seseorang seperti saat ini."Aku koreksi, namaku Aldi dan Violet adalah pacarku. Pak Leon nggak merasa dirimu terlalu banyak ikut campur?"Falcon tidak takut pada ancaman Leon, bahkan terus memprovokasinya.Tidak ada gunanya semua omongan itu, maka Leon tidak basa-basi lagi. Dia sekali lagi melontarkan tinjuan ke wajah Falcon.Falcon bergegas bersembunyi di belakang

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 200

    Leon mencengkeram kerah baju Falcon. "Aku nggak peduli kamu Adis atau gadungan. Jangan menantang batas toleransiku.""Batas toleransi?" Falcon tidak melawan untuk membebaskan diri, melainkan bertanya dengan heran, "Lalu, apa batas toleransi Pak Leon?"Mata hitam Leon penuh keagresifan. Dia menghardik, "Violet milikku!""Hahaha ...." Falcon tertawa. "Apa Pak Leon lupa? Kalian sudah cerai. Sekarang, Violet adalah pacarku!"Seolah-olah tidak melihat ekspresi wajah Leon yang lebih masam, Falcon menambahkan, "Dengar-dengar, kamu minta berbaikan, tapi ditolak!"Tatapan mata Falcon penuh ejekan. "Sepertinya Pak Leon kurang memahami Violet. Violet nggak akan pernah menjilat ludah sendiri.""Sejak cerai denganmu, kamu sudah tersingkirkan dari hidupnya."Falcon lebih tahu dari siapa pun betapa besar pukulan dari omongan itu terhadap Leon.Falcon mengira Leon akan lepas kendali, tetapi nyatanya tidak. Tatapan mata Leon saat melihatnya juga penuh perhitungan. Leon berkata, "Ini tipu muslihat."Fal

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 199

    Tidak hanya bangkit dari kematiannya, kaki Adis sudah kembali normal dan dia sedang berpelukan mesra dengan Violet.Jadi, Adis belum mati!Jika pria itu bukan Adis, bagaimana mungkin Violet mau dipeluk olehnya?Jadi, dari awal hingga akhir, semua itu adalah sandiwara mereka?Pemikiran itu membuat Leon marah, juga sangat sedih.Violet dapat bekerja sama dengan Adis untuk membuat tipu muslihat itu, berarti Adis memiliki kedudukan yang sangat penting di dalam hati Violet!Violet dan Falcon memperhatikan ekspresi mata Leon yang kompleks.Violet bersikap cuek dan tidak menghiraukan Leon. Violet mendorong Falcon, lalu mengambil dokumen dan hendak pergi ke ruang rapat.Ada rapat penting hari ini. Falcon sudah menunda banyak waktunya.Di ambang pintu, Violet memasang ekspresi kosong saat berkata pada Leon yang berdiri di sana, "Tolong minggir!"Bagaimanapun, Violet tetap harus bersikap sopan.Itu adalah etika yang paling mendasar.Leon berdiri diam di tempatnya. "Kenapa kamu membohongiku?"Leo

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 198

    Itulah mengapa Leon tidak pergi mencari Violet. Alhasil, Mia pergi mencari Violet ....Leon menatap Mia, tidak ada lagi rasa belas kasihan. "Kamu nggak berhak mencampuri urusan kami.""Mia, jangan kira aku nggak tahu apa perhitunganmu.""Paman, aku nggak ...." Mia berpura-pura kasihan lagi. "Aku benaran hanya pergi memberi penjelasan pada Kak Violet.""Aku tahu aku sudah melakukan banyak kesalahan sebelum ini, jadi kamu nggak memercayaiku lagi. Tapi kali ini, aku dengan tulus membantumu pergi memberi penjelasan pada Kak Violet."Sambil berbicara, Mia meneteskan air mata. "Aku tahu sudah nggak ada kemungkinan lagi di antara kita.""Kalau bukan karena aku pernah menyelamatkanmu tiga tahun lalu, sekalipun aku mati di dalam penjara, kamu sama sekali nggak akan peduli.""Sekarang, aku tahu betul seperti apa posisiku di dalam hatimu. Mana mungkin aku berani melakukan hal-hal yang nggak kamu senangi?""Aku juga nggak tahu ada apa dengan para wartawan itu. Kalau nggak percaya, kamu bisa selidi

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 197

    Mia mengira Violet akan marah besar setelah mendengar omongannya. Alhasil, Violet berkata dengan cuek, "Nggak heran!"Violet bertanya-tanya mengapa Leon tiba-tiba mengungkapkan cinta padanya dan bersikap cinta buta. Violet nyaris percaya, tetapi semua itu ternyata adalah pembalasan dendam.Bahkan jika Violet percaya, dia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama!"Violet, nggak usah pura-pura lagi. Aku tahu kamu sangat marah. Kamu begitu mencintai Leon, tapi Leon hanya ingin menjebakmu."Mia memprovokasi lagi, "Untung kamu nggak percaya. Kalau nggak, ketulusanmu akan diinjak-injak seperti tiga tahun lalu ...."Awalnya, Violet sama sekali tidak marah. Akan tetapi, Mia terlalu cerewet dan membuatnya sakit kepala. Jadi, Violet langsung menampar Mia."Kamu benar, aku memang sangat marah. Karena Leon melakukan semua itu demi kamu, aku tampar kamu untuk melampiaskan emosi!"Sambil berkata, Violet menamparnya beberapa kali lagi.Detik berikutnya, sejumlah besar wartawan datang. "Cepat lihat,

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 196

    Violet tidak tahan untuk tidak meninjunya. "Mati sana!"Falcon memegang tangan Violet dengan tangannya yang hangat. "Di cuaca panas begini, jangan marah-marah terus. Nggak baik untuk kesehatan."Violet mencoba untuk menarik tangannya, tetapi genggaman Falcon makin kuat. "Lepaskan!"Falcon terus memegang tangan Violet dan berjalan ke depan, seperti tidak mendengarnya. "Ini pertama kalinya aku pulang ke rumah setelah bertahun-tahun. Mulai hari ini, mohon bantu aku."Niat untuk membunuh Falcon menjadi lebih kuat!Violet menatap bagian belakang leher Falcon dengan ekspresi mata agresif, lalu meluncurkan serangan tapak ....Falcon sepertinya sudah menduga hal itu. Ketika serangan Violet hendak mengenai lehernya, Falcon tiba-tiba berbalik badan dan menarik Violet ke dalam pelukannya."Ternyata kamu nggak mau pegangan tangan, tapi mau dipeluk. Kalau begitu, kukabulkan keinginanmu."Falcon membungkukkan badan untuk menggendong Violet. Tepat saat itu, tenggorokannya ditodongi jarum perak."Viol

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 195

    "Apa?"Violet menatap Falcon dengan kaget. "Coba ulangi lagi!"Falcon mengulanginya sambil tersenyum, "Mulai hari ini, aku resmi bekerja di Grup Hardi.""Siapa yang setuju?" tanya Violet dengan suara melengking.Falcon menunjuk Violet. "Tentu saja kamu!"Violet terdiam.Seperti Leon, Falcon suka berbicara sendiri."Sebenarnya, nggak butuh persetujuan darimu. Aku bermarga Hardi," ujar Falcon dengan santai. "Sekarang, nggak ada Adis dan Pandu. Sebagai anggota Keluarga Hardi, aku harus memikul tanggung jawab yang seharusnya kupikul."Falcon beranjak dari kursi dan berjalan mengitari meja ke depan Violet. "Jangan khawatir, aku nggak akan merebut posisi CEO denganmu.""Kamu tetap menjadi CEO Grup Hardi, sedangkan aku jadi asisten pribadimu.""Aku juga bisa membantu Adis menjaga perusahaan ini dan menjagamu!"Violet langsung menunjuk ke arah pintu. "Cepat pergi!""Jangan marah. Itu hanya mantan suami, ada banyak pria yang lebih unggul, seperti aku ...." Falcon mendekatkan wajah tampannya. "A

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 194

    Leon menyeringai sinis ketika teringat akan perbuatan-perbuatannya di masa lalu. Tatapan matanya terhadap Mia lebih jijik lagi. "Pergi!"Mia buru-buru beranjak dari lantai dan berlari sempoyongan ke arah pintu. Saat membuka pintu, Mia menoleh ke belakang pada Leon. "Paman, aku nggak akan beri tahu siapa-siapa, terutama di depan Kak Violet. Aku nggak akan bilang apa-apa. Jangan khawatir."Tanpa dirinya, tentu ada orang yang akan memberi tahu Violet!Mata Mia yang tadinya penuh rasa takut langsung dihiasi kelicikan.Setelah Mia pergi, Leon pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan beberapa kali. Akan tetapi, Leon tetap merasa dirinya kotor.Teringat akan persetubuhan dengan Mia, Leon benar-benar ingin membunuh dirinya.Leon merasa telah mengkhianati Violet dan bersalah padanya!Saking emosi, Leon meninju kaca di kamar mandi. Darah terus mengalir dari luka di punggung tangan. Barulah Leon merasa lebih lega.Ketika Leon baru keluar dari kamar mandi, suasana hatinya yang baik dirusak ol

DMCA.com Protection Status