Share

Bab 32

Author: Jalita Haira
Leon memijat keningnya, bersiap untuk menutup telepon.

Seakan tahu apa yang akan dilakukannya, Lukas buru-buru berkata, "Aku nggak bisa melacaknya, tapi ada orang yang bisa."

"Siapa?"

"Begini ...." Lukas mulai menyebutkan syarat, "Katakan dulu padaku, apa sebenarnya hubunganmu dengan orang bernama Sheva itu?"

Makin Leon menutupinya, makin penasaran Lukas. Semalam dia sudah merasa penasaran setengah mati. Hari ini, dia harus mendapatkan jawabannya.

"Bagaimana kalau aku menelepon tunangan kecilmu yang sedang mencarimu, lalu memberitahunya di mana kamu berada, supaya dia nggak lagi mengkhawatirkanmu?" balas Leon.

"Sialan!" Lukas berkata dengan nada marah, "Leon, bersahabat denganmu adalah keputusan terburuk yang pernah aku buat dalam hidupku."

"Dengan sikapmu yang nggak punya hati seperti ini, meskipun gadis bernama Violet itu menikahimu hanya demi uang, dia tetap saja sial!"

Mendengarnya menyebut nama Violet, Leon merasa sedikit terganggu. "Jangan bicara omong kosong!"

"Oke, oke, aku tak
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
Mia sedang menggali kuburnya sendiri
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 33

    Violet kembali ke Vila Magnolia, berpikir bahwa Sheva akan menegurnya. Siapa sangka, dia hanya berkata, "Tingkat toleransi alkoholmu sekarang jauh menurun dibandingkan tiga tahun lalu."Benar sekali!"Lihat saja lingkaran hitam di bahwa matamu itu. Bahkan panda pun harus mengaku kalah. Cepatlah beristirahat, aku akan memasakkan sup untukmu," kata Sheva.Violet tersenyum tulus sembari membalas, "Baik!"Di kamar, Violet menjatuhkan diri di atas tempat tidur, menatap langit-langit, lalu melamun sejenak sebelum mengeluarkan ponselnya.Semalam memang dia tidak tidur dengan nyenyak. Jadi sepanjang perjalanan pulang, dia sempat tidur sebentar.Saat membuka ponsel, Violet melihat ada pesan dari nomor asing di akun WhatsApp yang hanya diketahui oleh beberapa orang.Dia segera membuka pesan itu. "Leon?"Bagaimana dia bisa tahu akun WhatsApp ini?Jantung Violet berdetak sedikit lebih cepat, khawatir identitas dirinya terbongkar.Namun, dia kembali menenangkan diri dengan cepat.Jika identitasnya

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 34

    Tidak peduli apa pun alasannya, memberi tahu Leon kontaknya adalah kesalahan besar. Lukas harus membayar untuk itu.**Leon sedang bersiap untuk menelepon Lukas, tetapi ternyata Lukas lebih dulu meneleponnya."Leon, kita ini masih mau menjadi teman atau nggak? Baru saja aku membantumu, sekarang kamu malah menjualku begitu saja!""Jadi Felicia sudah tahu?" tanya Leon."Kamu masih berani bertanya?" Lukas benar-benar kesal. "Kita sudah berteman puluhan tahun. Biasanya saudara baik rela terluka untuk satu sama lain, tapi kamu malah menusukku dari belakang.""Apa kamu pikir itu ulahku?""Kalau bukan kamu, siapa lagi ...." Lukas terdiam sejenak, "Sial, jangan-jangan itu T?""Sialan, jangan-jangan kamu mengatakan sesuatu yang salah hingga membuat dia jadi marah. Kemudian, dia menyalurkan kekesalannya padaku?"Leon mengerutkan kening, lalu bertanya "Berapa tarif biasanya?""Bervariasi, antara 200 juta sampai 1 miliar. Kamu bukan orang yang pelit, kenapa kamu bisa mengatakan sesuatu yang menyin

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 35

    Violet agak terkejut mendengar namanya disebut. "Mia?""Ya!" Sheva mengangguk, lalu melanjutkan, "Dia mencari Sandy dengan menawarkan harga tinggi.""Seberapa tinggi?""Satu miliar!""Satu miliar?" Violet mendengus dengan wajah penuh penghinaan. "Ini bukan hanya meremehkanku, tapi juga meremehkan cintanya. Apa menurutmu aku benar?""Ya. Benar sekali, Bos!" Sheva menyetujui, walau dalam hati dia sedikit menggeleng. Namun ...."Bos, bukankah kamu agak kurang fokus? Mia ingin membunuhmu, tapi kenapa kamu tampak nggak marah sama sekali?"Melihat karakter Violet, seharusnya dia tidak akan setenang ini meski tidak meledak-ledak."Kenapa aku harus marah?" Violet merasa ini sangat lucu. "Sudah banyak orang yang ingin membunuhku. Tambah satu lagi nggak akan ada bedanya.""Lagi pula, meski dia ingin membunuhku, apa aku pasti akan mati?""Benar juga. Terlebih lagi, dia malah mencari orang kita sendiri." Sheva tertawa sinis, lalu melanjutkan, "Aku rasa kemunculanmu kali ini membuat Mia merasa tera

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 36

    Makin sulit menemukan petunjuk, makin membuktikan bahwa hubungan antara ketiga orang itu memang tidak sederhana.Joshua mulai meragukan kemampuannya sendiri. Apakah kemampuannya memang sudah menurun?Jika tidak, mengapa belakangan ini dia selalu mengecewakan bosnya?Leon menoleh dan menatap Joshua sebentar.Joshua merasa ketakutan, hingga menundukkan kepala lebih dalam.Saat dia sudah pasrah, berpikir nasibnya akan jadi lebih buruk, Leon berkata, "Mulai selesaikan."Joshua tertegun sejenak sebelum kembali tersadar. "Ya!"Sebenarnya, Leon tidak benar-benar berdiam diri dalam beberapa hari terakhir. Bagaimanapun juga, hal ini menyangkut hidup dan mati Mia.Elang Merah mau dia yang melakukannya. Leon telah mulai bergerak sejak lama. Hanya saja, dia melakukannya dengan diam-diam. Sekarang, mereka hanya tinggal menyelesaikan tahap akhir.**Dalam semalam, putra tertua Keluarga Hardi yang dianggap sebagai pewaris utama, jatuh dari takhtanya!Berita tentang skandalnya tersebar di mana-mana.D

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 37

    Melihat ada yang menahan tangannya, kemarahan Erga makin memuncak. "Siapa yang berani ikut campur urusan ...."Namun, saat dia melihat wajah Leon, ekspresinya seketika berubah. Dia memperlihatkan senyum yang penuh rasa hormat, lalu berkata, "Oh, Pak Leon. Kenapa kamu datang kemari?"Meskipun Leon masih tergolong generasi muda, Erga tetap memberikan rasa hormat untuknya.Grup Jiwono dan Grup Hardi dikenal sebagai dua raksasa yang menguasai wilayah selatan dan utara. Di mata orang luar, keduanya tampak setara. Namun, sebagai pemimpin Grup Hardi, Erga tahu betul bahwa ada perbedaan besar di antara keduanya.Ketika Leon pertama kali mengambil alih Keluarga Jiwono, banyak yang meragukan kemampuannya, termasuk Erga sendiri.Mereka menganggap dia hanya seorang pemuda yang tidak berpengalaman, tidak akan mampu mencapai sesuatu yang besar.Namun, waktu membuktikan bahwa mereka salah.Dalam waktu singkat, Leon berhasil membawa Grup Jiwono hingga menyamai Grup Hardi. Bahkan dalam waktu dua tahun

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 38

    Joshua melanjutkan, "Pak Leon sebenarnya nggak begitu dekat dengan Pak Adis.""Nggak dekat, ya?" Pandu sama sekali tidak memercayainya. Dia berkata, "Leon, kamu selalu bersifat oportunis, nggak pernah mau rugi.""Di permukaan, kamu tampak seperti membantu Adis, tapi sebenarnya kamu hanya memikirkan dirimu sendiri.""Kalau Grup Hardi jatuh ke tangan Adis, seorang pria yang lumpuh, mana mungkin dia bisa menjadi tandinganmu? Ketika saatnya tiba, kota ini hanya akan dikuasai oleh Grup Jiwono. Kamu memang hebat dalam menghitung peluang, ya."Leon tidak membantah, hanya menoleh, lalu bertanya pada Erga, "Paman, apakah kamu juga berpikir demikian?"Meski ekspresi dan nada suaranya tetap tenang, tetapi Erga yang sudah mengenalnya dengan baik, tahu bahwa inilah tanda-tanda kemarahan Leon yang sesungguhnya.Erga berjalan mendekati Pandu, mendorongnya ke samping sambil menamparnya dengan keras, lalu berujar, "Anak durhaka! Selama ini aku selalu percaya padamu, nggak pernah sedikit pun meragukanmu

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 39

    Serangan balik tiba-tiba sebenarnya tidaklah menakutkan.Yang menakutkan adalah, Leon sudah melihatnya!Seharusnya dia menunggu sedikit lebih lama untuk keluar. Setidaknya dia harusnya memastikan Leon sudah meninggalkan rumah Keluarga Hardi.Dia benar-benar sudah salah langkah!Penyesalan tidaklah penting. Dia harus segera mencari alasan yang masuk akal.Langkah Leon begitu cepat, tetapi otak Violet berputar lebih cepat.Sebelum Leon berjalan mendekat dan berbicara, Violet menyapa dengan sangat sopan, "Pak Leon, kebetulan sekali!"Fakta bahwa Violet menyapa lebih dulu cukup mengejutkan Leon.Bagaimanapun juga, wanita itu pernah berkata bahwa setelah bercerai, mereka harus berpura-pura tidak saling mengenal jika bertemu.Bibir Leon melengkung sedikit, tetapi dalam mata hitam pekatnya tak ada sedikit pun senyuman. Dia menanggapi, "Memang kebetulan!"Tadi, sebelum Leon bisa berjalan jauh, kepala pelayan Keluarga Hardi menghentikannya.Dia mengatakan bahwa masih ada urusan yang ingin dibic

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 40

    Dia telah bekerja di Keluarga Hardi selama hampir 30 tahun. Meski dia seorang kepala pelayan, dia memiliki kekuasaan yang besar, hanya berada di bawah satu orang.Dulu dia sama sekali tidak memedulikan putra kedua yang tidak disukai ini.Namun, waktu telah berubah. Sekarang Adis akan menjadi pewaris Keluarga Hardi, bagaimana mungkin dia tidak menghormatinya?"Sesuai dengan yang kamu katakan, Pak Adis. Kamu adalah majikanku, kamu bisa melakukan apa saja tanpa harus melaporkannya kepadaku.""Kalau begitu, soal Ayah ....""Pak Erga sudah tua, mulai sekarang kamu adalah majikanku."Adis hanya tersenyum tanpa berkata apa-apa, tetapi sorot matanya penuh dengan sindiran.Setelah Adis pergi jauh, Violet baru menoleh untuk menatap Leon yang tampak tidak senang. Dia berkata, "Pak Leon secara khusus menahanku, apakah kamu nggak puas dengan tindakanku barusan?"Leon memandangnya. Dia tidak menjawab, tetapi malah balik bertanya, "Pengasuh?""Ternyata karena ini ...." Violet berpura-pura tampak terk

Latest chapter

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 388

    Nenek belum sempat bicara, Leon sudah lebih dulu membuka mulut, "Aku antar kamu pulang!"Menerima isyarat darinya, Violet mengangguk, "Baik!"Baru saja mereka pergi, Lukas yang terkenal suka bergosip langsung mulai menyebar gosip, "Kalian lihat, 'kan? Mereka saling melempar pandang. Terutama sikap Violet pada Leon, dulu 'kan mereka selalu berdebat. Tapi sekarang, dia malah terlihat begitu lembut. Apa ini berarti hati Violet mulai hidup kembali untuk Leon?"Loren setuju dan mengangguk, "Aku juga merasa begitu. Sikap Kak Violet pada kakakku kali ini jauh lebih baik dari sebelumnya.""Kalau ini terjadi dulu, kakakku bilang mau antar, jangankan setuju, mungkin dia malah akan menyindir kakakku. Tapi tadi, dia sama sekali nggak berkata apa-apa dan langsung setuju."Nenek juga merasa hal yang sama, "Memang ada yang berbeda!"Lukas makin bersemangat, "Kalau begini terus, bukan nggak mungkin kita bisa segera hadiri pernikahan mereka!"Di sepanjang jalan menuju gerbang, Violet beberapa kali bers

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 387

    Rombongan mereka kembali ke Kota Bona, dan Violet ikut kembali ke rumah lama Keluarga Jiwono bersama Leon.Bagaimanapun juga, Violet harus menyerahkan Leon langsung ke neneknya.Soal racun di tubuhnya ....Saat masih di pulau, ketika Lukas pergi menjemput Leon, Violet sudah memeriksa denyut nadinya.Dari denyut nadinya, memang menunjukkan bahwa Leon diracuni, dan racunnya cukup kuat. Namun, untuk jenis racunnya, masih belum jelas.Butuh pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahuinya.Namun, satu hal yang pasti, itu jelas racun kronis, jika tidak, Leon pasti sudah mati keracunan.Ini agaknya bukan gaya Adis. Mengingat Adis sudah menyeret Leon ikut mati bersamanya, mengapa di saat-saat terakhir hidupnya, dia tidak langsung membuat mereka mati bersama?Apakah itu karena Adis hanya memiliki racun jenis ini?Karena racun ini tidak langsung mematikan, lebih baik membawa Leon pulang dulu untuk menemui neneknya. Kalau tidak, bisa-bisa neneknya menangis sampai matanya buta.Beberapa hari terakhir

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 386

    Beberapa saat yang lalu ketika di pesawat, Lukas menerima telepon dari Violet yang memintanya pulang untuk menjemput Leon. Dirinya sempat curiga kalau itu hanya mimpi karena dirinya terlalu merindukan Leon.Saat ini, walau wajah Leon terpampang di depannya, Lukas masih kurang yakin.Dengan cepat melangkah maju, Lukas mencubit lengan Leon, "Sakit nggak?"Leon mengerutkan kening, "Menurutmu?""Kalau sakit, berarti aku nggak sedang mimpi!"Sambil berbicara, Lukas tiba-tiba memeluk Leon erat-erat, "Leon, kamu kejutkan aku! Aku tahu kamu nggak mungkin mati semudah itu!"Namun, Leon yang tidak sabar dengan sentuhan itu segera menepiskan Lukas, memperlihatkan ekspresi tak senang, "Kalau mau bicara, bicara saja! Jangan pegang-pegang!""Wah wah wah, baru 'mati' beberapa hari saja, kamu sudah jadi begitu angkuh. Padahal dulu kita sering tidur di ranjang yang sama!"Makin Leon menghindar, makin Lukas sengaja mengulurkan tangan untuk menyentuhnya.Wajah Leon menjadi makin serius, "Lukas, kamu suda

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 385

    Begitu menghadapi pertanyaan Violet, Leon tersenyum pahit. "Karena umurku nggak akan lama lagi, lebih baik aku biarkan kalian memperlakukanku seolah-olah aku sudah mati!""Apa maksudmu umurmu nggak akan lama lagi?"Violet menatapnya dari atas ke bawah dengan nada mengejek, "Hanya peluru yang mengenai perut saja. Sebagai pemimpin Pasukan Yeager, apa kamu akan mati hanya karena luka sekecil itu?"Leon pasti sama seperti dirinya yang menderita banyak sekali luka, baik besar maupun kecil, tapi masih hidup dan sehat.Selain itu, ada Violet. Kecuali sudah tidak bisa lagi ditolong dengan obat, Violet masih bisa menolongnya.Leon menatap Violet dengan enggan. "Adis meracuniku sebelum meninggal!""Adis sudah meninggal?""Ya!" Leon mengangguk. "Setelah menyeretku ke dalam air hari itu, mungkin sudah menghabiskan terlalu banyak energi. Saat berenang ke mekanisme di kedalaman laut yang mengarah ke pulau itu, Adis sudah nggak punya banyak kekuatan yang tersisa.""Aku memanfaatkan kesempatan itu unt

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 384

    Sayangnya Sandy sudah meninggal dan dibunuh oleh Adis sendiri.Saat Violet menemukannya, Sandy sudah meninggal.Hanya mata yang tidak terpejam yang dipenuhi rasa bersalah serta penyesalan.Bagaimanapun Sandy sudah lama bersamanya, jadi Violet tidak menyimpan dendam dan menyuruh Sheva serta Bertha menguburkan Sandy.Violet tetap di pulau itu.Pasti ada sebuah mekanisme di sini, tapi belum ditemukan saja. Mungkin mereka berdua belum mati.Jadi Violet tidak berencana meninggalkan pulau itu sampai menemukan mereka berdua.Setelah berkeliling pulau, Violet menemukan bahwa pulau ini dibangun oleh Adis sesuai dengan kesukaannya.Saat masih sangat muda, Violet pernah bilang bahwa dirinya mempunyai mimpi, yaitu membeli pulau sendiri dan menanam banyak bunga di pulau itu.Lalu peliharalah beberapa hewan kecil yang lucu, seperti burung, anjing, kucing dan yang lainnya.Pulau ini ada semua yang dikatakannya.Violet secara alami dapat merasakan cinta Adis padanya.Namun, Violet benar-benar tidak me

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 383

    Violet tidak pernah menyangka Adis bisa begitu gila hingga memilih mati bersama Leon.Aliran airnya sangat deras, dalam sekejap keduanya tersapu jauh.Violet melihat Leon meronta, Adis menggunakan tangan dan kakinya untuk memegangnya erat-erat guna mencegahnya melarikan diri.Leon sudah terluka, energinya juga sudah terbuang banyak, jadi perlawanannya tidak berguna bagi Adis lagi ....Violet menundukkan kepalanya dan bersiap untuk melompat turun ...."Violet, kalau kamu berani melompat turun, aku akan membunuh Leon sekarang juga!" Adis mengarahkan pistolnya ke dahi Leon untuk mengancam Violet.Begitu melihat Violet benar-benar berhenti, Adis merasa semakin kesal. "Sampai saat ini orang yang kamu sayang masih Leon!"Dari awal hingga akhir, matanya terpaku pada Leon, matanya penuh kekhawatiran terhadap Leon.Perbedaan sikap Violet ini membuat Adis semakin sakit hati. Pada saat ini, Adis akhirnya memahami kesenjangan antara dirinya dan Leon.Meskipun Violet mengaku bahwa dirinya tidak lag

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 382

    Saat hendak menembak Leon, Adis tiba-tiba mendengar deru helikopter.Jelaslah bahwa Violet mengejarnya. Adis menunduk dan tiba-tiba tertawa, "Leon, kamu lebih peduli pada Violet daripada keselamatanmu sendiri! Aku nggak tahu apa ada Violet saat helikopter ini mendarat.""Bagaimana kalau aku menambaknya jauh-jauh?""Adis, katakan padaku, apa maumu?"Entah ada Violet atau tidak, tidak bisa bercanda dengan menyangkut nyawa, apalagi kemungkinan besar ada teman baiknya, Lukas dan Jerry!"Haha, kamu sudah tahu, jadi aku nggak akan bertele-tele denganmu. Aku ingin membuat kesepakatan denganmu. Aku akan menggunakan nyawamu sebagai ganti nyawa semua orang di helikopter. Kesepakatan ini sama sekali nggak akan merugikanmu!"Ya, ini adalah kesepakatan yang pasti menguntungkan, tapi ...."Apa kamu sudah memikirkannya? Kesabaranku terbatas. Aku memberimu waktu tiga detik ....""Seharusnya waktu ini untukmu saja!"Sebelum Leon sempat menjawab, Violet tiba-tiba muncul di belakangnya.Adis menatap Viol

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 381

    Sandy sebenarnya juga ingin menguji untuk melihat apakah Adis benar-benar tidak mempunyai perasaan sama sekali padanya.Meskipun sudah tahu jawabannya, Sandy masih ingin mencobanya sekali lagi.Alhasil, Adis tiba-tiba tersenyum pada Sandy yang tampak sudah siap mati lalu berkata, "Baiklah, karena kamu ingin mati, sekarang aku akan mengabulkan keinginanmu!"Hampir tanpa ragu, Adis siap untuk menembak. Pada saat ini, Leon menggunakan seluruh kekuatannya untuk berdiri dan langsung bergegas menuju Adis.Setelah mendorong Adis mundur beberapa langkah, Leon berkata pada Sandy, "Pergi!"Meskipun sudah tidak berdaya, Leon tetap berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkannya.Sambil mengerutkan kening, Sandy mengeluarkan penawar racun dari sakunya dan menyerahkannya pada Leon, "Kali ini, setelah kamu meninggalkan tempat ini dan menemui bos, bantu aku meminta maaf padanya."Setelah mengatakan itu, Sandy berlari ke arah Adis, yang berjalan ke arah mereka dengan ekspresi marah di wajahnya dan memel

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 380

    Adis tidak mendengarkannya lagi. "Enyahlah, ini nggak ada hubungannya denganmu. Kamu harusnya paham identitasmu sendiri. Jangan berpikir bahwa identitasmu berbeda hanya karena kamu sudah tidur denganku beberapa kali. Dari awal hingga akhir, kamu hanyalah seekor anjing bagiku. Apa pun yang aku lakukan, bukan hakmu untuk ikut campur!"Kata-katanya begitu kejam sehingga bahkan Leon tidak tahan mendengarnya. Namun, Leon tidak berhak mengatakan apa pun karena telah memperlakukan Violet dengan cara yang sama di masa lalu!Begitu memikirkan kata-kata tak berperasaan yang diucapkannya kepada Violet, Leon merasa menyesal lagi.Wajah Sandy yang tadinya pucat kini menjadi semakin pucat, tapi terus membujuknya, "Dulu kamu nggak seperti ini. Aku masih ingat dirimu yang dulu yang sangat ceria, memberikan kesan yang sangat hangat pada semua orang, tapi lihatlah dirimu sekarang?""Saat kamu melihat ke cermin, kamu mungkin bahkan nggak mengenali dirimu sendiri!""Diam!"Sandy seakan tidak mendengar dan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status