Samuel kesulitan berjalan di jalan yang terjal sambil menggendong Cintia.Namun, Cintia benar-benar tidak memiliki sisa tenaga sama sekali.Bahkan dia pun tidak memiliki tenaga untuk membuka kelopak matanya.Cintia hanya memejamkan matanya dan bersandar pada Samuel yang tengah menggendongnya.Dalam keadaan linglung, Cintia samar-samar mendengar suara di sekitarnya dan mendengar suara baling-baling helikopter ....Sepertinya tim penyelamat Warto sudah tiba.Kedatangan mereka ... tidak cepat dan tidak terlambat.Akhirnya, Cintia terlelap.Saat Cintia membuka matanya, dia sudah berada di suatu ruangan yang asing.Bukan rumah sakit.Bukan rumahnya yang ada di Kota Bandung.Bukan rumah Samuel juga.Pupil mata Cintia sedikit bergerak.Kelopak matanya masih terasa berat.Kepalanya pun terasa berat.Seolah-olah Cintia sudah tertidur begitu lama, sampai-sampai rasanya dia tidak bisa bangun."Sudah bangun?"Suara Samuel yang rendah terdengar.Suaranya begitu lembut dan ringan.Cintia menolehkan
Meski ... tetapi ....Cintia tetap saja bertanya.Cara Samuel yang memperlakukannya dengan begitu baik membuat Cintia curiga kalau dia menjadi disabilitas selamanya.Cintia juga merasa cemas.Samuel tersenyum sejenak.Tidak tahu kenapa wajah pria yang penuh luka itu terlihat tampan saat tersenyum.Cintia mengalihkan pandangannya."Jangan khawatir. Nona Cintia tidak kehilangan tangan atau kaki. Hanya ada fraktur di kaki kanan dan luka di tubuhmu. Kamu juga kehilangan banyak darah, tapi dokter mengatakan kalau kamu akan segera pulih.""Kamu bagaimana?" Cintia melihat Samuel.Cintia tidak kenapa-kenapa, bagaimana dengan Samuel?Apa lukanya parah?Walaupun Samuel tidak mengalami kecelakaan mobil, sebenarnya dia terluka saat menolong orang.Cintia juga bisa melihatnya, pada saat ini kedua tangan Samuel diperban.Namun, Samuel masih bisa menyuapinya air."Aku baik-baik saja," ujar Samuel dengan lembut.Cintia menelan ludahnya.Banyak kata yang ingin Cintia katakan, tetapi tidak bisa dia kemu
Dokter yang disebut Samuel pun tidak Cintia temui."Kalau tidak, aku akan menyuruh Erik itu menemanimu." Samuel lalu bertanya, "Dokter berkata, berdasarkan kondisi badanmu sekarang, kamu masih harus beristirahat di tempat tidur sekitar 3-5 hari lagi. Sekitar setengah bulan lagi kamu baru bisa bergerak bebas. Maksud bebas di sini adalah kemampuan fisikmu yang lain akan kembali seperti semula. Untuk fraktur di kaki kananmu, akan membutuhkan waktu setidaknya 3 bulan untuk pulih.""Tidak usah," tolak Cintia pada Samuel.Cintia tidak mau Erikson melihatnya terluka seperti ini dan Cintia juga tidak ingin Erikson merasa sedih."Oke." Samuel juga menghargai pilihan Cintia.Tiba-tiba mereka berdua terdiam.Ruangan menjadi hening ....Tiba-tiba Cintia berkata, "Aku ingin ke toilet.""Aku akan menggendongmu."Samuel sudah menggendong Cintia bahkan sebelum dia bisa menolak.Setelah digendong, Cintia baru menyadari kalau dia masih dipasang selang infusan.Samuel melihat infusan itu, lalu menurunkan
Cintia melihat Samuel tanpa mengatakan sepatah kata pun.Raut wajah Samuel tenang. "Sudah beberapa hari ini aku menjagamu."Jadi?"Membasuh muka, menyeka badan, mengganti pembalut ...."Samuel mulai menghitung dengan rinci apa saja yang sudah dia lakukan untuk Cintia dalam beberapa hari ini."Bisa kamu diam?" Cintia sudah mencapai batas akhir kesabarannya. "Oke." Samuel tertawa lagi.Tertawa dengan begitu tampan."Masih mau mandi?" tanya Samuel lagi."Tidak usah," tolak Cintia.Tidak mengetahui dan mengetahui dengan jelas, adalah perkara yang berbeda."Sebenarnya di mana ini?" tanya Cintia.Cintia mencari pertanyaan lain, agar dirinya tidak mengingat keinginan untuk mandi."Kediaman pribadiku di Kota Medan, jaraknya dengan Keluarga Tambunan sekitar 2 jam berkendara. Di sini, selain aku, ada 2 orang pelayan, 5 orang penjaga dan seorang dokter," jawab Samuel."Apa Yulia sudah pernah ke sini?" tanya Cintia.Bukannya Cintia keberatan.Mereka berdua mampu mengembangkan hubungan yang mereka
Cintia mengangguk.Bisa dikatakan kalau dia setuju dengan analisis Samuel."Tadi aku mengatakan kalau menurut Keluarga Tambunan, aku dan Warto adalah kunci utamanya." Samuel melihat Cintia dan menganalisis lagi. "Tapi pendekatan Tobby padaku berbeda dengan Warto. Mereka ingin menghabisi Warto untuk mencegah masalah yang akan datang, sedangkan aku, mereka menggunakan segala cara untuk memenangkan dan bersatu bersama mereka. Menurut mereka, satu-satunya alasan yang menyulitkan mereka dalam memenangkanku adalah kamu, jadi Keluarga Tambunan pasti akan mengurusmu."Mata Cintia sedikit berkedut.Tidak memberi tanggapan pada Samuel.Samuel lalu berkata, "Pada malam pesta amal, saat kamu dan Warto datang bersama, itu berarti 'sekali dayung dua tiga pulau terlampaui'. Keluarga Tambunan tidak akan mungkin melewatkan kesempatan itu.""Aku tidak sehebat itu bisa menebak pemikiran Keluarga Tambunan. Semuanya hanya pemikiranku dan ringkasan berdasarkan apa yang sudah terjadi. Aku tidak bisa mempredi
"Gimana kondisi Warto?" tanya Cintia tiba-tiba.Banyak hal yang tidak bisa Cintia pahami sekarang dan dia tidak berniat untuk memikirkannya.Satu hal yang Cintia tahu adalah, dia berada di tempat yang sama dengan Warto."Tidak mati," jawab Samuel.Lalu, dia tidak mengatakan apa pun lagi."Bisakah aku menggunakan ponselmu untuk menghubunginya?" kata Cintia pada Samuel.Samuel tidak menyetujui.Tentu saja, ketidaksukaan Samuel pada Warto terlihat begitu jelas dan dalam.Jadi, hubungan dan sikap seperti apa yang harus ada di antara Cintia dan Samuel ini?Cintia pun tidak memaksa.Dia hanya berkata dengan ringan, "Aku akan tiduran lagi.""Apa kamu sudah tahu apa yang digemari Warto?" tanya Samuel dengan tiba-tiba."Hmm." Cintia tidak menyembunyikannya dari Samuel.Saat Warto datang ke kantor Cintia untuk bekerja sama, dia membawa skandalnya sendiri untuk mendapatkan kepercayaan penuh Cintia. Skandal itu ... adalah fotonya dengan lelaki lain ....Mungkin karena itu juga Cintia menaruh kepe
"Ayo, katakanlah.""Malam itu, kita berhasil melarikan diri dan anggota Keluarga Tambunan pasti sangat marah. Sekarang, kamu dan Samuel sudah bersama, jadi tentu saja hati Yulia sangat kacau. Kamu harus berhati-hati, aku takut Yulia akan melakukan sesuatu di luar kendali," kata Warto"Memangnya kejadian malam itu tidak di luar kendali?" sindir Cintia."Malam itu adalah tindakan keluarga Tobby. Maksudku, mungkin Yulia masih bisa melakukan sesuatu yang gila.""Hmm," respons Cintia.Dari awal, Cintia juga sudah menduganya.Samuel meninggalkan Yulia di pesta, kemudian mempertaruhkan segalanya untuk menyelamatkan Cintia, bahkan selalu menemani Cintia. Wanita mana pun tidak akan bisa menerima hal ini.Warto langsung berkata, "Setelah insiden ini, kakekku juga akan mengambil tindakan terhadap Tobby. Apa yang Tobby lakukan malam itu telah merusak hubungan antara kedua keluarga kami. Maaf, kamu juga hampir kehilangan nyawamu. Jujur saja, aku sudah menebak Tobby akan mengambil tindakan terhadap
Perubahan topik yang mendadak itu membuat Cintia terkejut."Apa kamu tidak rela pergi?" goda Warto."Tidak juga, aku hanya tidak ingin merepotkanmu. Sekarang, aku tidak bisa turun dari tempat tidur dulu," kata Cintia secara langsung."Aku hanya bercanda, kok. Sekarang aku mau datang untuk menjemputmu, tapi belum pasti bisa membawamu pergi atau tidak. Apalagi aku juga tidak tahu kamu ada di mana. Aku rasa Samuel juga pasti tidak akan memberitahuku ke mana dia membawamu pergi. Aku hanya ingin memberitahumu bahwa Samuel memang melindungimu dengan sangat baik. Untuk sementara waktu, kamu bisa beristirahat di tempatnya dengan tenang."Mendengar perkataan Warto, Cintia juga tidak bisa mengungkapkan perasaannya.Pada saat ini, sebuah panggilan telepon tiba-tiba masuk. "Sampai di sini dulu, Yulia menelepon Samuel."Warto mengingatkan, "Suruh Samuel untuk membelikanmu ponsel dan suruh dia kembalikan nomor aslimu agar mudah dihubungi." "Aku tahu."Setelah menutup teleponnya …."Samuel!" Cintia
Hanya dengan melihatnya saja semua orang sudah tahu bahwa gelang ini tak ternilai harganya. Ini juga sejenis harta karun yang tak ternilai.Tidak mungkin dapat Cintia terima."Ini tidak ada hubungannya dengan Natasya. Kamu baru saja pulang kembali ke Keluarga Anggono. Ini adalah pertemuan pertama kita dan ini adalah hadiah dari Nenek. Tak perlu malu-malu. Kalau kamu masih tak mau menerimanya, aku pasti akan marah," ujar Nyonya Besar Ria dengan sengaja."Kak Cintia, jangan sungkan. Ini adalah niat baik dari nenekku, kamu ambil saja." Natasya yang berada di samping Nyonya Besar Ria melanjutkan omongannya, "Gelang ini sebenarnya kami pilih dari kotak perhiasan gelang giok nenek untuk waktu yang cukup lama. Leon dan aku merasa ini cocok untukmu, coba kamu pakai dan lihatlah."Cintia benar-benar tidak ingin berutang budi kepada siapa pun."Cintia, karena Nenek Ria yang memberikannya padamu, kamu ambil saja," sebut Tuan Besar Ricky yang berada di sampingnya.Cintia tidak punya pilihan selai
"Kamu tak mau pulang?" Cintia mengangkat alis matanya."Bukan itu, hanya saja ...."Hanya saja karena Leon, 'kan?Karena Erikson berpikir Leon adalah papinya, jadinya Erikson ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Leon.Cintia bahkan mulai meragukan apakah Erikson sebenarnya pergi mencari Leon hari ini.Terpikirkan akan kemungkinan ini, Cintia semakin kukuh dengan pendiriannya dan berencana untuk meninggalkan Kota Jakarta. "Oke." Erikson berkompromi.Bagaimana pun juga, Mami sudah tidak suka Papi lagi.Papi memang sudah keterlaluan.Kemarin, dia masih bisa melihat muka Mami, kemudian pergi melindungi perempuan lain dan memarahi Mami. Mami membencinya, pasti begitu."Mami, aku akan kembali tidur. Selamat tidur.""Selamat tidur."Erikson kembali ke kamarnya.Dia melihat hasil tes DNA yang berada di meja dan ingin menunjukkannya kepada Maminya.Hari ini, hanya demi kertas hasil tes DNA ini, Erikson sudah menghabiskan waktunya seharian. Namun sekarang, itu sudah tidak berguna lagi
"Oh, begitu." Keraguan Laura terhapuskan.Dalam kehidupan Cintia, selain Erikson, hanya ada Erikson.Apa pun yang Erikson mau, sudah pasti tidak akan Cintia tolak. "Omong-omong, aku sudah mulai sedikit merindukan Erik." Lily tiba-tiba mengirimkan pesan itu."Apa kamu mau menemuinya? Dia sudah tumbuh menjadi seorang pria ganteng, tinggi badannya juga kurang lebih sama denganku." Cintia berinisiatif untuk mengundang teman-temannya."Lupakan saja, kita bicarakan lagi sewaktu aku sudah mapan." Lily menolak ajakan itu dan melanjutkan mengirim pesan, "Dulunya aku hidup dengan glamor, aku tak bisa membiarkan Erik berpikir aku sudah tidak sesuai lagi. Apa pun yang kuperbuat, juga tidak terlalu rendah dari yang Tammy miliki, 'kan?""Kamu masih saja peduli dengan keberadaan Tammy," sela Laura."Omong kosong, memangnya kamu tidak? Aku hanya menerima ujian yang diberikan pencipta padaku. Tunggu aku sampai berhasil, namaku pasti akan melejit sampai ke langit."Cintia tidak bisa menahan dirinya unt
Erikson baru kembali pulang rumah larut malam.Kalau bukan karena panggilan yang terus terhubung, Cintia sudah pasti akan mengira Erikson telah diculik."Kamu pergi bermain ke mana, kenapa sangat lama?" Cintia bukan sedang menyalahkan Erikson.Cintia juga tidak akan menyalahkan Erikson.Cintia hanya merasa penasaran. Erikson selalu patuh dengan ibunya, tetapi setelah tahu kalau Erikson sudah terlalu lama jauh dari ibunya, tentu ibunya akan menjadi sangat khawatir, tetapi Erikson tetap memilih untuk pulang larut malam. Erikson lantas melihat Cintia, tidak mengatakan apa pun.Erikson masih belum sempat menjawab."Sudah pulang saja sudah bagus. Erik, lain kali harus pulang lebih awal, ya. Mami-mu hampir mau menelepon polisi, loh," canda Tuan Besar Ricky."Iya, Kakek Buyut," ujar Erikson sembari menganggukkan kepalanya."Kamu pasti lapar, ya. Mari kita makan malam." Tuan Besar Ricky menarik tangan Erikson dengan hangat dan pergi berjalan ke meja makan.Erikson berbalik dan melihat pada Ci
Leon melihat ke arah Cintia dan melihat raut wajah Cintia yang sama sekali tidak memedulikannya.Sebelumnya, Leon selalu merasa mungkin Cintia memiliki udang di balik batu terhadap dirinya sendiri.Kalau dilihat-lihat kembali sekarang, Cintia benar-benar tidak punya niat yang lain juga. Cintia bahkan tampak seperti ingin menjauh dari Leon. Leon pun menelan ludahnya dan berkata, "Hati-hati di jalan."Leon dan Cintia juga benar-benar bertemu karena kebetulan saja.Tidak ada alasan kenapa mereka harus saling terlibat di kehidupan satu sama lain. Cintia mengangguk ringan, kemudian masuk ke dalam sedan Willy dan pergi. Di dalam mobil, Willy mengambil inisiatif untuk mulai berbicara, "Kenapa kamu tak membiarkan Leon meminta maaf?""Karena aku tahu dia itu orang yang tak punya perasaan. Untuk apa melihatnya meminta maaf?" ucap Cintia yang sedang bersandar di kursi mobil sambil melihat pemandangan di luar jendela."Apa kamu tidak menyimpan perasaan yang lain … kepada Leon?" Willy mengataka
Leon menggigit bibirnya dengan ringan dan masih tidak mengatakan apa-apa."Benar, dia memang benar-benar terlalu khawatir denganku. Kalau tidak, dia juga takkan langsung menyerangmu karena dia tak tahu situasi sebenarnya. Leon biasanya bukan orang yang seperti itu," Natasya menjelaskan kepada Leon.Tampaknya, Natasya memang benar-benar ingin meredakan konflik antara Leon dan Cintia.Sebenarnya, tidak seorang pun tahu kalau Natasya sedang memamerkan hubungan yang dirinya miliki dengan Leon. Namun, karena Natasya dapat mengalirkan perasaannya itu dengan secara alami, orang-orang pun tidak merasa gusar dengan sikapnya itu."Orang-orang akan bersikap seperti itu kepada orang yang mereka sayangi." Cintia mengamini ucapan Natasya.Cintia juga merasa cukup jika permasalahannya sudah diselesaikan. Cintia sebenarnya juga tidak membutuhkan permintaan maaf apa pun. Benar-benar, sungguh-sungguh tidak memerlukan hal demikian. Karena ini bukanlah masalah yang begitu besar. "Jangan khawatir, Kak
Leon pun masuk ke dalam ruangan.Saat ini, Willy juga ikut terbangun karena suara bising.Willy juga tipe orang yang sangat mudah terbangun.Willy lantas melihat selimut yang ada di tubuhnya, kemudian melihat Cintia dan bertanya, "Sudah berapa lama aku tertidur?""Belum sampai sepuluh menit." Cintia merasa sedikit tidak berdaya.Cintia juga merupakan penderita insomnia kronis. Dia sangat paham betapa tidak nyamannya ketika tiba-tiba terbangun. Willy sendiri tidak terbangun dengan rasa marah karena kantuk, dia hanya meregangkan pinggangnya sambil mengatakan, "Aku sebenarnya tak kelelahan. Aku tak tahu kenapa aku bisa tertidur. Selimut ini, kamu yang berikan, ya?""Hanya kebiasaanku.""Oke."Willy senyum ringan.Cintia sangat takut untuk memberi tahu Willy bahwa sebenarnya Cintia sendiri juga bersikap baik kepada Willy!Sama persis seperti bibinya Willy."Masuklah."Leon tiba-tiba keluar dari dalam ruangan."Natasya ingin bertemu denganmu.'""Akhirnya dia terbangun juga," ujar Willy den
"Aku akan menemanimu." Willy memperjelas arah keberpihakannya.Willy berharap agar Cintia pergi.Namun, dia juga takkan membiarkan Cintia diperlakukan secara tidak adil."Tak perlu. Kamu sudah terjaga sepanjang malam tadi. Untuk hari ini, istirahat saja dulu.""Energiku masih banyak. Ayo, pergi."Cintia sempat ragu-ragu sebentar, pada akhirnya tidak menolak tawaran Willy.Willy sendiri ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik. Lagi pula, Willy adalah cucu tertua dari keluarganya dan memiliki kewajiban untuk membantu ayahnya. Kakeknya juga bertanggung jawab untuk menyelesaikan segala perkara besar dan kecil dalam keluarga. Di sisi lain, Willy juga ingin agar Cintia tahu bahwa Willy akan selalu berada di samping Cintia dan menjadi pelindungnya.Sebenarnya, Cintia sungguh tidak tahu mengapa Willy memperlakukan dirinya dengan begitu baik.Benar. Sekarang, Cintia memiliki reputasi yang besar dan sumber daya keuangan yang kuat di dunia luar, tetapi Cintia benar-benar berpandangan bah
"Jangan khawatir, aku pasti akan tumbuh tinggi." "Ya." Erikson pun mengangguk. "Aku pasti lebih tinggi dari Leon.""…."Ya, itu tidak perlu.Kalau lebih tinggi dari Leon, itu berati tinggi Erikson akan lebih dari 1,9 meter, bagaimana bisa lebih mudah menemukan jodoh?Setelah Erikson pergi.Cintia pun melepas penyamarannya.Hari ini sungguh, bukan hari yang menyenangkan.Dini hari berikutnya.Ada ketukan di pintu kamar Cintia.Cintia pun membuka pintu.Willy telah berdiri di depan pintu, wajahnya agak lelah.Bagaimana bisa ke rumah sakit, jika kamu jam segini baru pulang?Bagaimana dengan Natasya?Willy berkata, sambil minta maaf, "Maaf, telah membangunkanmu pagi-pagi sekali."Willy tidak mengetahui kalau Cintia menderita insomnia.Beberapa hari ini, di rumah Keluarga Anggono, Cintia selalu lupa membeli obat tidur.Sehingga, beberapa malam belakangan ini, Cintia hampir tidak tidur.Sebenarnya, tidak bisa dikatakan telah membangunkan."Bagaimana kabar Natasya?" Cintia berkata dengan lug