Roni yang mengobrol terus-menerus dengan Riski merasa tidak enak karena Riski sebentar lagi akan berangkat kuliah. Akhirnya dia pun memilih untuk kembali lagi ke tempat kost dirinya saja agar Riski bisa bersiap-siap untuk berangkat ke kampus.
“Ris gua balik dulu ya ke tempat kost gua ngga enak sama lu mau berangkat ke kampus,” kata Roni kepada Riski.
“Tenang aja kali tapi gua mau siap-siap sih soalnya udah jam 8 lewat nih.”
“Tuh kan iya udah gua balik yah bro.”
“Iya bro.”
Roni pun keluar dari tempat kostnya Riski, sedangkan Riski dia langsung bersiap-siap memakai pakaiannya. Riski hari ini memakai kemeja berwarna biru tua dan dipadukan dengan celana berwarna coklat serta tidak lupa memakai sepatu berwarna biru karena di kampus Riski tidak boleh memakai sendal. Setelah sudah siap semuanya, Riski menchatting pacarnya terlebih dahulu karena dia harus menjemput pacarnya.
Riski : sayang kamu siap be
Maira pun memilih untuk berbohong saja kepada Farel agar hubungan dirinya dengan Riski baik-baik saja.“Maaf Rel gua ngga main wa.”“Kok bisa ?” tanya Farel yang merasa bingung karena jaman sekarang tuh pasti hampir semua orang sudah mempunyai whatsapp.“Iya bisa lah gua cuman punya ig doang itu juga jarang gua buka,” kata Maira yang berbohong kembali kepada Farel.“Oh gitu gua kira lu main wa soalnya kan aneh aja gitu jaman sekarang ngga punya wa.”“Kalau gua males aja sih Rel main wa.”Riski yang melihat Farel meminta nomor whatsapp Maira semakin malas, tetapi untung saja pacarnya itu tidak memberikan nomornya walaupun harus berbohong. Riski pun memilih untuk mengajak pacarnya pergi ke ruangan saja karena takut apabila lama-lama di kantin Farel bisa minta macem-macem lagi kepada Maira.“Maira kita ke ruangan yu bentar lagi mau di mulai loh,” kata Riski yang lang
Maira pun memilih untuk berbohong saja kepada Farel agar hubungan dirinya dengan Riski baik-baik saja.“Maaf Rel gua ngga main wa.”“Kok bisa ?” tanya Farel yang merasa bingung karena jaman sekarang tuh pasti hampir semua orang sudah mempunyai whatsapp.“Iya bisa lah gua cuman punya ig doang itu juga jarang gua buka,” kata Maira yang berbohong kembali kepada Farel.“Oh gitu gua kira lu main wa soalnya kan aneh aja gitu jaman sekarang ngga punya wa.”“Kalau gua males aja sih Rel main wa.”Riski yang melihat Farel meminta nomor whatsapp Maira semakin malas, tetapi untung saja pacarnya itu tidak memberikan nomornya walaupun harus berbohong. Riski pun memilih untuk mengajak pacarnya pergi ke ruangan saja karena takut apabila lama-lama di kantin Farel bisa minta macem-macem lagi kepada Maira.“Maira kita ke ruangan yu bentar lagi mau di mulai loh,” kata Riski yang lang
Di saat sudah sampai rumah sakit, Riski dan Maira mendaftar terlebih dahulu dan menunggu panggilannya sebentar karena rumah sakit ini cukup ramai padahal ini sudah sekitar jam 2.Beberapa lama mereka menunggu, Maira pun dipanggil oleh susternya untuk masuk ke dalam ruangan dokternya. Riski memilih untuk ikut ke dalam ruangannya juga karena bingung harus melakukan apa apabila di luar ruangan. Maira yang baru saja masuk ke ruangannya langsung di cek oleh dokternya.“Dok gimana dengan Maira ?” tanya Riski kepada dokternya yang masih saja memeriksa Maira.“Bentar ya mas saya periksa dulu,” ucap dokternya kepada Riski karena dokter itu belum selesai memeriksa Maira.“Iya dok.”Riski pun menunggu Maira diperiksa dan dia merasa sedikit malu karena tadi dia tidak sabaran menanyakan keadaan pacarnya itu, padahal dokter saja baru memeriksanya.“Maira tidak kenapa-napa kok mas hanya saja kecapean dan butuh isti
“Ibu bisa aja, saya minum ya bu.”Riski meminum es teh buatan ibu Maira itu sekaligus berpamitan karena harus pulang ke tempat kostnya.“Iya udah Bu saya pulang dulu yah takut kesorean.”“Iya nak hati-hati ya, sekali lagi makasih banyak udah nganterin Maira pulang.”“Iya Bu tenang aja Riski juga makasih sama ibu, Riski pamit ya bu.”Riski langsung salim kepada ibunya dan pergi keluar rumah Maira untuk menaiki motornya. Sebelum sampai tempat kostnya, Riski memilih untuk membeli makanan terlebih dahulu karena dia belum makan sejak tadi siang.Setelah membeli makanannya, Riski melanjutkan perjalanannya menuju tempat kostnya. Baru saja Riski sampai di tempat kostnya, Riski melihat Roni keluar dari tempat kostnya dan dia pun tidak lupa mengapa temannya itu.“Lu mau kenapa bro ?”“Eh lu udah pulang gua ngga ngeliat, gua mau beli kebutuhan kampus nih bro,” jawab R
“Tugas bikin makalah pengantar pendidikan kewarganegaraan bro dikumpulinnya terakhir besok.”“Kok gua kemaren ada mata kuliah itu ngga dikasih tugas apa-apa ya,” kata Roni kepada Riski.“Iya kan kita beda dosen bro,” kata Riski sambil menengok ke arah temannya itu.“Oiya bro haha,” Roni lupa kalau dosen dirinya dan Riski itu ada yang berbeda.“Mending bantuin gua deh bro.”“Tugas gua aja belum selesai bro haha mager banget gua ngerjainnya.”“Memang kapan dikumpulinnya bro ?”“Macem-macen bro soalnya tugas gua banyak banget makannya gua males ngerjainnya.”Sekian lama Riski mengerjakan tugasnya, akhirnya dia pun selesai juga walaupun mengerjakannya sambil mengobrol dengan temannya itu.“Udah lu bro ?” tanya Roni kepada Riski karena dia melihat Riski sudah menutup laptopnya.“Udah bro Alhamdulillah gua p
“Kamu udah bangun nak, oiya kamu masih pusing apa ngga ?” tanya ibu Maira sambil masuk ke dalam kamar Maira.“Masih pusing sedikit Bu,” jawab Maira yang sudah agak segar tidak lemas seperti kemarin.“Iya udah nanti kita ke klinik lagi aja ya biar pasti kamu itu sakit apa ibu pengen tau.”“Iya Bu, nanti sekalian minta surat dokter ya buat dikasihin ke kampus.”“Iya nak, iya udah kamu langsung siap-siap kita harus berangkat pagi biar ngga ngantri.”Ibu Maira langsung keluar dari kamar anaknya itu, sedangkan Maira dia juga bangun dari tempat tidurnya dan langsung bersiap-siap mengganti bajunya untuk pergi ke klinik. Ketika sudah siap semuanya, mereka berdua pun berangkat ke klinik terdekat. Klinik yang mereka berdua kunjungi adalah klinik 24 jam yang tidak jauh dari rumah Maira. Sesampai di klinik, Maira dan ibu mendaftarnya terlebih dahulu dan menunggu panggilannya.Kebetulan dokter y
Maira pun merasa malu kepada ibunya sendiri sampai-sampai pipi dirinya menjadi merah. Maira langsung masuk ke dalam kamarnya sambil menahan malu. Untung saja ibunya sudah tidak meledeknya kembali. Di dalam kamar Maira memilih untuk menchatting dosen mengajarnya terlebih dahulu agar dosennya bisa tahu kalau dia itu tidak bolos.Maira :Selamat pagi, Bapak KristianPerkenalkan saya Maira Putri Alcanisa, NIM 1452336783088. Saya adalah mahasiswi jurusan Akuntansi semester 1. Melalui pesan ini, saya memberitahukan tengah sakit gejala tipes. Sehingga saya tidak bisa mengikuti kelas teori Statistika Pengantar I yang diajarkan oleh Bapak Kristian pada hari ini dan saya juga sudah memberikan surat dokter kepada pihak akademi melalui teman saya.Untuk itu, saya mohon pengertian dari Bapak agar bisa memberikan izin. Demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan.Terima kasih.Sinta pun sudah merasa lega
Riski yang malas dengan Farel, dia berpura-pura ingin pergi ke toilet. Tetapi sebelum pergi ke toilet dia izin terlebih dahulu kepada Farel agar Farel tidak curiga dengannya.“Bro gua mau ke toilet dulu yah.”Riski langsung berlari keluar dari kantinnya dan dia berbohong kepada Farel kalau dia itu ingin pergi ke toilet padahal tidak, dia hanya malas saja bertemu dengannya. Sesampainya di taman, Riski duduk-duduk sambil menchatting Maira karena dia merasa kangen depan pacarnya itu.Riski : hallo sayangMaira yang sedang bermain handphonenya, tiba-tiba ada notif whatsapp dari pacarnya dan dia langsung membalas chatting tersebut.Maira : hallo juga sayang, kok kamu cepet banget sayang ke kantinnya ?Riski : iya sayang soalnya ada temen kamu tuh jadi males lebih baik aku pergi dari kantin ajaMaira : temen aku siapa sayang ?Riski : iya si Farel lah, dia cari-cari kamu buat aku males ajaMaira : ciee kamu c
Riski pun langsung meninggalkan tempatnya dan masuk ke dalam kamarnya untuk mengganti pakaian olahraganya dengan kaos biasa. Setelah Riski mengganti pakaiannya, Riski penasaran dengan PS 5 yang dia pesan sudah dikirim apa belum. Ternyata pesanannya masih berada di tempat jualnya. Riski pun sangat heran sampai-sampai dia berbicara sendiri di dalam kamarnya, “kok aneh banget ya kenapa belum dikirim-kirim juga PS 5 gua, gua udah ngga sabar nih tapi lama banget pengemasannya.” Riski yang bingung, dia langsung menanyakan tokonya perihal pesanan yang dia pesan.Riski : hallo, saya mau tanya kenapa ya PS 5 yang saya pesan belum dikirim-kirim?Riski pun menunggu balasannya tetapi tidak dibalas-balas. Riski menjadi curiga dengan tokonya karena takut dia ditipu, tetapi dia harus tetap berpikir positif dan menunggu barangnya sampai rumah saja. Setelah Riski bermain handphonenya, Riski baru ingat kalau ada film power rangers. Riski langsung keluar dari kamarnya untuk m
Beberapa menit Maira, Hilda, dan Dewi beristirahat di kantin, Maira pun mengajak semuanya kembali lagi ke ruangan sebelum bel berbunyi. Sesampainya mereka di ruangan, Maira mengobrol dengan Dewi dan Hilda di tempat duduknya.“Dew lu udah belajar belum ?” tanya Maira kepada Dewi karena melihat Dewi santai.“Udah dong tadi malam gua baca-baca sama latihan soal juga, oh iya lu nanya kuis kan ?”“Iya kuis, mantap rajin banget lu Dew. Kalau lu udah belum Hil ?”“Gua udah Sin pas tadi malam, tapi itu juga baru baca dikit doang soalnya pusing kalau baca banyak banget.”“Sama gua juga Hil gua malah ngantuk baca materi tapi untung aja udah sempet baca.”“Kalau mau latihan soal aja Sin Hil, kalau baca memang pasti ngantuk,” Dewi yang memberi saran kepada Maira dan Hilda.“Iya juga ya tapi malam gua udah ngantuk banget, semoga deh yang kita baca keluar semua.”
Maira yang merasa kesal dengan Riski, akhirnya dia pun terpaksa mendorong Riski sampai jatuh dan langsung menaiki motornya kembali untuk pulang ke rumahnya.Dii saat Maira sedang berada di kamar mandi, Maira baru ingat kalau hari ini adalah hari Jumat. Maira merasa sangat senang sekali karena setiap hari Jumat kampus akan pulang lebih cepat dari pada hari yang lainnya tetapi di hari Jumat seperti biasanya dan hanya di kurangi waktu jam nya di karenakan anak cowonya yang pada mau sholat Jumat. Maira pun langsung cepat-cepat mandinya agar tidak terlambat masuk ke kampus.Selesainya Maira mandi, dia kembali lagi ke kamarnya untuk memakai seragam kampus tetapi Maira sangat bingung karena seragam kampusnya tidak ada. Akhirnya Maira pergi keluar kamarnya dan memanggil ibunya yang sedang berada di dalam kamar untuk menanyakan tentang seragam kampus dirinya.“Tokkk...tokkk, ibu ini Maira,” ucap Maira sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar ibunya.Ibu yang
Mereka berdua langsung mabar pubg di dalam ruangannya tanpa mengajak teman-teman yang lainnya. Di saat Riski dan Doni masih mabar, tiba-tiba bel pun berbunyi.“Gimana bro udah bel nih,” kata Riski yang masih saja memainkan games pubgnya.“Udahin dulu aja bro lagian bukan rank ini jadi tenang aja.”“Oh iya ya, iya udah deh gua keluar aja dari gamesnya.”Lalu mereka berdua menyudahinya mabarnya dan Doni kembali lagi ke tempat duduknya sendiri karena takut dosennya datang. Tidak lama kemudian, dosen Riski pun masuk sekalian diikuti mahasiswa dari ruangan lain yang membantu dosennya membawakan paket. Dosen Riski langsung menyuruh salah satu muridnya untuk membagikan buku paketnya satu-satu dan setelah itu mata kuliah langsung dimulai. Di mata kuliah terkahir ini Riski mendapatkan mata kuliah daerah. Riski pun langsung fokus ke mata kuliahnya walaupun udaranya sangat panas sekali.Dosen penggantinya pun langsung memul
“Aduh gua belum belajar lagi bro gimana yah,” ucap Riski kepada teman sebangkunya karena dia panik belum belajar.“Sama gua juga bro kan Miss aja ngadain kuisnya dadakan gimana kita mau belajar,” ucap teman sebangkunya Riski yang merasa bingung juga harus bagaimana mengerjakan soal kuisnya.“Iya udah deh gua pasrah aja mana gua kaga ngerti bahasa Inggris.”“Jangan pasrah bro nanti kita kerja sama aja ya biar gampang.”“Oke bro.”Riski dan temannya pun mengumpulkan buku tulisnya di meja dosen. Setelah bukunya sudah terkumpul semua, dosen Riski langsung membagikan kertas kuisnya kepada semua muridnya. Riski merasa deg-degan karena dia takut tidak bisa terisi soalnya walaupun temannya mengajak bekerja sama.Setelah Riski mendapatkan kertas soalnya, Riski dan temannya berkerja sama. Untung saja teman sebangkunya Riski dia pintar berbahasa inggris. Di saat Riski sedang mengerjakan soalny
“Iya pak kenapa ? Ada masalah apa pak sama anak ini ?” tanya dosen BK kepada pak satpamnya. “Ini Bu dia telat masuk sekolahnya dia datang sekitar 7.15 jadi pagar udah saya tutup,” ucap pak satpam sekolah Maira yang berusaha menjelaskan. “Oh iya udah makasih banyak pak, bapak kembali lagi aja ke pos biar saya yang ndosens anak ini.” “Siap bu.” Lalu pak satpam sekolah Maira kembali lagi ke gerbang sekolah sambil memindahkan motor Maira ke parkiran. Maira yang sedang berada di ruang BK, dia pun keringat dingin dan langsung ditanya oleh dosen BKnya. “Kamu ruangan berapa ?” tanya dosen BK kepada Maira, untung saja Maira ditanya oleh dosen yang baik hati. “Saya ruangan 7 Bu,” jawab Maira yang menunduk karena takut apalagi Maira baru pertama kali masuk BK. “Oh pantas saja saya baru lihat muka kamu,” ucap dosen BK Maira yang sambil menulis sesuatu di dalam buku besar. “Iya bu.” “Nama kamu siapa terus kenapa bisa telat b
Setelah itu Riski dan Maira yang habis menyuruh orang, mereka berdua langsung meninggalkan tamannya dan pergi ke tempat ruangannya karena kebetulan sebentar lagi mata kuliah selanjutnya akan segera dimulai. Sesampainya di ruangan Riski dan Maira yang baru sampai langsung duduk bersama di bangkunya lalu mengobrol kembali sambil menunggu dosennya yang belum datang ke ruangannya. Riski pun langsung memberikan nomor rekeningnya kepada ayahnya itu agar ayahnya bisa mentransfer sekarang juga. Ayah yang melihat nomor rekeningnya langsung mentransfer senilai 20 juta kepada toko PS 5 yang Riski beli. Setelah mentransfer, ayah pun langsung berangkat ke kantor secara buru-buru karena ada meeting pagi iin. Akhirnya Farel pun memilih untuk menguping percakapannya saja. Farel yang mengupingnya ia jadi tahu kalau Riski dan Maira sedang mencari tau dalang dibalik semua permasalahan ini, Farel langsung pergi dari tempat taman takut ketahuan dengan Riski dan Maira. Riski yang melihat ayahnya sudah be
“Ayah ini kartu ATMnya, ibu belum selesai yah,” ucap Riski sambil memberikan kartu ATMnya kepada ayahnya itu. “Kamu beli sepatu yang mana nak, iya nih lama banget ibu kamu belanjanya udah setengah jam lebih loh,” kata ayah yang melihatkan jam kepada anaknya itu. “Iya udah kita duduk dulu aja yu yah di sana mumpung lagi sepi.” Riski dan ayah langsung ke tempat duduk untuk menunggu ibunya di situ. Baru saja mereka duduk di dalam mall, ibu sudah selesai dan menghampiri anak beserta suaminya yang sedang duduk. “Udah nih Bu ?” “Udaj yah, yuk kita makan dulu aja sebelum keburu malam banget,” ajak ibu untuk makan terlebih dahulu karena waktu juga sudah menunjukkan pukul 19.45. “Ayo Bu ayah Riski juga lapar nih.” Orang tua Riski menggandeng anaknya dan pergi ke McD yang berada di dalam mall tersebut untuk makan terlebih dahulu sebelum pulang. Setelah sampai tempat makannya, ternyata sangat ramai sekali. Untung saja masih ada beberapa t
“Ibu masak apa Bu ?” Maira yang melihat ada ayam yang belum diapa-apakan. “Ini ibu masak ayam krispy makannya kamu lanjutin bikin tepung krispynya ibu mau nyiapin buat ngegorengnya dulu.” “Iya Bu sini, kok tumben Bu masak ayam krispy,” ucap Rani sambil membuat tepung krispynya. “Sekali-kali nak mumpung ada uang.” “Enak banget tuh bu jadi pengen cepat-cepat Maira makan ayam krispynya.” “Sabar sayang, Alhamdulillah nak kan ayah kamu juga baru gajian jadi kali-kali ibu masak yang enak.” Maira pun melanjutkan kembali membantu ibunya tanpa banyak tanya. Beberapa menit kemudian, makanannya pun sudah jadi. Maira langsung mencoba ayam krispynya yang dibuatkan oleh ibunya. “Hmmm enak banget Bu ayam krispynya krauk krauk gitu,” ucap Maira sambil memakan krispy dari ayamnya. “Bagus dong nak berarti kita berhasil bikinnya ayo pakai nasi makannya jangan ditambul gitu.” “Siap ibu ini Maira ambil nasinya.” Maira pun la