Levin terus menghujam miliknya dengan begitu dalam agar menyatu erat dengan milik Claire dan kembali berteriak puas saat lagi-lagi meraih puncak kenikmatan dan menyemburkan benihnya tanpa ragu ke dalam rahim Claire, entah untuk yang keberapa kalinya. Levin pun sudah lupa saking nikmatnya.
“Oh my God! Tubuhmu sungguh nikmat, Claire!” geram Levin sambil menenggelamkan juniornya ke dalam milik Claire, membiarkan lahar panasnya tumpah di dalam sana!Setelah tuntas, barulah Levin melepaskan penyatuan tubuh mereka dan berbaring telentang di samping tubuh Claire dengan nafas terengah akibat terlalu lama bekerja keras di atas ranjang. Terlalu lama mengeksplor tubuh molek Claire. Pria itu masih sibuk meresapi rasa nikmat yang didapatkannya dari tubuh Claire secara gratis!Ibarat kata, malam ini Levin seolah mendapatkan jackpot! Tidak dipungut bayaran, tapi bisa mencicipi tubuh Claire sepuasnya, masih virgin pula! Nikmat sekali hidupnya malam ini. Mungkin akhir-akhir ini LevinNick menggeleng, mengusir pikirannya yang sempat melantur karena mengagumi kesetiaan daddy Alex. Kesetiaan yang belum tentu bisa dilakukan oleh setiap pria. Nick tidak berkomentar lagi, tidak ingin membuat Claire semakin pusing. Matanya malah menatap heran pada sahabatnya yang hanya mengaduk makan siangnya tanpa minat dan tidak bersemangat, wajahnya pun terlihat lesu dan pucat. “Kamu kenapa, Claire? Aku lihat dari tadi kamu tampak lesu, tidak selera makan juga, malah sedikit pucat. Kamu sakit?” tanya Nick, nada suaranya sarat akan kecemasan. Claire terdiam. Sejak tadi pagi, Claire memang merasa kondisi tubuhnya kurang fit. Mungkin karena terlalu sering begadang. Jujur saja akhir-akhir ini Claire tidak bisa tidur dengan nyenyak. Hatinya terus merasa gelisah. Entah kenapa. Tapi Claire tidak ingin membuat Nick khawatir akan keadaannya. “Tidak, hanya memikirkan soal skripsi. Apa aku bisa melewati sidang dengan baik? Apa dosen pengujiku akan mencecarku dengan berbagai
Di lain sisi, bukan hanya Levin yang memperhatikan interaksi antara Claire dan Nick dengan kesal, tapi ada orang lain juga, yaitu Mia. Awalnya, dirinya ingin bergabung, tapi melihat kedekatan Claire dan Nick, Mia memutuskan untuk mengurungkan niatnya. Tidak ingin menjadi pihak ketiga yang diabaikan. Jujur, setiap kali mereka berkumpul bertiga, Mia selalu tersisihkan. Hanya dianggap sebagai obat nyamuk! Menyakitkan bukan?Memang, Claire selalu mengajaknya masuk ke dalam obrolan, tapi tidak dengan Nick yang selalu mengabaikan keberadaannya dan enggan mengajaknya berbincang.Mia bahkan merasa kalau Nick membencinya, entah karena apa. Tatapan mata pria itu seolah sedang menyelidikinya, selalu menatap curiga, takut Mia menyakiti Claire. Yah, meski tidak sepenuhnya salah karena Mia memang berniat mencelakakan Claire karena iri dengan segala hal yang ada di diri Claire hingga membuatnya dendam dan ingin menghancurkan wanita itu! Mia ingin agar Claire merasakan bagaimana r
Levin masih mengingat jelas ucapan beberapa kawan-kawannya yang menyukai Claire namun ditolak mentah-mentah, padahal sepenglihatan Levin, Claire adalah tipe yang supel alias mudah bergaul dengan orang lain, selalu bersikap ramah, tidak pernah memperlihatkan sifat sombong, tapi kenapa jika menyangkut dengan lawan jenis yang menyukainya, wanita itu akan langsung menolak dengan tegas? Apa karena belum menemukan pria yang tepat?Atau karena Claire memang tidak tertarik dengan pria? Apakah Claire alergi pria?Tapi rasanya tidak mungkin karena Claire bisa begitu dekat dengan Nick yang katanya adalah sahabatnya. Terlalu dekat malah! Mungkinkah Claire diam-diam menyukai Nick hingga selalu menolak setiap pria yang datang mendekatinya, termasuk Levin? Atau yang lebih parahnya lagi, mungkinkah Claire sudah berpacaran dengan Nick tanpa diketahui oleh siapapun? Hubungan cinta yang berkedok persahabatan? Melihat betapa dekatnya mereka berdua, rasanya kemungkinan itu bi
Rasa cemburu menguasai hati Levin meski pria itu belum atau enggan menyadarinya. Dengan kalap Levin melarikan mobilnya secepat mungkin, berharap dengan begitu amarahnya bisa mereda meski rasanya mustahil karena bayangan akan kedekatan Claire dan Nick menempel erat dalam benaknya, seolah sedang mengejeknya, membuat Levin semakin geram! Hatinya kian panas! ‘Tidak bisa seperti ini. Aku harus bisa merebut Claire. Aku tidak suka melihat mereka sedekat itu! Aku harus bisa memisahkan mereka berdua. Tidak ada yang boleh sedekat itu dengan wanita yang aku inginkan!’ tekad Levin, mengabaikan kenyataan kalau Claire dan Nick sudah bersahabat sejak kecil dan mustahil untuk dipisahkan! Nick mungkin sudah bersahabat dengan Claire sejak lama, tapi Levin tidak akan mundur. Dirinya bukan seorang pengecut. Levin akan memperjuangkan wanita yang diinginkannya. Kali ini, Levin sudah meneguhkan hati untuk mengejar Claire. Tidak ada lagi keraguan di hatinya. Pertemuan tidak sengaja
Claire tiba di rumahnya dengan lesu. Usai menghabiskan waktu bersama Nick dengan pesta all you can eat di tempat favorite mereka, kini Claire kembali ke rumahnya yang sepi bagaikan kuburan. Rumah besar tapi minim penghuni. Menyedihkan! Claire mendesah, sidang sudah selesai, dirinya hanya perlu melakukan revisi minor dan menunggu waktu untuk wisuda di akhir tahun ini. Tapi rasa lega dan bahagia yang dirasakannya tadi hanya bertahan sementara karena sekarang Claire justru merasa kalut. Lebih tepatnya kalut akan masa depannya setelah ini. Bingung harus melakukan apa setelah resmi menyandang gelar sarjana nantinya. Bisa dibilang Claire tidak memiliki tujuan hidup dan hanya mengikuti arus. Tidak heran kalau sekarang dirinya jadi sebingung ini untuk menentukan masa depannya sendiri!Miris sekali hidupnya. Tampak sempurna tapi nyatanya tak sesempurna yang terlihat! Padahal dirinya bisa terbilang cerdas, tidak heran kalau Claire dapat menghadapi sidang skripsi lebih cepat
Claire asyik menari di area dance floor membuat pria manapun yang melihatnya merasa tertarik dan tidak bisa mengalihkan pandangan. Tampak jelas kalau wanita itu menikmati musik dan suasana yang ditawarkan.Tubuh yang ramping dan berisi di tempat yang seharusnya sedang meliuk-liuk sensual diiringi musik, ditambah dengan wajah yang cantik dan tarian menggoda membuat para pria berlomba-lomba hendak menarik perhatian Claire namun wanita itu tidak menggubrisnya. Sama sekali tidak terlihat tertarik. Claire datang ke klub malam ini hanya untuk melepas suntuk! Tidak ada maksud lain. Jika harus mencari pria untuk dijadikan kekasih, Claire tidak ingin mencari pria tersebut di tempat seperti ini, beda halnya jika hanya untuk bersenang-senang. Sayangnya, Claire tidak ingin memiliki hubungan yang hanya didasari atas kesenangan semata. Dirinya mungkin sering pergi ke bar atau klub malam dan terlihat ‘nakal’, tapi Claire masih tau batasan. Dirinya masih tau apa yang boleh dan ti
Pria mabuk itu menoleh ke sumber suara, begitu juga dengan Claire. Detik itu juga mata Claire menangkap kehadiran Levin yang telah berdiri di dekatnya. Claire bergegas menepis cengkeraman tangan pria mabuk tadi yang sedikit mengendur karena kehadiran Levin membuatnya lengah hingga Claire bisa membebaskan diri. Levin mengepalkan tangannya dengan erat. Sungguh kebetulan yang tidak terduga! Levin tidak menyangka kalau dirinya akan bertemu dengan Claire di klub dan wanita itu hanya datang seorang diri dengan pakaian seksi yang menampilkan lekuk tubuhnya yang menggoda. Tidak heran wanita itu dalam kesulitan dan bertemu pria mesum! Padahal awalnya Levin tidak ada niat untuk pergi ke klub malam ini, tapi entah kenapa kakinya malah melangkah ke tempat ini dan pada akhirnya kembali menemukan Claire yang sedang berada dalam kesulitan karena kelakuan pria brengsek yang hendak memaksakan ciumannya pada Claire! Pemandangan yang membuat darah Levin mendidih seketika!“Sia
Detik itu juga Levin segera mengusir pria tersebut, setelah pria brengsek itu lenyap dari hadapannya, Levin langsung menarik tangan Claire. Amarah yang masih bergelayut di dadanya membuat Levin hanya diam, tidak berkata apapun. Disaat amarah menguasai hati, Levin lebih baik memilih diam, takut ada kalimat kasar yang terlontar dari bibirnya tanpa sadar. Levin tidak ingin menyakiti hati Claire dengan kata-kata yang mungkin akan disesalinya setelah itu. Jujur, Levin sendiri merasa heran dengan kebetulan yang terjadi. Rasanya kemanapun kakinya melangkah, sepertinya Claire memiliki magnet tersendiri agar bisa menarik Levin untuk mendekat ke arah wanita itu tanpa dirinya sadari! Contohnya seperti yang baru saja terjadi.Siapa yang menyangka kalau pandangan Levin bisa tertuju pada satu titik dimana Claire berada kan? Padahal keadaan di dalam sana begitu ramai, tapi pandangan Levin tetap tertuju pada Claire! Bahkan kakinya pun langsung melangkah mendekat! Kacau! Pada
Nick mendekati Claire yang sibuk meredakan batuknya karena shock mendengar jawabannya barusan. Dengan lembut pria itu mengusap punggung Claire agar batuknya mereda hingga tidak lama kemudian hanya batuk kecil yang terdengar. “What?! Maksud kamu, aku sekamar dengan pria brengsek itu?!” pekik Claire meski kekagetannya mungkin sedikit terlambat akibat batuk yang datang menyela. Nick mengangguk membuat Claire ternganga. Menolak percaya, tapi masalahnya, Claire yakin kalau Nick tidak mungkin berbohong untuk hal sepenting ini, jadi apa yang diucapkan pria itu pasti kenyataan. Damn! “Tapi tidak ada yang terjadi kan? Hmm… kamu pasti tau maksudku kan? Dia tidak melakukan hal itu lagi padaku kan?” cecar Claire panik. Tidak ingin melakukan kesalahan bodoh untuk yang kedua kalinya. Kepanikan yang muncul di wajah Claire membuat Nick curiga namun pria itu berusaha mengabaikannya, berpikir kalau itu adalah hal yang normal. Bagaimana tidak? Siapapun pasti panik jika tau telah se
Mia bertanya-tanya dalam hati. Siapa pria itu sebenarnya? Apakah Claire memiliki bodyguard tanpa sepengetahuan Mia? Makanya rencananya selalu gagal? Tapi sepertinya tidak karena wanita itu tidak pernah bercerita mengenai hal itu. Atau Claire memang sengaja menutupinya? Mia meremas rambutnya dengan frustasi. Tidak memahami apa yang terjadi. Namun apapun itu, Mia tau kalau dirinya tidak bisa lagi melanjutkan rencananya atau perbuatannya akan tersebar luas dan merugikan dirinya sendiri. ‘Lebih baik untuk saat ini aku tidak melakukan apapun. Aku tidak ingin celaka hanya karena wanita sialan itu!’ batin Mia, terpaksa memupus rencana busuknya, meski hanya sementara waktu karena nanti, jika waktu yang tepat kembali muncul, Mia pasti tidak akan menyia-nyiakannya dan saat hari itu tiba, Mia akan pastikan kalau rencananya berjalan mulus, tidak seperti kemarin! *** “Jadi apa yang terjadi semalam?” tanya Nick, memulai sesi interogasi setelah Claire selesai mandi dan tampak s
Johan menarik nafas pelan saat mendengar jawaban Levin. Baru kali ini Johan melihat tuan mudanya segalau ini hanya karena masalah wanita. Biasanya para wanitalah yang galau karena ulah tuan mudanya, tapi sekarang malah sebaliknya. Sepertinya inilah yang dinamakan dengan hukum karma! “Menilik dari cerita anda, saya yakin kalau anda memang menyukai nona Claire meski mungkin sekarang anda masih perlu waktu untuk meyakinkan diri, tapi cepat atau lambat anda pasti akan menyadari perasaan anda terhadap nona Claire. Sedangkan mengenai hubungan antara nona Claire dengan pria yang bernama Nick, saya sebenarnya cukup ragu dengan persahabatan mereka. Bisa saja mereka berdua memiliki perasaan khusus namun enggan mengungkapkannya karena takut merusak persahabatan yang telah terjalin selama bertahun-tahun hingga akhirnya menjadikan persahabatan sebagai cara aman untuk saling menunjukkan perhatian,” analisis Johan. “Apalagi mendengar dari cerita anda barusan, saya menangkap hubungan
Ucapan Nick membuat Claire teringat akan kejadian kemarin meski tidak seluruhnya. Claire ingat kalau dirinya memang mabuk berat semalam. Claire ingat kalau ada yang merampas ponselnya saat sedang menghubungi Nick.Claire ingat ada pria yang ingin memaksakan ciuman padanya meski akhirnya ada yang membantu Claire untuk menggagalkan niat jahat pria itu.Tapi hanya sebatas itu, Claire bahkan tidak tau siapa yang membantunya. Apakah Nick? Bukankah Claire menghubunginya? Bisa saja kan? Tapi apa mungkin? Mengingat jeda waktu yang sangat singkat? Ahh, entahlah, Claire pusing! Otaknya masih belum sepenuhnya pulih! Otaknya belum bisa diajak berpikir! Jika boleh, Claire ingin tetap melanjutkan tidurnya, tapi ucapan Nick selanjutnya menggagalkan niat Claire. “Bangunlah, karena setelah ini ada hal yang harus kamu jelaskan padaku!”Ucapan Nick membuat Claire mengerang malas, sadar kalau sebentar lagi dirinya akan diinterogasi oleh pria itu, bukan hanya diinte
Setibanya di rumah Claire, Nick membaringkan wanita itu dan memanggil Susan, asisten rumah tangga yang sudah bekerja pada keluarga Claire sejak mereka masih kecil. Bisa dibilang Susan adalah ibu pengganti bagi Claire karena wanita paruh baya itu selalu menyayangi dan memperhatikan Claire seperti anak kandungnya sendiri. Sejak kepergian mommy Adele, selain Nick, ada Susan yang bisa Claire andalkan. Tidak heran kalau Nick dan Claire sudah menganggap Susan sebagai bagian dari keluarga.“Maaf karena membangunkanmu selarut ini, tapi aku ingin minta bantuan untuk menggantikan pakaian Claire. Dia mabuk, jangan biarkan dia terlelap dengan pakaian kotor,” pinta Nick yang dipahami oleh Susan.“Baik, Tuan.”“Terima kasih, Susan.”Sejak awal, Susan memang meminta Nick dan Claire untuk memanggilnya dengan nama saja tanpa ada embel-embel ‘bibi’ atau lain sebagainya. Mungkin terdengar tidak sopan karena usia Susan hampir menyamai orangtua Nick maupun Claire, tapi karena itu pe
“Dimana Claire?!” bentak Nick dengan amarah bergejolak.Serius, saat melihat Levin berada dalam satu kamar yang sama dengan sahabatnya, saat itu pula otak Nick dipenuhi dengan berbagai macam pikiran buruk. Apakah kehadiran Nick terlambat? Apakah Claire sudah terlanjur masuk ke dalam perangkap buaya brengsek macam Levin? Ya Tuhan, semoga saja tidak! Namun jika tidak, kenapa mereka bisa berada berduaan di dalam kamar? Iya kan? Namun jika iya, hatinya pasti akan didera oleh rasa bersalah yang berkepanjangan karena tidak bisa menjaga Claire dengan baik! Levin menyeka darah yang mengalir di sudut bibirnya. Tidak menyangka kalau Nick akan menyerangnya seganas itu dengan pukulan telak yang langsung membuat Levin hampir tumbang. Dan sialnya, Levin sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk menghindar! Damn! Sungguh memalukan! Mata Levin menatap Nick dengan pandangan tidak suka. Ya, di mata Levin, Nick adalah saingan dalam memperebutkan perhatian Claire. Wajar jika d
Levin memandang Claire yang terlelap. Tidak menyadari apa yang terjadi. Tidak menyadari sekelilingnya sama sekali. Bagaikan putri tidur. “Sebenarnya ada masalah apa antara kamu dengan Mia? Kenapa wanita itu begitu gigih ingin mencelakaimu?” lirih Levin, ingin tau apa yang mendasari niat buruk Mia hingga wanita itu tega menyusun rencana seburuk ini pada Claire.“Dan kenapa kamu masih menganggapnya sebagai sahabat? Apa kamu benar-benar tidak tau kalau orang yang kamu anggap sahabat begitu membencimu? Senaif itukah kamu?” tambah Levin meski sadar kalau Claire tidak mungkin menjawab pertanyaannya karena wanita itu asyik dalam dunia mimpi.Levin masih asyik memandangi wajah Claire saat bel kamarnya kembali berbunyi dan wajah Johan lagi-lagi muncul di hadapannya. Tatapan mata pria itu terlihat menyelidik. Menatap Levin dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Tatapan yang membuat Levin merasa gusar sekaligus risih. “Ada apa lagi?” “Tidak. Saya hanya ingin memast
Nick menginjak pedal gas semakin dalam, kemacetan memang sudah menjadi makanan sehari-hari meski malam telah cukup larut. Mengingat Bali adalah salah satu tempat wisata yang cukup ramai dikunjungi turis, ditambah lagi dengan café atau bar yang terus bertambah membuat Bali kian padat. Kepadatan tidak bisa lagi dihindarkan karena malam adalah waktu yang tepat bagi mereka untuk bersenang-senang di café ataupun bar yang ada, asyik bercengkerama dengan teman ataupun kenalan baru dengan niat nakal. Ya, kehidupan Bali yang terbilang bebas membuat banyak wanita nakal berseliweran di tempat yang berhubungan dengan dunia malam, siap untuk menggoda dan menggaet bule-bule kesepian yang berdompet tebal. Bule yang siap mengeluarkan banyak uang hanya untuk memuaskan hasrat mereka. Bule yang siap mengeluarkan uang hanya untuk kesenangan satu malam saja. Wajar jika kepadatan itu membuat Nick kesulitan untuk mempercepat laju kendaraannya ke batas maksimal. Menyadari betapa la
Levin menghembuskan nafas lelah setelah membaringkan Claire di atas ranjang, bahkan wanita itu tidak terusik sama sekali. Tidur lelap bagaikan orang pingsan! Jika bukan Levin yang menolongnya, mungkin Claire sudah dimanfaatkan oleh pria lain!Beruntung kali ini Mia tidak mencekokinya dengan obat perangsang, jika tidak, sudah pasti mereka akan mengulang aktivitas panas yang pernah terjadi di malam itu. Bukannya Levin tidak mau, tapi jika dirinya melakukan hal itu lagi saat Claire tidak sadarkan diri, sudah pasti wanita itu akan mengamuk padanya dengan amukan yang pastinya jauh lebih dahsyat. Sedangkan Levin tidak ingin menerima amukan Claire. Levin tidak ingin wanita itu semakin membencinya karena jika begitu, maka niat Levin untuk meluluhkan hati Claire pasti gagal total! Jika boleh jujur, Levin ingin mengulang apa yang mereka lakukan malam itu. Sangat ingin, apalagi jika mengingat juniornya yang sekarang begitu rewel dan hanya menginginkan Claire, tapi akal sehat