Share

Bab 634

Author: Benjamin
Daffa mengangkat sebelah alis seraya dia menatap mata pria tua itu. “Kamu berbohong. Semua orang-orang berjubah hitam yang tangguh sudah mati.”

Pria tua itu menatapnya dengan kebingungan. Namun, ketika dia berbicara, nada suaranya gelisah. “Kapan itu terjadi?” Dia menatap Daffa dengan putus asa, tapi itu tidak lama berubah menjadi keraguan dan kecurigaan. “Sebaiknya kamu mengatakan kebenarannya, Daffa Halim. Kalau tidak, kamu akan menanggung akibatnya. Aku tahu kamu tumbuh besar dengan melarat, jadi kamu mungkin memiliki beberapa kebiasaan buruk. Namun, ketahuilah bahwa trik-trik bagus yang kelihatannya bekerja seperti sihir mungkin tidak akan memberikan hasil yang sama ketika digunakan pada orang kaya.” Dia menatap mata Daffa saat dia berbicara, mencoba menentukan apakah Daffa berbohong atau tidak.

Daffa menatapnya dengan menghina. “Kalian terus-menerus menggunakan lingkungan saat aku tumbuh besar untuk menyerangku, tapi kalianlah yang akan berakhir mati.”

Pria tua itu menatapnya s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 635

    Liam tidak mengatakan apa-apa lagi dan mengikuti Daffa ke halaman belakang, baru berhenti ketika mereka berada di pojokan yang terpencil. Mata Liam membelalak saat dia dengan jari yang gemetar menunjuk ke pojokan itu, berkata, “Tempat ini terlihat benar-benar berbeda. Dulunya, ini tertutupi dengan bunga, tapi sekarang kosong melompong.”Daffa mengangkat sebelah alisnya, kemudian mengangguk dan tersenyum. “Iya, kamu benar. Saat kamu pergi, banyak orang melihat banyak tanah dipindahkan dari vila Keluarga Sanjaya, yang berarti mereka telah membangun ruang rahasia di suatu tempat.”Napas Liam menjadi cepat. Dia tidak percaya ayah dan putrinya dikurung di sini selama ini. Bagaimana kondisi mereka di dalam sana? Apakah mereka bisa makan atau minum sejak dia kembali ke vila?Daffa menepuk pundak Liam ketika dia merasakan kecemasan dan rasa bersalah Liam. “Kamu tidak perlu segugup itu. Aku bisa merasakan situasinya belum seburuk itu bagi mereka di sana.” Seraya dia berbicara, dia melangkah

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 636

    “Dia sangat mengkhawatirkan kalian berdua.” Daffa berjalan ke luar ruang rahasia itu dan menuju ke dalam lorong. Ketika dia tiba di lubang tempat dia memasuki lorong itu, dia melihat Liam perlahan merayap turun ke tanah—satu kakinya sudah mencapai tanah, sementara kakinya yang lain masih di udara.Daffa mengangkat sebelah alisnya melihatnya dan berkata, “Selamat sudah sampai di bawah, tapi maaf sekali kamu mungkin harus segera naik ke atas lagi.” Setelah itu, Daffa menyalurkan kekuatan jiwanya ke kakinya dan melayang ke atas.Liam melongo ke arahnya, tidak pernah melihat seseorang melayang tanpa dibantu sebelumnya. Beberapa saat kemudian, suara yang gembira dan terkejut terdengar di belakangnya, berseru, “Ayah!”Tidak ada lagi yang penting bagi Liam pada saat itu. Dia berbalik badan untuk melihat putri dan ayahnya berjalan ke arahnya.Ketika Daffa mendarat di tanah, dia menjulurkan kepalanya ke lubang itu untuk melihat apa yang sedang terjadi di sana. Dia berdeham untuk menarik per

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 637

    Daffa tersenyum melihat raut wajah cemas mereka dan mengetukkan buku jarinya ke meja. “Baiklah, aku hanya bercanda. Akulah yang masih perlu melakukan sesuatu. Aku belum sempat memiliki waktu untuk mengurus perusahaan akhir-akhir ini. Lihatlah semua dokumen yang menumpuk di sini.”Para bawahannya bersorak mendengar kata-kata Daffa dan Daffa menggelengkan kepalanya keheranan. Dia memperhatikan Erin berjalan sambil melompat ke luar ruangan, lalu melihat Puspa berdiri di pintu. Daffa bertanya, “Apakah ada yang telah terjadi?”Mata Puspa merah dan berkaca-kaca sebelum dia berbicara, membuat Daffa mengerutkan kening. Meskipun enggan mengesampingkan pekerjaannya, Daffa berdiri. Namun, Puspa menggelengkan kepalanya untuk menghentikannya dan dengan serak berkata, “Bukan apa-apa. K … kita hanya telah dikeluarkan dari kampus ….” Puspa tidak dapat melanjutkan kata-katanya.Alis Daffa berkerut. “Apa yang terjadi yang membuat kita pantas dikeluarkan?” Daffa mengepalkan tangannya erat-erat. Sekara

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 638

    Puspa berdiri tepat di depan meja Daffa, tapi Daffa memperlakukan Puspa seakan-akan dia kasatmata. Puspa mengernyit dan mengepalkan tangannya, membuka mulutnya sebelum mengerutkannya lagi. Puspa tidak pernah merasa secanggung ini dan Daffa tidak menunjukkan tanda-tanda ingin berbicara dengannya.Saat Puspa perlahan berjalan mundur untuk menyelinap ke luar ruangan, Daffa melihat ke arahnya. “Maaf, aku terlalu tenggelam dalam kontrak ini dan melupakan keberadaanmu. Kamu bisa duduk di sana. Erin akan segera kembali dengan sesuatu.”Daffa menatap Puspa dengan penuh perhatian, membuat Puspa merona dan benaknya berhenti bekerja. Mata Puspa tanpa dia sadari mengikuti tangan Daffa dan dia melayang ke arah yang Daffa tunjuk, duduk di sana dengan linglung. Daffa mengabaikan ini, hanya kembali memperhatikan komputernya.Pada saat ini, ponsel Daffa berbunyi. Tangannya masih berada di atas papan ketik saat dia melirik ke ponselnya. Matanya berbinar satu detik kemudian seraya dia tersenyum dan me

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 639

    Puspa tidak dapat memahami ini. Matanya memerah memikirkan keberadaan Universitas Praharsa dihapus bersih. Daffa sudah kembali tenang. Dia terlihat berpikir seraya dia mengetukkan jarinya di meja. Benaknya terlihat jelas sedang merencanakan sesuatu, jadi tidak ada yang mengatakan apa-apa untuk mengganggu jalan pikirnya.Mereka mengamati Daffa dalam diam, menunggu dia mencapai sebuah kesimpulan. Mengejutkan bagi mereka, Daffa memandang mereka sambil tersenyum alih-alih mengungkapkan sesuatu dan berkata, “Kalian tidak perlu berdiri di sana dan memandangku. Pergi dan uruslah urusan kalian.” Erin bergegas pergi mendengarnya.Daffa menoleh ke arah Puspa. “Terutama kamu. Jangan tergesa-gesa melakukan sesuatu. Kamu tidak akan bisa mengubah apa-apa.” Setelah itu, Daffa terdiam dan kembali fokus pada pekerjaannya lagi.Bibir Puspa berkedut. Pada akhirnya, dia berbalik dan perlahan berjalan ke luar kamar Daffa. Dalam perjalanannya ke luar, Puspa terus menoleh ke belakang, berharap akan menden

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 640

    “Dia benar, Tuan. Anda sungguh ahli bela diri terbangkit paling luar biasa yang pernah saya temui. Saya tidak percaya Anda terpikirkan untuk menggunakan kekuatan jiwa Anda untuk membantu Anda bekerja! Saya yakin dunia akan bersukacita jika Anda menulis buku tentang cara-cara memanfaatkan kekuatan jiwa,” ujar Briana dengan antusias.Daffa tersenyum, tapi senyuman itu memudar. Dia tidak begitu senang ditatap oleh kedua wanita itu dengan penuh rasa kagum. Itu berarti mereka akan mulai berpikir yang tidak-tidak. Daffa mengangkat sebelah alisnya dan berkata, “Cukup. Kenapa kalian datang kemari?”Mereka berdua menegakkan tubuhnya dalam diam mendengar perkataan Daffa, membuat Daffa tersenyum. Ruangan itu terlalu gelap bagi Erin untuk melihat raut wajah Daffa, tapi itu bukan sebuah masalah bagi Briana. Alih-alih mengatakan sesuatu, Briana hanya memandang Daffa sambil tersenyum.Erin berkata, “Kami berpikir kita bisa meninggalkan Kota Almiron malam ini, tapi kami lupa untuk mempertimbangkan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 641

    Daffa tahu panggilan telepon ini mungkin tidak akan memberikannya berita yang dia ingin dengar, tapi dia tetap menjawabnya. Di ujung telepon lainnya berisik. Beberapa detik kemudian, suara seorang pria yang mabuk terdengar.“Daffa, aku benar-benar tidak memahamimu. Kenapa kamu memperlakukan aku seperti ini? Aku pernah menjadi seniormu, bukan? Bukankah kita bekerja bersama dengan baik? Bagaimana bisa kamu menghancurkan segalanya seperti itu? Aku tidak mau menerima ini!”Pria itu jelas-jelas kesulitan mengatakan kata-kata itu, tapi Daffa tetap tahu siapa dia. Daffa dengan dingin berkata, “Ansel, kamu minum-minum terlalu banyak.” Dia perlahan menyandarkan punggungnya dan memejamkan matanya untuk menyembunyikan kekecewaannya.Daffa sempat memiliki harapan yang tinggi untuk Ansel dan mengira Ansel adalah orang yang bisa berdiri di sisinya sebagai orang yang setara dalam waktu yang dekat, tapi Ansel telah mengkhianatinya. Malah, tampaknya Ansel belum menanggung konsekuensi yang besar atas

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 642

    Ansel memejamkan matanya dengan putus asa. “Aku tahu aku telah melakukan kesalahan besar, tapi aku tidak mampu berpikir ketika aku membaca pesan yang mereka kirimkan padaku. Mereka memberi tahuku mereka ingin menjelajahi kemungkinan aku menikahi Puspa!”Dia berjongkok dan melingkarkan lengannya di sekitar kepalanya, dengan gemetar berkata, “Aku tahu aku seharusnya tidak pergi ke sana, tapi aku tidak dapat mengendalikan diriku sendiri.” Dia mendongak ke arah Daffa sambil menangis. “Itulah sebabnya aku mengkhianatimu—Keluarga Sanjaya setuju untuk menikahkan Puspa dengan aku.”Daffa duduk di belakang mejanya, terlihat dingin. “Kamu mengkhianatiku? Apa yang kamu katakan pada mereka? Apakah itu tentangku atau West Atlantics Int’l?”Ansel terlihat kebingungan selama sepersekian detik sebelum menggelengkan kepalanya dengan heboh. “Tidak, tidak! Aku tidak mengatakan apa-apa!” Suaranya menjadi kian kecil di penghujung kalimatnya dan dia tidak berani bertatapan dengan mata Daffa. Daffa menget

Latest chapter

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 660

    Teivel membutuhkan tempat yang sunyi supaya tidak akan ada yang mengganggunya. Daffa menunggu hingga dia tidak dapat mendeteksi Teivel sebelum mendarat di tanah. Ketika dia melakukannya, orang-orang berjubah hitam itu perlahan membuka mata mereka dan tersadar kembali. Beberapa dari mereka mulai muntah-muntah ketika mereka melihat darah tikus dan potongan-potongan yang tersebar di sekitar mereka, tapi ini tidak memengaruhi Daffa.Dia bilang, “Maaf tidak sengaja mengetahui rahasia kalian seperti ini.” Orang-orang itu kembali tenang dan menatap Daffa. Daffa tersenyum dan berkata, “Kurasa ini adalah permasalahan yang perlu diselesaikan.”Pemimpin dari mereka melangkah maju untuk menghalangi yang lain dari pandangan Daffa dan berkata dengan pelan, “Semuanya bisa didiskusikan selama kamu tidak membiarkan Pak Teivel tahu tentang ini.”Daffa mengangkat sebelah alisnya. “Sayangnya, dia sudah tahu.”Si pemimpin menjadi pucat mendengarnya, tapi amarah mulai menggelora di matanya. Namun, beber

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 659

    “Jangan khawatir, mereka tidak bisa melihatku. Kita akan baik-baik saja selama kamu tidak bergabung denganku di udara,” ucap Teivel.Daffa mengembuskan napas, meletakkan tangannya di balik punggungnya, dan melihat pemandangan di hadapannya tanpa bersuara. Ada darah tikus di mana-mana, bersamaan dengan potongan-potongan kecil daging. Dia merasa perutnya bergejolak, jadi dia menahap napasnya dan melayang, bergabung dengan Teivel di udara. “Pak, aku melihat percampuran amarah dan kesedihan di dalam matamu.”Teivel memejamkan matanya dan mengangguk. “Iya. Aku menggunakan metode rahasia untuk menelusuri ingatan mereka. Mereka telah melalui banyak hal, lebih dari yang seharusnya, sebelum mereka tertidur. Mereka mengalami berbagai macam kesulitan ketika aku bertemu mereka. Ketika aku membawa mereka bersamaku, yang tertua bahkan belum berusia tujuh tahun. Aku membesarkan mereka dan mengajari mereka cara membaca dan menulis, tapi aku tidak mengajarkan meditasi pada mereka. Aku hanya ingin mer

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 658

    Jauhar menegang, tapi dia tetap berusaha sekeras mungkin untuk mempertahankan senyumannya. “Aku belum melihat teman-teman ayahmu dalam waktu yang lama, terutama setelah orang tuamu meninggal. Mereka semua memiliki alasan tersendiri untuk pergi.” Dia menarik napas dalam-dalam. Daffa tahu Jauhar merasa terganggu. Jauhar melanjutkan, “Pada saat itu, aku tidak dapat menerima kematian ayahmu dan aku akan menghargai kehadiran mereka. Setidaknya, itu akan membuatku merasa seperti dia masih hidup. Aku tahu mereka tidak diwajibkan untuk melakukan apa pun, tapi mereka bahkan tidak repot-repot menghadiri pemakamannya. Aku menolak memercayai satu hal pun yang mereka katakan!”Dia berusaha keras untuk menahan agar amarahnya tidak meledak-ledak, tapi dia mau tidak mau tetap gemetar. “Kamu tidak boleh memercayai mereka sepenuhnya, jadi ingatlah untuk jangan percayai ucapan mereka mentah-mentah. Lagi pula, tidak ada jaminan mereka tidak berteman dengan ayahmu dengan niat tersembunyi. Siapa yang tahu

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 657

    “Ya, aku mengkhawatirkan hal yang sama. Tidak ada sihir ataupun meditasi yang akan menjaga jantung seseorang terus berdetak selama lima abad kecuali jantung yang berdetak di dalam mereka sekarang bukan milik mereka, atau ada hal lain dalam hal ini yang tidak kita ketahui.” Teivel menghela napas. “Bagaimanapun, sejarah kembali terulang. Apa yang terjadi lima abad yang lalu terjadi lagi sekarang.Daffa menggigit bibirnya dan mengernyit dalam-dalam. Kemudian, dia berkata, “Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah situasi ini menjadi makin parah? Aku sejujurnya tidak tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Kukira aku sudah memberantas orang-orang berjubah hitam, tapi di sinilah mereka, muncul di hadapanku lagi.”Teivel tertawa, tapi itu bukan tawa menghina. Dia berkata, “Mereka tidak bisa diberantas—tidak dengan cara yang kamu pikirkan—karena tidak ada yang bisa menghentikan dalang utamanya setelah aku mati. Aku mengenal lawanku dengan baik. Dia pasti telah melemparkan dirinya sendiri

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 656

    “Orang yang membawakan petinya bilang mereka adalah hadiah darimu dan menyuruhku membukanya ketika kami dalam bahaya. Aku tidak berniat membukanya, tapi aku tidak sengaja tersandung salah satunya ketika sedang mengambil hal lain. Barulah saat itu aku menyadari bahwa ada orang di dalam peti-peti ini!”Napas Teivel menjadi lebih cepat. Jauhar menyadarinya dan dia terdiam, menatap Teivel dengan gugup. “Kamu tidak terlihat baik-baik saja sekarang dan itu membuatku cemas. Aku juga ada beberapa pertanyaan.”Teivel memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya kembali. Mendengar perkataan Jauhar, Teivel mengangguk dan berkata, “Silakan katakan.”Jauhar menelan ludah dan berkata dengan gemetar, “Sepertinya apa pun yang kamu perintahkan untuk mereka berbeda dari apa yang sebenarnya terjadi.”Teivel tidak menjawabnya. Alih-alih, dia menoleh ke arah Jauhar dan bertanya, “Oh? Apa yang membuatmu berkata seperti itu? Kuperingati bahwa tidak baik bagimu jika kamu meng

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 655

    Jauhar terdiam, tatapannya berpindah-pindah antara ke lengan Daffa dan orang-orang berjubah hitam yang berlutut di lantai. Teivel khawatir Jauhar tidak dapat memahaminya, jadi dia kembali menggunakan bahasa normal. Aksennya kuat, tapi itu lebih baik daripada menggunakan bahasa kuno seperti sebelumnya. Dia berkata pada orang-orang berjubah hitam itu, “Aku sudah bukan lagi tuan kalian. Kalian adalah milik Keluarga Halim, jadi seharusnya kamu tidak berbicara mewakili aku.”Jauhar sudah kembali tenang. Dia berkata, “Itu tidak penting.”Daffa mengangkat sebelah alisnya melihat ketenangan kakeknya. Dia tahu Jauhar akan beradaptasi dengan hal ini, tapi dia tidak menduga itu akan terjadi dengan sangat cepat. Dia mau tidak mau memberikan jempol pada Jauhar di dalam hatinya—seperti yang diharapkan dari kepala Konsorsium Halim!Pada saat ini, Jauhar berkata dengan serius, “Aku tahu kamu kuat—kamu telah memberi kami banyak bantuan di masa lalu. Namun, aku masih khawatir kamu akan melukai cucuku

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 654

    Bram merasa hatinya mulai berpacu ketika dia melihat Daffa dan Jauhar berpelukan. Dia bisa merasakan pembatas tipis di antara Daffa dan seluruh dunia, tapi tidak peduli setipis apa itu, tidak ada yang bisa melewatinya. Namun, sekarang, semuanya berbeda. Bram tersenyum lega. Jauhar adalah pria tua yang telah kehilangan putra dan menantunya, tapi setidaknya mereka telah meninggalkan seorang cucu untuknya.Sayangnya, sebuah kecelakaan menyebabkan Jauhar dan cucunya terpisah selama bertahun-tahun. Daffa dan Jauhar adalah satu-satunya keluarga satu sama lain yang tersisa, tapi mereka telah menjadi orang asing seiring berjalannya waktu. Hingga satu bulan sebelum mereka melacak Daffa, Bram telah kehilangan harapan untuk menemukannya, tapi kenyataannya telah membuktikan bahwa keajaiban bisa terjadi. Dia sangat tersentuh hingga dia bahkan tidak dapat berbicara.Jauhar sudah kembali tenang. Dia sangat gembira bertemu Daffa, tapi ada hal-hal yang lebih penting. Dia melepaskan Daffa. Dia masih t

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 653

    Erin berada persis di belakang Daffa. Dia merasakan mata Bram tertuju padanya dan menundukkan kepalanya, tidak berani bertatapan dengannya. Erin tahu dia masih kurang berpengalaman dalam hal ini. Setiap kali Daffa berada dalam masalah atau bahaya, Erin tidak dapat melindungi Daffa.Sebaliknya, Daffa-lah yang selalu melindungi Erin. Erin mau tidak mau merasa bersalah dan penuh penyesalan.Bram menghela napas, tapi tidak menegurnya saat itu juga. Bram hanya mengikuti Daffa dari kejauhan, mengawasinya hingga Daffa telah meninggalkan bandara. Daffa berhenti di hadapan limosin panjang yang dikustomisasi dengan mesin spesial.Daffa tidak pernah melihatnya sebelumnya, jadi dia menoleh ke arah Bram dengan tatapan ingin tahu. Bram tersenyum dan berkata dengan penuh hormat, “Tuan Jauhar memesan mobil ini untuk Anda karena Anda selalu membawa banyak orang bersama Anda sekarang. Mereka tidak boleh terlalu jauh dari Anda atau mereka tidak akan bisa memastikan keselamatan Anda. Mobil ini akan mem

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 652

    Kemudian, Daffa fokus pada layar, alisnya sedikit berkerut. Dia tidak mengerti bagaimana video itu bisa disunting untuk membuatnya terlihat seperti dia telah mengganggu gadis itu tanpa alasan.Erin mengernyit. “Tuan, mungkinkah gadis itu pelakunya?”Daffa menggelengkan kepalanya. “Aku tidak tahu, tapi kurasa dia tidak sebodoh itu. Ini tidak menguntungkan dia sedikit pun.” Daffa terdengar dan terlihat tenang dan dia berjalan ke depan dengan percaya diri. Erin memasukkan ponselnya ke dalam saku dan mengikuti Daffa tanpa bersuara. Saat mereka berjalan ke luar jalur naratama, mereka dikelilingi oleh kamera yang berkedip dan beberapa reporter menghalangi jalan mereka. Alis Daffa berkerut dalam dan dia memasukkan tangannya ke dalam saku, terlihat tidak senang. Dia menoleh ke arah Erin dan berkata, “Hubungi departemen legal dan suruh mereka selesaikan ini sekarang juga.”Matanya dingin dan dia berbalik untuk kembali berjalan maju. Erin mengangguk dan mengeluarkan ponselnya. Pada saat ini,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status