Share

Bab 436

Author: Benjamin
Daffa menaikkan sebelah alisnya, tidak menduga akan bertemu dengan seseorang yang memiliki pola pikir seperti ini. Setelah ragu-ragu selama beberapa detik, dia mengulang kalimat terakhir pria itu.

Lelaki muda itu seketika tersenyum ketika dia mendengarnya dan menatap pria berpakaian gelap itu. Kemudian, otaknya memproses apa yang telah terjadi dan ekspresi wajahnya berubah menjadi terkejut, ragu, marah, dan tidak percaya. Dia menoleh ke arah Daffa.

Di saat yang sama, dia terhuyung ke belakang, menekan satu tangannya ke dadanya, dan menggunakan tangannya yang lain untuk menunjuk Daffa. “Kamu …. Kenapa aku merasa seperti kamu mencoba menjebakku? Tidak ada permusuhan di antara kita, ‘kan? Kenapa kamu melakukan ini padaku?”

Daffa terkekeh. Dia baru hendak mengatakan sesuatu untuk menjawabnya ketika lelaki muda itu berseru, “Tidak, jangan jawab aku! Gesek saja kartumu dan bayar kembali tuanku apa pun yang kamu utangkan padanya.”

Kemudian, dia berlari menghampiri pria berpakaian gelap it
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 437

    Yang lelaki itu ketahui hanyalah bahwa dia tiba-tiba kehilangan keseimbangannya saat menyaksikan situasi itu dan dia terdorong ke arah Daffa. Saat itu, dia berpikir, “Aku akan mati.” Dia melihat jarak antara dirinya dan Daffa makin dekat, tapi dia tidak merasa itu sesuatu yang patut disenangi.Kemudian, sesuatu melesat di depannya dan sekarang tidak ada apa pun di antara dia dan lantai. Dia pun membiarkan dirinya jatuh ke lantai dengan suara gedebuk yang keras.Mata anggota dewan berpakaian gelap itu berkedut mendengar suara gedebuk keras itu dan dia menengadah ke arah Daffa. “Tuan Halim, Tama mungkin tidak terlalu pintar, tapi dia kuat. Dia selalu berada di sisiku sejak dia masih kecil. Dia mungkin hanya melatih bela dirinya denganku, tapi dia telah mengerahkan banyak tenaga untuk berlatih. Dia bukan yang terbaik, tapi mungkin dia sedikit lebih berguna daripada karyawan biasa.”Pandangannya sekarang menjadi tenang. “Segala hal yang terjadi hari ini hanya menunjukkan betapa pecundan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 438

    Daffa mendengar ponsel seseorang bergetar dan dia menoleh ke arah para anggota dewan lainnya. Dia tersenyum ketika dia melihat mereka duduk di sana dalam diam dengan punggung yang tegak. “Karena sekarang kita sudah selesai mengurus semuanya, kalian boleh pergi kalau kalian ingin.”Dia meraih kontrak itu, lalu berjalan keluar dari ruang rapat. Sekarang, dia memiliki 94,5 persen saham FT TV, yang berarti hanya pendapatnyalah yang berarti di sini. Namun, itu bukan gaya dia.Ketika dia melangkah ke luar ruang rapat dan melihat banyak tatapan yang tertuju padanya, dia tahu apa yang sedang terjadi. Mereka semua telah mendengar mengenai apa yang telah terjadi di dalam ruangan itu.Ini adalah salah satu alasan utama dia bersikeras mendapatkan saham anggota dewan berpakaian gelap itu—sebelum rapat, dia sudah merasakan perhatian orang-orang terhadap mereka.Itu mengejutkan. Baginya, ini bukanlah sesuatu yang akan diperbolehkan perusahaan normal, tapi sebuah stasiun televisi telah membiarkan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 439

    Mata Briana membelalak. Kemudian, dia mengangguk. “Saya mengerti, Tuan. Saya rasa sebaiknya Anda bersiap-siap untuk kedatangan para pihak berwajib—mungkin akan ada pertarungan sengit ketika mereka tiba di sini. Pertarungan ini akan mengukuhkan status kita di Kota Almiron untuk waktu yang lama.” Dia menatap Daffa dengan serius.“Iya.” Dia duduk, menyilangkan kakinya di atas lututnya, dan mengernyit. “Aku tahu apa yang kamu khawatirkan dan wajar saja kamu merasa khawatir.” Dia memberikan jempolnya pada Briana. “Kamu sangat pintar dan kemungkinan besar prediksimu akan terjadi … jika para pihak berwajib itu tidak pintar.”Daffa menyipitkan matanya, lalu berkata, “Yah, kuharap itu tidak terjadi. Kalau tidak, seluruh Kota Almiron akan kacau balau.” Suaranya lembut, tapi itu masih membuat Briana menggigil.Dia menoleh untuk melihat ke luar jendela, lalu menolehkan kepalanya kembali, mengeluarkan ponselnya, dan memeriksa waktu. Dia berkata, “Tuan Halim, saya menelepon pihak berwajib ketika

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 440

    Daffa menaikkan sebelah alisnya dan menatap petugas itu dengan terkejut. Dia tidak menduga dia akan seblak-blakan itu dan kekaguman terpancar di matanya. Dia menyukai orang-orang sepertinya, jadi dia mengangguk dengan tegas.“Baiklah. Aku akan dengan senang hati berinvestasi pada kota yang tertib dan taat hukum.” Seraya dia berbicara, dia bangkit berdiri dan menoleh ke arah Briana. “Kurasa aku bisa menyerahkan ini padamu.”Briana tidak mengatakan sepatah kata pun, tapi kerutan di dahinya sudah cukup untuk menunjukkan ketidaksukaannya. Daffa melihat ini, tapi dia tidak memperbolehkan Briana untuk menolaknya. “Kamu seharusnya tahu dengan menghilangnya Zaki dan perginya Erin, tidak ada banyak orang yang tersisa yang bisa kupercaya. Ini adalah bagian penting dari rencanaku dan itu berarti banyak bagi Kota Almiron—aku butuh seseorang yang bisa kupercaya sepenuhnya untuk menanganinya.”Briana tahu apa yang dimaksudkan oleh Daffa dan mengerti bahwa ini bukanlah sesuatu yang bisa dia tolak.

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 441

    “Pada saat yang sama, ini berarti aku tidak akan mengizinkan siapa pun mempertanyakan keputusanku. Aku ingin kamu menyiapkan kerangka regulasi yang tepat dan jangan biarkan kekacauan ini berlanjut. Tindakanmu mengkhawatirkanku dan aku harus mempertimbangkan kerja sama kita. Sementara itu, aku ingin kamu menangkap orang-orang yang telah melanggar hukum.” Daffa berbalik untuk pergi tanpa melirik petugas tersebut sama sekali.Mengejutkan baginya, wanita mungil itu tidak berniat membiarkan dia pergi. Dia berteriak, “Apa hakmu bersikap sombong dan angkuh seperti itu? Kamu mungkin kaya, tapi itu tidak berarti kamu memiliki harta yang sangat banyak! Begitu pemerintahan Kota Almiron dibentuk, kamu pasti akan menyesali hal ini!”Daffa berhenti dan petugas tersebut memucat. Dia melambaikan tangannya dengan cemas ketika Daffa menoleh ke arahnya dan berkata, “Tidak, perkataannya tidak benar. Tenang saja, kami tidak akan melanggar hukum, bahkan ketika pemerintahan Kota Almiron sama kuatnya dengan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 442

    Orang-orang yang diam-diam mencoba mengirimkan kabar terbaru mengenai situasi di FT TV ke stasiun televisi lainnya digiring, diborgol, dan dibawa keluar gedung. Pada saat itu, Priscilla mulai bertingkah lagi.Ketika tatapannya tertuju pada salah satu pria yang diborgol, dia menegang, dan matanya membelalak. Kemudian, dia menoleh ke arah Daffa.Umar cukup peka terhadap sekelilingnya sehingga dia segera menyadari hal ini. Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi dia terus memegang erat lengan Priscilla. Kemudian, dia menoleh untuk melihat orang-orang yang mereka bawa keluar dari gedung.Dia mengamati wajah mereka, lalu mengernyit—dia tidak mengenali satu pun dari mereka, tapi hal itu tampaknya tidak berlaku bagi Priscilla.Ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Priscilla tidak pernah berkesempatan bertemu dengan orang-orang baru, jadi dia tidak terbiasa dengan situasi ini. Dia merendahkan suaranya, tapi semua orang masih mendengarnya bertanya, “Ada apa? Kenapa kamu gelisah sekali?

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 443

    Dia memiliki firasat buruk tentang hal ini. Ternyata, dia benar—saat dia melihat ke sekitar, dia melihat Priscilla hampir menyentuh Daffa. Ketika Priscilla melayangkan serangan pada Daffa, dia mendengar Daffa dengan malas berkata, “Jangan bergerak.”Briana mengernyit dan menatap Daffa dengan khawatir. Namun, kelihatannya hal ini tidak berpengaruh apa-apa pada Daffa. Daffa hanya terlihat seperti sedang menikmati sebuah pertunjukkan dan Briana tiba-tiba menyadari bahwa Daffa sedang menantikan apa yang akan terjadi selanjutnya. Jadi, Briana menyilangkan lengannya, ingin melihat apa yang akan terjadi.Semua orang mengira Daffa adalah target Priscilla dan Daffa pun berpikir begitu. Namun, mereka keliru. Priscilla sedang mengarahkan serangannya pada pria yang berdiri di belakang Daffa. Daffa menaikkan sebelah alisnya, menatap Umar dengan penasaran. Setelah Priscilla mengetahui bahwa orang-orang sedang ditangkap, Priscilla belum melirik Umar sama sekali.Mungkin rasa kasihan di matanya ter

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 444

    “Mengapa? Tidakkah kamu merasa kamu bersikap tidak adil? Beri tahu aku—apa tepatnya hubungan di antara kamu dan pria barbar aneh di sampingmu? Kapan kalian mulai bertemu satu sama lain? Apa saja yang telah kalian lakukan tanpa sepengetahuanku?” Dengan setiap pertanyaan, Umar melangkah maju.Seraya Umar menghampiri Priscilla, matanya terlihat lega. Melihat hal itu, Daffa menyeringai, tahu apa yang akan Priscilla lakukan. Maka dari itu, ketika Umar hendak meninggalkan tempat aman di belakang lengan Daffa yang terentang, Daffa mengulurkan tangannya untuk meraih dan menarik Umar kembali.Mata Priscilla membelalak tidak percaya pada Daffa.Di hadapannya, Daffa hanya terkekeh sebelum berbalik untuk menatap Umar.“Kalau kamu mendekati dia, kamu akan terjatuh ke dalam perangkapnya. Itulah yang Priscilla inginkan—dengan begitu, dia bisa menahanmu sebagai sandera. Dia meletakkan tangannya di belakang punggungnya sepanjang waktu karena dia sedang menyembunyikan sebuah pisau,” jelas Daffa deng

Latest chapter

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 584

    Daffa menahan napasnya ketika dia melihat kondisi Danar. Mungkin dia keliru sedari awal. Dia seharusnya tidak pernah membiarkan Umar membawa Danar ke sel tahanan. Mungkin dengan begitu, Danar tidak akan terluka separah ini.Tenggelam dalam rasa bersalah, Daffa membenci dirinya sendiri karena telah memercayai Umar dan tidak melakukan apa-apa terhadap kekerasan Umar terhadap Danar. Semua itu memicu kemarahan yang lain dalam diri Daffa.Maka, ketika Umar menunjuk ke arah Erin dengan tidak sopan, Daffa tidak ragu-ragu untuk menembakkan kekuatan jiwanya ke arah Umar. Meskipun demikian, dia tidak mengerahkan banyak kekuatan jiwa karena dia tidak ingin memberikan Umar kematian secepat itu.Umar tidak yakin tentang apa yang telah terjadi, tapi dia merasakan angin kencang mengenai tubuhnya, membuatnya memuntahkan darah. Pada saat yang sama, benturan itu membuat tubuhnya melayang jauh.Dia bisa merasakan angin itu bertiup mengenai kulitnya dengan sangat kasar hingga angin itu menyayat seluru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 583

    Daffa bersandar ke kursi sambil mengetukkan buku-buku jarinya ke meja. Dia sedang larut dalam pikirannya, bertanya-tanya apakah ada hal lain yang perlu dia urus setelah kembali ke Kota Aswar.Namun, pikiran itu tidak lama berhenti ketika Erin kembali ke ruangan dengan dua sosok di belakangnya. Daffa sudah tahu dari langkah kaki kedua orang itu bahwa yang pertama adalah pria yang datang menghampiri dengan tenang dan yang kedua adalah seseorang yang ragu-ragu. Mengernyit, Daffa seketika berdiri.Seperti Daffa, raut wajah Shelvin langsung menjadi dingin saat dia melihat ke arah pintu dan bertanya dengan suara rendah, “Apa yang terjadi, Tuan?”Daffa memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Dia lalu berjalan ke arah pintu, wajahnya berubah menjadi dingin yang mematikan saat dia berbicara. “Selama ketidakhadiranmu, aku mendapatkan bawahan baru bernama Danar. Namun, dia melakukan banyak hal-hal keji atas nama Keluarga Bakti dulu. Dia ditahan oleh polisi, tapi seorang petugas polisi bernam

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 582

    Shelvin dengan terus terang mengungkap, “Aku menemukan ingatan Yarlin tentang tempat latihan dengan praktik-praktik kejam. Pasukan negara-negara Timur telah melarang kelompok yang memulai tempat latihan itu. Kelompok itu ingin mencapai keabadian, jadi mereka mencoba menyerap jiwa-jiwa orang lain untuk memperpanjang hidup mereka. Semua usaha mereka yang besar untuk mengembangkan obat? Itu semua demi alasan yang tidak masuk akal ini. Mereka melakukan banyak hal-hal tidak etis dan ilegal, tapi di suatu titik, mereka semua terekspos. Banyak orang marah pada mereka meskipun mereka memiliki banyak kedudukan sosial dan kekuatan yang sangat besar. Kelompok itu tidak bisa bertahan melawan reaksi orang-orang, jadi eksperimen mereka gagal. Kelompok itu mendapatkan hukuman mati, tapi mereka licik dan berbicara manis pada pasukan di negara itu untuk membebaskan mereka. Pada akhirnya, mereka hanya dideportasi. Karena ini terjadi lama sekali ketika orang-orang tidak menyimpan catatan tertulis, pasuka

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 581

    Tatapan Shelvin menyapu melewati Erin sebelum mendarat pada Daffa saat dia berkata, “Hanya saja, aku merasakan abnormalitas pada nona itu ketika dia tiba sebelumnya. Karena itu, aku menelusuri kembali ingatanku dan ingatan Yarlin untuk membandingkannya.”Alis Erin menyatu menjadi kerutan dalam, tapi dia menahan dirinya untuk tidak berkomentar karena dia tahu Daffa sedang fokus sepenuhnya pada percakapan itu.Meskipun Shelvin melihat sikap kedua orang itu yang berbeda, Shelvin melanjutkan, “Aku menemukan bahwa orang-orang mengerikan dari Timur itu—orang-orang busuk yang menyerang Yarlin—telah mengembangkan obat ini sejak bertahun-tahun yang lalu.”Daffa mengangguk. “Iya, aku tahu itu.”Dengan raut wajah yang berubah menjadi ekspresi yang rumit tapi sedikit senang, Shelvin menjawab, “Iya, tapi yang ingin kuberi tahu padamu adalah bahwa orang-orang itu belum berhasil.”“Itu mungkin saja,” kata Daffa dan dia mengangguk setelah jeda yang panjang. Dia berpikir meskipun tokoh-tokoh menge

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 580

    Meskipun hal itu mustahil, Erin melakukannya.Tatapan Daffa menajam pada Erin. Daffa tahu kecerobohannya telah membuat Erin berada dalam kondisinya saat ini dan Daffa menyalahkan dirinya sendiri karena hal itu. Mata menyipit dengan penuh tekad, Daffa menembakkan kekuatan jiwanya ke depan.Pada saat itu, kekuatan jiwa abu-abu Erin sudah setengah jalan keluar dari tubuhnya, tapi memberontak sekeras mungkin untuk tetap berada di dalam tubuh Erin.Daffa tidak pernah melihat situasi seperti itu sebelumnya, jadi dia menatap ke bawah ke lengannya dan memanggil, “P ….”Seperti jarum jam, Teivel muncul sebelum Daffa bisa selesai mengatakan “Pak.” Teivel melirik gas itu sambil tersenyum. Sosoknya kemudian berpindah ke belakang Daffa untuk berkata, “Itu hanyalah seberkas kekuatan jiwa biasa. Satu-satunya alasan ia menahan seranganmu adalah karena pemiliknya menggabungkan darahnya ke dalamnya.”Serentak, dia melambaikan lengannya ke meja di depan, membuat gelas Daffa di atas meja melayang di

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 579

    Alicia mengangguk dengan muram—itu adalah metode yang dia pelajari dari Daffa. Tampaknya semua orang akan takut pada Alicia jika dia menunjukkan ekspresi ini. Dia kemudian berbalik untuk pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi.Erin membeku di tempatnya dalam waktu yang lama. Di suatu titik, dia mendengus, merasa kehabisan kata-kata dan marah terhadap tingkah laku Alicia. Meskipun demikian, Erin berbalik dan langsung berjalan pergi, setiap langkahnya kian berat.Ketika Erin tiba di tangga lantai kedua dan berjalan melewati ruangan Briana, dia mendengar seseorang berkata, “Erin? Apakah itu kamu?”Berhenti mendadak, Erin menipiskan bibirnya dengan rasa bersalah. Dia telah melupakan satu hal penting—seperti Briana, Daffa adalah ahli bela diri terbangkit. Maka, Daffa bisa mendengar segala hal di dalam hotel.“Iya, ini aku. Apakah ada masalah?” Erin berjalan dengan lebih ringan dan berbicara dengan lebih lembut dibandingkan sebelumnya ketika berjalan memasuki ruangan Briana.“Tidak.” Brian

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 578

    Daffa menatap ponselnya dengan datar. Tidak ada yang bisa mengetahui apa yang sedang dia pikirkan, bahkan Alicia yang telah menguping panggilan telepon itu dari awal sekalipun.Keheningan selama beberapa saat berlalu sebelum Alicia mengumpulkan keberanian untuk menghampiri sisi Daffa. Dia menjaga jarak sejauh dua langkah dari Daffa sambil berbicara, “Tuan, bukankah sebaiknya kita pergi dan selamatkan Kate? Lagi pula, dia belum melakukan kesalahan apa pun selama ini.”Meskipun Daffa menoleh untuk bertatapan dengan Alicia, butuh beberapa saat sebelum Daffa menghela napas dan menjawab, “Benar, dia tidak bersalah. Namun, orang yang terbaik untuk menangani hal ini bukan kita.”Daffa berbicara tanpa perasaan, seperti bagaimana dia menatap Alicia.Suara itu tidak hangat sama sekali hingga tubuh Alicia secara naluriah gemetar. Alicia tidak lagi berani bertatapan dengan Daffa pada saat itu.Menghela napas, Daffa bertanya, “Apakah kamu sadar yang kamu lakukan sekarang sama seperti apa yang

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 577

    Barulah saat itu Daffa menyadari bahwa Teivel membohonginya. Buku itu belum sedikit pun puas dengan pasokan energi Daffa. Namun, dia sudah melakukannya sejauh ini. Maka dari itu, Daffa tidak memiliki alasan untuk menyerah.Dia menggertakkan giginya dan terus memaksakannya sampai tetes terakhir kekuatan jiwanya keluar dari tubuhnya. Tidak lama, keringat membasuhinya dari kepala sampai kaki. Ketika dia kehabisan tenaga dan ingin menyerah, dia merasakan kekuatan jiwa yang kuat mengalir keluar dari sisinya—itu adalah kekuatan jiwanya.Kekuatan jiwa itu meledak dari dalam dirinya, tertuang ke dalam buku yang kemudian bergetar hebat. Kemudian, semuanya mereda.Kerutan terukir di wajah Daffa saat dia akhirnya menyadari apa yang sedang terjadi. Rasa syukur memenuhi dadanya pada saat itu selagi dia berpikir, “Jika bukan karena Teivel, aku tidak akan menyadari bahwa aku punya potensi sebesar itu.”Teivel berdiri di samping sambil menyeringai bangga, suaranya terdengar lebih ringan dibandingk

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 576

    Keheningan terus berlanjut hingga pria itu terkekeh. “Kamu tidak perlu sepanik itu. Bukuku dan aku telah lama ada di tubuhmu selama beberapa waktu. Aku hanya menampilkan diriku sekarang karena luka-lukaku telah sepenuhnya pulih. Daffa Halim, kurasa kamu sebaiknya memanggilku dengan hormat sebagai mentormu.”Daffa masih terkejut membeku saat ditatap oleh pria itu. Rasanya hampir seperti ayahnya sedang memandangnya pada saat itu, jadi dia membutuhkan waktu untuk kembali tersadar. Setelah mengangguk dengan ragu-ragu, dia hendak melakukan sesuai yang diperintahkan ketika suara tenang pria itu berbicara lagi.“Panggil aku ‘Pak,’ seperti kamu menyebut sosok ayah,” kata pria itu.Mulut Daffa menganga lebar lagi.Namun, pria itu tampaknya tidak kesal oleh sambutan Daffa yang tertunda. Alih-alih, dia tersenyum lebih lebar dan menambahkan, “Aku adalah orang Timur. Keterampilan bela diri yang sekarang sedang kamu pelajari juga berasal dari Timur. Itulah sebabnya aku ingin kamu menyebutku seba

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status