Share

Bab 469

Author: Benjamin
Daffa tampak mencemooh. “Aku telah memperlakukanmu dengan baik dan sabar, tapi yang kamu lakukan hanyalah mengecewakanku.” Tatapan matanya berubah dingin. “Kamu pasti mendengar apa yang kukatakan, mengingat kamu langsung menatapku.”

Samantha tidak tahu apa yang disiratkan oleh Daffa. Samantha menggelengkan kepalanya dan menatap Daffa dengan meremehkan. “Iya, aku mendengar segala hal yang kamu katakan. Lantas kenapa? Apakah kamu akan menyakitiku? Sayang sekali karena aku tahu kalian tidak akan berani melakukan apa-apa. Kalau tidak, kamu pasti sudah melakukan sesuatu sejak dulu. Selain itu, kamu sangat tergila-gila dengan uang sehingga kamu terus memaafkan aku karena kekayaan ayahku.”

Daffa menaikkan sebelah alisnya, terkejut oleh keterusterangan wanita itu. Daffa tidak menyangka Samantha akan mengatakan pemikirannya dengan begitu blak-blakan. Tentunya, Samantha mengira hal terburuk yang akan terjadi adalah sedikit kerugian moneter.

Sayangnya, Samantha tidak tahu bahwa kehilangan uang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 470

    “Kamu tidak boleh memperlakukan aku seperti ini. Ayahku sudah menjadi mitra bisnismu sejak lama dan dia terus bersikap baik padamu.”Daffa mengangkat bahunya. “Kamu benar. Aku dengan senang hati mau terus bekerja sama dengannya jika dia tidak masalah.” Dia terdengar seperti sedang membicarakan cuaca.Sementara itu, Samantha tidak setenang Daffa. Dia menatap Daffa dengan mata yang memerah dan berkata, “Hentikan omong kosongmu! Aku tidak percaya sedikit pun bahwa ayahku akan terus bekerja sama denganmu jika kamu menyentuhku! Berdoalah dia tidak mengulitimu hidup-hidup!” Karena Samantha yakin Daffa tidak akan memaafkannya, dia tidak repot-repot berpura-pura baik.Daffa menatapnya dengan tatapan mengejek. “Kamu tahu, kukira kamu akan menjadi lebih pintar dan mempelajari satu atau dua hal setelah bekerja selama beberapa tahun, tapi kamu malah menjadi lebih bodoh dari sebelumnya.” Daffa berjalan ke arah Samantha dan Samantha gemetar hebat ketika dia melihat keinginan membunuh di mata Daff

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 471

    Edward mengangguk. “Iya, tapi dia juga kurang pintar. Kalau saya adalah dia, saya akan langsung mengaku sudah berjasa karena telah merawat Zaki. Lalu, saya akan memilih untuk terus merawatnya tanpa menarik biaya apa-apa.” Daffa menaikkan sebelah alisnya. Kemudian, dia menoleh ke arah Zaki sambil tersenyum. Zaki tidak tahu alasan di balik senyuman itu dan dia kebingungan. Dia ingin bertanya apa yang sedang terjadi, tapi dia tetap tidak mengatakan apa-apa sampai akhir. Daffa menggelengkan kepalanya, masih tersenyum. “Kamu telah melupakan hal penting. Ada banyak orang yang mengamati Zaki di rumah sakit dan ada kemungkinan mereka belum membayar sedikit pun. Mungkin direktur rumah sakit itu tidak berani meminta mereka untuk membayar tagihan medisnya, jadi dia memilih untuk menagih tagihan itu kepadaku.” Senyumnya merekah. “Aku tidak merasakan keserakahan dari direktur rumah sakit itu, tapi aku merasakan kelicikan. Apa pun itu, dia bukan orang yang tidak berdosa.” Suasana hatinya mung

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 472

    Michael tidak mengatakan apa-apa. Dia tahu Daffa mengatakan kebenarannya. Tidak mungkin dia menyalahkan Daffa, mau bagaimanapun dia melihat situasinya. Samantha adalah penyebab dari semua kekacauan ini. Setelah keheningan yang panjang, Michael mendesah. “Saya tahu ini semua adalah kesalahan putri saya, tapi saya masih tetap harus melindunginya. Jika Anda bersikeras untuk menghukumnya, satu-satunya hal yang dapat saya lakukan adalah menggunakan seluruh uang yang Keluarga Wibisana miliki untuk melawan Anda.”Michael mematikan teleponnya setelah mengatakan itu, tidak lagi memiliki kekuatan untuk melanjutkan percakapannya.Dia duduk dengan kaku di sofa, dikelilingi oleh kegelapan di vila Keluarga Wibisana. Seorang pelayan muncul di sampingnya, membungkukkan kepalanya, dan berkata, “Pak, saya rasa kita perlu bersiap-siap untuk menghadapi Daffa.” Michael mengangguk. “Kamu benar, tapi aku tidak tahu apa yang harus kita lakukan.” Pelayan itu menghela napas. “Risiko kegagalannya terlalu

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 473

    “Aku yakin kamu sudah menyaksikan langsung seberapa bahaya berada di sisiku. Kamu bisa tetap bertahan denganku dan menghadapi bahaya, tapi Zaki tidak bisa. Dia hanyalah karyawan biasa dari West Atlantics Int’l.”Edward mengernyit. Dia sudah tahu apa yang Daffa ingin katakan, tapi dia tidak mau menerimanya. Dia menoleh ke arah Zaki dan mendapati bahwa dia masih tertidur.Dia makin frustrasi. Dia pun mengulurkan tangannya, ingin membangunkan Zaki dengan menggoyangkan badannya. Pada akhirnya, sisa rasionalitas yang dia miliki menghentikannya agar tidak melakukannya. Daffa merasakan perubahan dalam perasaan Edward, tapi dia sudah menebak apa yang akan Edward lakukan. Daffa tersenyum dan menggeleng kepalanya tanpa mengatakan apa-apa.Tidak lama, mereka tiba di hotel. Jarak antara pintu masuk utama hotel dengan gerbangnya sebesar sekitar 50 meter dan seluruh tempat itu penuh oleh orang-orang. Daffa menghela napas. Dia bahkan tidak perlu bertanya untuk mengetahui apa yang telah terjadi d

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 474

    “Kalau memang begitu, aku jamin kamu tidak akan baik-baik saja.”Mata Elton membelalak seraya dia memelototi Daffa dengan tajam. Kesabaran Elton menipis, jadi dia tidak repot-repot menyembunyikan amarahnya lagi. Dia bahkan belum pernah mendengar tentang Daffa sebelumnya, sehingga dia tidak yakin apakah Daffa kaya, terlepas dari sekuat apa penampilannya.Untuk membuat dirinya terdengar lebih berani, dia berseru, “Hentikan omong kosongmu, Daffa Halim! Kami telah menyambutmu dengan kebaikan dan kehormatan untuk membuatmu terlihat baik, tapi itu tidak berarti kamu bisa menyia-nyiakan kebaikan kami!” Ekspresinya terlihat mengasihani, tapi matanya penuh oleh kebencian.Daffa terkekeh pelan. “Tampaknya kamu datang kemari dengan kedok ingin meminta maaf, tapi itu bukanlah tujuanmu yang sebenarnya. Kamu bahkan tidak tahu di mana letak masalahmu.” Tatapannya menjadi dingin ketika mendarat pada Ansel, masih ditahan di tanah di belakang mereka.“Kurasa kamu sebaiknya melepaskan Ansel sebelum k

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 475

    Elton menatap mata Daffa seraya mengangkat tangannya ke udara dan mengepalkannya. Ini tampaknya adalah isyarat untuk para pengawalnya. Mereka langsung berlari ke arah Daffa dan mengerubunginya.Mengejutkan bagi Daffa, mereka tidak melakukan apa-apa lagi. Dia menatap mereka dengan tatapan menghina, tapi yang mereka lakukan hanyalah bergerak mengelilinginya dengan lambat.“Ini adalah tindakan yang bodoh dan tidak akan menghasilkan apa-apa.” Daffa memberikan saran yang jujur pada mereka, tapi Elton jelas-jelas tidak menghargainya. Dia memasukkan tangannya ke dalam saku dan berkata dengan bangga, “Ini hanya menunjukkan betapa piciknya kamu ….” Dia ingin mengatakan sesuatu yang pedas, tapi lanjutan kalimatnya dipotong oleh teriakan yang memekik.Itu membuat para pengawal bergidik dan mereka menolehkan kepala mereka ke sekitar untuk melihat apa yang telah terjadi. Mereka telah berlatih bersama dan tidak ada satu pun dari mereka yang akan berteriak dengan sangat melengking seperti itu. D

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 476

    Elton menggertakkan giginya dan menggeram, “Dasar tidak berguna!”Teriakan para pengawal tiba-tiba menghilang dan dia memejamkan matanya.Daffa mengernyit. Dia tidak suka mendengar hal-hal ini, tapi para pengawal tampaknya tidak terlalu terganggu oleh hal itu. Seraya dia memikirkan hal itu, Elton menatapnya dengan tajam. “Mengejutkan sekali bahwa seseorang sekaya dirimu adalah ahli bela diri yang sangat kuat. Harus kuakui, ini adalah pertama kalinya aku bertemu seseorang sepertimu. Pada saat yang sama, kamu cukup bodoh dan naif untuk menunjukkan sejauh apa kemampuanmu. Tidak mungkin aku akan membiarkanmu meninggalkan tempat ini hidup-hidup.” Sambil dia mengatakannya, dia mengeluarkan pisau yang panjang dan tajam dari sakunya.Daffa menggelengkan kepalanya. “Kamu benar-benar bodoh jika kamu berpikir kamu bisa melukaiku dengan pisau itu. Akan tetapi, itu akan menguntungkan bagiku. Mungkin pisau itu akan berguna bagiku.” Wajah Elton dipenuhi oleh amarah dan dia dengan cepat mengangka

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 477

    “Aku hanya terkejut hal-hal ini membuatmu sedih. Itu menunjukkan bahwa kamu masih memiliki harapan terhadap mereka.”Ansel terlihat kebingungan. Dia membuka mulutnya, tapi tidak ada kata-kata yang keluar. Kemudian, dia membenamkan wajahnya ke dalam lengannya.Daffa menatap kedua pengawal yang saling bertatapan sebelum melihat ke belakangnya. Meskipun aura Daffa membuat mereka gemetar, mereka tidak melonggarkan genggaman mereka terhadap Ansel. Daffa menaikkan sebelah alisnya, mulai merasa tertarik pada para pengawal ini. Dia juga menyadari bahwa pengawal yang sebelumnya telah memutuskan untuk melindunginya ketika Elton ingin melakukan sesuatu terhadapnya.Tentu saja, itu bisa jadi karena pengawal itu takut dia akan menyakiti Elton, tapi Daffa tidak bisa menyangkal tindakan mereka membuat jantungnya berpacu. Dia ingin menjadikan mereka bawahannya. Namun, sebelum melakukan itu, dia harus menangani Elton. Dengan begitu, dia menyipitkan matanya kepada Elton.Elton menelan ludah, menatap

Latest chapter

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 665

    Wanita itu menjelaskan, “Aku kehabisan uang dan mereka bilang mereka akan membayarku dengan bayaran yang tinggi untuk melakukan ini. Yang perlu kulakukan hanyalah membawa kamera ketika datang kemari.”Daffa mengernyit. “Bagaimana caranya kamu masuk kemari?” Nada bicaranya dingin. Penjelasan wanita itu tidak berarti apa-apa baginya.Wanita itu menelan ludah. “Aku tidak tahu. Mereka menyuruhku untuk meminum ramuan, setelah itu aku kehilangan kesadaranku. Ketika aku terbangun, aku sudah ada di sini.”Daffa mengernyit mendengarnya. Wanita itu berseru, “Tunggu! Aku bersumpah aku mengatakan yang sebenarnya!”Dia tahu Daffa tidak puas dengan jawabannya, tapi hanya itu yang dia ketahui. Dia menatap Daffa sambil menangis saat Daffa berkata, “Apakah kamu perlu berteriak padaku seperti itu?”Dia berkata dengan gemetar, “Maaf, a … aku tidak bermaksud.”Mata Daffa masih dingin, tapi dia melepaskan wanita itu. Akan tetapi, ini tidak membuat wanita itu tenang. Sebaliknya, wanita itu menegang da

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 664

    Bram menatap dia dengan tenang. “Mungkin kamu akan mempertimbangkan untuk memberitahuku kenapa kamu ada di sini jika kamu tidak ingin mati.”Pria itu tertawa terbahak-bahak. Daffa mengernyit dan berkata, “Bram, bawa dia pergi supaya kamu bisa menginterogasinya nanti.”Bram langsung mengulurkan tangannya untuk memegang pria itu—kecepatannya membuat mata Daffa berbinar. Seperti yang dia duga, Bram adalah ahli bela diri yang tampaknya lebih cakap dibandingkan semua orang yang ada di sana, termasuk Daffa. Ini membuat Daffa ingin bertarung dengannya, tapi ini tentunya bukan waktu yang tepat untuk itu. Dia berusaha sekeras mungkin untuk menahan keinginannya untuk menerkam Bram.Pada saat ini, Edward dan Briana muncul. Dari langkah kaki dan napas mereka, Daffa tahu mereka telah berlari sampai ke sini, membuatnya mengangkat sebelah alisnya. Dia menoleh untuk melihat ke arah pintu dan berkata, “Bram, tunggu sebentar.”Bram tidak tahu kenapa Daffa tiba-tiba menghentikannya, tapi dia melakuka

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 663

    Daffa menunjuk ke arah kamar mandi saat dia berbicara. “Kamu bisa periksa kamar mandinya jika kamu mau. Itu sama saja seperti kamar mandi lainnya. Tidak ada apa pun yang memungkinkan aku untuk mengunggah apa pun di internet.” Dia menatap Bram yang masih terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu. Sebagai ahli bela diri terbangkit, Daffa langsung tahu apa yang Bram pikirkan dan bibirnya pun berkedut. Daffa menatap Bram dengan tatapan tidak berdaya dan berkata, “Dengar, kamera-kamera itu tidak ada hubungannya denganku.”Bram langsung menghela napas lega. Daffa menahan keinginannya untuk memutar bola matanya dan berbalik untuk melihat wanita tadi sambil mengetukkan jari-jarinya di sandaran tangan sofa. Suasananya menjadi sangat tegang hingga Bram menundukkan kepalanya lagi, memandang lantai.Setelah beberapa detik, Daffa berujar, “Bram.” Itu membuat Bram merinding dan menundukkan kepalanya makin dalam. Bram tidak dapat membayangkan apa yang hendak Daffa katakan dan keringat membasahi ken

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 662

    Daffa mengangkat sebelah alisnya. Dia memegang leher wanita itu dan melemparkannya ke dalam bak mandi, membuatnya megap-megap karena dia berusaha bernapas. Daffa mengabaikannya, memakai celananya, dan meletakkan tangannya di kenop pintu. Di dalam benaknya, vila Keluarga Halim adalah tempat baginya untuk bersantai dan menjalani waktu yang damai, tapi tampaknya dia keliru. Dia membuka pintu untuk melihat Erin berdiri di sana dan bibirnya berkedut. “Kukira kamu akan menunggu di luar.” Dia tidak memakai atasan karena lemari pakaiannya ada di luar.Tentunya, Erin tidak menduga akan melihat Daffa seperti ini. Dia merona dan memalingkan diri dari Daffa, tapi tidak dapat berjalan pergi—rasanya seakan-akan kakinya dilem ke lantai. Namun, mungkin otaknya berhenti berfungsi dan tidak dapat menyuruh kakinya untuk bergerak. Bagaimanapun, Erin tidak pergi.Daffa tampak terkejut oleh itu, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Alih-alih, dia berjalan melewati Erin dan memasuki ruang gantinya, muncul ke

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 661

    Wanita itu tetap terdiam di tempatnya, terlihat terkejut. Daffa berniat untuk ikut berpura-pura seolah dia tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi dia sangat ingin menertawai akting wanita itu yang sangat buruk. Lagi pula, tidak ada pelayan Keluarga Halim yang akan mengenakan stoking setinggi paha saat bekerja. Namun, Daffa tahu dia harus berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja. Dia memasang ekspresi marah dan menggeram, “Aku jijik oleh keberadaanmu, jadi sebaiknya kamu menjauh dariku!”Mendengarnya, wajah wanita itu menjadi pucat. Daffa mengetukkan jemarinya ke tepi bak mandi, bertanya-tanya apakah dia terlalu kasar. Apakah wanita itu akan bisa melanjutkan aktingnya? Bibir Daffa berkedut saat dia memejamkan matanya dan berkata, “Ingat, jangan pakai apa pun selain seragam yang benar lain kali kamu bekerja … tidak peduli sebagus apa itu terlihat padamu.”Daffa merasakan kekejutan dan kesenangan wanita itu mendengar perkataan Daffa dan mendengar langkah kaki menghampirinya. Daffa m

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 660

    Teivel membutuhkan tempat yang sunyi supaya tidak akan ada yang mengganggunya. Daffa menunggu hingga dia tidak dapat mendeteksi Teivel sebelum mendarat di tanah. Ketika dia melakukannya, orang-orang berjubah hitam itu perlahan membuka mata mereka dan tersadar kembali. Beberapa dari mereka mulai muntah-muntah ketika mereka melihat darah tikus dan potongan-potongan yang tersebar di sekitar mereka, tapi ini tidak memengaruhi Daffa.Dia bilang, “Maaf tidak sengaja mengetahui rahasia kalian seperti ini.” Orang-orang itu kembali tenang dan menatap Daffa. Daffa tersenyum dan berkata, “Kurasa ini adalah permasalahan yang perlu diselesaikan.”Pemimpin dari mereka melangkah maju untuk menghalangi yang lain dari pandangan Daffa dan berkata dengan pelan, “Semuanya bisa didiskusikan selama kamu tidak membiarkan Pak Teivel tahu tentang ini.”Daffa mengangkat sebelah alisnya. “Sayangnya, dia sudah tahu.”Si pemimpin menjadi pucat mendengarnya, tapi amarah mulai menggelora di matanya. Namun, beber

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 659

    “Jangan khawatir, mereka tidak bisa melihatku. Kita akan baik-baik saja selama kamu tidak bergabung denganku di udara,” ucap Teivel.Daffa mengembuskan napas, meletakkan tangannya di balik punggungnya, dan melihat pemandangan di hadapannya tanpa bersuara. Ada darah tikus di mana-mana, bersamaan dengan potongan-potongan kecil daging. Dia merasa perutnya bergejolak, jadi dia menahap napasnya dan melayang, bergabung dengan Teivel di udara. “Pak, aku melihat percampuran amarah dan kesedihan di dalam matamu.”Teivel memejamkan matanya dan mengangguk. “Iya. Aku menggunakan metode rahasia untuk menelusuri ingatan mereka. Mereka telah melalui banyak hal, lebih dari yang seharusnya, sebelum mereka tertidur. Mereka mengalami berbagai macam kesulitan ketika aku bertemu mereka. Ketika aku membawa mereka bersamaku, yang tertua bahkan belum berusia tujuh tahun. Aku membesarkan mereka dan mengajari mereka cara membaca dan menulis, tapi aku tidak mengajarkan meditasi pada mereka. Aku hanya ingin mer

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 658

    Jauhar menegang, tapi dia tetap berusaha sekeras mungkin untuk mempertahankan senyumannya. “Aku belum melihat teman-teman ayahmu dalam waktu yang lama, terutama setelah orang tuamu meninggal. Mereka semua memiliki alasan tersendiri untuk pergi.” Dia menarik napas dalam-dalam. Daffa tahu Jauhar merasa terganggu. Jauhar melanjutkan, “Pada saat itu, aku tidak dapat menerima kematian ayahmu dan aku akan menghargai kehadiran mereka. Setidaknya, itu akan membuatku merasa seperti dia masih hidup. Aku tahu mereka tidak diwajibkan untuk melakukan apa pun, tapi mereka bahkan tidak repot-repot menghadiri pemakamannya. Aku menolak memercayai satu hal pun yang mereka katakan!”Dia berusaha keras untuk menahan agar amarahnya tidak meledak-ledak, tapi dia mau tidak mau tetap gemetar. “Kamu tidak boleh memercayai mereka sepenuhnya, jadi ingatlah untuk jangan percayai ucapan mereka mentah-mentah. Lagi pula, tidak ada jaminan mereka tidak berteman dengan ayahmu dengan niat tersembunyi. Siapa yang tahu

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 657

    “Ya, aku mengkhawatirkan hal yang sama. Tidak ada sihir ataupun meditasi yang akan menjaga jantung seseorang terus berdetak selama lima abad kecuali jantung yang berdetak di dalam mereka sekarang bukan milik mereka, atau ada hal lain dalam hal ini yang tidak kita ketahui.” Teivel menghela napas. “Bagaimanapun, sejarah kembali terulang. Apa yang terjadi lima abad yang lalu terjadi lagi sekarang.Daffa menggigit bibirnya dan mengernyit dalam-dalam. Kemudian, dia berkata, “Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah situasi ini menjadi makin parah? Aku sejujurnya tidak tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Kukira aku sudah memberantas orang-orang berjubah hitam, tapi di sinilah mereka, muncul di hadapanku lagi.”Teivel tertawa, tapi itu bukan tawa menghina. Dia berkata, “Mereka tidak bisa diberantas—tidak dengan cara yang kamu pikirkan—karena tidak ada yang bisa menghentikan dalang utamanya setelah aku mati. Aku mengenal lawanku dengan baik. Dia pasti telah melemparkan dirinya sendiri

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status