Lily duduk di meja makan untuk sarapan.Dia makan sambil mengirim pesan WhatsApp kepada Cintia, [Apakah kamu sudah pergi kerja?]Cintia membalas, [Iya. Aku ada janji dengan stasiun TV untuk membahas kerja sama.][Kalau begitu aku tidak akan mengganggu kerjamu dulu. Sarapan buatanmu sangat enak. Muahh.][Muahh.]Lily keluar dari WhatsApp-nya, lalu membuka berita.Tidak dibilang juga sudah tahu berita utama hari ini adalah tentang pertunangan kakaknya dan Yulia.Media telah mempublikasikan foto-foto di tempat tersebut. Mereka berdua berdiri berdampingan dan dipuji banyak orang.Bagian komentar bahkan lebih berlebihan.[Benar-benar pasangan yang sempurna! Yang terpenting adalah Keluarga Purnomo dan Keluarga Tambunan sama-sama berasal dari kalangan berada.][Dengar-dengar, Tuan Samuel dan Nona Yulia adalah kekasih masa kecil.][Setelah dicermati lagi, Erikson dan Yulia terlihat sedikit mirip.][Benar saja, orang yang tampan dan cantik akan memiliki anak yang tampan dan cantik pula.][Kalau
"Cintia, kamu jangan merasa puas dulu!" kata Rein sambil menggertakkan giginya.Tidak diundang oleh Grup Purnomo sudah menjadi hal biasa di kalangan kelas atas. Selain itu, karena Rein ketahuan menjebak Cintia di acara varietas waktu itu, reputasi Grup Halim jadi hancur. Di lingkaran bisnis Kota Bandung, hampir tidak ada perusahaan yang mengajak mereka bekerja sama.Sponsor yang sebelumnya dinegosiasikan oleh Cintia sempat berniat untuk menarik dana dari perusahaan mereka.Jika hal ini terus berlanjut, Grup Halim akan segera kembali ke titik saat mereka berada di ambang kebangkrutan beberapa tahun yang lalu."Yulia seratus kali lebih baik darimu. Dari segi latar belakang keluarganya, karakternya, parasnya bahkan hubungannya dengan Samuel. Dan yang terpenting adalah Yulia-lah yang melahirkan anak Samuel. Kamu pikir kamu punya kualifikasi apa untuk bersaing dengan Yulia?" Kata-kata Rein terdengar makin intens."Aku tidak perlu bersaing dengan Yulia. Aku hanya perlu tahu bahwa Samuel bisa
Set untuk adegan ranjang sudah dipersiapkan. Mereka sedang menunggu aba-aba dari Jimmy untuk memulai syuting.Alasan kenapa Jimmy belum memulai syuting adalah karena Miya datang mengunjungi lokasi.Miya membeli banyak camilan mahal, semua orang sedang menikmati makanan pemberian Miya. Tentu saja Jimmy juga sedang menikmatinya. Miya bahkan terus mengganggunya dengan merangkul lengannya, dia terlihat sangat aktif. Biasanya Miya sangat sombong.Namun, di depan Jimmy, dia begitu lembut.Selesai makan camilan, semua orang segera kembali ke tempat mereka masing-masing dan bersiap untuk bekerja.Miya terkejut ketika melihat Lily. Dia berkata, "Lily, kapan kamu datang? Dari tadi aku tidak melihatmu. Aku membeli camilan, apa kamu mau makan?"Miya tampak sangat ramah.Sebelum Lily sempat berbicara ….Miya dengan menyesal berkata, "Aku hampir lupa, makanannya sudah habis. Lain kali aku akan membeli lebih banyak."Lily tertawa getir sambil berjalan melewati Miya.Saat ini, Jimmy juga duduk di de
Lily menghela napas lega.Beberapa saat kemudian, dia langsung menjadi gugup lagi. Dia berkata, "Apa lagi yang ingin Kakek lakukan kepada Kakak? Jelas-jelas Kakak sama sekali tidak setuju dengan pernikahan ini!""Hari ini aku meneleponmu hanya untuk memperingatkanmu jangan sekali-sekali ikut campur dengan pernikahan kakakmu dan Yulia! Aku tahu hubunganmu dan Cintia sangat baik. Aku juga tidak keberatan kamu berteman dengannya. Tapi, ada beberapa hal yang tidak pantas kamu ikut campuri. Lagi pula, kamu juga tidak bisa menanganinya!""Ibu ….""Kakekmu menyuruhmu pulang untuk makan malam." Nini tidak memberikan Lily kesempatan untuk menolak sedikit pun."Kenapa?"Beberapa tahun ini, kakeknya tidak terlalu menyukai keramaian.Kecuali jika itu diperlukan. Dia bukan hanya tidak menghadari acara bisnis, makan malam keluarga pun sangat jarang. Mungkin hanya sekali dua kali dalam setahun. Itu pun kalau ada hari besar, seperti Hari Raya Idul Adha dan Hari Raya Idul Fitri.Sedangkan ini bukan ha
Lily terkejut.Dia tidak meragukan hubungan antara Jimmy dan Miya. Bagaimanapun juga, apa yang dikatakan Miya benar. Hari itu, Miya menjebak Cintia dan terungkap di depan umum. Menghadapi skandal besar seperti itu, Jimmy tidak peduli dan bahkan membawa Miya pergi di depan para reporter. Hubungan keduanya sudah terlihat jelas.Lily tidak menyangka Jimmy bisa begitu cepat membawa Miya bertemu keluarganya.Meskipun Jimmy bukan anak kandung kakeknya, dia selalu berada di sisi kakeknya. Kakek sangat ketat terhadapnya. Saat ini, reputasi Miya sangat buruk, jadi tidak akan ada banyak perkembangan dalam industri hiburan. Selain itu, Grup Halim tidak diundang ke perayaan ulang tahun Grup Purnomo yang ke-60 karena Grup Halim terlibat dalam berbagai skandal beberapa waktu ini. Apakah Jimmy benar-benar tidak takut membawa Miya ke rumah, lalu diusir oleh kakeknya?Lily terlalu banyak berpikir.Miya pikir Lily terlalu iri sampai tidak bisa berkata-kata.Sebenarnya Miya sangat tersanjung ketika Jimmy
Lily duduk di mobil minivan-nya, dia tampak tenang.Asisten itu terus berceloteh di sampingnya, "Orang-orang tidak manusiawi ini …. Baru ditraktir Miya makan camilan saja sudah sombong. Apa mereka tidak ingat waktu Kak Lily sering mentraktir mereka minum teh? Kalau ditotal juga tidak kalah banyak dari yang ditraktir Miya! Kak Lily, kenapa kamu melarangku untuk memberi mereka pelajaran? Mereka sudah menjelekkan kamu di belakang, benar-benar kurang ajar!""Mulut juga mulut mereka, mau bilang apa terserah mereka saja.""Tapi, mereka mempertanyakan perasaanmu terhadap Sutradara Jimmy ….""Apa yang mereka katakan sangat benar," kata Lily dengan tenang.Dia memang tidak pernah menyukai Jimmy.Sebelum asisten itu sempat menjawab ….Lily langsung menyelanya, "Aku punya sedikit urusan, jadi harus pulang lebih awal. Aku akan menurunkanmu di persimpangan jalan. Untuk penggantian biayanya, nanti kamu cari Kak Linda saja.""Oke," kata asisten itu sambil mengangguk.Sejujurnya, dia merasa Kak Lily i
Lily hanya merasakan rasa pedih di wajahnya.Sepertinya Miya terkejut karena melihatnya dan bahkan tidak bisa menerimanya. Bagaimanapun juga, dia selalu merasa dirinya lebih unggul. Dia tidak bisa menerima jika ada orang lain yang lebih baik darinya. Namun, Lily benar-benar tidak menyangka Miya akan langsung menamparnya.Tamparan ini tidak hanya mengejutkan Lily selama beberapa saat.Satpam di pintu masuk juga terkejut dan tidak bereaksi untuk waktu yang lama."Lily, kamu benar-benar tidak tahu malu, ya! Beraninya kamu datang ke sini! Kamu melakukan semua ini untuk mencegahku bertemu dengan keluarga Jimmy, bukan? Apa kamu tidak ingat kata-kata yang kuucapkan padamu tadi sore?" kata Miya sambil menggertakkan giginya.Akhirnya Lily tersadar dari lamunannya.Dia mengusap-usap pipinya yang terasa pedih.Sejujurnya ….Dari kecil hingga sebesar ini, dia tidak pernah menderita kerugian apa pun, kecuali pada Jimmy.Dia sudah pasrah dengan Jimmy.Namun, orang lain ….Mata Lily menegang.Dia men
Kemudian, Jimmy langsung memeluk Miya untuk menghentikan perilaku agresifnya sambil berkata, "Cukup!"Kesabaran Miya sudah habis.Dia berbalik, lalu berkata dengan kasar, "Punya hak apa Lily datang mengganggumu? Dia bahkan dengan tidak tahu malunya datang ke kediaman Keluarga Purnomo. Dia pikir dia siapa?""Aku bukan siapa-siapa. Aku hanyalah cucu luar dari Frans Purnomo yang sederhana!" Lily langsung menjawab pertanyaan Miya.Miya tertegun sejenak dan seketika tidak bereaksi. Lily bertanya kepada Miya, "Apa kalian tidak kenal dengan Frans Purnomo? Nama ini memang tidak begitu dikenal di Kota Bandung, tapi ... apakah kalian tahu Tuan Besar Frans, CEO Grup Purnomo Kota Bandung?"Jantung Miya berdebar kencang.Tiba-tiba dia baru bereaksi.Dia benar-benar tidak percaya.Tidak mungkin!Bagaimana mungkin Lily adalah cucu dari Tuan Besar Frans? Kalau memang benar, kenapa Lily masih harus bekerja keras di industri hiburan? Separuh dari industri hiburan adalah milik Grup Purnomo, Lily bahka
Hanya dengan melihatnya saja semua orang sudah tahu bahwa gelang ini tak ternilai harganya. Ini juga sejenis harta karun yang tak ternilai.Tidak mungkin dapat Cintia terima."Ini tidak ada hubungannya dengan Natasya. Kamu baru saja pulang kembali ke Keluarga Anggono. Ini adalah pertemuan pertama kita dan ini adalah hadiah dari Nenek. Tak perlu malu-malu. Kalau kamu masih tak mau menerimanya, aku pasti akan marah," ujar Nyonya Besar Ria dengan sengaja."Kak Cintia, jangan sungkan. Ini adalah niat baik dari nenekku, kamu ambil saja." Natasya yang berada di samping Nyonya Besar Ria melanjutkan omongannya, "Gelang ini sebenarnya kami pilih dari kotak perhiasan gelang giok nenek untuk waktu yang cukup lama. Leon dan aku merasa ini cocok untukmu, coba kamu pakai dan lihatlah."Cintia benar-benar tidak ingin berutang budi kepada siapa pun."Cintia, karena Nenek Ria yang memberikannya padamu, kamu ambil saja," sebut Tuan Besar Ricky yang berada di sampingnya.Cintia tidak punya pilihan selai
"Kamu tak mau pulang?" Cintia mengangkat alis matanya."Bukan itu, hanya saja ...."Hanya saja karena Leon, 'kan?Karena Erikson berpikir Leon adalah papinya, jadinya Erikson ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Leon.Cintia bahkan mulai meragukan apakah Erikson sebenarnya pergi mencari Leon hari ini.Terpikirkan akan kemungkinan ini, Cintia semakin kukuh dengan pendiriannya dan berencana untuk meninggalkan Kota Jakarta. "Oke." Erikson berkompromi.Bagaimana pun juga, Mami sudah tidak suka Papi lagi.Papi memang sudah keterlaluan.Kemarin, dia masih bisa melihat muka Mami, kemudian pergi melindungi perempuan lain dan memarahi Mami. Mami membencinya, pasti begitu."Mami, aku akan kembali tidur. Selamat tidur.""Selamat tidur."Erikson kembali ke kamarnya.Dia melihat hasil tes DNA yang berada di meja dan ingin menunjukkannya kepada Maminya.Hari ini, hanya demi kertas hasil tes DNA ini, Erikson sudah menghabiskan waktunya seharian. Namun sekarang, itu sudah tidak berguna lagi
"Oh, begitu." Keraguan Laura terhapuskan.Dalam kehidupan Cintia, selain Erikson, hanya ada Erikson.Apa pun yang Erikson mau, sudah pasti tidak akan Cintia tolak. "Omong-omong, aku sudah mulai sedikit merindukan Erik." Lily tiba-tiba mengirimkan pesan itu."Apa kamu mau menemuinya? Dia sudah tumbuh menjadi seorang pria ganteng, tinggi badannya juga kurang lebih sama denganku." Cintia berinisiatif untuk mengundang teman-temannya."Lupakan saja, kita bicarakan lagi sewaktu aku sudah mapan." Lily menolak ajakan itu dan melanjutkan mengirim pesan, "Dulunya aku hidup dengan glamor, aku tak bisa membiarkan Erik berpikir aku sudah tidak sesuai lagi. Apa pun yang kuperbuat, juga tidak terlalu rendah dari yang Tammy miliki, 'kan?""Kamu masih saja peduli dengan keberadaan Tammy," sela Laura."Omong kosong, memangnya kamu tidak? Aku hanya menerima ujian yang diberikan pencipta padaku. Tunggu aku sampai berhasil, namaku pasti akan melejit sampai ke langit."Cintia tidak bisa menahan dirinya unt
Erikson baru kembali pulang rumah larut malam.Kalau bukan karena panggilan yang terus terhubung, Cintia sudah pasti akan mengira Erikson telah diculik."Kamu pergi bermain ke mana, kenapa sangat lama?" Cintia bukan sedang menyalahkan Erikson.Cintia juga tidak akan menyalahkan Erikson.Cintia hanya merasa penasaran. Erikson selalu patuh dengan ibunya, tetapi setelah tahu kalau Erikson sudah terlalu lama jauh dari ibunya, tentu ibunya akan menjadi sangat khawatir, tetapi Erikson tetap memilih untuk pulang larut malam. Erikson lantas melihat Cintia, tidak mengatakan apa pun.Erikson masih belum sempat menjawab."Sudah pulang saja sudah bagus. Erik, lain kali harus pulang lebih awal, ya. Mami-mu hampir mau menelepon polisi, loh," canda Tuan Besar Ricky."Iya, Kakek Buyut," ujar Erikson sembari menganggukkan kepalanya."Kamu pasti lapar, ya. Mari kita makan malam." Tuan Besar Ricky menarik tangan Erikson dengan hangat dan pergi berjalan ke meja makan.Erikson berbalik dan melihat pada Ci
Leon melihat ke arah Cintia dan melihat raut wajah Cintia yang sama sekali tidak memedulikannya.Sebelumnya, Leon selalu merasa mungkin Cintia memiliki udang di balik batu terhadap dirinya sendiri.Kalau dilihat-lihat kembali sekarang, Cintia benar-benar tidak punya niat yang lain juga. Cintia bahkan tampak seperti ingin menjauh dari Leon. Leon pun menelan ludahnya dan berkata, "Hati-hati di jalan."Leon dan Cintia juga benar-benar bertemu karena kebetulan saja.Tidak ada alasan kenapa mereka harus saling terlibat di kehidupan satu sama lain. Cintia mengangguk ringan, kemudian masuk ke dalam sedan Willy dan pergi. Di dalam mobil, Willy mengambil inisiatif untuk mulai berbicara, "Kenapa kamu tak membiarkan Leon meminta maaf?""Karena aku tahu dia itu orang yang tak punya perasaan. Untuk apa melihatnya meminta maaf?" ucap Cintia yang sedang bersandar di kursi mobil sambil melihat pemandangan di luar jendela."Apa kamu tidak menyimpan perasaan yang lain … kepada Leon?" Willy mengataka
Leon menggigit bibirnya dengan ringan dan masih tidak mengatakan apa-apa."Benar, dia memang benar-benar terlalu khawatir denganku. Kalau tidak, dia juga takkan langsung menyerangmu karena dia tak tahu situasi sebenarnya. Leon biasanya bukan orang yang seperti itu," Natasya menjelaskan kepada Leon.Tampaknya, Natasya memang benar-benar ingin meredakan konflik antara Leon dan Cintia.Sebenarnya, tidak seorang pun tahu kalau Natasya sedang memamerkan hubungan yang dirinya miliki dengan Leon. Namun, karena Natasya dapat mengalirkan perasaannya itu dengan secara alami, orang-orang pun tidak merasa gusar dengan sikapnya itu."Orang-orang akan bersikap seperti itu kepada orang yang mereka sayangi." Cintia mengamini ucapan Natasya.Cintia juga merasa cukup jika permasalahannya sudah diselesaikan. Cintia sebenarnya juga tidak membutuhkan permintaan maaf apa pun. Benar-benar, sungguh-sungguh tidak memerlukan hal demikian. Karena ini bukanlah masalah yang begitu besar. "Jangan khawatir, Kak
Leon pun masuk ke dalam ruangan.Saat ini, Willy juga ikut terbangun karena suara bising.Willy juga tipe orang yang sangat mudah terbangun.Willy lantas melihat selimut yang ada di tubuhnya, kemudian melihat Cintia dan bertanya, "Sudah berapa lama aku tertidur?""Belum sampai sepuluh menit." Cintia merasa sedikit tidak berdaya.Cintia juga merupakan penderita insomnia kronis. Dia sangat paham betapa tidak nyamannya ketika tiba-tiba terbangun. Willy sendiri tidak terbangun dengan rasa marah karena kantuk, dia hanya meregangkan pinggangnya sambil mengatakan, "Aku sebenarnya tak kelelahan. Aku tak tahu kenapa aku bisa tertidur. Selimut ini, kamu yang berikan, ya?""Hanya kebiasaanku.""Oke."Willy senyum ringan.Cintia sangat takut untuk memberi tahu Willy bahwa sebenarnya Cintia sendiri juga bersikap baik kepada Willy!Sama persis seperti bibinya Willy."Masuklah."Leon tiba-tiba keluar dari dalam ruangan."Natasya ingin bertemu denganmu.'""Akhirnya dia terbangun juga," ujar Willy den
"Aku akan menemanimu." Willy memperjelas arah keberpihakannya.Willy berharap agar Cintia pergi.Namun, dia juga takkan membiarkan Cintia diperlakukan secara tidak adil."Tak perlu. Kamu sudah terjaga sepanjang malam tadi. Untuk hari ini, istirahat saja dulu.""Energiku masih banyak. Ayo, pergi."Cintia sempat ragu-ragu sebentar, pada akhirnya tidak menolak tawaran Willy.Willy sendiri ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik. Lagi pula, Willy adalah cucu tertua dari keluarganya dan memiliki kewajiban untuk membantu ayahnya. Kakeknya juga bertanggung jawab untuk menyelesaikan segala perkara besar dan kecil dalam keluarga. Di sisi lain, Willy juga ingin agar Cintia tahu bahwa Willy akan selalu berada di samping Cintia dan menjadi pelindungnya.Sebenarnya, Cintia sungguh tidak tahu mengapa Willy memperlakukan dirinya dengan begitu baik.Benar. Sekarang, Cintia memiliki reputasi yang besar dan sumber daya keuangan yang kuat di dunia luar, tetapi Cintia benar-benar berpandangan bah
"Jangan khawatir, aku pasti akan tumbuh tinggi." "Ya." Erikson pun mengangguk. "Aku pasti lebih tinggi dari Leon.""…."Ya, itu tidak perlu.Kalau lebih tinggi dari Leon, itu berati tinggi Erikson akan lebih dari 1,9 meter, bagaimana bisa lebih mudah menemukan jodoh?Setelah Erikson pergi.Cintia pun melepas penyamarannya.Hari ini sungguh, bukan hari yang menyenangkan.Dini hari berikutnya.Ada ketukan di pintu kamar Cintia.Cintia pun membuka pintu.Willy telah berdiri di depan pintu, wajahnya agak lelah.Bagaimana bisa ke rumah sakit, jika kamu jam segini baru pulang?Bagaimana dengan Natasya?Willy berkata, sambil minta maaf, "Maaf, telah membangunkanmu pagi-pagi sekali."Willy tidak mengetahui kalau Cintia menderita insomnia.Beberapa hari ini, di rumah Keluarga Anggono, Cintia selalu lupa membeli obat tidur.Sehingga, beberapa malam belakangan ini, Cintia hampir tidak tidur.Sebenarnya, tidak bisa dikatakan telah membangunkan."Bagaimana kabar Natasya?" Cintia berkata dengan lug