Kapal yang dinaiki oleh mereka itu perlahan mulai menjauhi posisi mereka yang sebelumnya. Pada saat ini angin mulai berubah arah menuju kearah sebaliknya. "Semuanya tutup kain layar, kita akan mengikuti ombak berpeganglah pada sesuatu," ucap Vans.Kapal itu mulai terobang-ambing oleh angin yang besar, gerakan angin yang tidak menentu itu membuat semua isi kapal berantakan tak karuan. Aubert yang berada di dalam ruangan kemudi itu menutup mulutnya, pada saat ini angin topan muncul disekitar tempat yang mereka berniat berhenti sebelumnya. Meskipun saat ini jarak mereka cukup jauh dengan angin topan itu, mereka saat ini belum bisa bernafas dengan lega. Situasi yang buruk bisa sewaktu mengancam mereka semua, Vans dan lainnya saat ini hanya bisa berdoa. Sedangkan Aubert sedang memikirkan apa yang akan diperintahkan oleh Vans selanjutnya. Beberapa menit kemudian, dia mengetahuinya, "Tuan long lakukan yang seperti tadi," teriak Aubert. Disisi lain, Vans yang menyuruh awak keru untuk berp
Sesampainya Vans didalam kamar dia segera menuangkan air ke ember yang sempat dibawanya ketika berjalan menuju kamar. Setelah itu dia mulai memasukan cairan anti bakteria ke kain itu. Disaat semuanya telah selesai dia mengelap kepala Rin er yang berdarah dengan kain basah. Ketika Vans melakukan itu, Rin er merintih namun matanya tetap terpejam."Tahanlah istirku aku yakin kau bisa," ucap Vans.Meskipun Rin er tak mendengar suaranya dia tetap mengatakan itu, Vans segera membalut kepala Rin er yang berdarah tersebut dengan kain perban. Disaat semuanya telah selesai, dia mulai mengecek semua isi kapal. Sembari melakukan itu dia mencari dokter. Dia menemukannya, ternyata saat ini dokter itu sedang merawat seorang pelayan yang dalam keadaan keritis. Tangannya terputus, pendarahan yang tidak berhenti itu membuatnya terlihat amat mengerikan."Ada apa yang mulia," tanya dokter. Dokter itu melihat Vans yang berkeringat, nafas tak karuan terlihat amat jelas. Tak butuh waktu lama sampai akhir
Beberapa perajurit berjalan pelan mengikuti Aubert yang berada didepan, mereka membawa busur yang sudah siap ditembakkan apabila ada serangan yang datang. Gerakan mereka yang serempak dalam situasi apapun itu sudah membuktikan seberapa elitnya pasukan itu. Tentunya Vans dan Aubert tidak ingin dalam bahaya ketika memasuki sarang musuh, mereka pasti akan membawa perajurit yang paling terampil dikerajan Vanues. "Semuanya berhenti," ucap Aubert. Suaranya amat pelan untuk didengar, namun meksipun begitu semua orang langsung berhenti seketika. Seekor kijang sedang memakan rumput, anak anaknya yang kecil itu bermain melompat kesisi kanan dan kiri. Hewan hewan itu terlihat cukup bahagia menikmati waktu damai mereka. Sang induk tidak merasakan adanya bahya, dia tetep fokus pada rumput yang dimakannya itu. Sedangkan disisi lain, sang pemburu bernama manusia mengarahkan busuru keaarah mereka para hewan tak berdosa. "Semuanya tembak," perintah Aubert. Induk kijang itu telinganya sedikit ber
Elgano berhasil membawa Aubert ke kapal milik mereka, disaat mereka baru saja tiba seorang wanita dan dua pria berjalan didepan para perajurit. Mereka juga baru saja keluar dari hutan, tentunya kedua orang itu tak asing dimata Aubert, begitu pun mereka yang sangat mengenal Aubert. Elmisa yang melihat Aubert digendong oleh Elgano itu segera berlari menghampiri kedua orang itu. Dia tidak memperdulikan wibawanya ketika memimpin pasukan tadi. Sedangkan Lukang dan Sam juga melakukan hal yang serupa. "Elgano ad apa dengan tuan Aubert," ucap Elmisa. Tentunya sebagai orang yang pernah diselamatkan oleh Aubert, dia sangat takut dengan keaadan Aubert ketika orang itu terluka. Apapun usaha yang dilakukan dia harus tahu mengapa Aubert terluka."Tidak ada waktu untuk menjelaskannya sekarang, lebih baik kau pergi kehutan dan membantu ketua yang sedang bertarung dengan kawanan serigala," ucap Elgano. Meskipun Elgano adalah orang yang tidak peduli dengan banyak hal, tapi itu berbeda jika menyangk
Sebenarnya mereka tidak tahu apakah Robert dalam bahaya atau tidak, namun mengikat menghilangkannya jejak mereka. Semua orang berpendapat bahwa kemungkinan besar Robert sedang dalam bahaya.Elgano dan lainnya segera menelusuri jejak jejak darah yang tercecer kemana kemana. Mereka berjalan dengan begitu pelan sembari berjaga jaga jika ada sebuah serangan yang datang.Saat ini semua orang tidak tahu musuh seperti apa yang sedang mengincar mereka? Mungkinkah penghuni pulau ini? Atau binatang buas yang rakus. Semua orang tidak tahu sedikit pun, mereka yang mendapatkan ketidak pastian itu merinding tak karuan."Elmisa kira kira siapa yang menyerang mereka?" Tanya Lukang yang ada disampingnya.Pada saat ini semua orang juga mempertanyakan hal itu, tidak terkecuali Elgano. "Mungkin penghuni pulau ini," sahut Elmisa."Tapi bukankah itu aneh? Robert dan lainnya membawa perlengkapan yang cukup moderen, jika ada yang tinggal disini pastilah mereka adalah orang-orang yang tertinggal. Mengapa mer
Semua orang yang ada disana segera berhenti satu persatu mereka mengambil senjata masing masing. Dengan adanya peringatan itu, semua orang berhasil bersiap tepat waktu.Benar saja apa yang dikatakan oleh Elgano, beberapa orang sedang mengawasi mereka. Ketika keberadaan mereka diketahui oleh pasukan kerajaan Vanues. Mereka pun segera menunjukan diri. "Maaf karena mengganggu istirahat kalian dan membuat kalian waspada," ucap seseorang yang ada dibalik pepohonan. Dia menunjukkan diri paling awal dan beberapa orang yang ada dibelakangnya juga mengikuti setelah dia melakukan itu. Ada sekitar 10 orang yang berdiri dihadapan para pasukan kerajaan Vanues. Dibandingkan jumbelah mereka, musuh jauh lebih banyak. Selisih tiga angka akan membuat mereka kesulitan, begitulah yang seharusnya terjadi. Namun empat orang pangkat emas itu tidak sebanding dengan satu orang, mereka setara dengan 5 perajurit biasa. Sehingga saat ini mereka tidak merasa takut sedikitpun apabila terjadi pertempuran.Elgano
"aku sepakat dengan Shin, jika ketua masih belum di bunuh hari ini maka tidak ada salahnya jika menyiapkan pasukan terlebih dahulu," ucap Sam. Orang yang sejak tadi hanya terdiam itu pun memberikan saran yang paling masuk akal. mereka semua juga sependapat dengan ide Sam tersebut. eh tidak itu adalah ide yang diberikan oleh Shin, Sam hanya meneruskannya saja. karena malam ini mereka tidak bisa melanjutkan pencarian, semua orang pun segera kembali ke kapal mereka. Tidak terkecuali Shin, ketika orang orang yang ada didepannya sepakat untuk melaksanakan idenya. Dia sudah memutuskan untuk membantu mereka. Shin ingin balas dendam atas kematian para perajurit miliknya. Mereka pun sampai di kapal, ketika mereka baru saja tiba. Aubert yang masih terlihat lemas dan Vans sedang duduk menunggu kedatangan mereka. "Dari mana saja kalian, mengapa baru kembali ke sini selaurt ini," ucap Aubert. Dia sudah mirip seperti ibu yang memarahi anaknya. Mengapa dia melakukan itu? Tentu saja dia bert
"Hentikan tuan Vans, aku tidak menginginkan itu sedikit pun," Shin berusaha menolak paksaan yang dilakukan oleh Vans, namun Elgano dan lainnya langsung cepat tanggap untuk memperkuat posisi tuannya. Mereka mulai mendorong anak buah Shin yang sedang menatap makanan sembari meneguk air ludah. Shin menoleh keaarah anak buahnya yang sudah terhasut itu. "Hey kalian tega sekali menghianati ku," ucap Shin."Maaf tuan Shin kami tidak bisa menolak penawaran baik mereka," ucap salah satu orang yang terakhir masuk kedalam kapal itu.Vans menggunakan kesempatan itu, jika membuangnya maka tidak akan ada lagi kesempatan selanjutnya. "Shin jika kau tidak masuk kami tidak akan mengajakmu meninggalkan pulau ini, apakah kau ingin sendirian disini dan menjadi bagian dari warga pulau itu," ucap Vans.Shin mengingat kejadian beberapa Minggu yang lalu ketika dia melihat daging anak buahnya dimakan dengan lahap oleh para orang orang gunung. Shin seketika merasa mual ketika mengingatnya. Dalam sekejap mat