---Gedung Perkantoran, Phonix Grup – Seoul, Korea Selatan---
Brakk!
“Bagaimana bisa ini terjadi, hah! Apa saja kerja kalian, sampai kalian tidak tahu soal ini!” teriak Direktur Choi.
Pagi ini, direktur Choi mendapatkan kabar mengejutkan dari salah satu pegawai kepercayaannya, yang mengatakan bahwa seluruh dana segar sekaligus simpanan emas yang selama ini mereka kumpulkan beberapa tahun dan di simpan dalam rekening Bank New York telah lenyap. Menghilang tanpa bekas.
Padahal, rencananya dana tersebut akan di gunakan untuk mendanai sejumlah proyek besar yang di lakukan di belakang Grup Phonix dan bekerjasama dengan perusahaan lawan, hingga para eksekutif bisa mengambil alih saham dari Phonix Grup dan mendirikan perusahaan baru dengan berbekal informasi yang mereka dapatkan secara illegal dari Phonix. Hal ini memang menjadi kebiasaan, dimana para direktur utama dan jajaran eksekutif lainnya akan mendapat sejumlah uang, jika mereka mau melimpahkan beberapa proyek ke perusahaan lawan sejak beberapa tahun lalu. Dan menjual berbagai informasi pada mereka juga.
Mereka akan membuat seolah – olah Phonix mengalami kemunduran, membuat para pemegang saham tak lagi mempercayai Presdir James sebagai pemimpin dan meminta Rapat Pemegang Saham Luar Biasa untuk mengganti posisi Presdir, bahkan membuat Brand Perusahaan baru di atas Phonix. Meski memang, tak semua eksekutif melakukan kejahatan tersebut.
Para pegawai yang terlibat adalah orang – orang yang di bayar untuk melakukan transaksi illegal terhadap perusahaan dan menjual informasi tersebut secara tersembunyi. Mereka yang mau melakukannya, di janjikan oleh para eksekutif akan mendapat sejumlah uang yang nominalnya sangat besar tiap bulan. Dan juga mendapat fasilitas khusus yang tak bisa di dapatkan pegawai biasa lainnya.
Selian itu, di pastikan juga bahwa mereka akan naik jabatan dalam waktu yang relatif sangat singkat.
Daniel awalnya tak mengerti hal tersebut hingga akhirnya dia menyadari setelah melihat tingkah aneh Hyunsik yang juga adalah sahabatnya. Hyunsik pula yang menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Hyunsik bilang pada Daniel, bahwa sesungguhnya dia tidak mau melakukan kejahatan ini. Hyunsik dan pegawai lainnya sebenarnya di paksa dan di tipu saat di minta menandatangani salah satu berkas yang di sebuat surat kontrak untuk kenaikan jabatan.
Mereka baru menyadari kejahatan itu, ketika mulai mengerjakan permintaan para eksekutif untuk mengirimkan banyak data rahasia perushaan pada perusahaan lawan dengan email khusus dan kode rahasia yang khusus pula.
Dan di saat mereka ingin berhenti, mereka menerima ancaman. Seperti keluarga mereka yang terus di ikuti dan di ganggu, juga mereka sendiri yang di buat sulit untuk mendapatkan pekerjaan di tempat lain. Ini seperti buah simalakama untuk Hyunsik dan pegawai lainnya yang terjebak. Karena bahkan, tak jarang para eksekutif akhirnya membunuh mereka dengan membuatnya seperti kecelakaan, tak lama setelah mereka keluar dari Perusahaan Phonix.
Karena temuan ini pula, Daniel akhirnya bertindak lebih cepat dengan segera memerintahkan David untuk membentuk tim khusus yang biasa di gunakan di Inggris guna melakukan penyelidikan mendalam. Daniel sengaja menyusupkan banyak mata – mata di setiap divisi, management, dan bahkan kantor dalam dari para eksekutif untuk bisa memata – matai pergerakan mereka. Sekaligus memancing para eksekutif untuk bisa menunjukkan langsung kontrak mematikan yang selama ini menjerat para pegawai.
Hasil penyelidikan selama kurang lebih satu bulan itu akhirnya menghasilkan perkembangan yang di inginkan oleh Daniel. Pria itu menemukan bukti – bukti kecurangan dari para eksekutif dan bukti penyuapan pula yang di lakukan oleh para eksekutif terhadap para pejabat pemerintah untuk memuluskan jalan mereka.
Namun, ketika kode rahasia itu akhirnya di ketahui oleh Daniel, dia segera memberi kabar pada George, yang merupakan tangan kanan sang ayah di Inggris guna mengurus urusan di New York, karena dia tak mungkin untuk pergi kesana sendiri. Sehingga George segera mengambil langkah menuju New York untuk membekukan rekening tersebut dan mengambil alih dana yang ada dan mengembalikannya pada perusahaan Phonix secara tersembunyi.
Bukan perkara mudah bagi George, jika tidak membawa tumpukan berkas yang membuktikan bahwa dana yang tersimpan dalam Bank New York adalah dana gelap. Dan Phonix siap untuk menuntut pihak Bank, jika mereka tak bekerjasama dengan Phonix, atau jika mereka menyulitkan Phonix dalam mengurus hal ini. Karena nama Phonix yang memang sangat besar dan berpengaruh di daratan Amerika dengan berbagai macam bidang usaha, maka pihak Bank New York tak bisa menolak permintaan George. Di tambah lagi, kenyataan bahwa Presdir Bank tersebut adalah sahabat kental George sendiri.
Dengan segala koneksi yang di miliki Daniel, seluruh dana bisa di telusuri dan di temukan. Bahkan hingga dana rahasia yang di sembunyikan dalam Bank Swiss dan segera di bekukan juga di pindah tangankan ke perusahaan Phonix, dengan Daniel sebagai pemilik resminya. Dia juga membekukan seluruh asset milik para eksekutif yang di dapatkan selama mereka bergabung dengan perusahaan Phonix. Ini adalah cara balas dendam terbaik uuntuk pencuri seperti mereka yang berusaha menghancurkan perusahaan keluarganya. Yaitu dengan merampas segala yang di miliki oleh para eksekutif tanpa tersisa. Begitu pula dengan perusahaan lawan yang juga dananya ikut di bekukan karena terbukti terlibat dalam korupsi yang di lakukan dalam tubuh pemerintahan Korea Selatan.
Membuat mereka bangkrut dan kehilangan seluruh kaki juga tangannya. Seperti itu rencana Daniel saat ini, yang sepertinya berjalan dengan cukup lancar. Karena dia melihat sendiri bagaimana managernya sedang memarahi salah seorang pegawai, yang dia yakini sebagai salah satu dari anak buah mereka di ruangannya.
**
Konser Phoenix hari ini berjalan sangat lancar. Mereka bisa memuaskan penonton dan membuat para penggemar yang hadir dalam konser merasa puas. Terlebih, ini adalah hari terakhir dari 6 hari konser yang di jadwalkan sebelumnya di Korea. Kini tinggal mempersiapkan konser mereka di Negara lain.
Pemberitaan tentang spektakulernya konser tersebut kini memenuhi seluruh lini pemberitaan yang ada di Korea. Baik dari media online dan media massa lainnya seperti Koran dan siaran berita televisi. Bahkan seluruh fansite dan fanbase dari Phoenix, semuanya terus mengunggah kejadian menarik dan mengesankan yang terjadi selama konser berlangsung. Kata – kata sapaan dan sambutan dari member, juga interaksi setiap member dengan para penggemar di panggung. Di tambah lagi foto lucu saat member Phoenix mengenakan kostum yang mirip cosplay di akhir acara.
Hingga, terdapat satu berita yang di unggah oleh salah satu fansite Suho, tentang sebuah tragedy yang terjadi setelah konser berlangsung. Dan tragedy tersebut, telah membuat satu nyawa dari fans mereka hilang.
Awalnya, berita itu sama sekali tak pernah di gubris oleh siapapun. Karena mereka semua tengah bergembira dengan comeback, serta pagelaran konser mewah yang berlangsung. Terlebih lagi, fansite yang pertama kali mengungkap kejadian ini, bukanlah fansite besar yang memiliki banyak followers. Jadi banyak yang menganggap ini hanya sebuah berita bohong yang hanya ingin menurunkan pamor Phoenix dengan menyebarkan rumor jahat.
Dan berita itupun hanya bertahan selama beberapa hari, hingga kemudian hilang tak berbekas.
**
“Susan!” teriak seorang perempuan muda sambil melambaikan tangannya dengan penuh semangat.
“Hai! Kamu lama banget sampainya, aku nunggu daritadi!” gerutu si gadis yang di panggil dengan nama Susan itu namun dengan tertawa kecil.
“Maaf, maaf… kamu tahu bagaimana macetnya jalanan Seoul di jam – jam seperti ini kan? Oh ya, kita jadi mau makan disini atau--”
“Di kafe itu saja! Ada makanan favoritku!” ajak Susan.
“Oke!”
Mereka kemudian segera menyeberang jalanan padat daerah Gangnam, untuk menuju sebuah kafe yang terlihat cukup meriah dengan lampu kerlap kerlip di bagian luar. Sepertinya kafe ini cukup populer, jika melihat banyaknya pengunjung yang seusia mereka tengah berkumpul sambil mengobrol dan minum beer juga soju di dalamnya.
“Kau sering kesini?” tanya Meilin—seorang imigran China yang kini tinggal di Korea dan menetap di Negara ini selama beberapa tahun.
“Iya. Kalau aku suntuk, aku pasti datang ke tempat ini. termasuk, jika ada transaksi seperti ini juga,” jawab Susan singkat.
Gadis muda itu kemudian mengambil sebuah amplop dari dalam tasnya. Amplop besar itu berisi banyak foto dari beberapa idol. Lebih tepatnya, foto candeed yang di ambil secara diam – diam di beberapa tempat yang merupakan privasi dari si idol itu sendiri. Selain itu, Susan juga memberikan satu amplop besar lainnya yang berisi daftar alamat tempat yang sering di kunjungi serta waktu kunjung dari para idol. Sementara Meilin, juga mengeluarkan amplop besar dari dalam tas nya yang berisi segepok uang dengan nominal besar dan berbentuk dollar amerika, untuk di berikan pada Susan.
“Hitung dulu, kalau kurang setelah aku pergi dari sini. Kau tak akan mendapat sisanya,” ancam Meilin sambil tersenyum kecil.
“Aku tahu…” Susan lalu melihat uangnya dan menghitungnya cermat, meski cukup cepat. Lalu menutup kembali amplop yang di terima dari Meilin. “Sudah komplit!” katanya dan menyerahkan amplop alamat pada Meilin.
“Untuk selanjutnya, aku akan menghubungimu lagi jika aku butuh,” ujar Meilin.
Susan kemudian menaikkan matanya, “asal kau bayar sesuai dengan permintaanku. Kau akan selalu mendapatkan apa yang kau inginkan Mei….”
“Omong – omong. Aku bingung, bagaimana caramu mendapatkan ini semua dengan mudah? Bahkan, orang lain dari lingkup kita perlu waktu yang cukup panjang hanya untuk mendapatkan 1 foto eksklusif seperti ini,” tanya Meilin.
Susan hanya tergelak sebentar dan menatap Meilin.
“Tak perlu penasaran bagaimana caraku mendapatkan ini semua. Yang penting, aku bisa mendapatkan apa yang kau dan semua orang disana mau.”
“Yah… itu memang bukan urusanku juga sih, tapi sebaiknya kau juga berhati – hati. Ada banyak mata – mata di grup kita,” ingat Meilin.
“Aku tahu…” Susan menanggapi dengan malas, “kalau kau sudah tak punya keperluan lagi denganku. Bukankah sebaiknya kau pergi dan memberikan aku waktu untuk menikmati ini?” Susan menunjukkan amplop yang berisi uang itu pada meilin.
Sementara Meilin hanya berdecih tak karuan melihat tingkah Susan yang terlihat sanagt gila terhadap uang. Padahal, jika di lihat secara seksama, penampilan Susan tak seperti orang yang kekurangan uang. Dia lebih mirip Fangirl yang memiliki uang berlimpah dan pamor yang luar biasa. Tapi itu bukan urusan meilin sekarang.
“Aku pulang duluan…” pamit Meilin.
**
Tiinnn… tiinn…
Suara klakson mobil terdengar di jalanan kota Seoul yang padat sore ini. seperti biasa yang terjadi tiap jam pulang kantor tiba, semua orang seperti di kejar waktu untuk segera pulang ke rumahnya masing – masing, atau pergi ke tempat lain dan bertemu dengan orang baru pula. Begitu pun dengan Rachel yang sore ini memiliki janji temu dengan Daniel. Sudah hampir satu minggu mereka tak bersua, tak menyapa, maupun berkabar karena kesibukan Daniel yang sangat padat.
Rachel sendiri tak mengerti dengan dirinya yang mau saja menerima sikap Daniel yang sering acuh terhadapnya. Dan memilih untuk mempercayai setiap kata yang keluar dari bibir Daniel. Bahkan, saat Daniel berdalih untuk tak bisa bertemu dan kencan karena urusan kerja kemarin, Rachel sama sekali tak merasa marah atau tersinggung, dan langsung mengiyakan permintaan Daniel tanpa banyak bertanya. Mungkin karena cinta. Mungkin itu yang membedakan hubungannya dengan pria lain sebelum Daniel. Daniel sangat berbeda dalam memperlakukan dirinya.
Pria itu memang sangat sering memanjakan Rachel, memberikan apapun yang di inginkan sang gadis tanpa banyak bicara atau bertanya. Namun dia juga selalu mau mendengarkan segala keluhan Rachel tiap waktu, meski itu tengah malam. Dan selalu mau mendengar pendapat Rachel, sekaligus bertanya bagaimana pendapat dan perasaan gadis itu terhadap segala hal yang terjadi di antara keduanya. Rachel selalu di anggap istimewa dan penting. Setidaknya, itulah yang di rasakan gadis itu terhadap Daniel.
Mungkin, karena selama ini Rachel tak pernah di perlakukan seperti ini. bahkan oleh kedua orangtuanya sendiri. Mereka yang tak pernah menanyakan pendapat Rachel atau mengindahkan keinginan sang anak. Mereka yang hanya berpikir bahwa mereka telah melakukan segalanya untuk Rachel dengan uang mereka, fasilitas dan segalanya.
Mengingat itu semua, membuat Rachel menghela nafas dan kembali memandang langit senja yang berwarna kuning terang. Agak berbeda dari biasanya.
Cup!
Kecupan singkat yang mengejutkan, mendarat di pipi kiri Rachel dan membuat gadis itu sontak menoleh. Lalu tersenyum lebar saat melihat Daniel sudah berdiri di sampingnya sambil membawakan sebuah buket bunga mawar berwarna warni yang sangat besar. Bahkan wangi bunga itu langsung tercium oleh Rachel.
“Maaf ya, aku membuatmu lama menunggu.” Daniel mengambil posisi untuk duduk tepat di hadapan Rachel yang masih fokus dengan bunga mawar itu.
Gadis itu kemudian menggeleng singkat, dan masih dengan tersenyum bahagia menatap Daniel. Matanya berkilat senang, “kalau kau membawakan aku bunga seperti ini. aku tak akan bisa marah padamu, Sayang…” ujar gadis itu.
“Hmm…” Daniel yang gemas dengan reaksi dan jawaban Rachel, kini mencubit pipi kekasihnya gemas dan memberikan ciuman dengan membentuk bibirnya di hadapan Rachel, “kau memang yang terbaik Sayang. Aku sangat mencintaimu!”
“Aku juga sangat mencintaimu, Sayang. Sangat sangat dan sangat!” timpal Rachel dengan sangat bahagia.
“Oh ya, kenapa belum pesan makanan?” tanya Daniel yang heran melhat hanya ada minuman di depan meja mereka.
“Aku tunggu kamu. Aku mau, kamu yang pilihkan makan malam kita kali ini. mau kan?” pinta Rachel.
Daniel langsung mengangguk, “Tentu Tuan Putriku Sayang. Apapun untukmu.”
Daniel lalu memanggil pelayan dan meminta mereka membawakan daftar menu, kemudian memilihkan menu spesial dari sana. Dan memesankannya untuk Rachel dan dirinya.
“Oh ya sayang. Sebenarnya… ada yang ingin aku sampaikan padamu malam ini.” Daniel membuka percakapannya. Kini wajahnya terlihat sangat serius.
“Kamu mau bicara apa?” tanya Rachel yang mulai sedikit gugup melihat perangai Daniel.
“Aku…”
***
Kekisruhan mulai terjadi dalam tubuh Phonix. Perusahaan itu kini mulai sedikit oleng setelah banyak eksekutif yang goyah karena kehilangan banyak asset dan barang berharga mereka. Rumor buruk pun kini terus terdengar dan tersebar dari mulut ke mulut. Yang emngatakan bahwa perusahaan ini memang berada di ambang kehancuran.Bahkan, banyak pegawai yang sudah mulai mempertimbangkan untuk keluar dari Phonix karena pemberitaan itu kini mulai tercium media dan tersebar ke seluruh negeri.Dan ketika semua orang tengah panik hingga memiliki banyak pemikiran buruk atas apa yang mungkin terjadi di depan sana. Hanya Daniel yang sama sekali bergeming dan tetap tenang tanpa menunjukkan pergerakan apapun dan reaksi apapun. Dia juga tak ikut dalam diskusi yang selalu di adakan oleh para pegawai di dalam divisinya yang di adakan di atas rooftop gedung mereka setiap sore hari atau malam ketika lembur.Baginya, ini adalah momen yang tepat untuk menunjukkan diri.Rumor yang
Suasana ramai terlihat di gedung tempat konser Phoenix mengadakan konser. Hal ini terjadi karena konser yang baru saja selesai dan para penggemar yang baru saja keluar dari gedung setelah konser selesai, membuat riuh suasana sekitar.Namun keriuhan itu menjadi jauh lebih ramai, setelah segerombolan penggemar yang baru saja selesai dari toilet dan akan pulang lewat pintu belakang gedung, justru menemukan pemandangan mengejutkan disana.Ada sesosok wanita dengan jersey Phoenix dan masih membawa Lightstick milik idol grup itu tergeletak di lantai dengan tubuh penuh lebam dan luka. Dia juga terlihat berlumuran darah dan tak bisa lagi menjawab ataupun bereaksi ketika mereka yang melihatnya berteriak. Berusaha menyadarkannya dan mencari bantuan. Hingga akhirnya para staff mulai mendekati lokasi dan segera mengevakuasi gadis itu dengan ambulans yang datang dalam waktu singkat hingga membuat kehebohan di seluruh gedung.**Identitas dari gadis yang di temukan itu
Hilton Spa and Beauty Salon.Sebuah tempat spa dengan rating bintang lima, yang menjadi langganan para artis terkenal dan para pejabat yang ingin memanjakan diri serta menghabiskan banyak uang untuk tubuh dan wajah mereka.Lokasinya yang berada di pusat distrik Gangnam, Seoul, dengan gedung menjulang yang terlihat begitu prestisius. Jelas mempesona setiap perempuan yang melihatnya. Di tempat ini, semua perempuan yang memiliki uang tak berseri itu melumuri sekujur tubuhnya dengan lembaran uang yang di ubah dalam bentuk pijatan manja dank rim mewah berlapis emas. Dan Rachel, menjadi salah satu di antaranya.Gadis itu bahkan sudah melakukan booking sejak tiga hari lalu, melalui Daniel, kekasihnya. Daniel memang menepati janjinya pada Rachel, bahwa dia akan mulai memanjakan Rachel dengan ‘sedikit’ berlebihan. Dan hal itu, di mulai dengan sebuah kejutan di pagi hari, ketika Rachel baru saja bangun tidur dan menemukan banyak buket bunga di seluruh sudut ka
“Kau sudah bangun?” tanya Rachel. Sekali lagi, wajah gadis itu memerah. Dia cukup terkejut hingga sulit bergerak saat merasakan kulitnya bersentuhan dengan kulit Daniel yang terasa sangat hangat. Rachel sejenak berpikir, apakah ini rasanya jika suatu saat dia akan menjadi istri sah dari Daniel? Bisa mendengar suara seraknya saat baru bangun tidur, dan mencium aroma tubuh Daniel yang alami, tanpa parfum sama sekali. “Suaramu membuatku bangun…” bisik Daniel. Geli. Itu yang di rasakan oleh Rachel saat Daniel membisikkan jawabannya pada Rachel yang membuat nafas hangat pemuda itu berembus lembut melewati telinga, leher dan tengkuk Rachel. “Maaf sayang…” kata Rachel. “Sayang… jangan bilang maaf, aku kan tak sedang marah padamu.” “Tapi aku membuatmu terbangun,” jawab Rachel. “Ini sudah pagi sayang, jadi wajar kalau aku bangun. Lagipula, bukannya kau ada jadwal kuliah hari ini, hmm?” tanya Daniel masih dengan posisi yang sama.
Sebenarnya, bukan karena alasan penasaran saja yang membuat Rachel memberikan pertanyaan mengenai hal tersebut. Dia menanyakannya, karena beberapa waktu lalu, sang ayah sempat membahasnya bersama sang ibu di meja makan saat akhirnya mereka bisa makan malam keluarga bersama. Ayahnya terlihat agak marah dan menganggap tindakan Daniel merupakan tindakan sembrono dan kurangajar pada orang – orang yang seharusnya di berikan penghargaan juga atas kerja keras mereka selama ini. dan kemungkinan bahwa tindakan jahat para oknum tersebut juga di dasari atas ketidakadilan yang terjadi dalam perusahaan Daniel sendiri.Tapi apa yang bisa Rachel katakan pada Daniel? Dia jelas tak mungkin mengungkapkan pendapat ayahnya pada Daniel. Bisa – bisa, pria muda di sebelahnya justru akan mundur secara teratur dan meninggalkannya. Padahal, Rachel tahu dia sangat bergantung pada Daniel, hampir dalam segala hal beberapa waktu belakangan.“Kau melamun lagi, Sayang,” tegur
Hari bahagia Daniel dan Rachel, akhirnya resmi berakhir kemarin malam. Bukan berakhir yang mengartikan hubungan mereka kandas. Hanya saja, Rachel yang harus pulang agar tak terus menerus di telepon oleh sang ibu seperti di terror. Dan sebagai taggung jawab Daniel yang harus menjaga kekasihnya dengan baik. Terlebih jika mereka belum berada dalam ikatan resmi yang di restui oleh orang tua keduanya.Daniel memaksakan diri untuk bertemu dengan orangtua Rachel. Dia bahkan membujuk kekasihnya dengan berbagai kata rayuan yang belum pernah dia lontarkan sebelumnya pada Rachel maupun wanita lain sebelumnya. Selain karena memang ingin bertemu dengan orangtua sang kekasih dan mengenal mereka lebih dekat, Daniel juga berharap mereka bisa mendapatkan restu secara resmi dari orangtua Rachel. Agar jika suatu saat nanti Daniel kembali mengajak Rachel seperti tempo hari, mereka tak perlu merasa canggung dan sebagainya. Serta meminta maaf pada orangtua Rachel, karena telah mengajak anak mereka
“Aku… masuk dulu ke dalam ya?” kata Rachel berpamitan.Daniel mengangguk dan membukakan pintu untuk kekasihnya dari dalam mobil dan melambaikan tangan pada Rachel setelah itu. mobil Daniel kemudian kembali melaju menjauhi pintu utama dan menuju ke gerbang setelah rachel memastikan, meminta penjaga rumahnya untuk membuka gerbang agar Daniel bisa keluar dari sana tanpa masalah.**Rachel masuk ke dalam rumah dan melihat sang ibu sudah berdiri sambil melipat tangannya di dada dan berdiri di ujung tangga sambil menatap tajam Rachel seolah siap menguliti sang anak.Rachel langsung mengangkat tangannya sebelum Minjung sempat membuka mulut, “aku tahu apa yang ingin ibu katakan. Dia kekasihku, itu benar. Kami menghabiskan waktu dan malam bersama kemarin, itu benar. Tapi dia bukan orang sembarangan dan justru…” Rachel lalu berjalan mendekati ibunya, “dia bisa jadi keberkahan besar bagi keluarga kita. Aku yakin, kakek aka
Seok Joon terkejut ketika mendengar kabar dari sekretaris pribadinya bahwa Daniel Kim, yang tak lain adalah Presdir baru dari Phonix Grup tengah menunggu kedatangannya untuk bertemu di ruangan Seok Joon yang berada di gedung parlemen. Diam – diam, pria paruh baya dengan rambut yang hampir menunjukkan uban di beberapa tempat itu tersenyum sekilas karena merasa dirinya menjadi sosok penting hingga Presdir sekelas Daniel Kim rela menunggunya datang.“Cepat kembali ke kantor. Ada pertemuan penting yang harus aku lakukan sekarang,” kata Seok Joon.Begitu sampai, dengan langkah yang cepat, Seok Joon menuju lift untuk naik ke lantai sepuluh dimana kantornya berada. Dan segera menuju kantor agar dapat menemui Daniel. Seok Joon sendiri sempat terkejut ketika melihat ada banyak pengawal pribadi yang di bawa Daniel dan berjaga di luar kantor Seok Joon kala itu.Dan setelah masuk ke dalam, sang sekretaris segera membungkuk sebelum membukakan pintu untuk Se
“Hyunji! Ada tamu di depan, tolong kamu catat dulu pesanan mereka. Aku sedang sibuk di dapur!” teriak pemilik kedai ayam goreng tempat Hyunji bekerja.Hyunji yang sebelumnya tengah mencuci piring di belakang kedai, langsung berlari sambil memakai celemek kedainya dengan terburu – buru. Lalu menyaut kertas catatan yang ada di atas meja dan sebuah pena. Dia menyempatkan diri unutk membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan sebelum menuju ke meja pelanggan yang baru datang dan menunggu untuk memesan.“Selamat datang di kedai kami, Tuan… mau pesan apa?” tanya Hyunji dengan sangat sopan.“Aku pesan satu ekor ayam. Setengah – setengah ya.” Pemuda itu menyebutkan pesanannya.“Baik Tuan. Untuk minumannya, mau pesan apa?” tanya Hyunji kembali.“Soju dan Beer. Dan berikan kami dua sloki juga,” jawab pemuda itu lagi.Hyunji menulis semua pesanan si pemuda dengan cepat dan
Seok Joon terkejut ketika mendengar kabar dari sekretaris pribadinya bahwa Daniel Kim, yang tak lain adalah Presdir baru dari Phonix Grup tengah menunggu kedatangannya untuk bertemu di ruangan Seok Joon yang berada di gedung parlemen. Diam – diam, pria paruh baya dengan rambut yang hampir menunjukkan uban di beberapa tempat itu tersenyum sekilas karena merasa dirinya menjadi sosok penting hingga Presdir sekelas Daniel Kim rela menunggunya datang.“Cepat kembali ke kantor. Ada pertemuan penting yang harus aku lakukan sekarang,” kata Seok Joon.Begitu sampai, dengan langkah yang cepat, Seok Joon menuju lift untuk naik ke lantai sepuluh dimana kantornya berada. Dan segera menuju kantor agar dapat menemui Daniel. Seok Joon sendiri sempat terkejut ketika melihat ada banyak pengawal pribadi yang di bawa Daniel dan berjaga di luar kantor Seok Joon kala itu.Dan setelah masuk ke dalam, sang sekretaris segera membungkuk sebelum membukakan pintu untuk Se
“Aku… masuk dulu ke dalam ya?” kata Rachel berpamitan.Daniel mengangguk dan membukakan pintu untuk kekasihnya dari dalam mobil dan melambaikan tangan pada Rachel setelah itu. mobil Daniel kemudian kembali melaju menjauhi pintu utama dan menuju ke gerbang setelah rachel memastikan, meminta penjaga rumahnya untuk membuka gerbang agar Daniel bisa keluar dari sana tanpa masalah.**Rachel masuk ke dalam rumah dan melihat sang ibu sudah berdiri sambil melipat tangannya di dada dan berdiri di ujung tangga sambil menatap tajam Rachel seolah siap menguliti sang anak.Rachel langsung mengangkat tangannya sebelum Minjung sempat membuka mulut, “aku tahu apa yang ingin ibu katakan. Dia kekasihku, itu benar. Kami menghabiskan waktu dan malam bersama kemarin, itu benar. Tapi dia bukan orang sembarangan dan justru…” Rachel lalu berjalan mendekati ibunya, “dia bisa jadi keberkahan besar bagi keluarga kita. Aku yakin, kakek aka
Hari bahagia Daniel dan Rachel, akhirnya resmi berakhir kemarin malam. Bukan berakhir yang mengartikan hubungan mereka kandas. Hanya saja, Rachel yang harus pulang agar tak terus menerus di telepon oleh sang ibu seperti di terror. Dan sebagai taggung jawab Daniel yang harus menjaga kekasihnya dengan baik. Terlebih jika mereka belum berada dalam ikatan resmi yang di restui oleh orang tua keduanya.Daniel memaksakan diri untuk bertemu dengan orangtua Rachel. Dia bahkan membujuk kekasihnya dengan berbagai kata rayuan yang belum pernah dia lontarkan sebelumnya pada Rachel maupun wanita lain sebelumnya. Selain karena memang ingin bertemu dengan orangtua sang kekasih dan mengenal mereka lebih dekat, Daniel juga berharap mereka bisa mendapatkan restu secara resmi dari orangtua Rachel. Agar jika suatu saat nanti Daniel kembali mengajak Rachel seperti tempo hari, mereka tak perlu merasa canggung dan sebagainya. Serta meminta maaf pada orangtua Rachel, karena telah mengajak anak mereka
Sebenarnya, bukan karena alasan penasaran saja yang membuat Rachel memberikan pertanyaan mengenai hal tersebut. Dia menanyakannya, karena beberapa waktu lalu, sang ayah sempat membahasnya bersama sang ibu di meja makan saat akhirnya mereka bisa makan malam keluarga bersama. Ayahnya terlihat agak marah dan menganggap tindakan Daniel merupakan tindakan sembrono dan kurangajar pada orang – orang yang seharusnya di berikan penghargaan juga atas kerja keras mereka selama ini. dan kemungkinan bahwa tindakan jahat para oknum tersebut juga di dasari atas ketidakadilan yang terjadi dalam perusahaan Daniel sendiri.Tapi apa yang bisa Rachel katakan pada Daniel? Dia jelas tak mungkin mengungkapkan pendapat ayahnya pada Daniel. Bisa – bisa, pria muda di sebelahnya justru akan mundur secara teratur dan meninggalkannya. Padahal, Rachel tahu dia sangat bergantung pada Daniel, hampir dalam segala hal beberapa waktu belakangan.“Kau melamun lagi, Sayang,” tegur
“Kau sudah bangun?” tanya Rachel. Sekali lagi, wajah gadis itu memerah. Dia cukup terkejut hingga sulit bergerak saat merasakan kulitnya bersentuhan dengan kulit Daniel yang terasa sangat hangat. Rachel sejenak berpikir, apakah ini rasanya jika suatu saat dia akan menjadi istri sah dari Daniel? Bisa mendengar suara seraknya saat baru bangun tidur, dan mencium aroma tubuh Daniel yang alami, tanpa parfum sama sekali. “Suaramu membuatku bangun…” bisik Daniel. Geli. Itu yang di rasakan oleh Rachel saat Daniel membisikkan jawabannya pada Rachel yang membuat nafas hangat pemuda itu berembus lembut melewati telinga, leher dan tengkuk Rachel. “Maaf sayang…” kata Rachel. “Sayang… jangan bilang maaf, aku kan tak sedang marah padamu.” “Tapi aku membuatmu terbangun,” jawab Rachel. “Ini sudah pagi sayang, jadi wajar kalau aku bangun. Lagipula, bukannya kau ada jadwal kuliah hari ini, hmm?” tanya Daniel masih dengan posisi yang sama.
Hilton Spa and Beauty Salon.Sebuah tempat spa dengan rating bintang lima, yang menjadi langganan para artis terkenal dan para pejabat yang ingin memanjakan diri serta menghabiskan banyak uang untuk tubuh dan wajah mereka.Lokasinya yang berada di pusat distrik Gangnam, Seoul, dengan gedung menjulang yang terlihat begitu prestisius. Jelas mempesona setiap perempuan yang melihatnya. Di tempat ini, semua perempuan yang memiliki uang tak berseri itu melumuri sekujur tubuhnya dengan lembaran uang yang di ubah dalam bentuk pijatan manja dank rim mewah berlapis emas. Dan Rachel, menjadi salah satu di antaranya.Gadis itu bahkan sudah melakukan booking sejak tiga hari lalu, melalui Daniel, kekasihnya. Daniel memang menepati janjinya pada Rachel, bahwa dia akan mulai memanjakan Rachel dengan ‘sedikit’ berlebihan. Dan hal itu, di mulai dengan sebuah kejutan di pagi hari, ketika Rachel baru saja bangun tidur dan menemukan banyak buket bunga di seluruh sudut ka
Suasana ramai terlihat di gedung tempat konser Phoenix mengadakan konser. Hal ini terjadi karena konser yang baru saja selesai dan para penggemar yang baru saja keluar dari gedung setelah konser selesai, membuat riuh suasana sekitar.Namun keriuhan itu menjadi jauh lebih ramai, setelah segerombolan penggemar yang baru saja selesai dari toilet dan akan pulang lewat pintu belakang gedung, justru menemukan pemandangan mengejutkan disana.Ada sesosok wanita dengan jersey Phoenix dan masih membawa Lightstick milik idol grup itu tergeletak di lantai dengan tubuh penuh lebam dan luka. Dia juga terlihat berlumuran darah dan tak bisa lagi menjawab ataupun bereaksi ketika mereka yang melihatnya berteriak. Berusaha menyadarkannya dan mencari bantuan. Hingga akhirnya para staff mulai mendekati lokasi dan segera mengevakuasi gadis itu dengan ambulans yang datang dalam waktu singkat hingga membuat kehebohan di seluruh gedung.**Identitas dari gadis yang di temukan itu
Kekisruhan mulai terjadi dalam tubuh Phonix. Perusahaan itu kini mulai sedikit oleng setelah banyak eksekutif yang goyah karena kehilangan banyak asset dan barang berharga mereka. Rumor buruk pun kini terus terdengar dan tersebar dari mulut ke mulut. Yang emngatakan bahwa perusahaan ini memang berada di ambang kehancuran.Bahkan, banyak pegawai yang sudah mulai mempertimbangkan untuk keluar dari Phonix karena pemberitaan itu kini mulai tercium media dan tersebar ke seluruh negeri.Dan ketika semua orang tengah panik hingga memiliki banyak pemikiran buruk atas apa yang mungkin terjadi di depan sana. Hanya Daniel yang sama sekali bergeming dan tetap tenang tanpa menunjukkan pergerakan apapun dan reaksi apapun. Dia juga tak ikut dalam diskusi yang selalu di adakan oleh para pegawai di dalam divisinya yang di adakan di atas rooftop gedung mereka setiap sore hari atau malam ketika lembur.Baginya, ini adalah momen yang tepat untuk menunjukkan diri.Rumor yang