Seluruh pasukan yang saling berhadapan itu sudah semakin tidak sabar untuk segera melakukan perang, terlebih lagi pasukan yang memihak bangsawan Values. Pada saat ini mereka sudah yakin bahwa akan memenangkan perang hari ini, kesombongan itu muncul sejak kemarin malam. "semuanya serang," teriak Khan menodongkan senjatanya keaarah para musuh. Disisi lain musuh juga melakukan hal yang sama. Khan yang berada didepan itu menebas seseorang perajurit musuh, darah yang begitu merah terciprat diwajahnya. Khan yang membunuh seseorang itu tak mengalami perasaan seperti dua hari yang lalu, perasan dimana dia tidak bisa bergerak sedikitpun dan yang amat menyesakan hatinya. Dia nyaris meninggal tempo hari karena tak fokus dengan medan perang yang ada, beruntung ada seseorang perajurit yang menyelamatkannya, akan tetapi naasnya perajurit itu meninggal ketika melakukan hal tersebut. Sejak saat itu Khan mulai menahan perasan itu, kemarin dia sedikit terganggu namun saat ini itu telah menghilang
"semuanya mundur," teriak York ketika melihat asap berwarna merah menyebar diatas langit. Semua pasukan yang sebelumnya bertarung dihutan itu segera mundur satu persatu, mereka saling bergiliran agar tidak saling menabrak satu sama lain. Meskipun usaha yang dilakukan oleh mereka cukup berat, namun beberapa orang sudah meninggalkan medan pertempuran itu dengan selamat. Disaat yang sama asap putih yang sangat tebal muncul dimedan perang tersebut ketik semua pasukan meneriakkan kata mundur. Pasukan kerajaan Wuan memang cukup kesulitan, namun itu hanya beberapa orang saja. Mereka hanyalah sisa pasukan yang bersedia menjadi umpan bagi teman temannya. Meksipun saat ini mereka dalam bahaya, tidak ada satupun orang yang menyerah untuk terbebas dari medan perang yang mengancam nyawa mereka. Disaat yang sama Khan berada di golongan orang orang yang menjadi umpan itu tetap berjuang dengan keras, dia tidak menunjukkan tanda tanda untuk kabur terlebih dahulu. Semua itu karena dia sudah b
Pasukan yang dipimpin oleh York melaju dengan cepat menuju keaarah pasukan milik Gi, ketika gi menyadari seluruh pasukan musuh mengejarnya entah mengapa keringat mulai muncul di dahinya, tubuhnya juga merasakan kedinginan yang tak terbayangkan. Apakah dia takut? Ya sepertinya itulah yang terjadi pada Gi."apakah musuh telah merencanakan semua ini?" gi benar benar tidak percaya bahwa semua ini terjadi padanya. Mengapa mereka melakukan itu, pertanyaan itulah yang coba ditemukan oleh Gi. setelah dia menemukan itu, Gi sontak mengepalkan tangannya, "sial mereka sudah tahu strategi yang kita jalankan," ucap Gi.Alasan mengapa mereka menang dalam perang ini adalah setartegi yang fleksibel, jika musuh mengetahui itu maka tidak ada satupun harapan untuk mereka memenangkan perang ini. Gi merasa heran mengapa musuh dapat mengetahui itu, padahal sebelumnya mereka sudah bergerak secara hati hati. bagi mereka sangat mustahil untuk musuh mengetahui itu. "tidak ada cara lain untuk selamat dari i
Disisi lain di sebelah Utara pasukan armada kerajaan shu dan Vincaus berperang hebat, saat ini mereka tidak memiliki titik temu yang benar untuk saling mengalahkan. dengan kata lain mereka masih bertempur seimbang, namun tak selang lama kemudian terjadi angin besar yang mengguncang daratan dan lautan, "sial ada apa ini," ucap pemimpin pasukan kerajaan Shu dia bernama Limbo. tentu nya dia merasa penasaran dengan cuaca yang secara tiba tiba berubah. Siapapun akan mengira hal itu tidak akan pernah terjadi.Namun tidak dengan satu orang, dia adalah York. Sebelumnya dia sudah memperkirakan semua ini akan terjadi, dia pun segera mengutus kapal kapal kecil yang mudah bergerak untuk melakukan serangan. "Untuk kompi cepat lakukan serangan pada kapal musuh," teriak York. Dalam sekejap beberapa kapal kecil mulai melaju dengan kecepatan yang tidak begitu cepat. Para perajurit mendayung dengan cukup kuat, sehingga dalam beberapa menit mereka sampai di kapal utama milik musuh.Beberapa meriam dit
Satu bulan telah berlalu, keributan karena perang yang terjadi sebelumnya sudah semakin mereda. Sisa sisa pasukan yang tidak bisa menerima hasil perang menjadi pemberontakan, pasukan pasukan itu tidak lain adalah bawahan setia Gulie dan lainnya yang membunuh diri mereka pada perang itu. Setelah Vans benar benar yakin bahwa kerajaan Wuan aman dia akan membubarkan kerajaan Vanues dan menyerahkan wilayah itu pada York pemilik asli dari tanah itu. Niatnya sih dia ingin melakukan itu ketika wabah belalang itu berhasil diatasi, dia tidak begitu ingin melepaskan kekuasaan nya sebelum berhasil menyelesaikan tujuannya. seperti apa yang dikatakan oleh Rin er sebelumnya, dia saat ini butuh kekuasaan agar ucapan nya dapat didengar. Setelah menyerahkan wewenang itu Vans berniat untuk merintis usahanya dikerajan Wuan, namun meksipun itu adalah rencana miliknya Vans ragu apabila dia bisa melakukan itu, mengingat Rin er adalah putri mahkota kerajaan ini keinginan itu seperti kelopak bunga yang ada
"apakah kau yakin dengan itu istirku, aku takut jika kita melakukan itu hubungan mu dengan keluarga mu akan memburuk," ucap Vans.Ketika istirnya mengatakan itu Vans merasa amat senang, namun setelah menyadari dampak besar yang akan terjadi dengan hubungan keluarga milik Rin er. Kesenangan yang dirasakan olehnya itu perlahan memudar."Aku juga tidak tahu tentang itu, tapi aku berharap ayah mau menerima keputusan ku," ucap Rin er.Vans pun menghela nafasnya dengan sangat panjang, lalu dia pun berkata. "Tidak ada gunanya kita memikirkan masa depan yang belum pasti, lebih baik kita tidur hari ini," ucap Vans.Istirnya itu pun mengangguk, namun sebelum mereka benar benar tertidur. Seseorang mengetuk pintu kamar mereka. Vans pun segera bangkit dari tempat tidurnya, lalu berjalan menuju keaarah pintu. Ketika dia membuka pintu itu, berdiri seseorang yang dia kenali. Dia adalah Aurbet. "Aurbet ada apa? Apakah masalah yang terjadi dengan pemberontak itu semakin besar?" Ucap Vans.Hanya itula
Setelah berjalan cukup lama akhirnya mereka sampai di pelabuhan, sesampainya disana mereka disambut oleh nahkoda dan beberapa awak kru yang sudah siap untuk berangkat. Tidak hanya itu beberapa perajurit elit juga ada di sana, mereka tentunya tidak akan mengambil resiko ketika datang kekerajan musuh. "mas Vans apakah tidak akan ada masalah membawa pasukan kecil seperti ini? begini kita akan datang kekerajan musuh yang sebelumnya menyerang kita untuk bernegosiasi atas pasukan musuh yang kita tawan, bukankah ada kemungkinan mereka bermain curang dan menangkap kita agar tidak mendapatkan tuntutan yang begitu menyulitkan? Jika aku jadi mereka pasti itu yang akan aku lakukan," ucap Rin er.Pernyataan yang baru saja di berikan oleh Rin er itu memang ada benarnya, aturan negosiasi yang benar adalah pihak yang setara. pada saat ini pihak kerajaan Shu sangat dirugikan atas tawanan yang ditangkap oleh kerajaan Vanues. jika mereka ingin mendapatkan posisi yang sama dengan kerajaan Wuan, maka ta
Setelah perdebatan sebelumnya yang akan mengancam hubungan diantara mereka berdua itu pun berkahir, perkataan Rin er itu membuat mereka berdua saling berjabat tangan. Mereka pun saling meminta maaf atas perilaku sebelumnya. Setelah itu hubungan antara mereka berdua kembali seperti sebelumnya. Disaat dua orang itu saling memaafkan, tiba tiba terdengar suara gemuruh dari arah perut Rin er.Vans segera menoleh keaarah istirnya itu, dia pun menatap Rin er. "Istriku apakah kau tidak sarapan sebelum berangkat?" Tanya Vans.Dia bertanya seperti itu karena sebelumnya sudah sarapan terlebih dahulu, sembari menunggu istirnya dia melakukan itu. Vans mengira bahwa Rin er juga sudah sarapan mengingat dia menunggu cukup lama sebelumnya."Heheh.... Aku tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan itu, aku terlalu bersemangat didepan cermin," ucap Rin er.Vans pun menepuk dahinya karena mendengar itu, dia sedikit khawatir apabila istirnya itu jatuh sakit."Jangan sering sering melakukan itu, bers