Sekian lama Riski menunggu, akhirnya makanannya pun sudah dibungkus oleh penjualnya.
“Ini mas nasi kuningnya,” ucap Mpok Ipeh sambil memberikan nasi kuningnya.
“Ini Mpok uangnya.”
Riski pun memberikan uangnya dan kembali lagi ke tempat kostnya dengan menaiki motornya tersebut. Sesampainya di tempat kostnya, Riski mengambil sendoknya beserta air putihnya dan dia pun langsung menyantap nasi kuning yang dibeli oleh dirinya tadi. Sementara itu Maira yang sedang menyapu halamannya disuruh oleh ibunya untuk membelikan sabun cuci piring.
“Maira tolong beliin ibu sabun cuci piring ini uangnya di sini,” teriak ibu dari dalam rumahnya.
Maira langsung menghampiri ibunya untuk mengambil uangnya. Setelah dia mengambil uangnya, Maira langsung berjalan ke warungnya yang tidak jauh dari rumahnya. Saat sudah sampai di warung, Maira bertemu dengan teman SDnya yang bernama Lita. Mereka berdua sudah tidak pernah bertemu karen sama-s
Baru saja mereka sampai kampus, Riski dan Maira bertemu dengan Farel. Lalu Farel menghampiri mereka berdua dan langsung menyapa. Riski merasa sangat kesal sekali ketika Farel menghampiri dirinya beserta Maira.“Eh Maira baru dateng ? Gua denger dari Riski katanya lu sakit ya ?” ucap Farel yang langsung menyapa Maira tetapi tidak menyapa Riski padahal Riski berada di sebelah Maira.“Iya gua sakit kemarin,” jawab Maira nyantai.“Sakit apa memangnya ?”“Kata dokternya gejala tipes tapi itu juga sakit sebentar doang kok,” Maira terus saja menjawab pertanyaan dari Farel tanpa merasakan apa yang Riski rasakan.“Lah kok bisa sih memang makan apa kok bisa sampe gejala tipes ?”“Kata dokternya kecapean tapi gua juga bingung padahal gua cuman kuliah doang loh.”Riski semakin tidak nyaman dengan kondisinya, lalu dia pun memilih untuk menyela obrolan Farel dengan Maira.&n
Riski : Ron lu ada ditempat kost ngga ?Roni yang kebetulan sedang bermain handphonenya, dia pun langsung membalas chatting dari Riski.Roni : ada bro kenapa ?Riski : ini bro kan gua beli kamera di olshop terus barangnya lagi dikirim sekarang terus gua mau minta tolong lu nanti ambilin paket gua ya dikurirnyaRoni : wih mantap, kamera apa bro ?Riski : go pro bro buat konten YouTube guaRoni : oke nanti gua ambil, tapi udah dibayar kan kalau belum gua bingung nih soalnya gua ngga punya uangRiski : udah kok tenang aja udah gua bayar pas mesennyaRoni : oke bro udah lu tenang aja fokus kuliah sanaRiski : siap bro makasih banyak yaRoni : sama-sama broRiski merasa lega sekali karena Roni sedang berada di kampus, mungkin kalau tidak ada Riski bingung harus menitipkan paketnya ke siapa.“Gimana sayang udah ?” tanya Maira kepada Riski yang terlihat
Di saat Maira sedang chattingan dengan pacarnya, ibu Maira pun berteriak memanggil dirinya.“Maira...Maira.” Maira yang mendengar ibunya memanggil dirinya, dia izin kepada Riski terlebih dahulu sebelum menghampiri ibunya. Maira : sayang bentar yah aku dipanggil ibu duluRiski : iya sayang aku tunggu Maira menaruh handphonenya di kasur dan langsung keluar dari kamarnya.“Iya Bu ada apa ?” tanya Maira sambil berjalan ke arah ibunya. “Itu matiin kompor dulu ibu tanggung nih lagi ngejait baju kamu yang sobek,” suruh ibu kepada anaknya karena tadi ibu memasak air.“Iya bu.”Maira pergi ke dapurnya dan mematikan kompornya tersebut. Setelah itu Maira kembali lagi ke ibunya untuk sekalian meminta izin. “Udah Maira matiin Bu, oiya Bu nanti sore Maira keluar sama Riski ya mau cari makanan.”“Tapi jangan sampe lama-lama soalnya takut ayah kamu nyariin kamu tapi kamunya
Riski menuju parkiran itu dan Maira pun turun dari motornya agar Riski tidak kesusahan memarkirkan motornya. Setelah Riski memarkirkan motornya, dia tidak lupa mengunci stang motornya terlebih dahulu karena takut ada kejadian yang tak terduga.“Tolong dikunci stang ya mas motornya,” ucap tukang parkir yang tiba-tiba datang menghampiri Riski.“Iya sudah pak.”Riski pun menghampiri Maira dan mereka berdua langsung berjalan bersama di pusat perbelanjaan tersebut sambil melihat-lihat barang yang dijual oleh penjual di sini.“Wih ternyata ada yang jual barang antik ya sayang,” kata Riski sambil menggandeng tangan Maira dan matanya melihati barang antik.“Iya sayang emang banyak tapi paling banyak tuh kayanya baju deh.”“Iya sayang dari tadi juga banyak baju, oiya sayang kita beli gelang couple yu itu ada gelang couple.”“Ayo sayang biar kita inget terus,” Maira bersema
“Assalamualaikum,” kata Maira sambil masuk ke dalam rumahnya.“Wa'alaikumsalam eh kamu udah pulang, kok sendiri pulangnya Riski ke mana ?”“Riski udah pulang bu, katanya mau mampir ke sini takut ayah udah pulang.”“Oh gitu padahal tadi ayah kamu telepon ibu loh katanya ada lembur,” ucap ibu yang memberi tahu anaknya.“Ayah lembur ? Tumben ayah lembur ?” Maira merasa heran karena tidak biasanya ayahnya lembur.“Ngga tau ibu juga, oiya ini makanan buat ibu bukan ?”“Iya Bu ini Maira beli pukis buat ibu,” ucap Maira yang langsung memberikan pukisnya kepada ibunya.“Itu satu lagi apa nak ?”“Nasi goreng Bu tadi dibeliin sama Riski.”“Enak banget ya kamu dibeliin terus.”“Iya dong Bu Riski kan baik, iya udah Maira taro nasi gorengnya dulu ya.”“Iya taro di meja aja.”
Ternyata whatsapp Maira hanya centang satu, Riski sangat bingung sekali karena tidak biasanya Maira centang satu. “Kok tumben ya Maira off wa nya ngga kaya biasanya, tapi iya udah lah mungkin dia batrenya abis lupa di chas.” Riski memilih untuk menunggunya saja sampai Maira membalas chatting dirinya.Riski yang sedang memainkan handphonenya, tiba-tiba dia mendengar pengumuman dari ibu kostnya melalui speaker kostnya. Ibu kost berbicara untuk kumpul semuanya di depan kost. Tanpa menunggu lama Riski pun langsung pergi ke depan kostnya karena dia sangat penasaran sekali kenapa ibu kost mengumpulkan semuanya di depan kost. Di saat yang ngekost sudah terkumpul, ibu kost langsung berbicara tentang kenaikan harga kost di tempat ini.“Mohon maaf sebelumnya mengganggu waktu kalian semua, saya sengaja mengumpulkan kalian di sini kalau saya ingin memberitahu tentang kenaikan harga kost pada bulan depan.”“Maaf Bu saya mau nanya harga kostnya j
Beberapa lama Riski dan Roni mengobrol bersama, Riski pun sudah merasa ngantuk akibat angin malam yang semakin kencang.“Ron gua masuk dulu ya udah ngantuk banget nih udah gitu besok gua harus ke kampus lagi ada jam tambahan,” Riski izin terlebih dahulu kepada Roni untuk masuk ke dalam kostnya.“Oke bro untuk gua libur haha jadi bisa tidur sepuasnya,” ucap Roni yang malah menertawakan Riski.“Enak banget lu mah, iya udah gua masuk dulu ya angin kenceng banget tuh."Riski langsung masuk ke dalam kostnya untuk tidur. Di pagi hari ayam berkokok dan Riski masih saja tertidur dengan nyenyak. Tepat pukul 8 pagi akhirnya Riski pun terbangun, dia langsung semangat berolahraga tetapi hanya berolah kecil saja seperti push up dan lainnya. Riski memilih berolahraga setengah jam saja dan dia pun mandi terlebih dahulu untuk menghilangkan lengket dibadannya akibat keringat. Setelah selesai mandi, Riski mengaktifkan handphonenya dan menchatting pacarnya.Riski : sel
Ketika ibu dan Riski sedang mengobrol, tiba-tiba ayah Maira sayang menghampiri mereka berdua karena dia mendengar suara berisik dari depan.“Ada apa nih ko ramai banget.”Riski yang melihat ayahnya keluar dari kamar langsung salim kepada ayahnya Maira agar terlihat sopan.“Assalamualaikum om.”“Wa'alaikumsalam, ini kamu anak yang kemaren itu ya yang pernah dateng ke rumah saya,” ucap ayah Maira yang ternyata dia masih ingat dengan muka Riski.“Iya om saya kesini mau anterin Maira pulang doang soalnya kasian kalau pulang sendiri apalagi ini udah sore,” Riski tetap saja berbohong kepada ayah Maira karena apabila jujur pun bisa bahaya.“Oh gitu, tapi ko tumben ya kalian pulang lama banget bukannya kata Maira cuman ada mata kuliah pengganti doang.”Maira merasa kasihan dengan Riski karena dia ditanya terus oleh ayahnya, akhirnya Maira pun membantu Riski menjawab pertanyaan ay
Riski pun langsung meninggalkan tempatnya dan masuk ke dalam kamarnya untuk mengganti pakaian olahraganya dengan kaos biasa. Setelah Riski mengganti pakaiannya, Riski penasaran dengan PS 5 yang dia pesan sudah dikirim apa belum. Ternyata pesanannya masih berada di tempat jualnya. Riski pun sangat heran sampai-sampai dia berbicara sendiri di dalam kamarnya, “kok aneh banget ya kenapa belum dikirim-kirim juga PS 5 gua, gua udah ngga sabar nih tapi lama banget pengemasannya.” Riski yang bingung, dia langsung menanyakan tokonya perihal pesanan yang dia pesan.Riski : hallo, saya mau tanya kenapa ya PS 5 yang saya pesan belum dikirim-kirim?Riski pun menunggu balasannya tetapi tidak dibalas-balas. Riski menjadi curiga dengan tokonya karena takut dia ditipu, tetapi dia harus tetap berpikir positif dan menunggu barangnya sampai rumah saja. Setelah Riski bermain handphonenya, Riski baru ingat kalau ada film power rangers. Riski langsung keluar dari kamarnya untuk m
Beberapa menit Maira, Hilda, dan Dewi beristirahat di kantin, Maira pun mengajak semuanya kembali lagi ke ruangan sebelum bel berbunyi. Sesampainya mereka di ruangan, Maira mengobrol dengan Dewi dan Hilda di tempat duduknya.“Dew lu udah belajar belum ?” tanya Maira kepada Dewi karena melihat Dewi santai.“Udah dong tadi malam gua baca-baca sama latihan soal juga, oh iya lu nanya kuis kan ?”“Iya kuis, mantap rajin banget lu Dew. Kalau lu udah belum Hil ?”“Gua udah Sin pas tadi malam, tapi itu juga baru baca dikit doang soalnya pusing kalau baca banyak banget.”“Sama gua juga Hil gua malah ngantuk baca materi tapi untung aja udah sempet baca.”“Kalau mau latihan soal aja Sin Hil, kalau baca memang pasti ngantuk,” Dewi yang memberi saran kepada Maira dan Hilda.“Iya juga ya tapi malam gua udah ngantuk banget, semoga deh yang kita baca keluar semua.”
Maira yang merasa kesal dengan Riski, akhirnya dia pun terpaksa mendorong Riski sampai jatuh dan langsung menaiki motornya kembali untuk pulang ke rumahnya.Dii saat Maira sedang berada di kamar mandi, Maira baru ingat kalau hari ini adalah hari Jumat. Maira merasa sangat senang sekali karena setiap hari Jumat kampus akan pulang lebih cepat dari pada hari yang lainnya tetapi di hari Jumat seperti biasanya dan hanya di kurangi waktu jam nya di karenakan anak cowonya yang pada mau sholat Jumat. Maira pun langsung cepat-cepat mandinya agar tidak terlambat masuk ke kampus.Selesainya Maira mandi, dia kembali lagi ke kamarnya untuk memakai seragam kampus tetapi Maira sangat bingung karena seragam kampusnya tidak ada. Akhirnya Maira pergi keluar kamarnya dan memanggil ibunya yang sedang berada di dalam kamar untuk menanyakan tentang seragam kampus dirinya.“Tokkk...tokkk, ibu ini Maira,” ucap Maira sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar ibunya.Ibu yang
Mereka berdua langsung mabar pubg di dalam ruangannya tanpa mengajak teman-teman yang lainnya. Di saat Riski dan Doni masih mabar, tiba-tiba bel pun berbunyi.“Gimana bro udah bel nih,” kata Riski yang masih saja memainkan games pubgnya.“Udahin dulu aja bro lagian bukan rank ini jadi tenang aja.”“Oh iya ya, iya udah deh gua keluar aja dari gamesnya.”Lalu mereka berdua menyudahinya mabarnya dan Doni kembali lagi ke tempat duduknya sendiri karena takut dosennya datang. Tidak lama kemudian, dosen Riski pun masuk sekalian diikuti mahasiswa dari ruangan lain yang membantu dosennya membawakan paket. Dosen Riski langsung menyuruh salah satu muridnya untuk membagikan buku paketnya satu-satu dan setelah itu mata kuliah langsung dimulai. Di mata kuliah terkahir ini Riski mendapatkan mata kuliah daerah. Riski pun langsung fokus ke mata kuliahnya walaupun udaranya sangat panas sekali.Dosen penggantinya pun langsung memul
“Aduh gua belum belajar lagi bro gimana yah,” ucap Riski kepada teman sebangkunya karena dia panik belum belajar.“Sama gua juga bro kan Miss aja ngadain kuisnya dadakan gimana kita mau belajar,” ucap teman sebangkunya Riski yang merasa bingung juga harus bagaimana mengerjakan soal kuisnya.“Iya udah deh gua pasrah aja mana gua kaga ngerti bahasa Inggris.”“Jangan pasrah bro nanti kita kerja sama aja ya biar gampang.”“Oke bro.”Riski dan temannya pun mengumpulkan buku tulisnya di meja dosen. Setelah bukunya sudah terkumpul semua, dosen Riski langsung membagikan kertas kuisnya kepada semua muridnya. Riski merasa deg-degan karena dia takut tidak bisa terisi soalnya walaupun temannya mengajak bekerja sama.Setelah Riski mendapatkan kertas soalnya, Riski dan temannya berkerja sama. Untung saja teman sebangkunya Riski dia pintar berbahasa inggris. Di saat Riski sedang mengerjakan soalny
“Iya pak kenapa ? Ada masalah apa pak sama anak ini ?” tanya dosen BK kepada pak satpamnya. “Ini Bu dia telat masuk sekolahnya dia datang sekitar 7.15 jadi pagar udah saya tutup,” ucap pak satpam sekolah Maira yang berusaha menjelaskan. “Oh iya udah makasih banyak pak, bapak kembali lagi aja ke pos biar saya yang ndosens anak ini.” “Siap bu.” Lalu pak satpam sekolah Maira kembali lagi ke gerbang sekolah sambil memindahkan motor Maira ke parkiran. Maira yang sedang berada di ruang BK, dia pun keringat dingin dan langsung ditanya oleh dosen BKnya. “Kamu ruangan berapa ?” tanya dosen BK kepada Maira, untung saja Maira ditanya oleh dosen yang baik hati. “Saya ruangan 7 Bu,” jawab Maira yang menunduk karena takut apalagi Maira baru pertama kali masuk BK. “Oh pantas saja saya baru lihat muka kamu,” ucap dosen BK Maira yang sambil menulis sesuatu di dalam buku besar. “Iya bu.” “Nama kamu siapa terus kenapa bisa telat b
Setelah itu Riski dan Maira yang habis menyuruh orang, mereka berdua langsung meninggalkan tamannya dan pergi ke tempat ruangannya karena kebetulan sebentar lagi mata kuliah selanjutnya akan segera dimulai. Sesampainya di ruangan Riski dan Maira yang baru sampai langsung duduk bersama di bangkunya lalu mengobrol kembali sambil menunggu dosennya yang belum datang ke ruangannya. Riski pun langsung memberikan nomor rekeningnya kepada ayahnya itu agar ayahnya bisa mentransfer sekarang juga. Ayah yang melihat nomor rekeningnya langsung mentransfer senilai 20 juta kepada toko PS 5 yang Riski beli. Setelah mentransfer, ayah pun langsung berangkat ke kantor secara buru-buru karena ada meeting pagi iin. Akhirnya Farel pun memilih untuk menguping percakapannya saja. Farel yang mengupingnya ia jadi tahu kalau Riski dan Maira sedang mencari tau dalang dibalik semua permasalahan ini, Farel langsung pergi dari tempat taman takut ketahuan dengan Riski dan Maira. Riski yang melihat ayahnya sudah be
“Ayah ini kartu ATMnya, ibu belum selesai yah,” ucap Riski sambil memberikan kartu ATMnya kepada ayahnya itu. “Kamu beli sepatu yang mana nak, iya nih lama banget ibu kamu belanjanya udah setengah jam lebih loh,” kata ayah yang melihatkan jam kepada anaknya itu. “Iya udah kita duduk dulu aja yu yah di sana mumpung lagi sepi.” Riski dan ayah langsung ke tempat duduk untuk menunggu ibunya di situ. Baru saja mereka duduk di dalam mall, ibu sudah selesai dan menghampiri anak beserta suaminya yang sedang duduk. “Udah nih Bu ?” “Udaj yah, yuk kita makan dulu aja sebelum keburu malam banget,” ajak ibu untuk makan terlebih dahulu karena waktu juga sudah menunjukkan pukul 19.45. “Ayo Bu ayah Riski juga lapar nih.” Orang tua Riski menggandeng anaknya dan pergi ke McD yang berada di dalam mall tersebut untuk makan terlebih dahulu sebelum pulang. Setelah sampai tempat makannya, ternyata sangat ramai sekali. Untung saja masih ada beberapa t
“Ibu masak apa Bu ?” Maira yang melihat ada ayam yang belum diapa-apakan. “Ini ibu masak ayam krispy makannya kamu lanjutin bikin tepung krispynya ibu mau nyiapin buat ngegorengnya dulu.” “Iya Bu sini, kok tumben Bu masak ayam krispy,” ucap Rani sambil membuat tepung krispynya. “Sekali-kali nak mumpung ada uang.” “Enak banget tuh bu jadi pengen cepat-cepat Maira makan ayam krispynya.” “Sabar sayang, Alhamdulillah nak kan ayah kamu juga baru gajian jadi kali-kali ibu masak yang enak.” Maira pun melanjutkan kembali membantu ibunya tanpa banyak tanya. Beberapa menit kemudian, makanannya pun sudah jadi. Maira langsung mencoba ayam krispynya yang dibuatkan oleh ibunya. “Hmmm enak banget Bu ayam krispynya krauk krauk gitu,” ucap Maira sambil memakan krispy dari ayamnya. “Bagus dong nak berarti kita berhasil bikinnya ayo pakai nasi makannya jangan ditambul gitu.” “Siap ibu ini Maira ambil nasinya.” Maira pun la