Daffa mengatakan hal tersebut dengan santai, membuat alis Bima berkerut. Dia mengamati Daffa dengan hati-hati, mencoba mencari tahu apakah Daffa sedang berbohong atau tidak.Saat itulah Bram menyadari bahwa dia telah melupakan satu hal yang krusial—dia tidak lagi memiliki suara dalam hal itu karena dia telah menyerang Daffa.Daffa menyeringai. Dia meletakkan kedua tangannya di balik punggung sambil membiarkan Bima mengamatinya. Pada akhirnya, dia menghela napas dan mengabaikan tatapan Bima, berkomentar, “Ada banyak cara untuk menyelesaikan situasi ini, tapi kalian tidak repot-repot mencoba satu pun dari semua cara itu. Aku sudah membuang-buang terlalu banyak waktu berdiam diri di kantor polisi dan kesabaranku sudah habis. Jadi, bagaimana jika kalian menelepon atau mengirimku surel ketika kalian sudah memecahkan pembunuhan Rafael? Aku akan pergi sekarang.”Bibir Bima berkerut oleh amarah sekali lagi seraya dia mendengus dengan keras. Dia menunggu hingga perhatian semua orang tertuju
Namun, sebelum Ansel dapat terpikirkan sebuah rencana, suara Daffa yang dingin terdengar. “Buang semua idemu ke tempat sampah karena itu tidak akan terjadi. Tegar tidak diperbolehkan pergi bersama kita karena dia sebelumnya terlibat dengan banyak kegiatan terlarang.”Mata Ansel membelalak karena dia tidak menduga hal itu. Dia ingin meminta lebih banyak informasi, tapi dia merasa sebaiknya dia tidak menguji kesabaran Daffa pada saat itu. Jadi, dia menundukkan kepalanya dalam diam.Tidak lama waktu berlalu sebelum taksi mereka tiba di hotel.Ansel tidak dapat memberanikan dirinya untuk menanyakan pertanyaannya. Tanpa dia sadari, keraguannya membuatnya tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk bertanya lagi. Daffa telah membayar biaya taksi, membuka pintu, dan keluar tanpa berpikir dua kali ataupun melirik Ansel.Oleh karena itu, Ansel baru sadar banyak orang berdiri di luar mobil ketika dia tersadarkan dari lamunannya dan turun dari mobil.Edward berdiri di depan orang-orang itu,
Edward menunggu jawaban Daffa sebelum berkata, “Saya rasa berbahaya pergi ke sana sekarang. Kita mungkin akan diserang oleh kerumunan itu jika kita turun dari mobil sekarang.”Daffa mengangguk, mengulurkan tangannya untuk membuka pintu mobil, lalu turun dari mobil sebelum Edward bisa bereaksi apa-apa. Dia berkata kepada seluruh rombongannya, “Rencana baru kita adalah membuang semua rencana kita sebelumnya. Setiap orang bebas bertindak sesuai dengan situasi masing-masing, tapi aku hanya meminta kalian semua kembali kepadaku hidup-hidup!”Kejadian itu terjadi dalam sekejap. Edward masih ternganga di kursi pengemudi, sementara Daffa sudah menghajar dua orang yang menghalangi pintu rumah sakit. Edward sangat terkejut hingga dia lupa memutar setir, membuatnya menabrak salah satu musuh mereka.Teriakan kesakitan memecah udara dan itu menarik perhatian semua orang.Sementara itu, orang-orang lainnya yang datang bersama Daffa langsung menyebar, memanfaatkan distraksi itu untuk menaklukkan
Daffa mengamati satu per satu orang itu, tapi dia tetap berbicara dengan nada yang lembut saat bertanya, “Bolehkah aku tahu kenapa kalian mencariku?”Alis direktur rumah sakit itu mengernyit. Namun, dia mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk bertatapan dengan Daffa sebelum dengan berani berkata, “Pria yang Anda gendong memiliki banyak tagihan medis yang belum terbayar, jadi dia berutang banyak pada rumah sakit ini!”Sambil berbicara, direktur itu mengamati Daffa seolah-olah dia sedang memeriksa reaksinya. Sebenarnya, dia ragu-ragu menghadapi Daffa karena dia tidak yakin apakah Daffa dapat membayar tagihan medisnya yang mahal atau tidak.Meskipun demikian, dia harus mencobanya demi rumah sakit itu. Mengejutkan baginya, Daffa mengangguk.Rasanya seolah-olah uang tunai muncul di mata direktur tersebut. Dia menyeringai begitu lebar, tapi tiba-tiba berbicara dengan lebih arogan. Sambil mengangkat satu per satu jarinya, dia berkata pada Daffa, “Pertama-tama, belum ada yang membayar bia
“Siapa yang tahu apakah pakaianmu bukan pakaian dari sembarang toko yang tidak terkenal? Belum lagi, kamu hanya bertindak keterlaluan sejak memasuki rumah sakit. Kamu sekarang harus menaati hukum dan bayar tagihan yang sangat besar itu sebelum pergi dari sini! Kalau tidak bisa, kamu bisa kembali ke hotelmu dan mengumpulkan uangnya sebelum kembali untuk menjemput pasien. Yang mana pun yang kamu pilih, kusarankan jangan bayar tagihannya sekaligus karena nanti kamu akan menjadi orang miskin.” Sambil mengatakannya, direktur itu menyeringai.Daffa menggeram pelan seraya mendesah. Dia berbalik badan, lalu memerintah, “Edward!”Tidak butuh waktu yang lama bagi Edward untuk mengambilkan kursi roda.Begitu Daffa dengan hati-hati meletakkan Zaki ke kursi roda itu, dia menegakkan punggungnya dan melambaikan tangannya. “Bawa Zaki pergi dari sini.”Edward menegang, alisnya berkerut dan dia tidak melakukan apa yang diperintahkan. Dia hanya berdiri di sisi Daffa dalam diam. Dia tetap terpaku di t
Kartu hitam seringnya merupakan kartu kredit mewah khusus yang diterbitkan bank untuk pelanggan eksklusif. Kebanyakan orang hanya bisa bermimpi memiliki kartu seperti itu. Selain itu, berdasarkan apa yang direktur itu ketahui, tidak lebih dari 10 keluarga kaya di negara itu cukup kaya untuk memiliki monogram keluarga mereka terukir pada kartu bank mereka.Belum lagi, tidak satu pun dari keluarga kaya itu berasal dari Kota Almiron.“Sial! Aku benar-benar mengacau,” batin direktur itu, wajahnya memucat seperti hantu dan bibirnya gemetar. Dia lalu menatap Daffa dengan mata yang gemetar dan tanpa ragu berlutut untuk memohon ampun.Air mata langsung menggenang di wajahnya seraya dia memohon, “Saya tahu saya telah melakukan kesalahan besar karena telah membuat Anda tersinggung. Anda bukan orang kaya baru dan aura yang terpancarkan dari Anda tidak terlihat seperti itu! Saya hanya mengatakan omong kosong. Tolong ampuni saya, saya ….”Matanya bergerak-gerak ke sana kemari, mencari-cari solu
Daffa tampak mencemooh. “Aku telah memperlakukanmu dengan baik dan sabar, tapi yang kamu lakukan hanyalah mengecewakanku.” Tatapan matanya berubah dingin. “Kamu pasti mendengar apa yang kukatakan, mengingat kamu langsung menatapku.”Samantha tidak tahu apa yang disiratkan oleh Daffa. Samantha menggelengkan kepalanya dan menatap Daffa dengan meremehkan. “Iya, aku mendengar segala hal yang kamu katakan. Lantas kenapa? Apakah kamu akan menyakitiku? Sayang sekali karena aku tahu kalian tidak akan berani melakukan apa-apa. Kalau tidak, kamu pasti sudah melakukan sesuatu sejak dulu. Selain itu, kamu sangat tergila-gila dengan uang sehingga kamu terus memaafkan aku karena kekayaan ayahku.”Daffa menaikkan sebelah alisnya, terkejut oleh keterusterangan wanita itu. Daffa tidak menyangka Samantha akan mengatakan pemikirannya dengan begitu blak-blakan. Tentunya, Samantha mengira hal terburuk yang akan terjadi adalah sedikit kerugian moneter.Sayangnya, Samantha tidak tahu bahwa kehilangan uang
“Kamu tidak boleh memperlakukan aku seperti ini. Ayahku sudah menjadi mitra bisnismu sejak lama dan dia terus bersikap baik padamu.”Daffa mengangkat bahunya. “Kamu benar. Aku dengan senang hati mau terus bekerja sama dengannya jika dia tidak masalah.” Dia terdengar seperti sedang membicarakan cuaca.Sementara itu, Samantha tidak setenang Daffa. Dia menatap Daffa dengan mata yang memerah dan berkata, “Hentikan omong kosongmu! Aku tidak percaya sedikit pun bahwa ayahku akan terus bekerja sama denganmu jika kamu menyentuhku! Berdoalah dia tidak mengulitimu hidup-hidup!” Karena Samantha yakin Daffa tidak akan memaafkannya, dia tidak repot-repot berpura-pura baik.Daffa menatapnya dengan tatapan mengejek. “Kamu tahu, kukira kamu akan menjadi lebih pintar dan mempelajari satu atau dua hal setelah bekerja selama beberapa tahun, tapi kamu malah menjadi lebih bodoh dari sebelumnya.” Daffa berjalan ke arah Samantha dan Samantha gemetar hebat ketika dia melihat keinginan membunuh di mata Daff
Daffa menggumamkan nama itu pada dirinya sendiri sebelum menatap pria itu lagi. “Kamu orang asing?”Yarlin mengedipkan mata untuk sesaat sebelum mengangguk. Menunjukkan senyuman getir sambil memerahkan matanya, dia menjelaskan, “Aku telah terjebak di sini begitu lama hingga aku tidak dapat mengingat banyak hal lagi.”“Terjebak?” Daffa mengangkat sebelah alisnya.Yarlin mengangguk, wajahnya makin tegang saat dia menoleh ke samping dan melambaikan tangannya, menghentikan semua kabut di sekitar tubuhnya.Kerutan terbentuk di wajah Daffa seketika.Ternyata, ada ruangan tersembunyi di belakang Yarlin selama ini. Daffa bisa melihat ruangan yang menyala dengan terang dan terdapat perabotan yang lengkap, tempat Yarlin tinggali selama ini, karena kabutnya telah terangkat.Itu langsung membuat alis Daffa menyempit menjadi berbentuk V. Tidak ada yang terdengar aneh dari penjelasan Yarlin, tapi dia tahu perabotan itu berasal dari era yang berbeda dan ada tanda-tanda keausan akibat penggunaan
Wajah Briana berkerut kebingungan ketika dia mendengar apa yang Daffa katakan. Namun, Daffa menggelengkan kepalanya dan tidak menjelaskan dirinya sendiri.Pria itu, yang diduga Shelvin, berdiri di hadapan mereka berdua sepanjang waktu. Pada saat itu, bibirnya melengkung saat dia mencibir, “Aku tidak percaya kamu bisa sekeji ini.”Itu langsung menarik perhatian Daffa.Setelah egonya terdongkrak, pria itu melanjutkan, “Apakah Shelvin pernah melihat sisi dirimu yang ini? Dia tampaknya tidak memiliki kesan negatif apa pun darimu—yah, setidaknya tidak ada dari yang bisa kuakses.”Tatapan mematikan datang dari Daffa ketika nama Shelvin disebutkan oleh pria di balik kabut hitam itu yang sekarang mengendalikan tubuh Shelvin.Namun, “Shelvin” yang ini tampaknya tidak keberatan dengan pelototan Daffa. Senyum pria itu makin lebar saat dia menambahkan, “Aku tidak menyangka kamu akan menjadi seperti ini, Daffa.”Briana awalnya mengerutkan bibirnya karena tidak nyaman. Namun, dia segera kehila
“Pasti membutuhkan banyak tekad bagi Briana untuk tidak membunuhmu dan bawahanmu. Pastikan untuk berterima kasih padanya nanti,” tambah Edward. Dia lalu menghampiri sisi Briana untuk berkata, “Tunggu di sini. Aku akan membantu Tuan Halim.”Edward hendak beranjak ke lantai atas ketika seseorang menarik lengan bajunya, menghentikannya. Dia berbalik sambil mengernyit karena dia bisa merasakan tatapan cemburu seseorang terpaku padanya. Begitu dia menghadap Briana lagi, Edward menaikkan sebelah alisnya seakan-akan mempertanyakan reaksinya yang tidak profesional.Itu membuat Briana mengangkat alisnya sebelum memasang kembali ekspresi datarnya. Briana lalu membuka mulutnya untuk berbicara dalam suara yang lembut. “Kamu yang tunggu di sini. Kemampuan bertarungmu tidak sebagus aku, jadi sebaiknya aku yang pergi dan membantu Tuan Halim.”Dia lalu melihat ke belakangnya tempat Prima berada dan matanya membelalak sesaat. Ketika dia melihat Prima gemetar ketakutan, tatapan Briana kembali tidak b
Itu karena Daffa merasakan aura familier di dalam mata Shelvin begitu Shelvin menatapnya. Namun, itu hanya bertahan sesaat. Akan tetapi, Daffa tetap tidak dapat menahan kegembiraan di dalam hatinya setelah menyadari keberadaan Shelvin.Sebaliknya, wajah Shelvin menggelap. Dia dengan serak berkata sambil mengeluarkan gumpalan gas hitam lainnya, “Jangan senang dulu, bocah.”Walaupun matanya menyipit menjadi berbentuk garis, Daffa mempertahankan ekspresi netral sambil menghadap angin topan yang tiba-tiba terbentuk di dalam ruangan itu. Gas hitam itu entah bagaimana menyebabkan udara berputar kian cepat tiap detiknya, menyapu perabotan bersamanya.Pakaian Daffa yang sudah robek mulai berkibar di udara sampai-sampai pakaiannya tidak dapat menutupi tubuhnya lagi. Namun, mereka berdua tetap berdiri menghadap satu sama lain tanpa terlalu mengindahkannya.Seraya mereka memandang satu sama lain dengan lebih intens, makin banyak hal tersapu ke dalam tengah-tengah angin topan itu. Tekanan atmo
Mata Daffa membelalak. Bahkan tulangnya gemetar di balik kulitnya karena amarah yang membara di dalam dadanya. Meskipun demikian, Daffa tidak melakukan apa pun dan hanya tersenyum pada Shelvin.Walaupun begitu, Shelvin tahu kalau Daffa hanya berpura-pura. Shelvin melengkungkan satu sisi bibirnya ke atas, mencibir, “Kamu terus berpura-pura seperti kamu sangat ingin bekerja bersamaku, tapi di lubuk hatimu, yang kamu inginkan hanyalah menekan tombol jeda untuk pertarungan kita hari ini.”Suaranya tetap datar sepanjang waktu.“Dari apa yang kuingat, aku selalu memandangmu sebagai orang yang cukup baik. Memang, kamu bisa bersikap arogan dan memiliki potensi yang kurang untuk perkembangan karakter, tapi aku bisa mengerti kenapa.”Shelvin mengangguk dengan pengertian, tapi itu hanya meninggalkan rasa pahit di mulut Daffa. Walaupun Daffa mengernyit, Shelvin mengabaikan Daffa dan melanjutkan perkataannya.“Itu normal. Lagi pula, kamu dulu sangat miskin.” Dia menatap Daffa dengan tatapan be
Bahkan gas hitam yang melawan penjeratan jaring emas itu membeku. Itu memberikan jaring emas Daffa kesempatan untuk menyerang. Maka, jaring itu dengan cepat dan aman membungkus gas hitam itu.Demikian pula, kedua kubah yang melawan satu sama lain dari awal akhirnya berhenti. Kubah hitam itu perlahan menyusut menjadi hanya seukuran kuku jari Daffa, yang berarti Daffa adalah pemenangnya.Menoleh untuk menatap pria itu, Daffa melanjutkan, “Namun, aku tidak bersedia melakukannya karena aku menghargai semua hubungan dalam hidupku.”Tatapannya menusuk pria itu. Dia tidak mau mengedip, memfokuskan seluruh perhatiannya pada pria di balik kabut hitam itu.Kendati sikap tenangnya, Daffa meletakkan kedua tangannya di balik punggungnya dan mengepalkannya, menyembunyikan betapa kacau emosinya saat itu. Saat Daffa mengatakan kata-kata itu, kabut hitam di sekitar pria itu mulai menghilang.Itu terus berlanjut hingga wajah pria itu menjadi jelas. Wajahnya sama seperti yang Daffa bayangkan sebelum
Namun, Daffa bisa dengan samar merasakan pergerakan dari sosok yang bersembunyi di balik kabut hitam. Orang itu tampaknya kesulitan, yang berarti situasinya menguntungkan bagi Daffa yang akhirnya bisa melawan pria itu dengan setara. “Ini adalah kesempatan terakhirmu untuk melawanku dengan adil. Kalau tidak, aku akan membunuhmu.”“Tidak ada yang bisa mendapatkan nyawaku.” Pria itu akhirnya berbicara, tapi suaranya masih terdengar seperti serangkaian gerutuan. “Saat aku masih anak-anak, aku diperintah untuk membunuh seratus ribu orang. Barulah saat itu aku bisa mengakhiri hidupku. Namun, aku puas dengan kehidupanku saat ini dan belum merasa perlu mengakhiri hidupku.”Kerutan muncul di wajahnya saat dia menatap Daffa dan menambahkan, “Aku akan mengatakan ini—kamu adalah orang yang paling banyak bicara yang pernah kutemui.”Saat itulah kekuatan jiwa hitamnya mulai berfluktuasi dengan cepat.Mengamati dari kejauhan, Daffa menyadari riak kecil terbentuk di udara dan perlahan kembali ke k
Ditawan oleh tangan sosok gelap itu, Daffa mencoba menggerakkan lengannya. Akan tetapi, dia menyadari bahwa tidak ada ruang yang cukup untuk bergerak, jadi lengannya terjebak menempel ke tubuhnya. Menghela napas dalam-dalam, dia memanggil kekuatan jiwanya dalam bentuk gas yang hangat dan berdengung dan menenggelamkannya ke dalam pori-porinya.Dia berpikir bahwa, karena gas hitam dan gas emas saling memengaruhi satu sama lain sebelumnya, dia bisa menggunakan teori itu ke situasinya saat ini. Itu terlihat seperti kesempatan yang sangat bagus untuk melemahkan lawannya.Dia menyipitkan matanya pada pria di balik kabut hitam itu, bertanya-tanya bagaimana orang itu bahkan tidak berpindah tempat meskipun Daffa telah menyerangnya berkali-kali. Segala hal tampak tidak normal bagi Daffa yang merasa satu-satunya alasan sosok gelap itu tetap tidak terluka adalah karena dia belum menemukan kelemahan fatal sosok gelap itu.“Namun, apa kelemahan fatal seseorang yang cukup kuat untuk menawanku?” Da
Wajah Daffa terlihat pucat karena dia sangat membutuhkan kedua kubah itu untuk berhenti bertabrakan dengan satu sama lain. Barulah saat itu dia bisa menjadikan kubah hitam itu berwarna emas sepenuhnya. Setiap kali tabrakan terjadi, berbagai macam gas berwarna akan meledak. Beberapa mengenai tubuh Daffa, sementara yang lainnya menabrak penghalangnya.Sementara itu, kubah hitam kedua yang dibuat oleh sosok itu terus menyerang penghalang itu dengan kuat sehingga beberapa dentuman keras terdengar. Penghalang yang juga bergetar setelah setiap benturan pun tidak membantu. Hantaman itu akan menabrak penghalang, terpental, lalu menabrak tanah dengan dentuman yang menggema.Semua suara itu menyebabkan getaran yang terus-menerus di telinga Daffa, membuatnya mengernyit dan memanggil beberapa kekuatan jiwa untuk membentuk penghalang di sekitar telinganya. Kemudian, dia mengembuskan napas panjang, sedikit relaks karena sekarang telinganya tidak sakit.Saat itulah tangannya terjulur ke samping, m