Tidak peduli apa pun alasannya, memberi tahu Leon kontaknya adalah kesalahan besar. Lukas harus membayar untuk itu.**Leon sedang bersiap untuk menelepon Lukas, tetapi ternyata Lukas lebih dulu meneleponnya."Leon, kita ini masih mau menjadi teman atau nggak? Baru saja aku membantumu, sekarang kamu malah menjualku begitu saja!""Jadi Felicia sudah tahu?" tanya Leon."Kamu masih berani bertanya?" Lukas benar-benar kesal. "Kita sudah berteman puluhan tahun. Biasanya saudara baik rela terluka untuk satu sama lain, tapi kamu malah menusukku dari belakang.""Apa kamu pikir itu ulahku?""Kalau bukan kamu, siapa lagi ...." Lukas terdiam sejenak, "Sial, jangan-jangan itu T?""Sialan, jangan-jangan kamu mengatakan sesuatu yang salah hingga membuat dia jadi marah. Kemudian, dia menyalurkan kekesalannya padaku?"Leon mengerutkan kening, lalu bertanya "Berapa tarif biasanya?""Bervariasi, antara 200 juta sampai 1 miliar. Kamu bukan orang yang pelit, kenapa kamu bisa mengatakan sesuatu yang menyin
Violet agak terkejut mendengar namanya disebut. "Mia?""Ya!" Sheva mengangguk, lalu melanjutkan, "Dia mencari Sandy dengan menawarkan harga tinggi.""Seberapa tinggi?""Satu miliar!""Satu miliar?" Violet mendengus dengan wajah penuh penghinaan. "Ini bukan hanya meremehkanku, tapi juga meremehkan cintanya. Apa menurutmu aku benar?""Ya. Benar sekali, Bos!" Sheva menyetujui, walau dalam hati dia sedikit menggeleng. Namun ...."Bos, bukankah kamu agak kurang fokus? Mia ingin membunuhmu, tapi kenapa kamu tampak nggak marah sama sekali?"Melihat karakter Violet, seharusnya dia tidak akan setenang ini meski tidak meledak-ledak."Kenapa aku harus marah?" Violet merasa ini sangat lucu. "Sudah banyak orang yang ingin membunuhku. Tambah satu lagi nggak akan ada bedanya.""Lagi pula, meski dia ingin membunuhku, apa aku pasti akan mati?""Benar juga. Terlebih lagi, dia malah mencari orang kita sendiri." Sheva tertawa sinis, lalu melanjutkan, "Aku rasa kemunculanmu kali ini membuat Mia merasa tera
Makin sulit menemukan petunjuk, makin membuktikan bahwa hubungan antara ketiga orang itu memang tidak sederhana.Joshua mulai meragukan kemampuannya sendiri. Apakah kemampuannya memang sudah menurun?Jika tidak, mengapa belakangan ini dia selalu mengecewakan bosnya?Leon menoleh dan menatap Joshua sebentar.Joshua merasa ketakutan, hingga menundukkan kepala lebih dalam.Saat dia sudah pasrah, berpikir nasibnya akan jadi lebih buruk, Leon berkata, "Mulai selesaikan."Joshua tertegun sejenak sebelum kembali tersadar. "Ya!"Sebenarnya, Leon tidak benar-benar berdiam diri dalam beberapa hari terakhir. Bagaimanapun juga, hal ini menyangkut hidup dan mati Mia.Elang Merah mau dia yang melakukannya. Leon telah mulai bergerak sejak lama. Hanya saja, dia melakukannya dengan diam-diam. Sekarang, mereka hanya tinggal menyelesaikan tahap akhir.**Dalam semalam, putra tertua Keluarga Hardi yang dianggap sebagai pewaris utama, jatuh dari takhtanya!Berita tentang skandalnya tersebar di mana-mana.D
Melihat ada yang menahan tangannya, kemarahan Erga makin memuncak. "Siapa yang berani ikut campur urusan ...."Namun, saat dia melihat wajah Leon, ekspresinya seketika berubah. Dia memperlihatkan senyum yang penuh rasa hormat, lalu berkata, "Oh, Pak Leon. Kenapa kamu datang kemari?"Meskipun Leon masih tergolong generasi muda, Erga tetap memberikan rasa hormat untuknya.Grup Jiwono dan Grup Hardi dikenal sebagai dua raksasa yang menguasai wilayah selatan dan utara. Di mata orang luar, keduanya tampak setara. Namun, sebagai pemimpin Grup Hardi, Erga tahu betul bahwa ada perbedaan besar di antara keduanya.Ketika Leon pertama kali mengambil alih Keluarga Jiwono, banyak yang meragukan kemampuannya, termasuk Erga sendiri.Mereka menganggap dia hanya seorang pemuda yang tidak berpengalaman, tidak akan mampu mencapai sesuatu yang besar.Namun, waktu membuktikan bahwa mereka salah.Dalam waktu singkat, Leon berhasil membawa Grup Jiwono hingga menyamai Grup Hardi. Bahkan dalam waktu dua tahun
Joshua melanjutkan, "Pak Leon sebenarnya nggak begitu dekat dengan Pak Adis.""Nggak dekat, ya?" Pandu sama sekali tidak memercayainya. Dia berkata, "Leon, kamu selalu bersifat oportunis, nggak pernah mau rugi.""Di permukaan, kamu tampak seperti membantu Adis, tapi sebenarnya kamu hanya memikirkan dirimu sendiri.""Kalau Grup Hardi jatuh ke tangan Adis, seorang pria yang lumpuh, mana mungkin dia bisa menjadi tandinganmu? Ketika saatnya tiba, kota ini hanya akan dikuasai oleh Grup Jiwono. Kamu memang hebat dalam menghitung peluang, ya."Leon tidak membantah, hanya menoleh, lalu bertanya pada Erga, "Paman, apakah kamu juga berpikir demikian?"Meski ekspresi dan nada suaranya tetap tenang, tetapi Erga yang sudah mengenalnya dengan baik, tahu bahwa inilah tanda-tanda kemarahan Leon yang sesungguhnya.Erga berjalan mendekati Pandu, mendorongnya ke samping sambil menamparnya dengan keras, lalu berujar, "Anak durhaka! Selama ini aku selalu percaya padamu, nggak pernah sedikit pun meragukanmu
Serangan balik tiba-tiba sebenarnya tidaklah menakutkan.Yang menakutkan adalah, Leon sudah melihatnya!Seharusnya dia menunggu sedikit lebih lama untuk keluar. Setidaknya dia harusnya memastikan Leon sudah meninggalkan rumah Keluarga Hardi.Dia benar-benar sudah salah langkah!Penyesalan tidaklah penting. Dia harus segera mencari alasan yang masuk akal.Langkah Leon begitu cepat, tetapi otak Violet berputar lebih cepat.Sebelum Leon berjalan mendekat dan berbicara, Violet menyapa dengan sangat sopan, "Pak Leon, kebetulan sekali!"Fakta bahwa Violet menyapa lebih dulu cukup mengejutkan Leon.Bagaimanapun juga, wanita itu pernah berkata bahwa setelah bercerai, mereka harus berpura-pura tidak saling mengenal jika bertemu.Bibir Leon melengkung sedikit, tetapi dalam mata hitam pekatnya tak ada sedikit pun senyuman. Dia menanggapi, "Memang kebetulan!"Tadi, sebelum Leon bisa berjalan jauh, kepala pelayan Keluarga Hardi menghentikannya.Dia mengatakan bahwa masih ada urusan yang ingin dibic
Dia telah bekerja di Keluarga Hardi selama hampir 30 tahun. Meski dia seorang kepala pelayan, dia memiliki kekuasaan yang besar, hanya berada di bawah satu orang.Dulu dia sama sekali tidak memedulikan putra kedua yang tidak disukai ini.Namun, waktu telah berubah. Sekarang Adis akan menjadi pewaris Keluarga Hardi, bagaimana mungkin dia tidak menghormatinya?"Sesuai dengan yang kamu katakan, Pak Adis. Kamu adalah majikanku, kamu bisa melakukan apa saja tanpa harus melaporkannya kepadaku.""Kalau begitu, soal Ayah ....""Pak Erga sudah tua, mulai sekarang kamu adalah majikanku."Adis hanya tersenyum tanpa berkata apa-apa, tetapi sorot matanya penuh dengan sindiran.Setelah Adis pergi jauh, Violet baru menoleh untuk menatap Leon yang tampak tidak senang. Dia berkata, "Pak Leon secara khusus menahanku, apakah kamu nggak puas dengan tindakanku barusan?"Leon memandangnya. Dia tidak menjawab, tetapi malah balik bertanya, "Pengasuh?""Ternyata karena ini ...." Violet berpura-pura tampak terk
Cemburu?Leon juga bertanya pada dirinya sendiri dalam benaknya, jawabannya adalah ....Bibir tipisnya melengkung membentuk tanda ejekan, lalu dia bergumam, "Seorang mantan istri yang sudah bercerai, menurutmu apa itu mungkin?"Violet tersenyum alih-alih marah dan menjawab, "Kalau begitu, Pak Leon nggak punya kendali atas apa yang ingin aku lakukan!"Setelah selesai berbicara, Violet melepaskan tangannya dari telapak tangan Leon sambil berkata, "Apa masih ada hal lain, Pak Leon? Kalau nggak ada, aku akan pergi dulu. Tuan Muda di rumahku masih menungguku untuk menjaganya!"Sebelum pergi, Violet tersenyum pada Leon dan kembali menambahkan, "Di pihak Pak Adis, Pak Leon sebaiknya nggak mengatakan sesuatu yang nggak boleh dikatakan. Kalau nggak, aku mungkin akan menemui Nona Mia untuk mencari kenyamanan setelah aku kehilangan pekerjaan."Leon hanya terdiam.Di kamar Adis, Violet dan Adis sedang duduk berhadap-hadapan di sofa.Violet pikir bahwa Adis akan punya beberapa pertanyaan.Namun, se
"Benarkah?" Mia mengamati kerutan dan senyuman Leon dengan saksama, tetapi tidak melihat ada kebohongan tersirat.Jadi dialah yang terlalu sensitif dan berpikir terlalu banyak?Mia mengerutkan kening dan berkata, "Bukannya mustahil, tapi kita bisa menunggu sampai pernikahan selesai!""Oke!"Melihat Leon langsung setuju, keraguan Mia pun mengecil. Mungkin memang benar dialah yang terlalu mengkhawatirkannya.Setelah menikah, dia akan mendiskusikannya dengan orang itu.Lagi pula setelah menikahi Leon, seluruh Keluarga Jiwono akan menjadi miliknya....Pernikahan berlangsung sesuai jadwal.Semuanya dibuat sesuai dengan permintaan Mia. Semuanya sangat mewah dan bisa digambarkan sebagai peristiwa besar yang belum pernah terjadi sebelumnya.Boni dan Hera duduk di kursi utama, sementara Nyonya Anisa ....Sama sekali tidak hadir.Bukan hanya Nyonya Anisa, tetapi Loren juga.Hanya saja Mia tidak peduli, lagi pula dia juga tidak ingin melihat mereka berdua.Mia yang berjalan di karpet merah denga
Sebelum Erga sempat bereaksi, matanya tiba-tiba terbuka lebar dan seluruh lubang di tubuhnya mulai mengeluarkan darah ...."Erga ...."Leon buru-buru berjongkok dan meraih pergelangan tangannya, "Itu Carmelia bukan?"Seluruh tubuh Erga sakit seolah ada ribuan semut merayap dan darah terus mengalir dari telinganya. Dia sama sekali tidak bisa mendengar apa yang Leon katakan."Katakan, itu dia atau bukan?"Tidak peduli bagaimana Leon bertanya, Erga tidak bisa menjawab lagi.Karena tidak hanya telinganya yang tidak bisa mendengar, dia juga tidak bisa berbicara hingga seluruh darah di tubuhnya terkuras habis.Sorot mata Leon menjadi tajam saat melihat Erga dalam genangan darah. Dia sudah mengetahui jawaban yang dia inginkan.Setelah meninggalkan ruang bawah tanah, Leon pergi mencari Mia. Kali ini sikapnya cukup lembut, "Masih ada hal lain yang perlu ditambahkan dengan pernikahan besok nggak?"Mia tidak bodoh. Jelas ada yang salah dengan sikap Leon, "Kamu begitu takut aku akan menyerang Viol
Setelah mendengar ini, Carmelia langsung berkata, "Ini pasti ulah Leon lagi!"Violet meliriknya dan wajahnya menjadi serius, "Kenapa kamu begitu yakin?""Siapa lagi kalau bukan dia?" Wajah Carmelia penuh amarah, "Kamu baru saja membeli saham Grup Jiwono, lalu Erga dan Pandu muncul. Ini jelas bukan kebetulan.""Mungkin bukan Leon, tapi musuh lamaku?" Violet terkekeh, "Lagi pula, ada orang lain yang lebih menginginkan nyawaku selain Leon!"Carmelia terdiam sejenak, "Mungkin kecurigaanmu benar. Sekarang Erga dan Pandu ada di mana? Tanyakan siapa yang mengutus mereka."Sorot mata Violet berubah, "Mereka menghilang ....""Menghilang?" Carmelia mengerutkan kening, "Entah bersembunyi karena takut kamu akan membuat perhitungan dengan mereka atau ....""Sekarang aku akan menyuruh seseorang menyelidikinya!"Saat berbicara, Carmelia mengambil ponsel di meja samping kasur dan menghubungi sebuah nomor, "Cari tahu keberadaan Erga dan putranya!"Setelah mengakhiri panggilan, Carmelia menarik Violet u
Leon menyetujui permintaan Pandu, "Oke!"Pandu menjilat bibirnya, "Seseorang mencariku dan bilang selama aku menyerang Violet, dia akan membantuku merebut Grup Hardi kembali ....""Siapa?" Leon tidak memiliki kesabaran untuk mendengarkan omong kosongnya, hanya ingin tahu siapa yang membantu Mia."Itu ...."Saat Pandu hendak mengucapkan sesuatu, tiba-tiba ada rasa sakit yang tajam di tenggorokannya seolah dijejali sesuatu. Tidak hanya menyakitkan, tetapi juga begitu mencekik sampai tidak bisa bersuara lagi.Setelah melihat ini, Erga bergegas maju dan bertanya dengan khawatir, "Ada apa denganmu?"Pandu tidak bisa menjawab, dia takut tenggorokannya hancur. Akan tetapi, hal itu tidak bisa meredakan rasa sakitnya.Wajahnya langsung memerah dan akhirnya mati lemas dalam waktu singkat."Pandu ...."Erga memanggil nama Pandu dengan air mata berlinang, tetapi dia tidak bisa lagi menjawab.Apa yang terjadi pada Pandu membuat Erga semakin rumit dalam menghadapi pertanyaan Leon, dia tidak berani m
Mia berkata sebelum menyesuaikan postur tubuhnya dan menatap Leon sambil tersenyum, "Kalau kamu masih ingin memberi padanya, silakan. Aku nggak tahu apakah dia masih bisa hidup saat menerimanya!"Leon benar-benar ingin langsung membunuh Mia, "Sebaiknya kamu bisa tetap sesombong ini selamanya!""Aku juga nggak mau begini. Kamulah yang memaksaku!" Mia terkekeh pelan, "Sudah lama kubilang kesabaranku terbatas dan tabiatku buruk, kamulah yang nggak mau percaya!"Leon tidak ingin lagi mengucapkan sepatah kata pun kepada Mia, jadi dia berbalik dan pergi.Melihat Leon pergi dengan marah, Mia menyenandungkan lagu pendek dengan gembira, "Leon, menyenangkan sekali bisa mengendalikanmu!"Begitu tujuannya tercapai, dia tinggal menunggu untuk menjadi pengantin dengan tenang....Leon pasti akan melakukan apa pun yang Mia katakan demi keselamatan Violet dan menyuruh Joshua untuk mempersiapkan pernikahannya.Dia mengira kalau berpura-pura tidak peduli, Mia tidak akan lagi menggunakan Violet sebagai a
Situasinya sangat berbahaya dengan serangan dari kedua sisi.Orang biasa tidak bisa menghindarinya, tetapi Violet sama sekali tidak berpikir demikian.Jangankan dua orang, mau ditambah beberapa orang lagi saja Violet tidak takut. Belum lagi itu hanya dua orang biasa. Akan tetapi, dia sengaja membiarkan dirinya terluka.Melihat Violet terluka, Erga dan Pandu merasa sangat sombong.Terutama Pandu, "Violet, bukankah kamu pintar bertarung? Ternyata cuma begitu saja. Hari ini aku harus membalaskan semua penghinaan yang kamu berikan padaku!"Pandu berkata sambil mengangkat pisau di tangannya dan menikam Violet lagi ...."Hentikan!"Falcon muncul dan mendorong Pandu, "Beraninya menyentuh wanitaku, sudah bosan hidup, ya!?"Pandu melihat kemunculan mendadak Falcon dengan tidak percaya, "Adis, ternyata kamu belum mati!?""Nggak cuma belum mati, tapi kamu juga bisa berjalan?""Jadi kamu selalu berpura-pura lumpuh sebelumnya?"Erga juga terkejut, "Adis, nggak kusangka selama ini kamu berpura-pura
...Pintu gerbang Vila Aster.Begitu Leon keluar dari mobil, Mia menghalangi jalannya, "Leon, apa maksudmu? Kamu benar-benar ingin mentransfer semua atas namamu kepada Violet?"Leon bahkan tidak menatapnya, "Minggir!""Kamu memberikan segalanya kepada Violet, terus aku bagaimana?" Mia tidak bisa duduk diam lagi setelah mendengar kabar ini.Meskipun mencintai Leon, mustahil dia tidak peduli dengan uangnya.Leon mendorong Mia menjauh, "Aku memberikan barang-barangku kepada siapa pun yang kusuka, kamu nggak berhak ikut campur.""Sementara dirimu, nggak ada hubungannya denganku!""Leon!" Mia sangat marah dan meneriakkan namanya melalui gigi terkatup, "Jangan lupa, kita akan segera menikah. Sekarang setengah dari milikmu adalah milikku. Kalau aku nggak setuju, kamu nggak berhak memberikannya pada Violet si wanita jalang itu!"Leon tiba-tiba meraih dagu Mia, sepasang mata gelapnya begitu tajam dan berkata perlahan, "Pernikahan dibatalkan!"Setelah mengatakan itu, Leon mendorongnya dan pergi
Falcon tersenyum pada Violet, "Dik, kamu sudah melepas topengku. Jadi mulai sekarang kamu adalah pacarku!""..."Violet mengerutkan keningnya.Meskipun awalnya Violet curiga pria bertopeng itu adalah Falcon, dia telah memastikan dengan Sandy dan mengetahui kalau pria itu jelas terluka parah serta tidak bisa turun gunung ....Violet bukanlah orang bodoh dan langsung mengerti, "Kamu sama sekali nggak terluka, cuma menggunakan tipuan untuk menipu Sandy!"Falcon mengangkat alisnya, "Pacarku pintar!""Siapa pacarmu!?" Violet tidak mau mengakuinya."Seperti yang kubilang, siapa pun yang melepas topengku akan menjadi pacarku ....""Ha!" Violet mencibir, "Kamu sendiri yang melepasnya!""Kenapa? Mau menyangkalnya?" Falcon menghela napas, "Rugi aku mempertaruhkan nyawaku untuk menyelamatkanmu dari api, alhasil kamu malah nggak mau bertanggung jawab!""Kalau nggak bisa bicara, tutup saja mulut baumu itu!"Tidak mau bertanggung jawab apanya? bukankah keduanya juga tidak punya hubungan apa pun?Sel
"Jangan bicara omong kosong!" Violet terlihat serius, "Aku pasti akan menemukan cara untuk membuatmu seperti sebelumnya!""Oke, aku percaya padamu!" Carmelia berkata dan menguap, "Kamu sudah sibuk sepanjang hari, pergi dan istirahatlah. Aku juga agak lelah!""Selamat malam!"Setelah meninggalkan kamar Carmelia dan pintu ditutup, Violet berhenti di depan pintu sebentar dengan wajah muram. tidak ada yang tahu sebenarnya apa yang sedang dia pikirkan....Malam sudah larut.Di awal musim hujan, perbedaan suhu antara siang dan malam sangat jelas terlihat.Violet berdiri di balkon dengan gaun tidur tipis setelah mandi tanpa mengeringkan rambutnya.Tubuhnya tidak terasa terlalu dingin. Yang benar-benar membuatnya dingin adalah ...."Ini dingin sekali, kok rambutmu nggak dikeringkan?"Saat suara pria yang dalam terdengar, jaket besar disampirkan di bahu Violet dan handuk tebal menutupi kepalanya. Kemudian sepasang tangan besar menekan kepala Violet dan menggosoknya dengan agak kasar."Jangan m