Di sisi lain hatinya, Kayla bertanya-tanya, Dewi yang diingatnya hanya seorang wanita dengan penampilan biasa cenderung tomboy, tapi kenapa wanita yang dilihatnya di video maupun di gambar yang tersimpan di ponsel Bryan, terlihat sangat berbeda?
Kayla tergelak ketika Bryan menceritakan kebersamaannya dengan Dewi di sebuah bar malam itu, saat Kayla dan anak-anak pulang lebih dulu. Kebersamaan Bryan dan Dewi yang berakhir dengan sebuah janji Bryan akan kembali.
"Kau merasa dijebak lalu berakhir di kamar hotel? Lucu sekali!"
"Kay, mas serius. Mas sudah berusaha menghindar tapi dia seperti sengaja menyerahkan diri. Mas …."
"Hentikan! Kay tidak perlu mendengarnya lagi. Mas merasa dijebak, tapi pertemuan berlanjut. Malang! Lombok! Kayla khawatir mas tiada kabar, ternyata mas menghabiskan
Sedikitpun Kayla tak menyangka, prahara dalam rumah tangganya berawal dari kunjungannya ke kota Malang, kota asal wanita muda bernama Dewi. Wanita yang dikiranya lugu ternyata menyimpan sejuta cerita dibalik sikap polosnya.Semua bermula ketika Dewi menerima tugas yang dibebankan padanya agar mendampingi keluarga motivator ternama, Bryan Santana Putra.Perintah atasan yang diterimanya, menyibak rangkaian luka yang tak pernah di duganya. Luka yang didapatnya setelah dengan riang ria menyampaikan tentang tugas yang diembannya kepada Tiara—sang kakak—."Kak, minggu depan Dewi dapat tugas mendampingi keluarga motivator terkenal yang akan datang sama keluarganya," celoteh Dewi dengan wajah riang saat itu. Walau T
Hati kecil Bryan sedikit terusik karenanya, mengajaknya mengingat kembali komitmen yang pernah diucapkan di hadapan sang istri."Mas hanya mencintai kau saja, Kayla. Tidak akan pernah ada wanita lain yang sanggup menggantikan posisimu di hati mas."Ingatan itu menggelitiknya. Bila hanya Kayla wanitanya, lalu apa artinya momen makan malam berdua dengan wanita lain saat ini? Di tempat yang tidak terlalu ramai yang sengaja dipilihnya agar terhindar dari kemungkinan bertemu orang yang mengenalnya. Apakah benar tidak ada artinya? Bukankah dari pemilihan tempat saja, tanda ia mulai bermain hati?"Ini hanya iseng, bukankah semua lelaki pernah iseng?" batinnya membenarkan perbuatannya.
Kilatan aneh terpancar di mata cantik Tiara yang tertutup oleh helaian rambut tak rapi. Tidak mudah bagi Dewi merapikan rambut kakaknya, harus menunggu waktu yang sangat tepat dan itu melelahkan.Dewi mengambil ponsel dan memperlihatkan sebuah gambar."Ini, Kak. Orangnya. Nama istrinya Kayla Diannova. Cantik banget orangnya."Mata Tiara mengerjap berkali-kali melihat gambar di ponsel Dewi. Ia tak mendengarkan penjelasan Dewi, ia hanya terpaku pada wajah itu. Wajah yang pernah dilihatnya, dulu, entah kapan. Atau mungkin lebih dari melihat, mungkin ia mengenalnya, dulu? Pikirannya merangkai benang yang semakin kusut. Sekian lama waktu berlalu, wajah itu seperti ada dan tiada, dalam sebuah sarang yang terbentuk di dadanya
"Namanya Bryan Santana Putra, motivator yang bayarannya super mahal. Dengar-dengar, puluhan juta. Gila ya. Perlu berapa tahun Dewi bisa mengumpulkan rupiah sebanyak itu? Tapi kata bos Dewi, emang pak Bryan itu hebat. Dia …." Dewi menghentikan ucapannya saat tangan Tiara mencengkeram pergelangan tangannya yang memegang ponsel. Diikutinya pandangan mata Tiara yang terpaku pada layar ponsel.Melihat Tiara tak kunjung bicara, Dewi kembali melanjutkan ucapannya. Ia harus mengambil resiko, setelah sekian lama, ia melihat ada peluang menyingkap misteri sakitnya Tiara."Mungkin nanti Dewi nggak pulang makan siang." Dewi berkata serak. Ia tau artinya kaki Tiara harus dipasang rantai agar tak keluar rumah dan mengganggu tetangga atau malah pergi jauh.
"Kak, apa-apaan? Kak Tiara kalau udah capek, tidur deh," gerutu Dewi. Ia terkadang lelah menghadapi Tiara, namun lelahnya hilang berganti kasih, ketika mengingat bukan maunya Tiara seperti itu. Tak pernah ada seorangpun di dunia ini dengan sengaja menginginkan diri sakit baik secara fisik maupun mental. Sama halnya Tiara. Keadaanlah yang membuatnya begitu. Tak semua orang sanggup menanggung beban hidup. Mungkin ada yang berhasil menghadapi masalah tapi bagi sebagian orang lagi, masalah yang sama bisa jadi sangatlah berat. Otak dan hatinya tak sanggup menerima tekanan. Jadilah seperti Tiara."Kak, bobo yaa," Dewi melembutkan suaranya. Didekatinya Tiara yang berdiri mematung menatap buku yang berserakan.Oo … bukan, Dewi mengikuti arah mata Tiara, tatapannya bukan mengarah pada buku lagi melainkan pada gambar yang setengah keluar dari lembaran
Cahaya mentari pagi baru saja menerobos lewat jendela, satu-satunya jendela yang ada di rumah petakan itu. Dewi terbangun setelah dilihatnya Tiara tak ada di sebelahnya.Dari arah dapur terdengar suara tangisan. Bergegas Dewi ke luar kamar dan mendapati Tiara sedang duduk memeluk lutut menghadap rak piring. Tangisan pilu memecah kesunyian pagi. Tetangga sebelah tampaknya belum bangun, karena biasanya pasangan suami istri dengan dua anak balita itu akan sangat berisik.Dewi mendekati Tiara perlahan. Diperhatikannya piring berisi potongan roti yang terletak di samping Tiara. Sepertinya Tiara lapar dan mencoba membuat roti isi tapi tak berhasil.Menatapnya membuat pilu. Betapa manusia bisa diubahkan oleh keadaan. Tiara yang dulu
Melalui proses yang melelahkan, Kayla berhasil melewati masa-masa sangat emosional dalam hidupnya. Pengadilan telah mengabulkan permohonannya dan ia secara hukum negara sudah berpisah dengan Bryan.Setelah perceraian diputuskan, Kayla tinggal di sebuah rumah mungil di kawasan Lebak Bulus. Ia mengontrak dengan uang simpanannya dan berniat bekerja secepatnya untuk memenuhi kebutuhan.Hak asuh keempat anak jatuh ke tangannya, setelah Bryan menyetujui tuntutan Kayla bila tak ingin skandalnya dengan Dewi tersebar.Bukan Bryan namanya bila tak mementingkan nama besar. Ia menyerahkan hak asuh sepenuhnya pada Kayla dengan catatan Kayla setuju membuat pernyataan bahwa mereka berpisah karena adanya perbedaan prinsip dalam rumah tangga yang tak bisa disa
"Iya maaf." Nirwana melenggang masuk kamar, Kayla menggeleng melihat tingkah sang adik bila berhadapan dengan Kenan. Jangan-jangan Nirwana jatuh cinta"Hadiah buat anak-anak masih di mobil," ucap Kenan perlahan. Matanya tak lepas dari wanita di depannya. Bila di tempat berbeda ia pasti sudah menumpahkan kerinduan dengan memeluk dan menghujani Kayla dengan ciuman."Maaf, Kayla. Aku lancang datang tanpa persetujuanmu," pungkas Kenan.Ditatapnya Kayla dengan penuh kerinduan. Berbulan-bulan tak bertemu membuatnya kehilangan gairah hidup. Bila bukan karena Nirwana kerap membesarkan hatinya mungkin ia akan menyia-nyiakan hari dengan minum alkohol hingga mabuk dan melupakan Kayla. Harapan demi harapan yang dijanjikan Nirwana membuatnya bertahan tetap waras."Pulanglah, Ken," pinta Kayla setelah l