Riski yang malas dengan Farel, dia berpura-pura ingin pergi ke toilet. Tetapi sebelum pergi ke toilet dia izin terlebih dahulu kepada Farel agar Farel tidak curiga dengannya.
“Bro gua mau ke toilet dulu yah.”Riski langsung berlari keluar dari kantinnya dan dia berbohong kepada Farel kalau dia itu ingin pergi ke toilet padahal tidak, dia hanya malas saja bertemu dengannya. Sesampainya di taman, Riski duduk-duduk sambil menchatting Maira karena dia merasa kangen depan pacarnya itu. Riski : hallo sayangMaira yang sedang bermain handphonenya, tiba-tiba ada notif whatsapp dari pacarnya dan dia langsung membalas chatting tersebut.Maira : hallo juga sayang, kok kamu cepet banget sayang ke kantinnya ?Riski : iya sayang soalnya ada temen kamu tuh jadi males lebih baik aku pergi dari kantin aja Maira : temen aku siapa sayang ? Riski : iya si Farel lah, dia cari-cari kamu buat aku males ajaMaira : ciee kamu cRiski merasa galau sekali tidak ada Maira, dia merasa jadi tidak semangat kuliahnya, tetapi dia harus memaksakannya agar bisa mengerti apa yang dosennya jelaskan. Sekian lama mata kuliah berlangsung, akhirnya selesai juga Riski langsung keluar dari ruangannya dan pergi ke taman karena di taman suasananya sangat sejuk. Saat sudah berada di taman, Riski tidak lupa membalas whatsapp dari Maira yang sejak tadi sudah dibaca oleh dirinya.Riski : iya sayang aku ke rumah kamu kok tenang aja, huu kamu ngga baca chatting dari aku sih jadi ngga tau kalau aku bawain makanan heheRiski memilih untuk menunggu balasan dari Maira, tetapi tiba-tiba ada teman sejurusannya bernama Felix menghampirinya.“Bro sendiri aja nih ?” tanya Felix sambil duduk di sebelah Riski.“Iya nih bro ngga enak banget sendirian, biasanya gua selalu ada temen ke mana-mana tapi sekarang dia sakit,” jawab Riski yang merasa galau tidak ada Maira.“Sakit apa ema
Maira pun langsung berjalan ke ruang keluarnya dan menemui pacarnya itu.“Eh sayang udah lama ?” tanya Maira kepada Riski yang sedang duduk di kursi ruang keluarganya.“Belum kok sayang baru datang, oiya sayang ini martabak buat kamu sama ibu kamu,” kata Riski sambil memberikan martabaknya kepada pacarnya itu.“Beneran nih sayang makasih banyak ya, kamu repot-repot terus deh, bentar aku ambilin piring dulu.”“Ngga repot kok sayang.”Maira berjalan ke arah dapurnya dan dia memberikan martabak telur pemberian Riski kepada ibunya itu.“Bu ini martabak telor dibeliin Riski,” kata Maira yang langsung menaruh martabaknya di atas meja dapur.“Pacar kamu baik juga ya nak.”“Iya dong bu,” kata Maira sambil mengambil piringnya dan memindahkan martabak itu ke piring.Selesai memindahkan martabaknya, Maira kembali lagi ke ruang keluarga untuk menemui
Riski yang ditinggal Roni pergi, dia pun cepat-cepat masuk ke dalam kostnya karena dia merasa badannya sangat gatal. Riski langsung mandi terlebih dahulu dan masuk ke kamar mandinya. Beberapa lama dia mandi, akhirnya selesai juga. Riski mengambil pakaian di dalam lemarinya dan memakainya.Kali ini Riski hanya memakai boxer beserta kaos saja karena sudah malam juga. Selepas memakai pakaiannya, Riski pun rebahan sambil menonton televisi. Sementara itu Maira yang sedang bermain handphonenya dia memilih untuk menchatting kesayangannya.Maira : sayang kamu udah sampai di kost ?Riski yang sedang menonton televisi, tiba-tiba handphonenya berbunyi. Riski pun terkejut karena handphonenya berada di sebelahnya. Riski langsung mengambil handphonenya dan melihat ternyata pacarnya menchatting dirinya. Dia pun tidak lupa membalasnya dengan cepat.Riski : udah kok sayang aku beres mandi nih tadi pas sampe tempat kost aku langsung mandi gerah bangetMaira : iya la
Sesampainya di tempat kost, mereka berdua berjalan ke arah kostnya dan masuk ke dalam kost Roni untuk mengambil lilin karena kebetulan Roni mempunyai stok lilin.“Mana Ron lilinnya ?” tanya Riski yang langsung duduk di tempat kost temannya itu.“Bentar bro gua cari dulu.”Roni pun mencari-cari lilinnya dan akhirnya dia menemukannya.“Nah ini bro lilinnya, gua kasih 5 aja ya terus ini hutang gua yang kemarin-kemarin makasih yah bro sorry baru dibalikin,” kata Roni sambil memberikan 5 buah lilin dan uang kepada Riski.“Iya bro thanks ya lilinnya, selow aja kali bro mau tahun depan bayarnya juga ngga apa-apa, oiya itu pecel ayam lu masih ada di tempat kost gua,” ucap Riski yang tiba-tiba teringat dengan pecal ayam yang dia beli tadi.“Oh iya coba sini bro pecel ayamnya, gua makannya besok aja deh soalnya masih kenyang. Gua tadi dikasih makan di rumah temen gua jadi paling besok gua angetin a
Sekian lama Riski menunggu, akhirnya makanannya pun sudah dibungkus oleh penjualnya.“Ini mas nasi kuningnya,” ucap Mpok Ipeh sambil memberikan nasi kuningnya.“Ini Mpok uangnya.”Riski pun memberikan uangnya dan kembali lagi ke tempat kostnya dengan menaiki motornya tersebut. Sesampainya di tempat kostnya, Riski mengambil sendoknya beserta air putihnya dan dia pun langsung menyantap nasi kuning yang dibeli oleh dirinya tadi. Sementara itu Maira yang sedang menyapu halamannya disuruh oleh ibunya untuk membelikan sabun cuci piring.“Maira tolong beliin ibu sabun cuci piring ini uangnya di sini,” teriak ibu dari dalam rumahnya.Maira langsung menghampiri ibunya untuk mengambil uangnya. Setelah dia mengambil uangnya, Maira langsung berjalan ke warungnya yang tidak jauh dari rumahnya. Saat sudah sampai di warung, Maira bertemu dengan teman SDnya yang bernama Lita. Mereka berdua sudah tidak pernah bertemu karen sama-s
Baru saja mereka sampai kampus, Riski dan Maira bertemu dengan Farel. Lalu Farel menghampiri mereka berdua dan langsung menyapa. Riski merasa sangat kesal sekali ketika Farel menghampiri dirinya beserta Maira.“Eh Maira baru dateng ? Gua denger dari Riski katanya lu sakit ya ?” ucap Farel yang langsung menyapa Maira tetapi tidak menyapa Riski padahal Riski berada di sebelah Maira.“Iya gua sakit kemarin,” jawab Maira nyantai.“Sakit apa memangnya ?”“Kata dokternya gejala tipes tapi itu juga sakit sebentar doang kok,” Maira terus saja menjawab pertanyaan dari Farel tanpa merasakan apa yang Riski rasakan.“Lah kok bisa sih memang makan apa kok bisa sampe gejala tipes ?”“Kata dokternya kecapean tapi gua juga bingung padahal gua cuman kuliah doang loh.”Riski semakin tidak nyaman dengan kondisinya, lalu dia pun memilih untuk menyela obrolan Farel dengan Maira.&n
Riski : Ron lu ada ditempat kost ngga ?Roni yang kebetulan sedang bermain handphonenya, dia pun langsung membalas chatting dari Riski.Roni : ada bro kenapa ?Riski : ini bro kan gua beli kamera di olshop terus barangnya lagi dikirim sekarang terus gua mau minta tolong lu nanti ambilin paket gua ya dikurirnyaRoni : wih mantap, kamera apa bro ?Riski : go pro bro buat konten YouTube guaRoni : oke nanti gua ambil, tapi udah dibayar kan kalau belum gua bingung nih soalnya gua ngga punya uangRiski : udah kok tenang aja udah gua bayar pas mesennyaRoni : oke bro udah lu tenang aja fokus kuliah sanaRiski : siap bro makasih banyak yaRoni : sama-sama broRiski merasa lega sekali karena Roni sedang berada di kampus, mungkin kalau tidak ada Riski bingung harus menitipkan paketnya ke siapa.“Gimana sayang udah ?” tanya Maira kepada Riski yang terlihat
Di saat Maira sedang chattingan dengan pacarnya, ibu Maira pun berteriak memanggil dirinya.“Maira...Maira.” Maira yang mendengar ibunya memanggil dirinya, dia izin kepada Riski terlebih dahulu sebelum menghampiri ibunya. Maira : sayang bentar yah aku dipanggil ibu duluRiski : iya sayang aku tunggu Maira menaruh handphonenya di kasur dan langsung keluar dari kamarnya.“Iya Bu ada apa ?” tanya Maira sambil berjalan ke arah ibunya. “Itu matiin kompor dulu ibu tanggung nih lagi ngejait baju kamu yang sobek,” suruh ibu kepada anaknya karena tadi ibu memasak air.“Iya bu.”Maira pergi ke dapurnya dan mematikan kompornya tersebut. Setelah itu Maira kembali lagi ke ibunya untuk sekalian meminta izin. “Udah Maira matiin Bu, oiya Bu nanti sore Maira keluar sama Riski ya mau cari makanan.”“Tapi jangan sampe lama-lama soalnya takut ayah kamu nyariin kamu tapi kamunya
Riski pun langsung meninggalkan tempatnya dan masuk ke dalam kamarnya untuk mengganti pakaian olahraganya dengan kaos biasa. Setelah Riski mengganti pakaiannya, Riski penasaran dengan PS 5 yang dia pesan sudah dikirim apa belum. Ternyata pesanannya masih berada di tempat jualnya. Riski pun sangat heran sampai-sampai dia berbicara sendiri di dalam kamarnya, “kok aneh banget ya kenapa belum dikirim-kirim juga PS 5 gua, gua udah ngga sabar nih tapi lama banget pengemasannya.” Riski yang bingung, dia langsung menanyakan tokonya perihal pesanan yang dia pesan.Riski : hallo, saya mau tanya kenapa ya PS 5 yang saya pesan belum dikirim-kirim?Riski pun menunggu balasannya tetapi tidak dibalas-balas. Riski menjadi curiga dengan tokonya karena takut dia ditipu, tetapi dia harus tetap berpikir positif dan menunggu barangnya sampai rumah saja. Setelah Riski bermain handphonenya, Riski baru ingat kalau ada film power rangers. Riski langsung keluar dari kamarnya untuk m
Beberapa menit Maira, Hilda, dan Dewi beristirahat di kantin, Maira pun mengajak semuanya kembali lagi ke ruangan sebelum bel berbunyi. Sesampainya mereka di ruangan, Maira mengobrol dengan Dewi dan Hilda di tempat duduknya.“Dew lu udah belajar belum ?” tanya Maira kepada Dewi karena melihat Dewi santai.“Udah dong tadi malam gua baca-baca sama latihan soal juga, oh iya lu nanya kuis kan ?”“Iya kuis, mantap rajin banget lu Dew. Kalau lu udah belum Hil ?”“Gua udah Sin pas tadi malam, tapi itu juga baru baca dikit doang soalnya pusing kalau baca banyak banget.”“Sama gua juga Hil gua malah ngantuk baca materi tapi untung aja udah sempet baca.”“Kalau mau latihan soal aja Sin Hil, kalau baca memang pasti ngantuk,” Dewi yang memberi saran kepada Maira dan Hilda.“Iya juga ya tapi malam gua udah ngantuk banget, semoga deh yang kita baca keluar semua.”
Maira yang merasa kesal dengan Riski, akhirnya dia pun terpaksa mendorong Riski sampai jatuh dan langsung menaiki motornya kembali untuk pulang ke rumahnya.Dii saat Maira sedang berada di kamar mandi, Maira baru ingat kalau hari ini adalah hari Jumat. Maira merasa sangat senang sekali karena setiap hari Jumat kampus akan pulang lebih cepat dari pada hari yang lainnya tetapi di hari Jumat seperti biasanya dan hanya di kurangi waktu jam nya di karenakan anak cowonya yang pada mau sholat Jumat. Maira pun langsung cepat-cepat mandinya agar tidak terlambat masuk ke kampus.Selesainya Maira mandi, dia kembali lagi ke kamarnya untuk memakai seragam kampus tetapi Maira sangat bingung karena seragam kampusnya tidak ada. Akhirnya Maira pergi keluar kamarnya dan memanggil ibunya yang sedang berada di dalam kamar untuk menanyakan tentang seragam kampus dirinya.“Tokkk...tokkk, ibu ini Maira,” ucap Maira sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar ibunya.Ibu yang
Mereka berdua langsung mabar pubg di dalam ruangannya tanpa mengajak teman-teman yang lainnya. Di saat Riski dan Doni masih mabar, tiba-tiba bel pun berbunyi.“Gimana bro udah bel nih,” kata Riski yang masih saja memainkan games pubgnya.“Udahin dulu aja bro lagian bukan rank ini jadi tenang aja.”“Oh iya ya, iya udah deh gua keluar aja dari gamesnya.”Lalu mereka berdua menyudahinya mabarnya dan Doni kembali lagi ke tempat duduknya sendiri karena takut dosennya datang. Tidak lama kemudian, dosen Riski pun masuk sekalian diikuti mahasiswa dari ruangan lain yang membantu dosennya membawakan paket. Dosen Riski langsung menyuruh salah satu muridnya untuk membagikan buku paketnya satu-satu dan setelah itu mata kuliah langsung dimulai. Di mata kuliah terkahir ini Riski mendapatkan mata kuliah daerah. Riski pun langsung fokus ke mata kuliahnya walaupun udaranya sangat panas sekali.Dosen penggantinya pun langsung memul
“Aduh gua belum belajar lagi bro gimana yah,” ucap Riski kepada teman sebangkunya karena dia panik belum belajar.“Sama gua juga bro kan Miss aja ngadain kuisnya dadakan gimana kita mau belajar,” ucap teman sebangkunya Riski yang merasa bingung juga harus bagaimana mengerjakan soal kuisnya.“Iya udah deh gua pasrah aja mana gua kaga ngerti bahasa Inggris.”“Jangan pasrah bro nanti kita kerja sama aja ya biar gampang.”“Oke bro.”Riski dan temannya pun mengumpulkan buku tulisnya di meja dosen. Setelah bukunya sudah terkumpul semua, dosen Riski langsung membagikan kertas kuisnya kepada semua muridnya. Riski merasa deg-degan karena dia takut tidak bisa terisi soalnya walaupun temannya mengajak bekerja sama.Setelah Riski mendapatkan kertas soalnya, Riski dan temannya berkerja sama. Untung saja teman sebangkunya Riski dia pintar berbahasa inggris. Di saat Riski sedang mengerjakan soalny
“Iya pak kenapa ? Ada masalah apa pak sama anak ini ?” tanya dosen BK kepada pak satpamnya. “Ini Bu dia telat masuk sekolahnya dia datang sekitar 7.15 jadi pagar udah saya tutup,” ucap pak satpam sekolah Maira yang berusaha menjelaskan. “Oh iya udah makasih banyak pak, bapak kembali lagi aja ke pos biar saya yang ndosens anak ini.” “Siap bu.” Lalu pak satpam sekolah Maira kembali lagi ke gerbang sekolah sambil memindahkan motor Maira ke parkiran. Maira yang sedang berada di ruang BK, dia pun keringat dingin dan langsung ditanya oleh dosen BKnya. “Kamu ruangan berapa ?” tanya dosen BK kepada Maira, untung saja Maira ditanya oleh dosen yang baik hati. “Saya ruangan 7 Bu,” jawab Maira yang menunduk karena takut apalagi Maira baru pertama kali masuk BK. “Oh pantas saja saya baru lihat muka kamu,” ucap dosen BK Maira yang sambil menulis sesuatu di dalam buku besar. “Iya bu.” “Nama kamu siapa terus kenapa bisa telat b
Setelah itu Riski dan Maira yang habis menyuruh orang, mereka berdua langsung meninggalkan tamannya dan pergi ke tempat ruangannya karena kebetulan sebentar lagi mata kuliah selanjutnya akan segera dimulai. Sesampainya di ruangan Riski dan Maira yang baru sampai langsung duduk bersama di bangkunya lalu mengobrol kembali sambil menunggu dosennya yang belum datang ke ruangannya. Riski pun langsung memberikan nomor rekeningnya kepada ayahnya itu agar ayahnya bisa mentransfer sekarang juga. Ayah yang melihat nomor rekeningnya langsung mentransfer senilai 20 juta kepada toko PS 5 yang Riski beli. Setelah mentransfer, ayah pun langsung berangkat ke kantor secara buru-buru karena ada meeting pagi iin. Akhirnya Farel pun memilih untuk menguping percakapannya saja. Farel yang mengupingnya ia jadi tahu kalau Riski dan Maira sedang mencari tau dalang dibalik semua permasalahan ini, Farel langsung pergi dari tempat taman takut ketahuan dengan Riski dan Maira. Riski yang melihat ayahnya sudah be
“Ayah ini kartu ATMnya, ibu belum selesai yah,” ucap Riski sambil memberikan kartu ATMnya kepada ayahnya itu. “Kamu beli sepatu yang mana nak, iya nih lama banget ibu kamu belanjanya udah setengah jam lebih loh,” kata ayah yang melihatkan jam kepada anaknya itu. “Iya udah kita duduk dulu aja yu yah di sana mumpung lagi sepi.” Riski dan ayah langsung ke tempat duduk untuk menunggu ibunya di situ. Baru saja mereka duduk di dalam mall, ibu sudah selesai dan menghampiri anak beserta suaminya yang sedang duduk. “Udah nih Bu ?” “Udaj yah, yuk kita makan dulu aja sebelum keburu malam banget,” ajak ibu untuk makan terlebih dahulu karena waktu juga sudah menunjukkan pukul 19.45. “Ayo Bu ayah Riski juga lapar nih.” Orang tua Riski menggandeng anaknya dan pergi ke McD yang berada di dalam mall tersebut untuk makan terlebih dahulu sebelum pulang. Setelah sampai tempat makannya, ternyata sangat ramai sekali. Untung saja masih ada beberapa t
“Ibu masak apa Bu ?” Maira yang melihat ada ayam yang belum diapa-apakan. “Ini ibu masak ayam krispy makannya kamu lanjutin bikin tepung krispynya ibu mau nyiapin buat ngegorengnya dulu.” “Iya Bu sini, kok tumben Bu masak ayam krispy,” ucap Rani sambil membuat tepung krispynya. “Sekali-kali nak mumpung ada uang.” “Enak banget tuh bu jadi pengen cepat-cepat Maira makan ayam krispynya.” “Sabar sayang, Alhamdulillah nak kan ayah kamu juga baru gajian jadi kali-kali ibu masak yang enak.” Maira pun melanjutkan kembali membantu ibunya tanpa banyak tanya. Beberapa menit kemudian, makanannya pun sudah jadi. Maira langsung mencoba ayam krispynya yang dibuatkan oleh ibunya. “Hmmm enak banget Bu ayam krispynya krauk krauk gitu,” ucap Maira sambil memakan krispy dari ayamnya. “Bagus dong nak berarti kita berhasil bikinnya ayo pakai nasi makannya jangan ditambul gitu.” “Siap ibu ini Maira ambil nasinya.” Maira pun la