Share

Episode - 3

Penulis: Big Man
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-05 03:32:48

Kota Acela adalah merupakan satu dari tujuh kota besar yang ada di Benua ini.

 

Kota ini cukup terkenal akan kekuatan militernya. Itu terbukti dari tidak adanya penguasa lain yang mencoba menyerang dan menguasai kota ini.

 

Dalam segi kewilayahan, militer, serta politik, kota ini dikuasai dan dikendalikan langsung oleh Guild Gagak Hitam.

 

Yang juga atas kuasanya, telah menunjuk Keluarga Estera sebagai keluarga bangsawan tertinggi, yang mengatur roda perekonomian serta perdagangan di kota tersebut.

 

***

 

Rhaka yang kini telah berganti nama menjadi Scarra, telah memutuskan untuk ikut pergi menuju Kota Acela.

 

Hal itu ia lakukan guna mengetahui dan mencari sedikit informasi tentang Dunia barunya tersebut.

 

"Tetsu, apa itu?" Kantong kecil dengan sesuatu yang bersinar di dalamnya, telah menarik perhatian Scarra.

 

"Oh, ini...?" Tetsu memperlihatkan batu tersebut. "Ini Cray Stone." Sambungnya. 

 

"Batu Jiwa...?" Scarra mengambil dan memeriksanya. "Hmm... Begitu, ya. Sinarnya menjadi lebih terang dari sebelumnya," Gumamnya di dalam hati.

 

Cray Stone adalah sebuah batu cristal berwarna merah menyala. Batu itu merupakan perwujudan jiwa atau kekuatan dari setiap monster yang ada, dan hanya bisa didapatkan setelah mengalahkannya.

 

Semakin tinggi level monsternya, maka batunya pun akan semakin besar.

 

Di dunia ini, Cray Stone cukup berharga dan sangat diperlukan. Karena batu ini adalah merupakan material inti dalam pembuatan atau perbaikkan pada suatu perlengkapan.

 

"Mau kalian apakan batu ini?" Tanya Scarra.

 

"Kita akan menjualnya. Sekarang ini, harga Cray Stone di pasaran sedang naik, jadi sayang kalau tidak dijual. Ya kan, hama?"

 

"Ya." Jawab Hama mengangguk.

 

Setelah cukup lama mereka berjalan, akhirnya tembok tinggi Sang Pelindung Kota Acela pun mulai dapat terlihat.

 

Tembok itu begitu kokoh, terbentang tinggi melindungi Kota Acela yang begitu luasnya.

 

"Gerbang ini...," Scarra mengela nafas. Nampaknya, ia mulai teringat akan masa lalunya. 

 

"Scarr, kenapa diam saja? Ayo cepat, kita harus mulai mengantri." Teriak Tetsu dari kejauhan.

 

Pagi itu, di depan Gerbang Kota Acela, para petualang serta para pedagang mulai berdatangan. Mereka datang dari berbagai arah.

 

"Ayo cepat!" Seru Hama tergesa-gesa. "Kita beruntung, antrianya belum terlalu panjang." Sambungnya.

 

Scarra melirik ke arah gerbang, dan ia mencoba mengamatinya. Nampaknya ada sebuah pemeriksaan di sana, yang mana hal itu seharunya tidak ada.

 

Scarra cukup terkejut, namun ia memakluminya, karena setelah sekian lama, sebuah perubahan bisa saja terjadi.

 

Setelah cukup lama menunggu, akhirnya tibalah giliran mereka untuk diperiksa.

 

Tetsu dan Hama telah tercatat sebagai petualang dari Kota Acela, dan dengan kepingan lisensi yang mereka miliki, mereka dapat dengan mudah memasuki kota tersebut.

 

 

"Tunggu! Kamu tidak boleh masuk!" Tegas salah satu penjaga.

 

Mendengar hal itu, Tetsu dan Hama yang sudah berada di dalam, bergegas kembali dan langsung menghampiri Scarra.

 

"Apa?! Kamu belum punya lisensi?!" Tanya Hama terkejut.

 

"Tunggu-tunggu...," Tetsu menyela. "Scar kamu bercanda, kan?!" Sambungnya.

 

"Hehehe...." Scarra tertawa menyeringai seraya menggaruk kepalanya.

 

"Eh!"

 

"Tetsu, dia tidak berbohong. Coba kau periksa statusnya, dan lihatlah baik-baik." Bisik Hama.

 

N/A [Not Applicable], tulisan itulah yang tertera pada kolom reputasi di Bar Status milik Scarra.

 

"Scarr, apa kamu tidak tahu? Tanpa lisensi, kamu tidak akan bisa memasuki kota manapun!" Terang Tetsu.

 

Scarra hanya terdiam, ia benar-benar tidak memiliki lisensi itu. Pasalnya, di dalam game sebelumnya, hal ini tidak pernah ada.

 

Di Dunia ini, kepingan lisensi adalah merupakan sebuah identitas bagi mereka yang tinggal di dalamnya.

 

Setiap anak yang telah menginjak umur dewasa, akan mulai di data dan lalu didaftarkan untuk kemudian diberikan sebuah lisensi sebagai tanda status sosial bagi mereka.

 

Dengan kata lain, kepingan Lisensi ini harus dimiliki oleh setiap orang, dan lisensi itu sendiri terdiri dari 3 jenis lisensi.

 

Lisensi Petualang. Lisensi ini tidak memiliki persyaratan yang spesifik, mereka hanya perlu mendaftarkan diri mereka ke sebuah Guild yang ada pada setiap kota.

 

Setiap kota tentu memiliki nilai standar yang berbeda. Namun biasanya, pembuatan lisensi ini akan dikenakan biaya cukup rendah. 

 

Lisensi Pedagang. Mendapatkan lisensi ini bisa dibilang cukup sulit. Mereka yang telah memilikinya kebanyakan berasal dari keluarga bangsawan. Orang-orang yang memiliki jaringan cukup luas.

 

Memiliki Sertifikat Ilmu Perniagaan, menjadi syarat utama dalam mendapatkan lisensi ini. Di samping itu, mereka juga harus didukung dengan surat rekomendasi dari salah satu keluarga bangsawan setempat.

 

Pembuatan Lisensinya sendiri dikenakan biaya lebih mahal daripada lisensi yang lainnya.

 

Lisensi Hunter. Lisensi Hunter hanya akan diberikan kepada mereka yang telah bergabung dengan Aliansi Guild.

 

Dan setiap orang tentu memiliki potensi untuk dapat bergabung kedalamnya. Jika saja, mereka cukup memenuhi syarat atau kriteria yang ditrapkan oleh guild itu sendiri.

 

Yang mana setiap guild tentu memiliki persyaratan dan ketentuan yang berbeda dalam perekrutannya.

 

Namun saat ini, Scarra sama-sekali tidak memiliki satupun lisensi, dan hal itu tidaklah wajar bagi mereka.

 

Kini para penjaga mulai berdatangan, dan keadaan pun menjadi semakin gaduh.

 

Tidak memiliki lisensi adalah masalah yang sangat krusial. Karena dengan satu lisensi itu, para penjaga akan mengetahui status sosial apa dan dari mana pemiliknya berasal.

 

Namun juga, tidak semua orang yang memiliki lisensi bisa memasuki kota.

 

Semua tergantung dari kota mana mereka berasal, dan diplomasi seperti apa yang terjalin di antara keduanya. Lisensi itu menentukan segalanya.

 

Para penjaga mulai curiga, mereka beranggapan bahwa Scarra adalah seorang Black Hunter. Sebutan untuk seorang hunter mata-mata.

 

Namun Tetsu dan Hama mencoba meyakinkan mereka, dan negosiasi pun berlangsung cukup alot.

 

Hingga akhirnya, para penjaga sedikit memberikan kelonggaran. Mereka mengijinkan Scarra masuk namun dengan satu persyaratan.

 

Yaitu, Scarra diharuskan pergi ke tempat Asosiasi Guild terlebih dahulu, untuk kemudian membuat sebuah lisensi di sana, sebelum akhirnya ia diperbolehkan pergi ke tempat yang lain.

 

Kini Scarra, Tetsu dan Hama mulai memasuki kota. Mereka pergi menuju Guild Hall Gagak Hitam, dengan dikawal oleh beberapa hunter penjaga di belakangnya. Guild Hall itu berada tepat di tengah-tengah pusat Kota.

 

Scarra berjalan melewati pemukiman dan lalu pertokoan, ia juga melintasi suatu pasar yang cukup menarik perhatiannya.

 

Berbagai macam peralatan, aksesoris, bahkan hewan peliharaan tersedia di sana. Semuanya benar-benar tertata rapih.

 

Di sepanjang perjalanan, para petualang serta para hunter begitu ramai berlalu lalang.

 

Sebagian dari mereka ada yang tengah berkumpul di tepian jalan, saling bernegosiasi dan saling memamerkan perlengkapan mereka.

 

Tidak hanya itu, terlihat juga beberapa petualang berlevel tinggi mencoba mengolok-olok petualang berlevel rendah, hal itu dapat dibedakan dari perlengkapan yang mereka kenakan.

 

"Kota ini, terasa begitu hidup dan nyata." Setidaknya, itulah yang terlintas di pikiran Scarra saat itu.

 

Di tengah perjalanan, tepat di sebelah kanan persimpangan jalan, kereta kuda melaju dengan cepat ke arah rombongan. Kereta itu hampir menabrak Tetsu.

 

Beruntung para penjaga dapat meraih Tetsu, dan lalu menariknya.

 

"Hei, apa kau buta?!" Teriak Tetsu membentak.

 

"Maaf kawan! Kami sedang terburu-buru!" Teriak pengemudi kereta, yang saat itu sedang mengangkut keluarga bangsawan.

 

"Cih, seenaknya saja minta maaf...." Gumam Tetsu.

 

"Tetsu! Kau baik-baik saja?" Tanya Hama.

 

"Ya, ini semua berkat mereka." Tetsu melirik ke arah para penjaga yang telah menyelamatkannya.

 

"Syukurlah, tadi itu nyaris sekali." Sambung Hama.

 

Kaki Tetsu gemetar dan Scarra memperhatikannya. "Kakimu...?"

 

"Jangan mengejekku!" Ucap Tetsu memotong, dan tawa pun pecah.

 

"HAHAHAHA."

 

***

 

[Asosiasi Guild Gagak Hitam]

 

Guild Hall yang begitu besar dan megah, bangunan ini nampaknya telah direnovasi, begitulah yang ada di pikiran Scarra saat pertama kali melihatnya.

 

Bangunan dengan empat lantai ini, nampaknya telah menjadi bangunan termegah yang ada di kota Acela. Pepohonan cemara berbaris rapih di balik pagar yang mengelilinginya. Semuanya begitu indah dan tertata.

 

Para Hunter berlalu lalang begitu ramai, mereka menjaga tempat ini dengan sangat ketat, terutama tepat di bagian gerbang masuk.

 

Begitu Scarra melewatinya, semuanya nampak terasa asing baginya.

 

Jalanan yang begitu lebar, terbentang lurus menuju pintu utama bangunan tersebut.

 

Bunga-bunga cantik yang mengiringi di setiap sisinya, membuat tempat ini terlihat sangat estetik.

 

Halamannya begitu luas. Di sana bahkan terdapat Arena Pelatihan, dan beberapa hunter terlihat sedang berlatih di sana.

 

Belasan kereta kuda terparkir di sampingnya. Kereta itu memiliki warna dasar hitam dan juga warna keemasan di setiap ornamennya, perpaduan dari keduanya membuat kereta itu terlihat begitu elegan.

 

Pahatan-pahatan dan bendera kecil berlambang gagak semakin memperkuat identitasnya. Yang mana itu adalah merupakan kereta militer milik Asosiasi Guild Gagak Hitam.

 

Scarra berjalan dengan senyuman di wajahnya, ia tidak bisa menutupi rasa kekagumannya.

 

Terlebih, ketika Scarra mulai memasuki Guild Hall yang megah itu, semua yang ia lihat tampak begitu baru baginya. Dan hal itu membuat rasa penasarannya semakin bertambah.

 

Bersambung.

Bab terkait

  • Sang Raja Pulau Mahkota   Episode - 4

    Scarra memasuki loby Guild Hall Gagak Hitam, ia berjalan dengan ditemani oleh Tetsu dan Hama di belakangnya.Saat itu di dalam begitu ramai, bahkan tidak hanya hunter, tetapi juga banyak sekali petualang yang berlalu lalang di dalamnya.Nampaknya terdapat sebuah Bar di sana, dan juga Quest Hall. Yang mana, kedua tempat inilah yang paling sering dikunjungi oleh para petualang di kota ini.Setibanya di dalam, mereka pun langsung diarahkan menuju Aula Pendaftaran. "Silahkan, kalian mendaftar disini!" Tegas penjaga yang mengawalnya.Seorang wanita berparas cantik lantas menyambutnya, ia adalah petugas lisensi itu.Dengan senyuman manisnya, wanita itu kemudian menjelaskan sedikit tentang lisensi dan kegunaannya. Ia juga menjelaskan tentang syarat dan ketentuannya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06
  • Sang Raja Pulau Mahkota   Episode - 5

    Budak itu masih terduduk di lantai, ia menatap Scarra dengan kedua tangannya menyilang menutupi dadanya. Tubuhnya tidak terlalu tinggi bahkan ia sedikit kurus, namun bola matanya bersinar begitu indah, mata itu berwarna hijau, sama seperti bola mata milik para kaum Elf. Dengan rambut putihnya yang terurai sebahu, budak itu terlihat sangat cantik. Namun beberapa bekas luka di tubuhnya, telah menutupi kecantikannya. Scarra terperangah, matanya melotot dan ia tidak menyangka. Wanita itu sebenarnya memiliki paras yang cantik, namun penampilannya yang kumel telah membuat Scarra tidak menyadarinya. "A-Anu... Te-Terimakasih!" Ucap wanita itu dengan mata yang berlinang. Scarra mengulurkan tangannya, dan membantunya berdiri. "Namamu...?" "Yu-Yuki, tuan." Jawab Yuki terbata-bata.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-07
  • Sang Raja Pulau Mahkota   Episode - 6

    Penginapan Erissan. "Eh... Hanya tersisa satu kamar lagi?" Scarra menoleh ke arah Yuki yang saat itu sedang menunggunya di sofa, dan ia terlihat cukup kelelahan. "Hmm... Apa boleh buat." Scarra mengambil kamar yang tersisa itu. "Maaf, sudah membuatmu menunggu." "Eh, tidak-tidak. Aku tidak apa-apa. Tuan tidak seharusnya berkata seperti itu." Yuki jadi salah tingkah. "Ja-Jadi, kamarnya... Apa tuan mendapatkannya?" Lanjut Yuki terbata-bata. "Ini...." Menunjukan kunci kamar. "B-Baiklah." Yuki beranjak dan berjalan mengikuti Scarra. Saat itu langkah Yuki cukup pelan, kepalanya tertunduk

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-08
  • Sang Raja Pulau Mahkota   Episode - 7

    [Aula Pertemuan Guild Gagak Hitam] "Dimana Kousei? Kenapa dia belum datang juga?" Dalam pertemuan itu Kyo Ren telah datang lebih awal, dan ia telah menunggu cukup lama. *Kyo Ren - Hunter Rank S peringkat 4* "Bersabarlah, Ren. Oh ya, kalau di ingat-ingat, ini sudah menjadi kali ke tiga ujian Hunter diadakan. Tapi sampai saat ini, aku masih belum pernah melihatnya." Celetuk Shiro membuka pembicaraan. *Shiro - Hunter Rank S peringkat 5* "Hmm... Dari awal aku bergabung saja, hingga sekarang, aku tidak pernah tau seperti apa sosoknya." *Kazu - Hunter Rank S peringkat 9* Kyo Ren berdiri dari tempat duduknya, "Tunggu sebentar! Apa kalian sedang membicarakan Master yang itu...?" "Menurut mu siapa lagi? Memangnya ada Master yang lain lagi?" Jawab Kazu. "Sudah kuduga! Sekarang coba kalian pikirkan, selama ini semua perintah siapa yang perintahkan? Setiap keputusan siapa yang putuskan

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-11
  • Sang Raja Pulau Mahkota   Episode - 8

    Kousei mulai memasuki Arena dan ia pun duduk di kursi para petinggi, dengan didampingi oleh Ken dan Kai di belakangnya. Di jajaran kursi itu, terdapat pula para tamu VIP. Mereka merupakan para bangsawan terpandang di Kota Acela. "Hey lihat! Bukankah itu Master Kousei?!" Teriak salah satu penonton. "Iya benar, Ken dan Kai juga ada disana!" Timpal penonton yang lain. Kousei melambaikkan tangannya, ia mencoba menyapa seluruh penonton. Dan seketika, para penonton pun bersorak gemuruh. Seraya menyapa, Kousei pun mengaktifkan skill pendeteksi aura miliknya. Ia memperhatikan dan mengawasi setiap aura yang terpancar dari para penonton. Hal itu ia lakukan guna menghindari masuknya p

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-12
  • Sang Raja Pulau Mahkota   Episode - 9

    Menjelang pertandingan kedua dimulai, dengan cepat para Hunter Class Mage Gagak Hitam memasuki arena. Dengan sihir gabungan, mereka pun mulai merekonstruksi kembali arena yang sudah cukup hancur itu. "Para hadirin sekalian, apa kalian masih bersemangat?!" Tanya Shiro, dan di jawab dengan sorakan yang bergemuruh. "Selanjutnya! Mari kita panggil. Inilah dia, Maggie! The Exotic Witch!" Sambut Shiro. "Maggie! Maggie! Maggie!" Para penonton bersorak memanggil namanya. "Aku duluan!" Ujar Maggie kepada para peserta yang lain. "Maggie!" Panggil Tsuhira. Seketika Maggie pun menoleh. "Beri si Lion sang apalah itu, pelajaran!" Sambung Tsuhira dengan emosi yang membara. "Kamu pasti bisa!" Timpal Nero menyemangati. Tanpa mereka sadari, rasa cemas yang mereka rasakan telah membuat mereka menjadi saling peduli. "Ya!" Magg

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-13
  • Sang Raja Pulau Mahkota   Episode - 10

    Pertandingan selanjutnya, Tsuhira melawan Lion. Tsuhira adalah seorang Destroyer. Dia adalah pengguna dua senjata. Satu senjatanya berelemenkan Api dan yang satunya berelemenkan Es. Dengan kedua senjatanya tersebut, Tsuhira terus melancarkan serangannya dan berusaha memojokan Lion. Ledakan Api yang keras serta bongkahan Es yang tajam pun tercipta, setiap kali ia menghempaskan senjatanya. Meski dampak seranganya tidak terlalu berarti, akan tetapi senjata elemen Es nya mampu membuat Lion cukup kerepotan. "Sebatas inikah kekuatan Hunter Elit peringkat ke #7?!" Teriak Tsuhira setelah serangannya berhasil membekukan salah satu kaki Lion. "Kau bahkan tak mampu mengimbangi kecepatanku!" Sambungnya, seraya berlari dan lalu melompat menghantam kepala Lion. BBAAMM Lion berhasil menahan serangan tersebut dengan perisainya. Namun perisainya pun seketika membeku, merambat hingga ke tangannya. Dan kini setengah

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-10
  • Sang Raja Pulau Mahkota   Episode - 11

    Saat itu, sesaat sebelum Kousei melompat, terlebih dahulu dirinya telah menebalkan dinding pelindung miliknya. Sehingga kini para penonton pun tidak dapat melihat apa-apa yang terjadi di dalam Arena. Hal itu tentu membuat gaduh di bangku para penonton. Mereka berteriak dan saling bersautan, sehingga keadaan pun mulai menjadi ricuh. *** "Siapa kau sebenarnya?!" Tanya Kousei. "Benarkan, apa aku bilang! Dari awal aku sudah punya firasat buruk tentang orang ini!" Terang Kyo Ren kepada anggota yang lain. "Cepat jawab!" Tegur Ken. "Ma-Maaf, sepertinya... Aku sudah berlebihan, ya?" Jawab Scarra. "Jangan bergerak!" Bentak Ken dan Kai serentak, saat melihat Scarr

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-12

Bab terbaru

  • Sang Raja Pulau Mahkota   Episode - 53

    Di sisi lain, dengan meningkatkan kempuan instingnya, Scarra dapat mendeteksi sebuah aktifitas energi yang tidak biasa. Sekumpulan energi yang meluap-luap, bertubrukkan dan meledak-ledak. Energi tidak konsisten yang hanya akan muncul pada sebuah pertarungan.Maggie berserta kelompoknya mungkin ada di sana, setidaknya itulah asumsi kuat yang terlintas di pikiran Scarra saat ini. Tanpa banyak bicara dan pertanyaan, Yuki, Mumu dan Gion berlari secepat mungkin mengikuti Scarra. Mereka pergi ke tempat yang diasumsikan itu. Tidak bisa dikatakan bahwa mereka berlari seperti orang pada umumnya, ini terasa seperti berlari maraton di kejuaraan olimpiade. Dengan raut wajah yang dipenuhi keringat dan sedikit pucat, Gion mencoba mengimbangi kecepatan lari dari yang lainnya. Ia membuat sendi-sendi kakinya bekerja lebih keras dengan adanya perbekalan yang menumpuk di pundaknya. "Aiissh... tidakkah mereka memikirkanku, setidaknya semua perbekalan ini?" Kesal Gion. 15 menit berlalu. Selama it

  • Sang Raja Pulau Mahkota   Episode - 52

    Dalam pertarungan ini, Charles harus mengakui bahwa Maggie memiliki beberapa insting bertarung yang baik, pola serangan yang dibangunnya telah membuat jarak di antara mereka tetap terjaga. Dengan kata lain, cukup sulit untuk bisa menyerang dan mendekatinya. Tapi, Charles adalah orang yang lebih baik dalam hal teknik dan juga insting. Tidak melakukan apa-apa selain bertahan dan menghindar telah memberinya sedikit ruang untuk berfikir, dia merasakan ada sesuatu yang salah. Dalam beberapa kesempatan, Charles mencoba membiarkan beberapa bagian tubuhnya terkena serangan. Dia mencoba merasakan kekuatan dari serangan itu dan menganalisanya lebih dalam untuk sementara waktu. Hasilnya, Charles menyadari bahwa meskipun kemampuan Maggie dalam menyerang cukup tinggi, dia seperti tidak menggunakan kemampuannya secara maksimal. Itu mungkin dia masih menyimpan kekuatannya untuk moment tertentu atau mungkin dia memang selemah itu. "Lebih baik aku mengujinya." Charles menyerang balik dengan kapak

  • Sang Raja Pulau Mahkota   Episode - 51

    Zissa mengambil posisi, dia menghunuskan senjatanya dan mengayunkannya ke atas secara perlahan. Posisinya sudah siap untuk melakukan tebasan terakhir. Di tempat lain, Aldea telah sepenuhnya dikuasai oleh rasa takutnya. Tubuhnya gemetar, giginya berderit dan matanya begitu rapat tertutup. Dia ingin lari. Dia benar-benar ingin meninggalkan tempat itu. Akan tetapi, rasa ketakutan yang amat tinggi telah menghalangi aliran gelombang saraf dari otaknya, sehingga membuat kedua kakinya terasa berat untuk digerakan. Seperti kaku, sepenuhnya kaku. Di tengah rasa ketakutan yang amat itu, sebuah suara muncul. Itu sangat dekat. Suara itu benar-benar dekat. Itu tepat di hadapannya. Mendengarnya membuat sekujur tubuhnya seketika merinding. "Jangan khawatir... Aku tidak akan membunuhmu. Setidaknya, tidak untuk sekarang." Charles mengepalkan tangannya, mengayunkannya dengan pasti untuk menghilangkan kesadaran Aldea. Namun sebelum itu terjadi... "Sekarang!!!" Slebb... Slebb... Slebb... T

  • Sang Raja Pulau Mahkota   Episode - 50

    Kulit kepalanya mungkin terbelah dari pukulan kuat saat darah mulai menetes ke wajahnya. Meskipun Splash telah menahan rasa sakit dengan salah satu kemampuannya, hanya dengan menggerakan wajahnya saja sudah cukup untuk membuat rasa sakit mengalir deras ke seluruh tubuhnya, membuatnya pusing. Sambil mempertahankan posisinya, seperti siap untuk menangkis serangan yang datang dengan senjata yang dihunuskan sebagai perisainya, Splash mencoba untuk bangkit. Splash mengenakan armor yang dikenal orang dengan nama Silver Tail Wind -Rare Grade Item. Meskipun begitu, dia masih menerima cukup banyak damage dan membuat kakinya kesulitan untuk berdiri. Sudah lama sejak dia terluka sedemikian rupa. Sementara dia bangkit, salah satu tangannya yang gemetar -bukan karena rasa takut melainkan rasa sakit yang luar biasa- mencoba meraba kantong di pinggangnya, dia menggambil satu botol potion penyembuh dan lalu meminumnya. Meski masih jauh dari kata menyembuhkan sepenuhnya, tapi itu cukup baik sebaga

  • Sang Raja Pulau Mahkota   Episode - 49

    "Tidak ada pilihan lain." Lorion menurunkan Aldea dan kemudian menghunuskan dua kapaknya seraya berkata, "Putri, kami akan menahannya. Larilah jika ada kesempatan!" "Tentu kau mengenalku, Lorion... Aku tidak akan pernah meninggalkan teman-temanku... Jika itu harus mati, kita akan mati bersama!" Balas Aldea seraya bersiap. Meski sedikit kecewa dengan tingkah Aldea yang keras kepala, tapi setidaknya jawaban dari Aldea telah membangkitkan semangat dan juga harapan mereka. Dengan hadirnya Aldea, keselamatan dan harapan hidup mungkin akan sedikit lebih meningkat. Tetapi semua itu terasa sia-sia jika mengetahui kesenjangan yang luar biasa dalam tingkat kekuatan mereka. Meski mereka tahu bahwa kematian adalah akhir dari takdir mereka, tapi itu tidak lantas membuat mereka menyerah. Setidaknya mereka telah berjuang bersama-sama dengan harapan yang tumbuh di hati mereka. Senyuman mulai terekspresikan di wajah mereka, seperti hendak melakukan sesuatu yang tidak akan pernah mereka sesali. "

  • Sang Raja Pulau Mahkota   Episode - 48

    Di atas ketinggian Scarra menatap pepohonan yang terbentang jauh ke utara, dia menatap dengan angin yang berkecambuk di sekelilingnya. "Hutan terlarang... The Great Sea of Trees." Scarra memejamkan matanya dan menghayati suara alam di malam itu, "Seperti nostalgia." Karena malam hari dan dalamnya tanaman hijau yang membentang di bawahnya, semuanya tampak seperti dicat hitam. Namun meski begitu, dengan vision yang dimilikinya meski itu jauh di tengah hutan Scarra telah menemukan dua hal menarik. Salah satunya adalah danau berbentuk bulan sabit yang seingatnya adalah lokasi dimana desa kaum Elf berada. Dia dapat menemukannya relatif cepat karena ukurannya yang besar. Mendapati hal itu, beberapa pertanyaan mulai berkecambuk di pikirannya. Saat semuanya masih di dalam game, Ras Elf merupakan Ras yang sejajar dengan ras lain seperti halnya Ras Demon (Iblis), Ras Demi-Demon (Setengah Iblis), Ras Demi-God (Setengah Dewa), Ras Demi-Human (Monster setengah Manusia), dan Ras Dragon (Ras Na

  • Sang Raja Pulau Mahkota   Episode - 47

    Setelah Menyuruh Mumu dan Yuki mempersiapkan perbekalan perjalanan mereka, Scarra bersandar di dinding, dengan tatapan kosong Scarra menatap langit-langit sambil sesekali melirik memo pad kecil di tangannya. Aku harus memastikannya! Apa yang tertulis di atasnya adalah beberapa petunjuk dan ciri-ciri tentang anggota XGuard. Scarra mencatatnya, dia mencatat semua yang telah dijelaskan dan digambarkan oleh Izumi, termasuk simbol X yang merupakan simbol dari kelompok tersebut. Apa yang membuatnya menjadi sedikit frustasi adalah simbol yang tergambar di memo pad kecil itu, adalah simbol yang sama dengan yang digunakan oleh guildnya dahulu. Meski mencoba untuk tetap tenang dengan tidak menceritakannya kepada Mumu dan Yuki, tetap saja Scarra harus mengakui bahwa banyak lubang yang tiba-tiba muncul dalam skenario yang telah dipikirkannya. Mendapati sesuatu yang berasal dari Crown Island sedikitnya telah memperkuat harapannya, harapan bertemu dengan player lain atau mungkin lebih dari itu.

  • Sang Raja Pulau Mahkota   Episode - 46

    Dua jam berlalu, dan selama itu tidak terdengar sedikitpun suara dari dalam bangunan. Kerahasiaan akan informasi sepertinya cukup terjaga. Tidak berselang lama pintu guild mulai bergerak, seseorang mencoba membukanya dari dalam. Saat pintu itu terbuka, yang pertama keluar adalah Scarra lalu disusul dengan Izumi dibelakangnya. Dua petualang yang ditempatkan di luar untuk berjaga seketika mengambil posisi terbaiknya, mereka menurunkan pandangannya dan memberikan rasa hormatnya. Saat itu posisi matahari sudah cukup tinggi, cahayanya menjadi terasa cukup menyilaukan saat mereka keluar dari bangunan tersebut. Butuh beberapa detik untuk mata dapat beradaptasi dengan keadaan, semuanya -kecuali Scarra- merasakan hal yang sama. Dengan mata yang masih beradaptasi Izumi mempercepat langkah kakinya, menempatkan dirinya tepat berada di sebelah Scarra. "Katakan saja apa yang anda butuhkan. Kami dengan senang hati akan membantu menyiapkannya." "Jangan terlalu kaku! Kita berada di tingkat yang

  • Sang Raja Pulau Mahkota   Episode - 45

    Koichi yang mendengar permintaan itu sementara meringis. Mencoba memutar otaknya. Izumi, dengan ekspresi masam yang sama di wajahnya, menjawab. "XGuard, ya... Aku tidak begitu yakin kelompok itu benar-benar ada. Tapi, baiklah. Perlu ditekankan, ini tidak lebih dari sebuah rumor, saya harap anda mengerti." "Jelaskan saja!" Sambil menghela nafas, Izumi menjelaskan. XGuard adalah nama dari sebuah organisasi rahasia, mereka bergerak di dalam bayangan dan tidak terafiliasi dengan aliansi manapun. Bahkan sampai saat ini tujuan dan identitas dari para anggotanya tidak pernah diketahui. Sebagian orang berpendapat, kelompok ini sengaja diciptakan oleh salah satu dari tujuh aliansi besar. Tujuannya, mungkin menciptakan konflik, konspirasi, atau sesuatu yang dilarang demi keuntungan aliansi tersebut. Namun pendapat itu telah terpatahkan, oleh adanya pertemuan tujuh aliansi besar di Valhalla beberapa tahun silam. Entah apa yang telah diperbuat oleh kelompok ini, rumor akan kehadirannya sek

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status