Share

Bab 459

Penulis: Benjamin
Si pengemudi menghela napas dalam-dalam, meletakkan tangannya di jantungnya dan menepuknya beberapa kali sebelum menyalakan mesinnya lagi.

Namun, petugas yang pertama tidak berhenti di sana. Matanya menusuk si pengemudi saat dia menggeram, “Aku selalu mengagumimu karena kamu adalah seniorku dan kamu jauh lebih tua dariku. Namun, kamu telah mengecewakan aku. Aku yakin kamu hanya memberikan tersangka kita kelonggaran karena dia kaya dan berpengaruh. Apakah uang sepenting itu? Apakah suapan sederhana sudah cukup bagimu untuk mengorbankan keyakinanmu sebagai seorang polisi?”

Dia menghela napas panjang, lalu menoleh ke arah Daffa untuk menatapnya dengan tajam. “Meskipun aku tidak tahu bagaimana kamu membuat rekanku kehilangan kesadarannya, aku senang kamu melakukannya karena kamu telah memperkuat statusmu sebagai seorang penjahat.”

Daffa mengangguk sebelum mengangkat bahunya. “Kalau begitu, haruskah aku melakukannya padamu juga?”

Mata petugas itu membelalak dan dia cepat-cepat meletakka
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 460

    Daffa menghela napas panjang, perlahan membuka matanya, dan berkata, “Kesembronoan dan interferensi seluruh unit polisimu menghilangkan peluang bawahanku untuk menemukan bukti yang membuktikan ketidakbersalahanku. Bukan hanya itu, karena kalian juga, pelayan itu menghancurkan setiap bukti yang tersisa sebelum kamu bahkan sempat melihatnya. Selain itu, bawahanmu tiba-tiba menyerangku di dalam mobil dan bahkan menghinaku. Mereka masih hidup karena aku adalah orang yang lebih dewasa dan mampu mengendalikan emosiku.”Matanya menggelap seraya dia menaikkan sebelah alis pada Umar.Itu adalah tatapan yang benar-benar ingin Umar hindari, tapi pada saat itu dia tidak dapat menghindarinya. Yang bisa dia lakukan hanyalah mengatupkan rahangnya dan membungkuk sambil berkata, “Saya minta maaf atas bawahan-bawahan saya karena tindakan mereka yang salah dan saya berjanji mereka akan menanggung akibatnya. Percayakan kata-kata saya dan ampuni dia kali ini saja.”Daffa menggelengkan kepalanya sebagai

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 461

    Senyum merayu tersungging di wajah Umar.Namun, hal itu hanya membuat Daffa merasa lebih jijik padanya. “Aku tidak mau membuang waktuku lagi padamu dan unit polisimu. Meskipun begitu, sudah beberapa saat berlalu sejak kejadiannya terjadi dan tidak ada satu pun bawahanmu yang menghampiriku untuk menyelesaikan kasus ini.”Sambil menghela napas, Umar memandang jam tangannya dan seketika merasa frustrasi karena Daffa benar. Umar kira dia baru beristirahat sebentar, tapi nyatanya dia telah menghilang selama cukup lama.Setelah menenangkan dirinya, Umar mengangguk pada Daffa dan menjawab, “Maafkan saya, Tuan Halim. Ini adalah kesalahan saya. Saya akan menyelesaikan permasalahan ini sekarang juga—saya berjanji.”Dia lalu menegakkan punggungnya dan menatap Daffa dengan tegas sambil berjanji, “Saya akan mengungkap kasus ini dalam satu jam.”Daffa memejamkan matanya pada saat itu.Sambil mengulurkan tangannya, Umar mengisyaratkan pada Daffa untuk bergabung dengannya dalam penyelidikan. Dia

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 462

    Umar berdiri di samping kedua orang itu, wajahnya memucat melihat adegan mengerikan di hadapannya. Dia langsung mengulurkan tangannya untuk menghentikan situasinya agar tidak makin parah sambil menghadap ke lantai, tidak berani melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.Namun, meskipun dia sudah berusaha untuk menengahi mereka, dia masih tidak tahu bagaimana caranya mengurangi kebencian di antara kedua orang itu. Mata petugas yang dikurung membelalak pada saat itu. Dia tahu apa yang telah dia katakan akan membuat Daffa marah, tapi dia tidak menyangka Daffa akan mencoba membunuhnya karena itu. Jantungnya sekarang berdebar kencang karena keadaannya sudah melenceng dari rencananya di awal.Dengan mata yang terpaku pada Umar, petugas itu menatap Umar dengan tatapan memohon, berharap Umar akan menyelamatkannya.Melihatnya, Umar menghela napas dan memejamkan matanya untuk mencari solusi atas kegilaan ini. Dia membatin, “Daffa marah dan tingkat kemarahannya telah meningkat secara signifi

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 463

    Daffa mengatakan hal tersebut dengan santai, membuat alis Bima berkerut. Dia mengamati Daffa dengan hati-hati, mencoba mencari tahu apakah Daffa sedang berbohong atau tidak.Saat itulah Bram menyadari bahwa dia telah melupakan satu hal yang krusial—dia tidak lagi memiliki suara dalam hal itu karena dia telah menyerang Daffa.Daffa menyeringai. Dia meletakkan kedua tangannya di balik punggung sambil membiarkan Bima mengamatinya. Pada akhirnya, dia menghela napas dan mengabaikan tatapan Bima, berkomentar, “Ada banyak cara untuk menyelesaikan situasi ini, tapi kalian tidak repot-repot mencoba satu pun dari semua cara itu. Aku sudah membuang-buang terlalu banyak waktu berdiam diri di kantor polisi dan kesabaranku sudah habis. Jadi, bagaimana jika kalian menelepon atau mengirimku surel ketika kalian sudah memecahkan pembunuhan Rafael? Aku akan pergi sekarang.”Bibir Bima berkerut oleh amarah sekali lagi seraya dia mendengus dengan keras. Dia menunggu hingga perhatian semua orang tertuju

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 464

    Namun, sebelum Ansel dapat terpikirkan sebuah rencana, suara Daffa yang dingin terdengar. “Buang semua idemu ke tempat sampah karena itu tidak akan terjadi. Tegar tidak diperbolehkan pergi bersama kita karena dia sebelumnya terlibat dengan banyak kegiatan terlarang.”Mata Ansel membelalak karena dia tidak menduga hal itu. Dia ingin meminta lebih banyak informasi, tapi dia merasa sebaiknya dia tidak menguji kesabaran Daffa pada saat itu. Jadi, dia menundukkan kepalanya dalam diam.Tidak lama waktu berlalu sebelum taksi mereka tiba di hotel.Ansel tidak dapat memberanikan dirinya untuk menanyakan pertanyaannya. Tanpa dia sadari, keraguannya membuatnya tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk bertanya lagi. Daffa telah membayar biaya taksi, membuka pintu, dan keluar tanpa berpikir dua kali ataupun melirik Ansel.Oleh karena itu, Ansel baru sadar banyak orang berdiri di luar mobil ketika dia tersadarkan dari lamunannya dan turun dari mobil.Edward berdiri di depan orang-orang itu,

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 465

    Edward menunggu jawaban Daffa sebelum berkata, “Saya rasa berbahaya pergi ke sana sekarang. Kita mungkin akan diserang oleh kerumunan itu jika kita turun dari mobil sekarang.”Daffa mengangguk, mengulurkan tangannya untuk membuka pintu mobil, lalu turun dari mobil sebelum Edward bisa bereaksi apa-apa. Dia berkata kepada seluruh rombongannya, “Rencana baru kita adalah membuang semua rencana kita sebelumnya. Setiap orang bebas bertindak sesuai dengan situasi masing-masing, tapi aku hanya meminta kalian semua kembali kepadaku hidup-hidup!”Kejadian itu terjadi dalam sekejap. Edward masih ternganga di kursi pengemudi, sementara Daffa sudah menghajar dua orang yang menghalangi pintu rumah sakit. Edward sangat terkejut hingga dia lupa memutar setir, membuatnya menabrak salah satu musuh mereka.Teriakan kesakitan memecah udara dan itu menarik perhatian semua orang.Sementara itu, orang-orang lainnya yang datang bersama Daffa langsung menyebar, memanfaatkan distraksi itu untuk menaklukkan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 466

    Daffa mengamati satu per satu orang itu, tapi dia tetap berbicara dengan nada yang lembut saat bertanya, “Bolehkah aku tahu kenapa kalian mencariku?”Alis direktur rumah sakit itu mengernyit. Namun, dia mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk bertatapan dengan Daffa sebelum dengan berani berkata, “Pria yang Anda gendong memiliki banyak tagihan medis yang belum terbayar, jadi dia berutang banyak pada rumah sakit ini!”Sambil berbicara, direktur itu mengamati Daffa seolah-olah dia sedang memeriksa reaksinya. Sebenarnya, dia ragu-ragu menghadapi Daffa karena dia tidak yakin apakah Daffa dapat membayar tagihan medisnya yang mahal atau tidak.Meskipun demikian, dia harus mencobanya demi rumah sakit itu. Mengejutkan baginya, Daffa mengangguk.Rasanya seolah-olah uang tunai muncul di mata direktur tersebut. Dia menyeringai begitu lebar, tapi tiba-tiba berbicara dengan lebih arogan. Sambil mengangkat satu per satu jarinya, dia berkata pada Daffa, “Pertama-tama, belum ada yang membayar bia

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 467

    “Siapa yang tahu apakah pakaianmu bukan pakaian dari sembarang toko yang tidak terkenal? Belum lagi, kamu hanya bertindak keterlaluan sejak memasuki rumah sakit. Kamu sekarang harus menaati hukum dan bayar tagihan yang sangat besar itu sebelum pergi dari sini! Kalau tidak bisa, kamu bisa kembali ke hotelmu dan mengumpulkan uangnya sebelum kembali untuk menjemput pasien. Yang mana pun yang kamu pilih, kusarankan jangan bayar tagihannya sekaligus karena nanti kamu akan menjadi orang miskin.” Sambil mengatakannya, direktur itu menyeringai.Daffa menggeram pelan seraya mendesah. Dia berbalik badan, lalu memerintah, “Edward!”Tidak butuh waktu yang lama bagi Edward untuk mengambilkan kursi roda.Begitu Daffa dengan hati-hati meletakkan Zaki ke kursi roda itu, dia menegakkan punggungnya dan melambaikan tangannya. “Bawa Zaki pergi dari sini.”Edward menegang, alisnya berkerut dan dia tidak melakukan apa yang diperintahkan. Dia hanya berdiri di sisi Daffa dalam diam. Dia tetap terpaku di t

Bab terbaru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 542

    “Aku memilih untuk kembali ke kehidupanku yang lama untuk melindungi anakku dan diam-diam menyerap nyawa kerabat-kerabat sedarahku. Kemudian, aku akan kembali ke sisi suamiku seakan-akan tidak ada yang terjadi. Kukira aku telah menyembunyikan kebenarannya dengan baik, tapi aku lupa seberapa sensitif suamiku. Dia menyadari darah di pakaianku dan baunya di seluruh badanku, tapi dia tidak mengatakan sepatah kata pun. Kami terus seperti itu hingga aku melahirkan. Ada beberapa komplikasi dan aku hampir mati dalam prosesnya. Namun, saat aku berbaring di sana, Sierra datang dengan bayi kami. Dia meminta anggota medis untuk pergi dan memberi tahu mereka bahwa dia telah menyerah terhadapku. Aku dipenuhi oleh keputusasaan, tapi ketika hanya ada kami berdua, yang dia lakukan adalah meletakkan bayi kami di sampingku dalam diam.”“Kemudian, dia mengatakan sesuatu yang tidak akan pernah kulupakan. Dia bilang padaku kalau dia tahu aku bisa bertahan hidup dengan menyerap nyawa kerabat sedarahku. Kare

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 541

    “Namun, aku bisa mengatakan ini dengan percaya diri—tidak ada bela diri yang dilakukan oleh berjubah hitam yang baik. Ini termasuk teman baikmu, Shelvin. Aku jamin dia sedang menyembunyikan sesuatu darimu. Aku telah memperhatikan dia sejak dia pertama kali muncul di Kota Almiron dan jenis bela diri yang dia tampilkan cukup tidak berbahaya. Dia memberitahumu dia telah melatih itu sejak dia kecil, tapi itu mustahil. Dia berbohong padamu, mungkin untuk meninggalkan kesan yang baik padamu. Namun, aku tidak tahu apa yang terjadi padanya, tapi yang pasti dia berbeda dari dulu saat dia di dalam markas rahasia mereka. Akan tetapi, kamu harus menggali lebih dalam sendiri.”Isabella tersenyum setelahnya, lalu melanjutkan, “Sekarang, pertanyaan terakhirmu adalah tentang meditasi.” Dia menghela napas pelan dan menatap Daffa. “Berdasarkan emosi-emosi yang kurasakan darimu saat aku berbicara, aku tahu kamu sungguh tidak mengetahui apa-apa tentang meditasi. Itu tidak masalah. Aku akan memberitahumu

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 540

    Isabella memandang Daffa dengan iri. Daffa telah lahir dengan sendok perak di mulutnya dan meskipun sebuah kecelakaan menyebabkan dia tumbuh besar dalam kemiskinan, itu tidak merenggut nyawanya ataupun kecerdasannya.Alih-alih, dia telah tumbuh menjadi pria muda yang tampan dan memasuki universitas paling bergengsi di negara ini, Universitas Praharsa, bahkan berhasil menjadi mahasiswa teratas di kelasnya. Saat bekerja dengan pekerjaan-pekerjaan aneh untuk membiayai hidupnya sendiri, dia tidak bertemu preman keras kepala yang bisa merenggut ketampanan atau kepintarannya dan dia telah berhasil sampai ke atas.Bibir Isabella terbuka dan tertutup beberapa kali. Pada akhirnya, yang dia katakan hanyalah, “Kamu tidak tahu seberapa iri aku padamu. Jika aku adalah kamu ….” Sebelum dia bisa melanjutkannya, dia melihat jari Daffa berkedut. Isabella pun dengan cepat mengangkat satu tangannya untuk menghentikan Daffa.“Baiklah, baiklah. Aku akan berhenti basa-basi dan memberitahumu apa yang ingi

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 539

    Pada saat ini, Isabella membebaskan dirinya dari cengkeraman Edward dan langsung menghampiri Daffa. Sayangnya baginya, Daffa telah menduga hal ini dan sudah bersiap-siap. Dia tidak percaya sedikit pun bahwa Isabella akan setuju untuk mengakhiri hidupnya dengan begitu mudah. Seperti yang diduga, Daffa benar.Daffa menaikkan sebelah alisnya pada bola hitam yang melesat ke arahnya dan tersenyum dengan mengejek. “Kamu lebih bodoh dari yang kukira.” Dia mulai menyalurkan kekuatan jiwanya untuk membentuk jaring yang besar di udara yang memancarkan cahaya emas yang redup.Bola hitam itu tiba-tiba berhenti sebelum berbelok dan mencoba kabur. Kemudian, dia berhenti dan terjatuh ke tanah. Dia tidak bisa lari ke mana-mana karena dia dikepung oleh jaring itu.Dia menarik napas dalam-dalam dan bola hitam itu mulai berubah. Kali ini, Daffa tidak terkejut. Dia telah melihatnya berubah dari yang awalnya wanita muda menjadi wanita tua. Kali ini, dia hanya kembali dari bola hitam menjadi wujudnya yan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 538

    Isabella menunjuk Daffa dengan jari yang gemetar, tapi lengan itu tidak lama jatuh ke sisi. Mata di sisi tubuh Edward yang berada di bawah kendali Isabella membelalak terkejut. Ujung bibirnya berkedut, tapi dia tidak dapat bersuara.Daffa menyadari hal ini dan mengangkat sebelah alisnya. Dia mengangkat kedua lengannya lagi dan menyelimuti Edward dengan kekuatan jiwanya. Dia awalnya berniat untuk membantu Edward menyerang Isabella, tapi dia tidak dapat menemukan Isabella secara akurat dengan mata yang terbuka.Di sisi lain, Isabella bisa melihat kekuatan jiwa Daffa dan dengan mudah menghindarinya, yang berarti Daffa bisa menyakiti Edward kapan pun. Karena itu, itu bukanlah cara yang tepat untuk menangani hal ini. Namun, Daffa dapat mendorong Edward dan membantunya mengalahkan Isabella dengan menyelimuti Edward dengan kekuatan jiwanya.Ada poin plus dari cara ini. Jika Isabella mengambil kesempatan ini untuk menyerap kekuatan jiwanya, itu akan melukainya alih-alih memberikan dirinya d

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 537

    “Kamu melakukan hal yang bodoh dengan memandangku dengan tatapan polos seperti itu.” Daffa menatap Edward dengan tatapan menghina. Tatapan mata Edward perlahan berubah setelah mendengarnya. Memang benar setengah dari tatapan itu dimiliki oleh Edward yang sebenarnya, tapi separuh yang lainnya membuat kulit merinding.Ketika dia membuka mulutnya, suaranya serak. “Aku terkejut kamu berhasil mengetahui bahwa aku bukanlah Edward yang sesungguhnya. Itu bukanlah sesuatu yang akan terbesit di pikiran orang biasa, tapi kamu langsung terpikirkan hal itu.”Isabella tiba-tiba tersenyum, membuat wajah Edward terlihat mengerikan. Dia hanya dapat mengendalikan separuh tubuh Edward dan menarik separuh tubuhnya yang lain ke depan. Daffa menaikkan sebelah alisnya ketika dia melihatnya dan berdiri menghalangi jalan Edward dengan tangan di balik punggungnya.Daffa terlihat tenang, tapi tangannya mengkhianatinya karena dia mengetukkan jarinya di tangan yang lain. Isabella tidak dapat melihat ini. Yang d

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 536

    Karena nalurinya memberitahunya bahwa ada yang aneh, itu berarti kematian Isabella bukan karena sebab alamiah. Namun, itu cukup sederhana untuk melihat apakah dia sungguh mati atau tidak. Senyuman terukir di wajah Daffa seraya dia berjalan menghampiri Sierra Stevan Sutyastomo yang napasnya hampir tidak dapat terdeteksi.Daffa menaikkan sebelah alisnya. Sekarang, dia tahu kenapa Isabella lemah sekali sebelumnya meskipun dia hanya sedikit lebih lemah dibandingkan dengannya. Sebagai ahli bela diri terbangkit, tidak mungkin dia mengalami luka-luka serius seperti itu karena satu teriakan, tapi sekarang tampaknya dia telah mengorbankan dirinya sendiri untuk melindungi Sierra.Daffa menaikkan sebelah alisnya lagi. Kesimpulan ini tampak menggelikan, tapi itu adalah satu-satunya yang dapat terpikirkan olehnya. Apa pun kenyataannya, itu tidak akan mengubah hasilnya—Isabella bukanlah orang yang manusiawi dengan hati nurani.Isabella pasti memiliki alasannya sendiri untuk melindungi Sierra. Mun

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 535

    Pemandangan di hadapan Daffa membuatnya sangat tidak nyaman, tapi dia memaksakan dirinya untuk mulai bergerak lagi. Kali ini, dia beranjak ke arah reruntuhan yang dulunya merupakan markas Grup Sierra.Dia bisa merasakan keberadaan Isabella di sana. Napas wanita itu hampir tidak dapat terdeteksi, tapi itu membuktikan bahwa dia masih hidup. Daffa ingin menggoyangkannya untuk membangunkannya dan mengetahui apa yang telah terjadi dalam sepersekian detik rasa sakit itu.Seraya dia menghampiri reruntuhan itu, dia melihat sesuatu yang membuatnya mengangkat sebelah alisnya karena terkejut. Isabella terbaring di tanah dan di pelukannya tergeletak seorang pria yang terlihat jauh lebih tua dari Isabella. Dia mungkin cukup tua untuk menjadi kakek Isabella. Akan tetapi, yang lebih mengejutkan adalah bahwa Daffa mengenalinya.Dia adalah penemu Grup Sierra, Sierra Stevan Sutyastomo, dan orang yang sebenarnya Daffa incar. Ternyata, dia adalah orang yang amat sangat tidak penting.Daffa mengamati m

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 534

    Dia tidak pernah sekali pun mengalami kekuatan jiwanya terpengaruh oleh faktor eksternal dan itu membuatnya bingung. Isabella terus memperhatikan Daffa seraya dia mengamati setiap pergerakannya. Dia tidak mau percaya kalau semua serangannya sempurna. Pasti ada titik lemah di suatu tempat.Namun, ketika dia merasa dia akan menemukan sesuatu, hal lain menarik perhatiannya. Seseorang sedang menghampirinya dari belakang selagi dia menghadapi Daffa.Isabella terhimpit di tengah-tengah mereka. Jika dia tidak bisa menghindar, dia akan mati dengan mengenaskan. Tekanan yang Daffa kerahkan padanya akan mengubahnya menjadi bubur, mirip seperti apa yang telah Isabella lakukan pada korban-korbannya di masa lalu.Isabella mengangkat kedua lengannya, mengarahkan satu telapak tangan ke arah Daffa dan telapak tangannya yang lain ke arah orang di belakangnya, lalu melepaskan kekuatan jiwanya. Seketika, dia merasa napasnya kembali menjadi normal dan tenang. Dia mencibir dan menatap Daffa dengan menghi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status