Share

Bab 29

Author: Jalita Haira
Ekspresi serius di wajah Violet membuat Desi merasakan firasat buruk. Dia segera menutupi dadanya, berpura-pura merasa tidak nyaman, lalu berujar, "Mungkin semalam aku kurang tidur. Sekarang dadaku terasa sakit. Loren, cepat bantu Nenek kembali ke kamar."

Loren segera bangkit berdiri. "Baik."

"Nenek ...."

Tanpa memberi kesempatan pada Desi dan Loren untuk melanjutkan sandiwara mereka, Violet kembali berbicara, "Apa yang ingin aku katakan, aku rasa Nenek sudah bisa menebaknya ...."

Menyadari apa yang akan dilakukannya, Leon langsung menggenggam pergelangan tangannya. Dia berkata, "Apa kamu lupa dengan apa yang sudah aku katakan?"

Violet meliriknya sekilas, lalu langsung menepis tangannya. Dia kembali memandang Desi, lalu mulai menjelaskan, "Nenek, sesuatu yang nggak sejalan tetap nggak akan berbuah manis meski dipaksakan. Lagi pula, kami memang nggak ditakdirkan bersama!"

"Violet ...." Desi mendekatinya, menggenggam tangannya, lalu berujar, "Nenek tahu kalau bocah nakal ini sudah melaku
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Cindy rahma
cerita nya seru
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 30

    Violet merasa hatinya masam saat membalas, "Baiklah!"Ketika melihat dua orang itu berjalan makin jauh, Loren dengan tidak puas bertanya pada neneknya, "Nenek, kenapa kamu setuju kalau Kak Violet bercerai dengan Kakak?""Bukankah kita sudah sepakat untuk menyatukan mereka kembali?"Desi menghela napas, lalu menjawab, "Violet sudah berubah. Dia sudah nggak memiliki harapan lagi pada kakakmu.""Kalau begitu, kenapa Nenek tetap setuju?" Loren tidak mengerti. "Kalau dia pergi, mungkin dia nggak akan pernah kembali lagi.""Nanti kalau dia punya pria lain, dari mana kamu akan menemukan cucu menantu yang sebaik dia?""Aku juga nggak akan pernah punya Kakak Ipar yang lebih baik darinya!""Kamu ini ...." Desi mengetuk dahi Loren sembari menjelaskan, "Kamu hanya melihat sikap Violet yang telah berubah. Tapi apa kamu nggak melihat kalau kakakmu juga sedikit berbeda?""Benarkah?" Loren tidak menyadarinya. "Bukankah dia tetap saja dingin dan nggak berperasaan? Nenek, kebetulan saja dia kakak kandun

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 31

    Leon menoleh memandang Violet. Matanya yang dalam dan gelap menyiratkan sebuah kerumitan yang sulit dimengerti.Ketika Violet melihat itu, dia mengira pria itu akan mengatakan sesuatu lagi, tetapi ternyata tidak.Dia memberikan tanda tangannya dengan penuh percaya diri.Proses verifikasi dan stempel pun akhirnya selesai.Saat menerima surat cerai, Violet merasakan sebuah kelegaan.Ya, kelegaan!Pernikahannya dengan Leon terasa seperti sebuah penjara.Ini adalah penjara yang dia ciptakan sendiri. Dia mengurung dirinya sendiri selama tiga tahun penuh.Violet hanya akan membiarkan dirinya melakukan hal bodoh seperti itu sekali seumur hidupnya!Setelah keluar dari Kantor Catatan Sipil, Violet langsung menghentikan taksi.Leon yang melihat ini langsung menahan pintu mobil yang telah dibuka Violet.Violet mengira dia akan menyinggung permintaan maaf kepada Mia lagi, tetapi yang dia katakan ternyata berbeda, "Apakah kamu benar-benar nggak memberikan racun itu?"Violet mengangkat surat cerai y

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 32

    Leon memijat keningnya, bersiap untuk menutup telepon.Seakan tahu apa yang akan dilakukannya, Lukas buru-buru berkata, "Aku nggak bisa melacaknya, tapi ada orang yang bisa.""Siapa?""Begini ...." Lukas mulai menyebutkan syarat, "Katakan dulu padaku, apa sebenarnya hubunganmu dengan orang bernama Sheva itu?"Makin Leon menutupinya, makin penasaran Lukas. Semalam dia sudah merasa penasaran setengah mati. Hari ini, dia harus mendapatkan jawabannya."Bagaimana kalau aku menelepon tunangan kecilmu yang sedang mencarimu, lalu memberitahunya di mana kamu berada, supaya dia nggak lagi mengkhawatirkanmu?" balas Leon."Sialan!" Lukas berkata dengan nada marah, "Leon, bersahabat denganmu adalah keputusan terburuk yang pernah aku buat dalam hidupku.""Dengan sikapmu yang nggak punya hati seperti ini, meskipun gadis bernama Violet itu menikahimu hanya demi uang, dia tetap saja sial!"Mendengarnya menyebut nama Violet, Leon merasa sedikit terganggu. "Jangan bicara omong kosong!""Oke, oke, aku tak

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 33

    Violet kembali ke Vila Magnolia, berpikir bahwa Sheva akan menegurnya. Siapa sangka, dia hanya berkata, "Tingkat toleransi alkoholmu sekarang jauh menurun dibandingkan tiga tahun lalu."Benar sekali!"Lihat saja lingkaran hitam di bahwa matamu itu. Bahkan panda pun harus mengaku kalah. Cepatlah beristirahat, aku akan memasakkan sup untukmu," kata Sheva.Violet tersenyum tulus sembari membalas, "Baik!"Di kamar, Violet menjatuhkan diri di atas tempat tidur, menatap langit-langit, lalu melamun sejenak sebelum mengeluarkan ponselnya.Semalam memang dia tidak tidur dengan nyenyak. Jadi sepanjang perjalanan pulang, dia sempat tidur sebentar.Saat membuka ponsel, Violet melihat ada pesan dari nomor asing di akun WhatsApp yang hanya diketahui oleh beberapa orang.Dia segera membuka pesan itu. "Leon?"Bagaimana dia bisa tahu akun WhatsApp ini?Jantung Violet berdetak sedikit lebih cepat, khawatir identitas dirinya terbongkar.Namun, dia kembali menenangkan diri dengan cepat.Jika identitasnya

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 34

    Tidak peduli apa pun alasannya, memberi tahu Leon kontaknya adalah kesalahan besar. Lukas harus membayar untuk itu.**Leon sedang bersiap untuk menelepon Lukas, tetapi ternyata Lukas lebih dulu meneleponnya."Leon, kita ini masih mau menjadi teman atau nggak? Baru saja aku membantumu, sekarang kamu malah menjualku begitu saja!""Jadi Felicia sudah tahu?" tanya Leon."Kamu masih berani bertanya?" Lukas benar-benar kesal. "Kita sudah berteman puluhan tahun. Biasanya saudara baik rela terluka untuk satu sama lain, tapi kamu malah menusukku dari belakang.""Apa kamu pikir itu ulahku?""Kalau bukan kamu, siapa lagi ...." Lukas terdiam sejenak, "Sial, jangan-jangan itu T?""Sialan, jangan-jangan kamu mengatakan sesuatu yang salah hingga membuat dia jadi marah. Kemudian, dia menyalurkan kekesalannya padaku?"Leon mengerutkan kening, lalu bertanya "Berapa tarif biasanya?""Bervariasi, antara 200 juta sampai 1 miliar. Kamu bukan orang yang pelit, kenapa kamu bisa mengatakan sesuatu yang menyin

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 35

    Violet agak terkejut mendengar namanya disebut. "Mia?""Ya!" Sheva mengangguk, lalu melanjutkan, "Dia mencari Sandy dengan menawarkan harga tinggi.""Seberapa tinggi?""Satu miliar!""Satu miliar?" Violet mendengus dengan wajah penuh penghinaan. "Ini bukan hanya meremehkanku, tapi juga meremehkan cintanya. Apa menurutmu aku benar?""Ya. Benar sekali, Bos!" Sheva menyetujui, walau dalam hati dia sedikit menggeleng. Namun ...."Bos, bukankah kamu agak kurang fokus? Mia ingin membunuhmu, tapi kenapa kamu tampak nggak marah sama sekali?"Melihat karakter Violet, seharusnya dia tidak akan setenang ini meski tidak meledak-ledak."Kenapa aku harus marah?" Violet merasa ini sangat lucu. "Sudah banyak orang yang ingin membunuhku. Tambah satu lagi nggak akan ada bedanya.""Lagi pula, meski dia ingin membunuhku, apa aku pasti akan mati?""Benar juga. Terlebih lagi, dia malah mencari orang kita sendiri." Sheva tertawa sinis, lalu melanjutkan, "Aku rasa kemunculanmu kali ini membuat Mia merasa tera

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 36

    Makin sulit menemukan petunjuk, makin membuktikan bahwa hubungan antara ketiga orang itu memang tidak sederhana.Joshua mulai meragukan kemampuannya sendiri. Apakah kemampuannya memang sudah menurun?Jika tidak, mengapa belakangan ini dia selalu mengecewakan bosnya?Leon menoleh dan menatap Joshua sebentar.Joshua merasa ketakutan, hingga menundukkan kepala lebih dalam.Saat dia sudah pasrah, berpikir nasibnya akan jadi lebih buruk, Leon berkata, "Mulai selesaikan."Joshua tertegun sejenak sebelum kembali tersadar. "Ya!"Sebenarnya, Leon tidak benar-benar berdiam diri dalam beberapa hari terakhir. Bagaimanapun juga, hal ini menyangkut hidup dan mati Mia.Elang Merah mau dia yang melakukannya. Leon telah mulai bergerak sejak lama. Hanya saja, dia melakukannya dengan diam-diam. Sekarang, mereka hanya tinggal menyelesaikan tahap akhir.**Dalam semalam, putra tertua Keluarga Hardi yang dianggap sebagai pewaris utama, jatuh dari takhtanya!Berita tentang skandalnya tersebar di mana-mana.D

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 37

    Melihat ada yang menahan tangannya, kemarahan Erga makin memuncak. "Siapa yang berani ikut campur urusan ...."Namun, saat dia melihat wajah Leon, ekspresinya seketika berubah. Dia memperlihatkan senyum yang penuh rasa hormat, lalu berkata, "Oh, Pak Leon. Kenapa kamu datang kemari?"Meskipun Leon masih tergolong generasi muda, Erga tetap memberikan rasa hormat untuknya.Grup Jiwono dan Grup Hardi dikenal sebagai dua raksasa yang menguasai wilayah selatan dan utara. Di mata orang luar, keduanya tampak setara. Namun, sebagai pemimpin Grup Hardi, Erga tahu betul bahwa ada perbedaan besar di antara keduanya.Ketika Leon pertama kali mengambil alih Keluarga Jiwono, banyak yang meragukan kemampuannya, termasuk Erga sendiri.Mereka menganggap dia hanya seorang pemuda yang tidak berpengalaman, tidak akan mampu mencapai sesuatu yang besar.Namun, waktu membuktikan bahwa mereka salah.Dalam waktu singkat, Leon berhasil membawa Grup Jiwono hingga menyamai Grup Hardi. Bahkan dalam waktu dua tahun

Latest chapter

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 416

    Pria itu mengerutkan bibirnya dan berkata, "Ternyata seperti itu!"Dia hanya mengatakan ini dan tidak mengatakan yang lain lagi.Pria itu tidak mengatakan apa pun dan Violet juga tidak bertanya. Setelah perjalanan ini berakhir, Violet menyerahkan kartu yang lain pada pria itu, "Ini adalah 200 juta untuk uang tipmu hari ini. Terima kasih karena sudah menemani kami sepanjang hari ini!"Violet sangat murah hati sampai membuat pria itu enggan menerima pemberian darinya lagi, "Kamu sudah memberiku cukup banyak uang, aku nggak boleh menerimanya lagi."Violet meletakkan kartu ke tangan pria itu dengan paksa dan berkata, "Terimalah, kamu pantas mendapatkannya! Pada awalnya suasana hatiku sangat buruk karena nggak menemukan siapa pun. Tapi kamu sudah menemaniku sepanjang hari dan suasana hatiku sudah membaik sekarang. Besok tolong bawa kami datangi tempat lain."Pria itu ingin mengatakan sesuatu, tapi dia mengerutkan bibirnya dan tidak mengatakan apa pun. Hanya saja dia mengembalikan kartu itu

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 415

    Awalnya berpikir bisa melihat Leon jika pergi ke sana, tapi siapa tahu ...."Kapan kamu melihatnya?"Orang yang mengaku melihat Leon adalah seorang pemuda berusia dua puluhan, juga warga setempat.Semua penduduk setempat di sini sangat tinggi, baik pria maupun wanita.Bahkan pria jangkung seperti Lukas pun terlihat agak kurus di hadapan penduduk setempat, seperti kekurangan gizi.Menanggapi pertanyaan Violet, pemuda itu menjawab, "Maaf, aku baru saja melihat foto itu dengan saksama lagi dan menyadari bahwa aku salah.""Orang itu memang sedikit mirip dengannya, tapi bukan orang yang kamu cari!"Lukas segera mencengkeram kerah pria itu dan berkata, "Tadi kamu bilang kamu benar-benar melihatnya, tapi sekarang kamu bilang salah lihat?"Pria itu segera menepis tangan Lukas dan berkata, "Aku memang salah lihat. Apa kamu nggak pernah salah lihat orang?"Lukas mengerutkan kening lebih erat. "Aku pikir kamu nggak salah lihat, tapi ada yang melarangmu mengatakannya."Mata pria itu berkedip. "Aku

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 414

    Lukas merasa agak sulit menerimanya. "Maksudmu yang sebelumnya bukan Leon, tapi Adis?""Ya!" Suara Violet terdengar serak, "Sebelumnya Adis berpura-pura menjadi Leon, bahkan nggak tahu di mana Leon yang asli sekarang.""Aku sudah mencarinya hampir di mana-mana, tapi tetap nggak bisa menemukannya. Jadi, aku berpikir untuk mengatakan yang sebenarnya dan memintamu untuk mengajukan permohonan ke organisasi untuk membantu mencarinya."Violet benar-benar putus asa, mana mungkin akan merahasiakannya dari Lukas untuk sementara waktu.Lagi pula, hanya akan membuat lebih banyak orang khawatir tentang Leon.Mungkin juga akan sampai ke telinga Nenek.Kesehatan Nenek baru saja membaik sedikit akhir-akhir ini, Violet tidak ingin sesuatu terjadi padanya lagi.Lukas sangat marah. "Pantas saja aku merasa ada salah.""Saat melihatnya di pulau itu, aku merasa bukan seperti Leon, tapi kemudian aku berpikir mungkin aku terlalu banyak berpikir, jadi aku nggak meragukannya lagi. Ternyata dia bukan Leon!""Ya

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 413

    Entah metode apa pun yang digunakan Violet, pria itu selalu tidak mau mengungkapkan keberadaan Leon. Mulutnya sekeras Adis.Kalaupun Violet memberi tahu bahwa Adis sudah meninggal, pria itu tetap menolak untuk mengatakan sepatah kata pun."Tuanku sudah meninggal, tapi perintahnya masih ada. Tuanku bilang jangan sampai mengungkapkan keberadaan Leon."Pria itu penuh luka, tapi tetap tidak mau mengkhianati Adis, meski Adis sudah tidak ada lagi.Memang Adis cukup berhasil dalam melatih orang.Tidak seperti Violet ....Violet langsung memikirkan Lisa dan Sandy.Sekalipun ada alasan di balik pengkhianatannya, hal itu tetap membuktikan bahwa Violet gagal.Violet mengerutkan kening dan menatap pria itu dengan tatapan lebih dingin, "Kalaupun aku ingin membunuhmu, kamu nggak akan memberitahuku?""Nggak!" Pria itu berkata tanpa ragu, "Kalaupun kamu membunuhku, aku nggak akan memberitahumu, jadi jangan buang-buang energimu, bunuh saja aku!""Mau mati dengan mudah?" Violet hanya menyuapi pria itu d

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 412

    "Mana mungkin Sandy begitu berani?"Kapan tepatnya itu terjadi?Anak itu berusia lima tahun, Sandy sudah merahasiakannya darinya selama lima tahun!Tidak, itu tidak benar!"Sandy sangat mencintaimu hingga melakukan banyak hal untukmu secara diam-diam." Violet menasihati, "Jadi jangan terobsesi dengan hal-hal yang nggak seharusnya. Hiduplah dengan baik. Sandy sudah tiada, anak itu membutuhkanmu!""Membutuhkan aku ...."Adis mengerutkan kening. "Oh, dia masih anak-anak, bisa hidup dengan siapa saja! Violet, kalau kamu benar-benar merasa kasihan padanya, bawa saja dia untuk tinggal bersamamu!""Aku ...."Sambil berkata demikian, Adis mencabut pisaunya dan menusukkan pisaunya lagi ke tubuhnya. "Violet, kalau aku nggak bisa mendapatkan cintamu, aku benar-benar nggak bisa hidup!""Setelah bertahun-tahun, aku lelah!"Setelah bertahun-tahun berusaha, pada akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. Adis benar-benar lelah dan tidak ingin terus berjuang."Oh ...." Adis memikirkan sesuatu sebelum meningg

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 411

    "Adis!"Violet mencoba menghentikannya dengan cepat, tapi sudah terlambat.Adis menatap Violet yang berlari ke arahnya. "Violet, kalau kamu nggak mau tahu keberadaan Leon, kamu mungkin nggak akan peduli dengan hidup dan matiku sama sekali, 'kan?""Bukan seperti itu!" Violet tak kuasa menahan tangisnya. "Kak Adis, sebenarnya aku nggak pernah membencimu.""Entah apa pun yang sudah kamu lakukan, kamu adalah penyelamatku.""Kalau kamu nggak menyelamatkanku dari Carmelia, aku nggak akan pernah selamat.""Setelah itu, kamu selalu menjadi orang yang melindungiku secara diam-diam.""Aku tahu semua yang sudah kamu lakukan untukku, jadi aku nggak membencimu, aku hanya nggak bisa memberimu apa yang kamu inginkan."Violet berkata demikian bukan untuk menipu Adis, melainkan dari lubuk hatinya.Dia benar-benar tidak membenci Adis.Semua hal salah yang dilakukannya adalah karena Adis terlalu mencintainya, yang membuatnya gila.Jadi Violet tidak pernah berpikir untuk membalas dendam.Kalau tidak, deng

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 410

    Meskipun baru saja mengatakannya dengan tegas, Adis tetap tidak bisa tetap acuh tak acuh saat melihat Violet benar-benar akan menyerang dirinya sendiri.Adis segera membungkuk, mengambil batu kecil dari tanah dan melemparkannya ke Violet.Batu itu mengenai pergelangan tangan Violet dan pisaunya jatuh ke tanah.Mata Adis memerah saat menatap Violet. "Kalau ... kalau saja kamu nggak bertemu Leon, apa kamu akan memilihku?"Jika mereka nggak berpisah saat itu dan selalu bersama, apa Violet akan jatuh cinta padanya, bukan pada Leon?Violet tahu bahwa kebenaran itu terlalu kejam bagi Adis, terutama sekarang Violet tidak bisa mengatakan yang sebenarnya, tapi tetap tidak ingin berbohong kepadanya!"Nggak!" Violet mengatakan hal yang sama, "Kamu hanyalah Kakak bagiku! Kalaupun nggak ada Leon, akan ada orang lain. Jadi situasi saat ini antara kamu dan aku nggak ada hubungannya dengan Leon.""Haha!" Adis tertawa, tetapi air mata mengalir dari sudut matanya. "Violet, kamu terus bilang bahwa kamu m

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 409

    "Kamu lebih baik mati daripada bersamaku?"Tidak ada yang lebih menyakiti Adis selain kata-kata Violet.Adis sudah melakukan banyak hal hanya untuk bersama Violet.Bahkan sampai berpura-pura menjadi Leon, tapi pada akhirnya, tetap dengan mudah diungkap olehnya.Bukan hanya itu saja, Violet juga sangat tidak berperasaan terhadapnya!"Adis, entah kamu menggunakan identitas mana pun, jiwamu nggak akan pernah berubah. Perasaanku padamu ...."Violet menatap Adis dengan serius. "Aku juga!""Entah aku menggunakan identitas apa pun, kamu nggak akan pernah jatuh cinta padaku!" Adis merasa seolah-olah hatinya sedang dipotong olehnya dengan pisau.Awalnya berpikir bisa memenangkan cintanya dengan mengubah identitasnya menjadi Leon.Meski bukan untuknya tapi untuk Leon, yang penting bisa bersamanya.Demi mencintainya, Adis betul-betul merendahkan dirinya, tapi yang diberikannya hanyalah sikap yang kejam.Adis semakin tidak rela memikirkannya. Saat menatap Violet, tatapan matanya berangsur-angsur b

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 408

    "Terserahmu saja!" Violet tidak ingin berkata terlalu banyak padanya. "Adis, aku akan memberimu waktu tiga hari lagi untuk memikirkannya. Sebaiknya kamu katakan apa yang ingin aku ketahui, kalau nggak ....""Haha, nggak perlu menunggu tiga hari. Aku sudah memberitahumu apa yang perlu kamu ketahui. Jangan lagi berkhayal. Semua yang aku katakan padamu memang benar!"Adis segera menyela perkataannya. "Adapun mayat Leon, sama saja seperti yang aku katakan padamu di awal. Mayatnya sudah jadi makanan ikan.""Kawanan ikan itu sangat besar. Aku mengoleskan obat ke mayatnya dan dalam waktu kurang dari lima menit, mayatnya sudah habis.""..."Violet mengepalkan tangannya, tidak berkata apa-apa lagi, berbalik dan pergi, meninggalkan Adis sendirian di ruang pengobatan.Yang tidak diketahuinya adalah bahwa Adis sangat akrab dengan ruang pengobatan ini.Karena di sinilah Adis membunuh gurunya dengan tangannya sendiri.Alasannya adalah ....Begitulah kejadian hari itu, gurunya bertemu dengannya di lu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status