Share

⁸⁶ | Antara Hidup dan Mati

Berlarian sudah jiwanya mencari jalan keluar. Namun, tak satu pun cahaya yang dikejar bersedia mendekat ataupun berhenti menghindar. Tubuhnya yang mencetak tulang-tulang renta itu berlari menelusuri hutan maupun menerjang ombak lautan, tak ia ketahui pasti rasanya. Tapi napas tersengal-sengal serta diremasnya paru-paru untuk mengucurkan setiap tetes oksigen sungguhlah derita tak tertahankan.

Pernah tangannya melawan, mencoba menggapai uluran tangan awan, sayangnya petir justru menyentil ujung jemarinya sehingga terdorong pula tubuh itu makin ke dalam. Sementara itu, lautan tampak kelaparan sehingga cairan asam di lambungnya pun meronta mengunyah tubuh serta harapan dalam hati. Ia pun telah lupa cara berdoa, meski sekelibat pohon tercetak pada iris netra dia.

Dinginnya cengkeraman laut tak lagi dirasakan. Basahnya pakaian sudah lenyap dibiaskan sinar. Maka kepala pun bisa terdongak menatap rambut lebat sebuah pohon dengan puluhan sulur kuat menggantung. Jikalau disatukan dua pasang sul
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status