Home / Romansa / Sasaeng Is Me / Bab 4 – Gemerlap Cahaya Semu

Share

Bab 4 – Gemerlap Cahaya Semu

Author: Anisya Dhanoewinoto
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

---Gedung Agensi Raise Entertainment---

---Gangnam – gu, Seoul, Korea Selatan---

“Latihan kalian harus di tambah lagi, karena sebentar lagi waktu comeback kalian semakin dekat. Di tambah dengan jadwal konser dunia yang juga akan segera di mulai. Tidak ada waktu lagi untuk bersantai…” kata manager mengawali briefing pagi mereka di dorm grup Phoenix.

“Mck! Kenapa kita tidak menggunakan banyak penari latar dan melakukan lipsing saja supaya tak perlu banyak berlatih? Rasanya melelahkan kalau harus melakukan hal yang sama setiap hari!” keluh Ahn Jae Hyun—salah satu member Phoenix yang juga berperan sebagai centre di grup idol tersebut.

“Harusnya kau justru lebih banyak berlatih, Jae Hyun! Sebagai centre, kau yang paling banyak mendapat sorot kamera di banding member lainnya. Apa kau sadar dengan tindakanmu itu?” kata Eunwoo—salah satu anggota lain dari Phoenix.

“Ya, eunwoo benar. Lagipula, di antara kami semua, kau yang paling banyak memiliki penggemar. Basis penggemarmu di luar sana, terkenal sangat besar dan tersebar hampir ke seluruh Korea, bahkan dunia. Bukankah itu harusnya membuatmu lebih bersemangat untuk menunjukkan sisi terbaikmu pada mereka?” kini giliran Suho yang menjadi leader menimpali perkataan eunwoo.

Jae Hyun terlihat kuramg senang dengan ucapan teman – temannya. Namun dia mulai berpikir, bahwa meman ucapan mereka ada benarnya juga. Penggemar memang sesuatu yang sangat penting untuknya sejak awal.

“Hmhh.. maaf, aku berpikiran pendek seperti tadi. Aku hanya merasa sangat lelah dengan rutinitas kita akhir – akhir ini. aku hampir gila rasanya karena semua persiapan ini.” Jae Hyun menyesali ucapannya tadi.

“Kami paham dengan perasaanmu. Kami semua juga merasakan kelelahan yang sama. Jangan sungkan untuk membagi bebanmu pada kami.”

“Kita ini satu tim bukan?” timpal Suho lagi.

Semua orang disana tersenyum dan saling menepuk pundak masing – masing. Sementara manager melihat wajah Jae Hyun dengan ekspresi yang sulit di artikan.

**

---MBS Building—Yeouido, Seoul – Korea Selatan---

Sesuai dengan jadwal grup Phoenix hari ini, yang merupakan hari ke – tiga sejak peluncuran resmi album terbaru mereka yang bertajuk ‘My Soul’. Para member Phoenix hari ini bersiap untuk melakukan promosi di beberapa stasiun televisi dengan membawakan dua lagu utama dalam album mereka. Juga menampilkan koreografi dari lagu tersebut yang pastinya sudah di tunggu oleh banyak penggemar dan juga para pengamat musik di luar sana. Mengingat bagaimana popularitas yang di capai oleh Phoenix, setelah 5 tahun debut mereka.

Seperti hari ini, antrian para penggemar yang akan memasuki venue untuk melihat penampilan comeback mereka di salah satu stasiun televisi sejak hari masih gelap. Antusiasme dari para penggemar memang sudah menjadi pemandangan wajar di Seoul, jika ada idol yang akan comeback dan mengadakan promosi. Terlebih, jika idol yang comeback itu merupakan salah satu idol dengan popularitas yang sangat tinggi. Bahkan, karena hal ini pula, tak jarang member Phoenix mengirimkan food truck yang di tujukan khusus untuk para penggemar yang menunggu di luar gedung.

Cuaca dingin dan kelelahan setelah menunggu berjam – jam, setidaknya bisa sedikit terobati dengan perhatian para member. Selain sebagai bentuk rasa terima kasih dari para member untuk para penggemar setia mereka.

Bahkan ketika para member tengah berada di ruang tunggu dan melakukan make up, tak jarang mereka selalu membahas tentang para penggemar mereka juga pada semua orang. Saling penasaran dengan apa yang di posting dan lakukan penggemar di luar sana selama masa comeback, dan banyak hal lainnya.

**

“Apa dia bersikap begitu lagi?” tanya salah satu pria yang terlihat sudah berumur.

Dia tengah berbicara dengan pria lainnya, yang terlhat lebih muda dan sepertinya juga memiliki kedudukan yang lebih junior di banding dirinya di kantor. Sambil memegang gelas kertas yang berisi kopi hangat, kedua pria itu menunjukkan wajah prihatin sekaligus tak habis pikir dengan apa yang mereka hadapi.

“Aku khawatir, ini akan mempengaruhi kinerja kita. Semua rahasia yang kita sembunyikan selama ini. Bisa terbongkar karena kecerobohannya. Tapi Sunbae juga tahu kan, kita tak bisa berbuat banyak tiap kali hal ini terjadi!” balas si pria muda.

Pria yang lebih tua mengangguk, dia mendecak dan menggaruk kepalanya.

“Akan ada pemimpin baru ‘katanya’. Tapi aku juga belum tahu seperti apa wajah pemimpin baru kita. Aku sangat bingung…” tukasnya.

“Pemimpin baru? Siapa dia? Bukannya Presdir kita belum berganti?” tanya si peria muda lagi.

“Aku hanya sempat mendengarnya sekilas. Itu juga belum pasti. Lagipula rumor semacam ini sudah sering beredar di kantor kita. Jadi aku sudah tak ingin lagi mempercayainya,” tegas si pria lain kemudian.

**

Phoenix menyelesaikan perform comeback mereka dengan sangat baik. Para penggemar yang menonton baik secara langsung maupun dari layar kaca da melalui streaming online resmi merasa sangat puas. Mereka merasa comeback kali ini adalah yang terbaik, karena konsep lembut yang di usung oleh para member dimana bertolak belakang dari image garang yang selama ini selalu mereka tunjukkan.

Hal ini juga jelas membuat nama Phoenix sebagai salah satu grup idol nomor satu di Korea Selatan menjadi semakin kokoh. Kemenangan mereka melalui lagu title track nya juga seperti sudah di duga sebelumnya, baik oleh para member maupun penggemar yang memang sudah menyiapkan segalanya. Dari mulai meningkatkan nilai digital dan pembelian album fisik dengan jumlah yang fantastis.

Bahkan fanbase dan fansite dari masing – masing member Phoenix, seolah berlomba untuk menjadi yang terbaik di antara yang terbaik. Dengan cara melakukan pembelian secara berkelompok pada setiap website penjualan resmi untuk album terbaru mereka. Mereka yang memiliki uang lebih, juga kini berlomba untuk mendapatkan kesempatan memenangkan tiket fansign yang selalu di adakan setiap kali comeback di lakukan.

Suho yang menjadi leader, terlihat berdiri di ruang tunggu dan tersenyum senang juga lega atas sambutan yang mereka terima. Namun tatapan matanya berhenti pada sosok Jae Hyun yang masih duduk sendirian di sofa ruang tunggu mereka sambil memainkan ponsel.

“Ada apa Jae Hyun?” tanya Suho.

“Hmm? Tidak. Bukan apa – apa Hyung,” jawab Jae Hyun.

“Apa kau kelelahan?” tanya Suho lagi, mengingat apa yang sempat mereka bahas ketika sebelum comeback di mulai kala itu.

“Bukan…” Jae Hyun menggeleng. “Aku hanya merasa sedikit tidak nyaman saja, dengan ini…” Jae Hyun kemudian memberikan ponselnya pada Suho.

Dan membiarkan Suho melihat langsung apa yang tengah dia baca.

“Fanfiction?” Suho mengernyitkan kening dan menggeser lagi layar ponsel Jae Hyun dan menemukan sebuah gambar yang dia yakini sebagai editan dari fans.

Tapi tak seperti biasa, dimana Suho sangat menyukai hingga mengapresiasi setiap karya dari penggemarnya. Kali ini, ada sedikit rasa tersinggung yang melingkupi hatinya. Foto yang di lihatnya, sama sekali bukan foto yang pantas untuk di lihat atau di apresiasi. Disana, terlihat wajah Jae Hyun di edit dan di tempelkan pada sebuah tubuh tanpa busana yang menunjukkan ekspresi seolah tengah melakukan sesuatu yang tak senonoh. Dan tak berhenti sampai disitu, Suho kemudian membaca tulisan di bawahnya yang ternyata memang menceritakan adegan dengan rate usia 21 tahun ke atas yang cukup vulgar, hingga mampu membuat Suho merinding membacanya.

“Hyung lihat kan? Aku sering sekali menemukan hal ini. bahkan banyak di antara mereka yang sengaja mengirimkan cerita atau gambar seperti ini padaku. Rasanya… risih! Tapi aku juga tak mungkin menegur mereka secara langsung,” keluh Jae Hyun.

“Mereka mungkin hanya berfantasi liar. Selagi hanya tulisan, aku rasa tidak perlu terlalu di ambil hati.” Suho coba menenangkan Jae Hyun.

“Yah… aku hanya takut, cerita itu akan membuat sasaeng kita di luar sana semakin menggila karena fantasi liar yang terlampau.” Jae Hyun terlihat masih khawatir.

Suho menepuk pundak Jae Hyun, dia tahu kenapa Jae Hyun merasa sangat tidak nyaman. Karena memang di antara para member, manager sempat mengatakan bahwa sasaeng Jae Hyun lah yang paling banyak dan di kenal sangat nekat.

“Menurut Hyung, apa yang menulis cerita ini sebenarnya adalah sasaengku selama ini?” kulik Jae Hyun.

Suho menggeleng seraya mengangkat kedua bahunya, “aku tak bisa menjawab itu. Tapi semoga bukan.”

Jae Hyun yang mendengar jawaban Suho, hanya menghela nafas dan menutup wajahnya dengan kedua tangan. Sementara Suho terus menepuk punggung Jae Hyun untuk menenangkannya.

**

“Jadi bagaimana perkembangan dari penyelidikan kalian?” tanya Daniel.

“Ya, Tuan Muda. Kemarin saya sudah mengikuti Direktur Utama Choi selama satu minggu penuh. Sesuai dengan perintah Tuan Muda. Dan kami menemukan bahwa, di hari Rabu malam, tanggal 21 Juli, sekitar pukul 8 malam. Direktur Utama Choi menuju sebuah restaurant khas Korea yang terkenal sering menjadi tempat pertemuan para pejabat pemerintahan. Dan di sana, ternyata ada Sekretaris Menteri Sains dan Teknologi yang juga berada di tempat sama, dan waktu yang berdekatan. Meski saya tak bisa melihat langsung apakah mereka memang bertemu atau tidak, namun dugaan kuat memang mengarah kesana.” Seorang informan sekaligus mata – mata dari Daniel memberikan laporan informasinya.

“Selain itu, apa ada transaksi mencurigakan yang kalian temukan?” tanya Daniel lagi.

“Ada Tuan Muda. Ada sebuah aliran dana yang menurut saya cukup janggal.” Seorang informan lainnya yang adalah wanita kini mulai mengeluarkan pena dengan cahaya merah dan menyalakan layar presentasi untuk menunjukkan temuannya. “Seperti yang anda bisa lihat, Tuan Muda. Di sini juga kami temukan sebuah transaksi dalam jumlah besar yang tidak di lakukan di tanggal biasa, dimana sewajarnya, untuk transaksi besar hanya akan terjadi ketika bersangkutan mengenai sebuah tender atau proyek tertentu. Atau untuk memberikan gaji pada karyawan di tanggal yang sama setiap bulan. Tapi ini, bahkan seluruh proyek dan tender sudah clear, namun ada jumlah dana besar yang di tarik keluar dari rekening perusahaan untuk di kirim ke sebuah rekening dengan atas nama orang asing dan berada di Bank yang berada di New York.”

“Siapa namanya?” tanya David.

“Louis Rosa,” jawab informan tersebut.

Daniel terlihat mengernyitkan kening cukup dalam mendengar nama asing itu.

“Tapi kami masih belum menemukan siapa sosok bernama Louis Rosa yang di maksud,” lanjut sang informan.

“Itu bukan nama orang. Melainkan sebuah kode rahasia. Coba kalian cari dengan subjek itu!” pinta Daniel yang kemudian di patuhi oleh semua orang.

“Baiklah, untuk saat ini, sepertinya aku belum bisa menunjukkan siapa diriku sebenarnya pada mereka. Sebelum ini semua benar – benar terungkap dan aku bisa memiliki bukti kuat untuk menyeret mereka semua keluar dari perusahaanku,” kata Daniel.

“Saya juga berpikiran yang sama Tuan Muda.” David menimpali.

“Tapi, aku punya satu rencana yang bisa membuat mereka merasa merana, meski aku belum menunjukkan siapa aku sebenarnya.” Daniel kemudian tersenyum dan segera menceritakan rencananya pada semua orang yang hadir.

**

---Bank New York, Amerika Serikat---

---Pukul 09.00 pagi, waktu Amerika---

Seorang petugas Bank New York yang cukup senior baru saja selesai di panggil ke ruang pimpinannya. Dia keluar dari ruangan tersebut sembari membawa sebuah sebuah dokumen yang berstempel sangat rahasia ke dalam ruangannya sendiri. Ada sebuah tugas penting yang di berikan oleh sang pimpinan padanya, dan ini akan membuat banyak masalah jika tak segera di selesaikan.

Maka dengan sangat cekatan, dia segera mengisi ulang setiap deskripsi yang sebelumnya tertera dalam kolom data pribadi. Untuk menggantinya dengan dengan data yang sebelumnya sudah di berikan oleh sang pimpinan. Dan mentransfer seluruh uang yang ada dalam rekening tersebut menuju ke rekening lain tanpa terbaca oleh siapapun. Semuanya di lakukan dengan sanagt cepat dan begitu rahasia, hingga di jamin bahwa tidak akan ada orang yang tahu tentang hal ini.

Selesai melakukan seluruh tugasnya, petugas bank itu kemudian segera memberi kabar pada pimpinan sekaligus mengirim kode khusus pada seseorang yang berada jauh disana.

**

“Semuanya sudah selesai, Tuan Muda.”

Senyum Daniel mengukir di wajahnya, begitu mendengar laporan David.

“Tinggal kita lanjutkan rencana selanjutnya.”

**

Related chapters

  • Sasaeng Is Me   Bab 5 – Cahaya Baru yang Mematikan.

    ---Gedung Perkantoran, Phonix Grup – Seoul, Korea Selatan---Brakk!“Bagaimana bisa ini terjadi, hah! Apa saja kerja kalian, sampai kalian tidak tahu soal ini!” teriak Direktur Choi.Pagi ini, direktur Choi mendapatkan kabar mengejutkan dari salah satu pegawai kepercayaannya, yang mengatakan bahwa seluruh dana segar sekaligus simpanan emas yang selama ini mereka kumpulkan beberapa tahun dan di simpan dalam rekening Bank New York telah lenyap. Menghilang tanpa bekas.Padahal, rencananya dana tersebut akan di gunakan untuk mendanai sejumlah proyek besar yang di lakukan di belakang Grup Phonix dan bekerjasama dengan perusahaan lawan, hingga para eksekutif bisa mengambil alih saham dari Phonix Grup dan mendirikan perusahaan baru dengan berbekal informasi yang mereka dapatkan secara illegal dari Phonix. Hal ini memang menjadi kebiasaan, dimana para direktur utama dan jajaran eksekutif lainnya akan mendapat sejumlah uang, jika mereka mau melim

  • Sasaeng Is Me   Bab 6 – Cahaya Mulai Berpendar

    Kekisruhan mulai terjadi dalam tubuh Phonix. Perusahaan itu kini mulai sedikit oleng setelah banyak eksekutif yang goyah karena kehilangan banyak asset dan barang berharga mereka. Rumor buruk pun kini terus terdengar dan tersebar dari mulut ke mulut. Yang emngatakan bahwa perusahaan ini memang berada di ambang kehancuran.Bahkan, banyak pegawai yang sudah mulai mempertimbangkan untuk keluar dari Phonix karena pemberitaan itu kini mulai tercium media dan tersebar ke seluruh negeri.Dan ketika semua orang tengah panik hingga memiliki banyak pemikiran buruk atas apa yang mungkin terjadi di depan sana. Hanya Daniel yang sama sekali bergeming dan tetap tenang tanpa menunjukkan pergerakan apapun dan reaksi apapun. Dia juga tak ikut dalam diskusi yang selalu di adakan oleh para pegawai di dalam divisinya yang di adakan di atas rooftop gedung mereka setiap sore hari atau malam ketika lembur.Baginya, ini adalah momen yang tepat untuk menunjukkan diri.Rumor yang

  • Sasaeng Is Me   Bab 7 – Teriak, Diam, Mati.

    Suasana ramai terlihat di gedung tempat konser Phoenix mengadakan konser. Hal ini terjadi karena konser yang baru saja selesai dan para penggemar yang baru saja keluar dari gedung setelah konser selesai, membuat riuh suasana sekitar.Namun keriuhan itu menjadi jauh lebih ramai, setelah segerombolan penggemar yang baru saja selesai dari toilet dan akan pulang lewat pintu belakang gedung, justru menemukan pemandangan mengejutkan disana.Ada sesosok wanita dengan jersey Phoenix dan masih membawa Lightstick milik idol grup itu tergeletak di lantai dengan tubuh penuh lebam dan luka. Dia juga terlihat berlumuran darah dan tak bisa lagi menjawab ataupun bereaksi ketika mereka yang melihatnya berteriak. Berusaha menyadarkannya dan mencari bantuan. Hingga akhirnya para staff mulai mendekati lokasi dan segera mengevakuasi gadis itu dengan ambulans yang datang dalam waktu singkat hingga membuat kehebohan di seluruh gedung.**Identitas dari gadis yang di temukan itu

  • Sasaeng Is Me   Bab 8 – Cinta yang Memabukkan.

    Hilton Spa and Beauty Salon.Sebuah tempat spa dengan rating bintang lima, yang menjadi langganan para artis terkenal dan para pejabat yang ingin memanjakan diri serta menghabiskan banyak uang untuk tubuh dan wajah mereka.Lokasinya yang berada di pusat distrik Gangnam, Seoul, dengan gedung menjulang yang terlihat begitu prestisius. Jelas mempesona setiap perempuan yang melihatnya. Di tempat ini, semua perempuan yang memiliki uang tak berseri itu melumuri sekujur tubuhnya dengan lembaran uang yang di ubah dalam bentuk pijatan manja dank rim mewah berlapis emas. Dan Rachel, menjadi salah satu di antaranya.Gadis itu bahkan sudah melakukan booking sejak tiga hari lalu, melalui Daniel, kekasihnya. Daniel memang menepati janjinya pada Rachel, bahwa dia akan mulai memanjakan Rachel dengan ‘sedikit’ berlebihan. Dan hal itu, di mulai dengan sebuah kejutan di pagi hari, ketika Rachel baru saja bangun tidur dan menemukan banyak buket bunga di seluruh sudut ka

  • Sasaeng Is Me   Bab 9 - Cinta yang Memabukkan 2

    “Kau sudah bangun?” tanya Rachel. Sekali lagi, wajah gadis itu memerah. Dia cukup terkejut hingga sulit bergerak saat merasakan kulitnya bersentuhan dengan kulit Daniel yang terasa sangat hangat. Rachel sejenak berpikir, apakah ini rasanya jika suatu saat dia akan menjadi istri sah dari Daniel? Bisa mendengar suara seraknya saat baru bangun tidur, dan mencium aroma tubuh Daniel yang alami, tanpa parfum sama sekali. “Suaramu membuatku bangun…” bisik Daniel. Geli. Itu yang di rasakan oleh Rachel saat Daniel membisikkan jawabannya pada Rachel yang membuat nafas hangat pemuda itu berembus lembut melewati telinga, leher dan tengkuk Rachel. “Maaf sayang…” kata Rachel. “Sayang… jangan bilang maaf, aku kan tak sedang marah padamu.” “Tapi aku membuatmu terbangun,” jawab Rachel. “Ini sudah pagi sayang, jadi wajar kalau aku bangun. Lagipula, bukannya kau ada jadwal kuliah hari ini, hmm?” tanya Daniel masih dengan posisi yang sama.

  • Sasaeng Is Me   Bab 10 - Cinta yang Memabukkan 3

    Sebenarnya, bukan karena alasan penasaran saja yang membuat Rachel memberikan pertanyaan mengenai hal tersebut. Dia menanyakannya, karena beberapa waktu lalu, sang ayah sempat membahasnya bersama sang ibu di meja makan saat akhirnya mereka bisa makan malam keluarga bersama. Ayahnya terlihat agak marah dan menganggap tindakan Daniel merupakan tindakan sembrono dan kurangajar pada orang – orang yang seharusnya di berikan penghargaan juga atas kerja keras mereka selama ini. dan kemungkinan bahwa tindakan jahat para oknum tersebut juga di dasari atas ketidakadilan yang terjadi dalam perusahaan Daniel sendiri.Tapi apa yang bisa Rachel katakan pada Daniel? Dia jelas tak mungkin mengungkapkan pendapat ayahnya pada Daniel. Bisa – bisa, pria muda di sebelahnya justru akan mundur secara teratur dan meninggalkannya. Padahal, Rachel tahu dia sangat bergantung pada Daniel, hampir dalam segala hal beberapa waktu belakangan.“Kau melamun lagi, Sayang,” tegur

  • Sasaeng Is Me   Bab 10 – Kesan Pertama.

    Hari bahagia Daniel dan Rachel, akhirnya resmi berakhir kemarin malam. Bukan berakhir yang mengartikan hubungan mereka kandas. Hanya saja, Rachel yang harus pulang agar tak terus menerus di telepon oleh sang ibu seperti di terror. Dan sebagai taggung jawab Daniel yang harus menjaga kekasihnya dengan baik. Terlebih jika mereka belum berada dalam ikatan resmi yang di restui oleh orang tua keduanya.Daniel memaksakan diri untuk bertemu dengan orangtua Rachel. Dia bahkan membujuk kekasihnya dengan berbagai kata rayuan yang belum pernah dia lontarkan sebelumnya pada Rachel maupun wanita lain sebelumnya. Selain karena memang ingin bertemu dengan orangtua sang kekasih dan mengenal mereka lebih dekat, Daniel juga berharap mereka bisa mendapatkan restu secara resmi dari orangtua Rachel. Agar jika suatu saat nanti Daniel kembali mengajak Rachel seperti tempo hari, mereka tak perlu merasa canggung dan sebagainya. Serta meminta maaf pada orangtua Rachel, karena telah mengajak anak mereka

  • Sasaeng Is Me   Bab 11 - Kesan Pertama II

    “Aku… masuk dulu ke dalam ya?” kata Rachel berpamitan.Daniel mengangguk dan membukakan pintu untuk kekasihnya dari dalam mobil dan melambaikan tangan pada Rachel setelah itu. mobil Daniel kemudian kembali melaju menjauhi pintu utama dan menuju ke gerbang setelah rachel memastikan, meminta penjaga rumahnya untuk membuka gerbang agar Daniel bisa keluar dari sana tanpa masalah.**Rachel masuk ke dalam rumah dan melihat sang ibu sudah berdiri sambil melipat tangannya di dada dan berdiri di ujung tangga sambil menatap tajam Rachel seolah siap menguliti sang anak.Rachel langsung mengangkat tangannya sebelum Minjung sempat membuka mulut, “aku tahu apa yang ingin ibu katakan. Dia kekasihku, itu benar. Kami menghabiskan waktu dan malam bersama kemarin, itu benar. Tapi dia bukan orang sembarangan dan justru…” Rachel lalu berjalan mendekati ibunya, “dia bisa jadi keberkahan besar bagi keluarga kita. Aku yakin, kakek aka

Latest chapter

  • Sasaeng Is Me   Bab 13 - Pertemuan II

    “Hyunji! Ada tamu di depan, tolong kamu catat dulu pesanan mereka. Aku sedang sibuk di dapur!” teriak pemilik kedai ayam goreng tempat Hyunji bekerja.Hyunji yang sebelumnya tengah mencuci piring di belakang kedai, langsung berlari sambil memakai celemek kedainya dengan terburu – buru. Lalu menyaut kertas catatan yang ada di atas meja dan sebuah pena. Dia menyempatkan diri unutk membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan sebelum menuju ke meja pelanggan yang baru datang dan menunggu untuk memesan.“Selamat datang di kedai kami, Tuan… mau pesan apa?” tanya Hyunji dengan sangat sopan.“Aku pesan satu ekor ayam. Setengah – setengah ya.” Pemuda itu menyebutkan pesanannya.“Baik Tuan. Untuk minumannya, mau pesan apa?” tanya Hyunji kembali.“Soju dan Beer. Dan berikan kami dua sloki juga,” jawab pemuda itu lagi.Hyunji menulis semua pesanan si pemuda dengan cepat dan

  • Sasaeng Is Me   Bab 12 - Pertemuan I

    Seok Joon terkejut ketika mendengar kabar dari sekretaris pribadinya bahwa Daniel Kim, yang tak lain adalah Presdir baru dari Phonix Grup tengah menunggu kedatangannya untuk bertemu di ruangan Seok Joon yang berada di gedung parlemen. Diam – diam, pria paruh baya dengan rambut yang hampir menunjukkan uban di beberapa tempat itu tersenyum sekilas karena merasa dirinya menjadi sosok penting hingga Presdir sekelas Daniel Kim rela menunggunya datang.“Cepat kembali ke kantor. Ada pertemuan penting yang harus aku lakukan sekarang,” kata Seok Joon.Begitu sampai, dengan langkah yang cepat, Seok Joon menuju lift untuk naik ke lantai sepuluh dimana kantornya berada. Dan segera menuju kantor agar dapat menemui Daniel. Seok Joon sendiri sempat terkejut ketika melihat ada banyak pengawal pribadi yang di bawa Daniel dan berjaga di luar kantor Seok Joon kala itu.Dan setelah masuk ke dalam, sang sekretaris segera membungkuk sebelum membukakan pintu untuk Se

  • Sasaeng Is Me   Bab 11 - Kesan Pertama II

    “Aku… masuk dulu ke dalam ya?” kata Rachel berpamitan.Daniel mengangguk dan membukakan pintu untuk kekasihnya dari dalam mobil dan melambaikan tangan pada Rachel setelah itu. mobil Daniel kemudian kembali melaju menjauhi pintu utama dan menuju ke gerbang setelah rachel memastikan, meminta penjaga rumahnya untuk membuka gerbang agar Daniel bisa keluar dari sana tanpa masalah.**Rachel masuk ke dalam rumah dan melihat sang ibu sudah berdiri sambil melipat tangannya di dada dan berdiri di ujung tangga sambil menatap tajam Rachel seolah siap menguliti sang anak.Rachel langsung mengangkat tangannya sebelum Minjung sempat membuka mulut, “aku tahu apa yang ingin ibu katakan. Dia kekasihku, itu benar. Kami menghabiskan waktu dan malam bersama kemarin, itu benar. Tapi dia bukan orang sembarangan dan justru…” Rachel lalu berjalan mendekati ibunya, “dia bisa jadi keberkahan besar bagi keluarga kita. Aku yakin, kakek aka

  • Sasaeng Is Me   Bab 10 – Kesan Pertama.

    Hari bahagia Daniel dan Rachel, akhirnya resmi berakhir kemarin malam. Bukan berakhir yang mengartikan hubungan mereka kandas. Hanya saja, Rachel yang harus pulang agar tak terus menerus di telepon oleh sang ibu seperti di terror. Dan sebagai taggung jawab Daniel yang harus menjaga kekasihnya dengan baik. Terlebih jika mereka belum berada dalam ikatan resmi yang di restui oleh orang tua keduanya.Daniel memaksakan diri untuk bertemu dengan orangtua Rachel. Dia bahkan membujuk kekasihnya dengan berbagai kata rayuan yang belum pernah dia lontarkan sebelumnya pada Rachel maupun wanita lain sebelumnya. Selain karena memang ingin bertemu dengan orangtua sang kekasih dan mengenal mereka lebih dekat, Daniel juga berharap mereka bisa mendapatkan restu secara resmi dari orangtua Rachel. Agar jika suatu saat nanti Daniel kembali mengajak Rachel seperti tempo hari, mereka tak perlu merasa canggung dan sebagainya. Serta meminta maaf pada orangtua Rachel, karena telah mengajak anak mereka

  • Sasaeng Is Me   Bab 10 - Cinta yang Memabukkan 3

    Sebenarnya, bukan karena alasan penasaran saja yang membuat Rachel memberikan pertanyaan mengenai hal tersebut. Dia menanyakannya, karena beberapa waktu lalu, sang ayah sempat membahasnya bersama sang ibu di meja makan saat akhirnya mereka bisa makan malam keluarga bersama. Ayahnya terlihat agak marah dan menganggap tindakan Daniel merupakan tindakan sembrono dan kurangajar pada orang – orang yang seharusnya di berikan penghargaan juga atas kerja keras mereka selama ini. dan kemungkinan bahwa tindakan jahat para oknum tersebut juga di dasari atas ketidakadilan yang terjadi dalam perusahaan Daniel sendiri.Tapi apa yang bisa Rachel katakan pada Daniel? Dia jelas tak mungkin mengungkapkan pendapat ayahnya pada Daniel. Bisa – bisa, pria muda di sebelahnya justru akan mundur secara teratur dan meninggalkannya. Padahal, Rachel tahu dia sangat bergantung pada Daniel, hampir dalam segala hal beberapa waktu belakangan.“Kau melamun lagi, Sayang,” tegur

  • Sasaeng Is Me   Bab 9 - Cinta yang Memabukkan 2

    “Kau sudah bangun?” tanya Rachel. Sekali lagi, wajah gadis itu memerah. Dia cukup terkejut hingga sulit bergerak saat merasakan kulitnya bersentuhan dengan kulit Daniel yang terasa sangat hangat. Rachel sejenak berpikir, apakah ini rasanya jika suatu saat dia akan menjadi istri sah dari Daniel? Bisa mendengar suara seraknya saat baru bangun tidur, dan mencium aroma tubuh Daniel yang alami, tanpa parfum sama sekali. “Suaramu membuatku bangun…” bisik Daniel. Geli. Itu yang di rasakan oleh Rachel saat Daniel membisikkan jawabannya pada Rachel yang membuat nafas hangat pemuda itu berembus lembut melewati telinga, leher dan tengkuk Rachel. “Maaf sayang…” kata Rachel. “Sayang… jangan bilang maaf, aku kan tak sedang marah padamu.” “Tapi aku membuatmu terbangun,” jawab Rachel. “Ini sudah pagi sayang, jadi wajar kalau aku bangun. Lagipula, bukannya kau ada jadwal kuliah hari ini, hmm?” tanya Daniel masih dengan posisi yang sama.

  • Sasaeng Is Me   Bab 8 – Cinta yang Memabukkan.

    Hilton Spa and Beauty Salon.Sebuah tempat spa dengan rating bintang lima, yang menjadi langganan para artis terkenal dan para pejabat yang ingin memanjakan diri serta menghabiskan banyak uang untuk tubuh dan wajah mereka.Lokasinya yang berada di pusat distrik Gangnam, Seoul, dengan gedung menjulang yang terlihat begitu prestisius. Jelas mempesona setiap perempuan yang melihatnya. Di tempat ini, semua perempuan yang memiliki uang tak berseri itu melumuri sekujur tubuhnya dengan lembaran uang yang di ubah dalam bentuk pijatan manja dank rim mewah berlapis emas. Dan Rachel, menjadi salah satu di antaranya.Gadis itu bahkan sudah melakukan booking sejak tiga hari lalu, melalui Daniel, kekasihnya. Daniel memang menepati janjinya pada Rachel, bahwa dia akan mulai memanjakan Rachel dengan ‘sedikit’ berlebihan. Dan hal itu, di mulai dengan sebuah kejutan di pagi hari, ketika Rachel baru saja bangun tidur dan menemukan banyak buket bunga di seluruh sudut ka

  • Sasaeng Is Me   Bab 7 – Teriak, Diam, Mati.

    Suasana ramai terlihat di gedung tempat konser Phoenix mengadakan konser. Hal ini terjadi karena konser yang baru saja selesai dan para penggemar yang baru saja keluar dari gedung setelah konser selesai, membuat riuh suasana sekitar.Namun keriuhan itu menjadi jauh lebih ramai, setelah segerombolan penggemar yang baru saja selesai dari toilet dan akan pulang lewat pintu belakang gedung, justru menemukan pemandangan mengejutkan disana.Ada sesosok wanita dengan jersey Phoenix dan masih membawa Lightstick milik idol grup itu tergeletak di lantai dengan tubuh penuh lebam dan luka. Dia juga terlihat berlumuran darah dan tak bisa lagi menjawab ataupun bereaksi ketika mereka yang melihatnya berteriak. Berusaha menyadarkannya dan mencari bantuan. Hingga akhirnya para staff mulai mendekati lokasi dan segera mengevakuasi gadis itu dengan ambulans yang datang dalam waktu singkat hingga membuat kehebohan di seluruh gedung.**Identitas dari gadis yang di temukan itu

  • Sasaeng Is Me   Bab 6 – Cahaya Mulai Berpendar

    Kekisruhan mulai terjadi dalam tubuh Phonix. Perusahaan itu kini mulai sedikit oleng setelah banyak eksekutif yang goyah karena kehilangan banyak asset dan barang berharga mereka. Rumor buruk pun kini terus terdengar dan tersebar dari mulut ke mulut. Yang emngatakan bahwa perusahaan ini memang berada di ambang kehancuran.Bahkan, banyak pegawai yang sudah mulai mempertimbangkan untuk keluar dari Phonix karena pemberitaan itu kini mulai tercium media dan tersebar ke seluruh negeri.Dan ketika semua orang tengah panik hingga memiliki banyak pemikiran buruk atas apa yang mungkin terjadi di depan sana. Hanya Daniel yang sama sekali bergeming dan tetap tenang tanpa menunjukkan pergerakan apapun dan reaksi apapun. Dia juga tak ikut dalam diskusi yang selalu di adakan oleh para pegawai di dalam divisinya yang di adakan di atas rooftop gedung mereka setiap sore hari atau malam ketika lembur.Baginya, ini adalah momen yang tepat untuk menunjukkan diri.Rumor yang

DMCA.com Protection Status