Share

Bab 464

Penulis: Benjamin
Namun, sebelum Ansel dapat terpikirkan sebuah rencana, suara Daffa yang dingin terdengar. “Buang semua idemu ke tempat sampah karena itu tidak akan terjadi. Tegar tidak diperbolehkan pergi bersama kita karena dia sebelumnya terlibat dengan banyak kegiatan terlarang.”

Mata Ansel membelalak karena dia tidak menduga hal itu. Dia ingin meminta lebih banyak informasi, tapi dia merasa sebaiknya dia tidak menguji kesabaran Daffa pada saat itu. Jadi, dia menundukkan kepalanya dalam diam.

Tidak lama waktu berlalu sebelum taksi mereka tiba di hotel.

Ansel tidak dapat memberanikan dirinya untuk menanyakan pertanyaannya. Tanpa dia sadari, keraguannya membuatnya tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk bertanya lagi. Daffa telah membayar biaya taksi, membuka pintu, dan keluar tanpa berpikir dua kali ataupun melirik Ansel.

Oleh karena itu, Ansel baru sadar banyak orang berdiri di luar mobil ketika dia tersadarkan dari lamunannya dan turun dari mobil.

Edward berdiri di depan orang-orang itu,
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 465

    Edward menunggu jawaban Daffa sebelum berkata, “Saya rasa berbahaya pergi ke sana sekarang. Kita mungkin akan diserang oleh kerumunan itu jika kita turun dari mobil sekarang.”Daffa mengangguk, mengulurkan tangannya untuk membuka pintu mobil, lalu turun dari mobil sebelum Edward bisa bereaksi apa-apa. Dia berkata kepada seluruh rombongannya, “Rencana baru kita adalah membuang semua rencana kita sebelumnya. Setiap orang bebas bertindak sesuai dengan situasi masing-masing, tapi aku hanya meminta kalian semua kembali kepadaku hidup-hidup!”Kejadian itu terjadi dalam sekejap. Edward masih ternganga di kursi pengemudi, sementara Daffa sudah menghajar dua orang yang menghalangi pintu rumah sakit. Edward sangat terkejut hingga dia lupa memutar setir, membuatnya menabrak salah satu musuh mereka.Teriakan kesakitan memecah udara dan itu menarik perhatian semua orang.Sementara itu, orang-orang lainnya yang datang bersama Daffa langsung menyebar, memanfaatkan distraksi itu untuk menaklukkan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 466

    Daffa mengamati satu per satu orang itu, tapi dia tetap berbicara dengan nada yang lembut saat bertanya, “Bolehkah aku tahu kenapa kalian mencariku?”Alis direktur rumah sakit itu mengernyit. Namun, dia mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk bertatapan dengan Daffa sebelum dengan berani berkata, “Pria yang Anda gendong memiliki banyak tagihan medis yang belum terbayar, jadi dia berutang banyak pada rumah sakit ini!”Sambil berbicara, direktur itu mengamati Daffa seolah-olah dia sedang memeriksa reaksinya. Sebenarnya, dia ragu-ragu menghadapi Daffa karena dia tidak yakin apakah Daffa dapat membayar tagihan medisnya yang mahal atau tidak.Meskipun demikian, dia harus mencobanya demi rumah sakit itu. Mengejutkan baginya, Daffa mengangguk.Rasanya seolah-olah uang tunai muncul di mata direktur tersebut. Dia menyeringai begitu lebar, tapi tiba-tiba berbicara dengan lebih arogan. Sambil mengangkat satu per satu jarinya, dia berkata pada Daffa, “Pertama-tama, belum ada yang membayar bia

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 467

    “Siapa yang tahu apakah pakaianmu bukan pakaian dari sembarang toko yang tidak terkenal? Belum lagi, kamu hanya bertindak keterlaluan sejak memasuki rumah sakit. Kamu sekarang harus menaati hukum dan bayar tagihan yang sangat besar itu sebelum pergi dari sini! Kalau tidak bisa, kamu bisa kembali ke hotelmu dan mengumpulkan uangnya sebelum kembali untuk menjemput pasien. Yang mana pun yang kamu pilih, kusarankan jangan bayar tagihannya sekaligus karena nanti kamu akan menjadi orang miskin.” Sambil mengatakannya, direktur itu menyeringai.Daffa menggeram pelan seraya mendesah. Dia berbalik badan, lalu memerintah, “Edward!”Tidak butuh waktu yang lama bagi Edward untuk mengambilkan kursi roda.Begitu Daffa dengan hati-hati meletakkan Zaki ke kursi roda itu, dia menegakkan punggungnya dan melambaikan tangannya. “Bawa Zaki pergi dari sini.”Edward menegang, alisnya berkerut dan dia tidak melakukan apa yang diperintahkan. Dia hanya berdiri di sisi Daffa dalam diam. Dia tetap terpaku di t

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 468

    Kartu hitam seringnya merupakan kartu kredit mewah khusus yang diterbitkan bank untuk pelanggan eksklusif. Kebanyakan orang hanya bisa bermimpi memiliki kartu seperti itu. Selain itu, berdasarkan apa yang direktur itu ketahui, tidak lebih dari 10 keluarga kaya di negara itu cukup kaya untuk memiliki monogram keluarga mereka terukir pada kartu bank mereka.Belum lagi, tidak satu pun dari keluarga kaya itu berasal dari Kota Almiron.“Sial! Aku benar-benar mengacau,” batin direktur itu, wajahnya memucat seperti hantu dan bibirnya gemetar. Dia lalu menatap Daffa dengan mata yang gemetar dan tanpa ragu berlutut untuk memohon ampun.Air mata langsung menggenang di wajahnya seraya dia memohon, “Saya tahu saya telah melakukan kesalahan besar karena telah membuat Anda tersinggung. Anda bukan orang kaya baru dan aura yang terpancarkan dari Anda tidak terlihat seperti itu! Saya hanya mengatakan omong kosong. Tolong ampuni saya, saya ….”Matanya bergerak-gerak ke sana kemari, mencari-cari solu

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 469

    Daffa tampak mencemooh. “Aku telah memperlakukanmu dengan baik dan sabar, tapi yang kamu lakukan hanyalah mengecewakanku.” Tatapan matanya berubah dingin. “Kamu pasti mendengar apa yang kukatakan, mengingat kamu langsung menatapku.”Samantha tidak tahu apa yang disiratkan oleh Daffa. Samantha menggelengkan kepalanya dan menatap Daffa dengan meremehkan. “Iya, aku mendengar segala hal yang kamu katakan. Lantas kenapa? Apakah kamu akan menyakitiku? Sayang sekali karena aku tahu kalian tidak akan berani melakukan apa-apa. Kalau tidak, kamu pasti sudah melakukan sesuatu sejak dulu. Selain itu, kamu sangat tergila-gila dengan uang sehingga kamu terus memaafkan aku karena kekayaan ayahku.”Daffa menaikkan sebelah alisnya, terkejut oleh keterusterangan wanita itu. Daffa tidak menyangka Samantha akan mengatakan pemikirannya dengan begitu blak-blakan. Tentunya, Samantha mengira hal terburuk yang akan terjadi adalah sedikit kerugian moneter.Sayangnya, Samantha tidak tahu bahwa kehilangan uang

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 470

    “Kamu tidak boleh memperlakukan aku seperti ini. Ayahku sudah menjadi mitra bisnismu sejak lama dan dia terus bersikap baik padamu.”Daffa mengangkat bahunya. “Kamu benar. Aku dengan senang hati mau terus bekerja sama dengannya jika dia tidak masalah.” Dia terdengar seperti sedang membicarakan cuaca.Sementara itu, Samantha tidak setenang Daffa. Dia menatap Daffa dengan mata yang memerah dan berkata, “Hentikan omong kosongmu! Aku tidak percaya sedikit pun bahwa ayahku akan terus bekerja sama denganmu jika kamu menyentuhku! Berdoalah dia tidak mengulitimu hidup-hidup!” Karena Samantha yakin Daffa tidak akan memaafkannya, dia tidak repot-repot berpura-pura baik.Daffa menatapnya dengan tatapan mengejek. “Kamu tahu, kukira kamu akan menjadi lebih pintar dan mempelajari satu atau dua hal setelah bekerja selama beberapa tahun, tapi kamu malah menjadi lebih bodoh dari sebelumnya.” Daffa berjalan ke arah Samantha dan Samantha gemetar hebat ketika dia melihat keinginan membunuh di mata Daff

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 471

    Edward mengangguk. “Iya, tapi dia juga kurang pintar. Kalau saya adalah dia, saya akan langsung mengaku sudah berjasa karena telah merawat Zaki. Lalu, saya akan memilih untuk terus merawatnya tanpa menarik biaya apa-apa.” Daffa menaikkan sebelah alisnya. Kemudian, dia menoleh ke arah Zaki sambil tersenyum. Zaki tidak tahu alasan di balik senyuman itu dan dia kebingungan. Dia ingin bertanya apa yang sedang terjadi, tapi dia tetap tidak mengatakan apa-apa sampai akhir. Daffa menggelengkan kepalanya, masih tersenyum. “Kamu telah melupakan hal penting. Ada banyak orang yang mengamati Zaki di rumah sakit dan ada kemungkinan mereka belum membayar sedikit pun. Mungkin direktur rumah sakit itu tidak berani meminta mereka untuk membayar tagihan medisnya, jadi dia memilih untuk menagih tagihan itu kepadaku.” Senyumnya merekah. “Aku tidak merasakan keserakahan dari direktur rumah sakit itu, tapi aku merasakan kelicikan. Apa pun itu, dia bukan orang yang tidak berdosa.” Suasana hatinya mung

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 472

    Michael tidak mengatakan apa-apa. Dia tahu Daffa mengatakan kebenarannya. Tidak mungkin dia menyalahkan Daffa, mau bagaimanapun dia melihat situasinya. Samantha adalah penyebab dari semua kekacauan ini. Setelah keheningan yang panjang, Michael mendesah. “Saya tahu ini semua adalah kesalahan putri saya, tapi saya masih tetap harus melindunginya. Jika Anda bersikeras untuk menghukumnya, satu-satunya hal yang dapat saya lakukan adalah menggunakan seluruh uang yang Keluarga Wibisana miliki untuk melawan Anda.”Michael mematikan teleponnya setelah mengatakan itu, tidak lagi memiliki kekuatan untuk melanjutkan percakapannya.Dia duduk dengan kaku di sofa, dikelilingi oleh kegelapan di vila Keluarga Wibisana. Seorang pelayan muncul di sampingnya, membungkukkan kepalanya, dan berkata, “Pak, saya rasa kita perlu bersiap-siap untuk menghadapi Daffa.” Michael mengangguk. “Kamu benar, tapi aku tidak tahu apa yang harus kita lakukan.” Pelayan itu menghela napas. “Risiko kegagalannya terlalu

Bab terbaru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 616

    Edward mengedipkan matanya, matanya tertuju pada Daffa dan fokus. Lalu, bibirnya mulai gemetar saat dia berkata, “Tuan Halim, saya tidak menyangka bisa melihat Anda lagi.”Daffa memutar bola matanya. “Maksudmu, kamu akan mati atau apakah kamu takut aku akan mati?”Edward terhuyung, lalu menggelengkan kepalanya. “Bukan itu yang saya maksud, Tuan.”Daffa tersenyum. “Aku tahu itu, tentu saja. Aku hanya merasa caramu mengatakannya lucu.” Mereka saling bertatapan dan melihat kelegaan di mata satu sama lain. Briana masih berdiri di atas tumpukan puing seraya dia mengamati mereka berdua berbincang di samping tornado. Briana menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya.Kemudian, dia menangkupkan kedua tangannya di sekitar mulutnya, menyalurkan kekuatan jiwanya ke tenggorokannya, dan berkata dengan lantang, “Ayo turun! Tuan Halim, mentor Anda dan pria tua itu telah pergi. Kita harus mengejar mereka.”Daffa mengernyit. Dia pikir Teivel dan pria tua itu telah berpindah ke tempat lain, mirip

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 615

    Mata Daffa merah dan sedikit berair. Dia tidak mengatakan apa-apa. Alih-alih, dia mencoba menyalurkan semua kekuatan jiwa emas yang dia miliki ke dalam tubuh Briana. Tidak lama, Briana merasa seperti dia telah pulih kembali.Briana membuka matanya, terlihat lebih bertenaga dibandingkan sebelumnya. Dia mengernyit pada Daffa dengan tidak setuju dan mencoba mendorongnya, tapi Daffa langsung menghentikannya. Daffa terlihat lebih tenang dibandingkan sebelumnya, tapi nada bicaranya muram saat dia berkata, “Kamu belum membaik sepenuhnya. Tidak ada yang lebih penting saat ini daripada pemulihanmu.”Briana tidak mengatakan apa-apa. Daffa melanjutkan, “Lagi pula, kamu harus membaik sesegera mungkin. Aku masih butuh bantuanmu untuk banyak hal.”Briana menatap Daffa sambil tersenyum dan mengangguk. Dia sedikit tersendat saat dia berkata, “Baik, Tuan.”Briana memiliki banyak pertanyaan, tapi dia tidak memiliki keberanian untuk menanyakannya pada saat ini. Ketika Daffa sudah yakin Briana baik-ba

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 614

    “Semuanya bermuara pada satu hal—kamu dan aku berada di pihak yang berlawanan!” Seraya Teivel berbicara, pandangannya tertuju ke belakang roh pria tua itu dan pada tubuhnya.Wajahnya berubah dingin dan napasnya menjadi cepat. Dia menoleh ke belakang untuk melihat pria tua itu dan berkata, “Namun, karena kita berdua masih hidup, kita harus meninggalkan masa lalu. Sekarang, waktunya menyelesaikan dendam baru.”Pria tua itu menyipitkan matanya. “Maksudmu seperti bagaimana kamu mencuri muridku?”Bibir Teivel berkedut. Kemudian, dia menggelengkan kepalanya. “Tidak, tapi seperti bagaimana kamu mencuri tubuhku.”Ekspresi jelek merayap ke wajah pria tua itu mendengar perkataannya. Dia memelototi Teivel seraya wajahnya mulai berkerut dengan amarah lagi. Dia meraung, “Tidak, ini adalah tubuhku! Ini adalah milikku!”Pada saat ini, Daffa masih bisa mendengar apa yang sedang terjadi. Dia ingin melakukan sesuatu, tapi dia hanya dapat menyaksikan tubuhnya dan jiwanya perlahan menyatu. Dia tidak

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 613

    Daffa merasa seperti dia akan membeku. Dia linglung ketika dia membuka matanya dan melihat bahwa penglihatannya telah pulih kembali. Pada saat yang sama, dia menyadari dirinya sedang melayang di udara. Teivel sedang berdiri di hadapan tubuhnya. Pria tua itu sedang berdiri di hadapan Teivel.Wajah pria tua itu berkerut seperti sebelumnya—tidak ada satu pun fitur wajahnya yang berada di tempat awalnya, yang berarti mustahil untuk mengetahui seperti apa penampilannya. Bibir Daffa berkedut seraya dia berjalan—tidak, melayang—di atas tubuhnya.Dia mengernyit, enggan menerima kekalahannya dengan pasrah. Dia tahu dia seharusnya sudah mati pada saat ini. Namun, begitu pikiran itu muncul di dalam benaknya, dia tahu dia keliru.Ketika dia melayang di atas tubuhnya, Teivel dan pria tua itu menoleh untuk memandangnya, tapi ekspresi mereka benar-benar berbeda. Teivel terlihat khawatir, sementara pria tua itu terlihat seperti ingin membunuh.Teivel berkata, “Pergilah dari sini. Berbaringlah di d

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 612

    Teivel tersenyum. Sudah cukup lama sejak dia terakhir tersenyum dengan sungguh-sungguh. Dia terdengar gembira, berkata, “Aku senang mendengarmu memanggilku seperti itu.” Setelah jeda sebentar, dia melanjutkan, “Dia terlihat seperti itu karena dia menghabiskan waktu terlalu lama di dalam tubuhku. Lagi pula, dia selalu melakukan yang terbaik untuk meniruku.”Dia mulai terdengar bangga. “Aku yakin kamu sekarang tahu sehebat apa diriku.”Bibir Daffa berkedut. Dia tidak menduga Teivel sedang berselera untuk memuji dirinya sendiri sekarang. Dia menoleh ke arah pria tua itu dan berkata, “Kamu telah meniru mentorku selama bertahun-tahun.Pria tua itu bahkan tidak berkedip. Beberapa detik kemudian, dia tiba-tiba mengulurkan satu lengan ke arah Daffa, langsung mengaburkan penglihatan Daffa dengan kekuatan jiwanya.Sayangnya baginya, Daffa sudah memejamkan matanya dan membiarkan kekuatan jiwa itu mendorongnya ke belakang. Dia tahu dia tidak bisa melawan api dengan api ketika melawan pria tua

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 611

    Tatapan Daffa menajam. Pria tua itu meletakkan tangannya di balik punggungnya dan memandang Daffa dengan penuh penilaian, membiarkan tatapannya menjelajahi Daffa. Daffa tidak mengatakan apa-apa. Alih-alih, dia dengan tenang mendongakkan kepalanya untuk bertemu pandang dengan mata pria itu. Seketika, dia merasa linglung, tapi dia segera kembali tersadar dan menyelimuti dirinya sendiri dalam kekuatan jiwanya.Kali ini, pria tua itulah yang terlihat linglung. Demikian pula, dia juga kembali tersadar satu detik kemudian. Dia terlihat terkejut. “Aku tidak percaya seleraku masih sama dengan si tua bangka itu—kami berdua memilihmu untuk menjadi penerus kami.”Daffa mengernyit, ekspresi yang rumit terpampang di wajahnya. Dia berpikir pria tua itu baru menemukan bahwa dia masih hidup. Dia tidak menyangka pria tua itu mengetahui tentang Teivel juga. Daffa perlahan menarik kembali tangannya dan bangkit berdiri.Pria tua itu mengernyit dan memandang sebuah titik di lengan Daffa, mengikutinya ke

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 610

    “Kenapa kamu berdiam diri saja? Serap kekuatan jiwanya! Makin banyak yang kamu serap, makin sedikit yang dia miliki! Itu mungkin tidak diperoleh dengan cara yang paling aman, tapi kita akan memberikan kebaikan pada masyarakat dengan menyerapnya,” ucap Teivel.Daffa tersenyum, lalu kembali duduk dan memejamkan matanya untuk mulai bermeditasi. Namun, dia membukanya lagi hampir langsung setelahnya dan bertanya, “Kita di mana? Aku sudah ingin menanyakan itu sejak lama.”Teivel terdengar tidak sabar, berkata, “Berhenti bertanya atau dia akan mengetahui kalau kamu ada di sini sebelum kamu mendapatkan apa-apa dari ini! Ini adalah dunia yang dibangun dari kesadaranmu, tapi dunia lain di luar dirimu adalah milik dia.”Daffa menaikkan sebelah alisnya. Dia tidak pernah mendengar hal-hal seperti ini sebelumnya dan tangannya berhenti di tengah udara. Dia sangat terkejut sehingga dia benar-benar lupa tentang menyerap kekuatan jiwa dan matanya pun membelalak. Pandangannya menyapu sekitarnya, tapi

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 609

    Teivel terlihat bingung saat dia berkata, “Oh, berhenti mencampuri urusanku, anak muda. Aku akan pergi, jadi kamu sebaiknya pergi dari sini secepat mungkin. Jika dia mengetahui kalau kamu berpura-pura mati di dunianya, kamu akan benar-benar mati.” Setelah itu, dia menghilang bersama buku itu.Daffa menyipitkan matanya. Cara Teivel menghilang berbeda dari sebelumnya. Dia meletakkan tangannya di balik punggungnya, ingin tahu lebih banyak tentang kedua pria ini, tapi saat ini jelas-jelas bukanlah waktu yang tepat.Dia duduk dan menyilangkan kakinya. Meskipun dia tidak tahu apa yang telah terjadi sebelumnya, dia tahu ada yang berbeda di dalam benaknya. Itu menakutkan sekaligus membuatnya penasaran. Kenyataan bahwa Teivel bisa dengan mudah menanamkan sesuatu yang bukan merupakan miliknya dalam benaknya berarti dia bisa dengan mudah mengutak-atik ingatan seseorang.Seraya Daffa memikirkannya, dia merasakan dunia luar bergemuruh. Sekali lagi, dia merasa tercekik.Kali ini, Daffa tidak sep

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 608

    Begitu Daffa mengatakannya, suara pria itu menggelegar dari seluruh penjuru, membuat Daffa merasa seperti telinganya akan tuli. “Aku mendengarmu, tapi kamu tidak dapat menyangkal bahwa hasilnya akan sama jika aku menggunakan metode lain, ‘kan?”Daffa membeku. Wajahnya mulai berubah abu dari kurangnya oksigen dan penglihatannya menjadi buram. Namun, dia tetap berdiri meskipun tubuhnya terhuyung. Dia tidak pernah menyadari betapa sulitnya bertahan dan menguatkan diri.Dia mencoba melihat-lihat ke sekitar lagi, tapi perbuatannya hanya membuatnya menggunakan oksigennya lebih cepat. Pada akhirnya, dia berhenti bernapas. Pria tua itu menghela napas. “Kamu ditakdirkan untuk mati, terutama karena kegigihanmu.”Tidak diketahui olehnya, Daffa sebenarnya belum mati. Sebaliknya, dia tampaknya telah berpindah ke dunia lain. Segala hal di sana terselubung dalam kegelapan dan dia bisa merasakan embusan angin kencang bertiup di sekitarnya.Dia mengangkat sebelah alisnya—ini adalah pertama kalinya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status