Share

Bab 398

Author: Benjamin
“Lagi pula, mungkin salah satu bagian tubuhmu akan berakhir di tubuhnya, seperti apa yang terjadi pada Shelvin.”

Jantung Daffa berdebar kencang di dadanya saat mendengar itu. Jantungnya berdetak begitu cepat hingga dia lupa akan rasa sakit di tubuhnya. Dia kini tahu apa yang telah terjadi pada Shelvin dan kenyataan itu membuatnya ngeri.

Ternyata, Mia dan pria berjubah hitam itu telah memberikan kesan yang berlawanan bagi Daffa, yang berarti mereka telah menipunya sejak awal.

Gas emas itu mengalir lebih cepat ke seluruh tubuhnya dan suhunya meningkat dalam sekejap. Hal itu menimbulkan rasa sakit yang menyadarkan Daffa dari lamunannya. Pada saat yang sama, dia tanpa sadar membuka matanya dan melihat semua yang terjadi di dalam tubuhnya.

Namun, kali ini, kekejutan yang menyenangkan terpancar di matanya. Daffa bahkan berharap rasa sakit itu akan bertahan sedikit lebih lama karena dia menyadari temperatur gas emas yang panas itu membuat tubuhnya pulih jauh lebih cepat daripada sebelumny
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 399

    Mia tetap berlutut di tanah. Di sampingnya, Daffa bisa merasakan keraguan di pandangan Mia yang tertunduk. Namun, Mia tidak mengatakan apa-apa dan hanya berdiri sebelum berjalan pergi. Jawabannya sangat jelas bagi Daffa.Sementara itu, Daffa mendengar pria berjubah hitam menghampirinya dan tahu pria itu hendak membunuhnya. Menolak untuk mati bagaimanapun caranya, Daffa membuka matanya. Baik dia maupun pria itu tidak merencanakan hal itu.Ketika sinar matahari yang terik menyinari mata Daffa, Daffa membeku kebingungan selama dua detik. Segera setelahnya, rasa sakit yang dia rasakan menjadi sangat tidak tertahankan hingga dia bangkit berdiri seketika. Tubuhnya belum pulih sepenuhnya dan karena pergerakannya yang drastis yang menggunakan beberapa energinya, Daffa tidak sengaja melukai dirinya lagi.Namun, kali ini dia pulih lebih cepat. Setelahnya, dia memeriksa luka-luka dalam di balik kulitnya, mengetahui tidak ada orang lain yang bisa melihatnya.Meskipun begitu, Faris, yang berdir

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 400

    Selain kawah yang baru terbentuk oleh Faris sangat dalam sampai tidak ada yang bisa melihat dasarnya, partikel tanah besar seperti kerikil dan debu beterbangan di udara, mewarnai tempat itu dengan warna sepia.Berdasarkan hukum gerak, pukulan Faris membuat lubang yang sangat dalam di tanah sehingga partikel-partikel tanah beterbangan sejauh dan dengan kekuatan yang sama dengan pukulannya. Mereka menyerbu ke arah Mia yang pikirannya kosong karena terkejut menyaksikan semua itu. Lapisan-lapisan puing itu menimpa tubuhnya.Situasi seperti itu terasa seperti keajaiban tapi juga mimpi bagi Daffa. Perputaran emosi memenuhi tubuhnya sambil dia membelalakkan matanya, menyadari tangan kosongnya sudah lebih dari cukup untuk menyebabkan kerusakan besar pada Faris.Merasakan tidak ada tarikan ataupun embusan napas dari Mia, Daffa bertanya-tanya apakah dia telah mati karena tumbukan itu. Napasnya lalu menjadi cepat seraya dia mencoba memproses berita yang mengkhawatirkan itu layaknya manusia bia

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 401

    Mata Faris membelalak seketika saat Daffa tiba-tiba menarik kembali tangannya. Tentu saja, Daffa tidak bermaksud untuk mengampuni Faris, tapi Faris tidak mengetahuinya. Alis Faris menaik seraya matanya menusuk Daffa.“Apa yang kamu lakukan sekarang membuatku bingung. Aku tidak mengerti kenapa kamu akan berhenti membunuhku saat sudah setengah jalan, tapi kusarankan agar bunuh aku sekarang. Kebencianku padamu sudah mencapai puncak yang lebih tinggi daripada sebelumnya, jadi jika aku berhasil bertahan hidup hari ini, aku tidak akan ragu-ragu untuk menghabiskan sisa hidupku untuk menyerangmu. Aku akan memastikan kamu menghabiskan sisa hidupmu dalam tekanan!”Bibir Daffa melengkung seraya dia mengejek, “Kamu bahkan tidak bisa membunuhku ketika kondisi tubuhmu dalam keadaan prima dan dibantu oleh rekanmu. Apakah kamu benar-benar berpikir aku akan takut jika kamu kembali untuk menyerangku setelah pulih dari luka-luka beratmu?”Meskipun Daffa tampak seperti mengejek, nada bicaranya tetap da

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 402

    “Setelah pelatihan kami berakhir, kami menjadi milik orang yang membeli kami—pemilik kami. Kami tidak bisa menolak bahkan jika mereka meminta kami melakukan sesuatu yang aneh seperti menukar anggota tubuh kami dengan orang lain.”Raut wajah Faris berkerut dengan getir saat dia berkata, “Tidak penting apa yang kami rasakan ataupun pikirkan.”Setiap bagian tubuh Daffa gemetar oleh amarah setelah mendengarnya. Dia tidak pernah mengalami atau berpikir bahwa mungkin untuk merasakan emosi seintens itu. Namun, reaksi tubuhnya sekarang membuktikan bahwa dia salah. Amarah menjalar ke pembuluh darahnya seraya dia memejamkan matanya, lalu membukanya.“Kamu memiliki bagian tubuh dan kemampuan Shelvin sekarang,” ujarnya dengan tenang.Faris terbaring di tanah dan setelah mendengar perkataan Daffa, dia akhirnya menyadari bahwa mungkin pandangannya terhadap dunia sepenuhnya salah. Kemudian, dia memejamkan mata dan tetap terdiam, menguatkan dirinya untuk menerima pukulan mental yang berat.Sebena

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 403

    Daffa merasakan keraguan di suara Briana dan langsung tahu tempat itu tidak aman. Maka, dia menggeleng kepalanya.“Tidak, aku tidak akan mengizinkan kita pergi ke sana kalaupun tempat yang kamu sebutkan sama seperti yang Faris ungkit. Itu bukanlah pilihan yang bijak bagi kita. Bagaimanapun, Shelvin sudah mati sekarang, jadi kita tidak perlu mendapatkan jaringan tubuhnya yang tersisa. Lagi pula, aku yakin Shelvin tidak akan keberatan jika jaringannya ditransplantasikan ke orang berbakat lainnya dan memberikan mereka kesempatan yang lebih baik dalam hidup mereka. Dia adalah orang yang baik, ‘kan?”Mata Briana membelalak pada Daffa. Gagasan untuk memberikan jasad Shelvin untuk menciptakan musuh yang lebih kuat membuatnya takut, jadi dia sepenuhnya menolak hal itu di dalam benaknya. Namun, dia tahu posisinya sebagai pengawal. Briana mau tidak mau harus mematuhi perintah bosnya.Dia selalu menyuarakan pendapatnya sebelumnya karena Daffa adalah bos yang lebih memaafkan daripada kebanyakan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 404

    Dahlia mengeluarkan teriakan yang melengking dari ujung telepon lainnya. “Kenapa? Untuk apa kamu menelepon polisi karena masalah sekecil ini? Buang-buang uang saja! Ditambah, apakah kamu sudah lupa kalau kita pernah bekerja bersama? Aku yakin kita akan sering bertemu satu sama lain karena alasan yang sama.”Dia mencengkeram dadanya dengan erat dan memasang ekspresi wajah yang sedih saat mengatakannya. Sayangnya, dia lupa Daffa tidak bisa melihatnya karena mereka sedang melakukan panggilan suara.“Yang kamu katakan tidak masuk akal,” ujar Daffa dengan dingin. “Tidak ada hal spesial yang terjadi dari pertemuan kita. Ditambah, kehadiranmu saat itu selalu membuatku jengkel. Kamu juga tampaknya lupa kita sedang melakukan panggilan suara, bukan panggilan video.”Dia dengan cepat memutuskan sambungan telepon dan mengembalikan ponselnya ke dalam saku setelahnya. Meletakkan kedua tangan di pinggang, dia mengernyit sambil memperhatikan setiap sentimeter dari area di depannya, menduga Dahlia k

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 405

    Pria botak itu lalu merebut ponsel dari tangan Dahlia dan berteriak dengan suara yang memicu rasa takut orang lain.“Sebaiknya tunjukkan dirimu di hadapanku sekarang. Kalau tidak, aku bisa menjamin kamu akan berakhir mengenaskan. Ketahuilah ini—aku lebih bernilai daripada Dahlia. Kuharap kamu cukup pintar untuk tidak meremehkan kekuatan pendapat publik.”Dia mematikan telepon setelah mengatakannya.Sementara itu, alis Daffa berkerut setelah mendengar klik dari ujung telepon lainnya. Segala hal berjalan di luar rencana awal Daffa. Dia mengangkat pergelangan tangannya untuk melihat waktu sebelum mengembalikan tangannya ke pinggangnya.Di saat yang sama, dia duduk di kursi pengemudi, mengetuk dasbor dengan tangannya yang lain, dan menghela napas.Briana sudah memasuki mobil, wajahnya berkerut dengan kekhawatiran ketika dia melihat raut wajah Daffa.“Tuan, saya adalah ahli bela diri terbangkit. Walaupun saya tidak lebih terampil dari Anda—oh, yah, itu tidak penting ….” Sebelum dia bi

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 406

    Daffa menghela napas dengan getir, menambahkan, “Itu adalah sesuatu yang akan kuubah setelah aku kembali ke kantor. Namun, sebelum kita melakukan itu, kamu harus beristirahat karena kamu harus sehat sepenuhnya untuk membantuku menyelesaikan hal-hal ketika kita kembali ke West Atlantics Int’l. Lagi pula, kamu belum pernah ke sana sebelumnya, jadi bekerja di sana akan membebanimu. Satu-satunya perbedaan mengenai West Atlantics Int’l adalah tidak ada yang akan berani melukaimu di bawah pengawasanku. Kamu aman di sana dan itu lebih baik daripada tempat ini.”“Iya. Tidak akan ada yang berani melukai saya di West Atlantics Int’l karena Anda adalah pemilik perusahaannya. Itu adalah markas Anda,” jawab Briana yang tersenyum dan mengangguk dengan penuh keyakinan.Kepercayaan penuh itu membuat jantung Daffa berdebar kencang saat itu juga. Setelah dia menyadari detak jantungnya yang menggila, ujung matanya berkerut menatap Briana dengan rasa ingin tahu.Kemudian, dia memalingkan pandangannya d

Latest chapter

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 665

    Wanita itu menjelaskan, “Aku kehabisan uang dan mereka bilang mereka akan membayarku dengan bayaran yang tinggi untuk melakukan ini. Yang perlu kulakukan hanyalah membawa kamera ketika datang kemari.”Daffa mengernyit. “Bagaimana caranya kamu masuk kemari?” Nada bicaranya dingin. Penjelasan wanita itu tidak berarti apa-apa baginya.Wanita itu menelan ludah. “Aku tidak tahu. Mereka menyuruhku untuk meminum ramuan, setelah itu aku kehilangan kesadaranku. Ketika aku terbangun, aku sudah ada di sini.”Daffa mengernyit mendengarnya. Wanita itu berseru, “Tunggu! Aku bersumpah aku mengatakan yang sebenarnya!”Dia tahu Daffa tidak puas dengan jawabannya, tapi hanya itu yang dia ketahui. Dia menatap Daffa sambil menangis saat Daffa berkata, “Apakah kamu perlu berteriak padaku seperti itu?”Dia berkata dengan gemetar, “Maaf, a … aku tidak bermaksud.”Mata Daffa masih dingin, tapi dia melepaskan wanita itu. Akan tetapi, ini tidak membuat wanita itu tenang. Sebaliknya, wanita itu menegang da

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 664

    Bram menatap dia dengan tenang. “Mungkin kamu akan mempertimbangkan untuk memberitahuku kenapa kamu ada di sini jika kamu tidak ingin mati.”Pria itu tertawa terbahak-bahak. Daffa mengernyit dan berkata, “Bram, bawa dia pergi supaya kamu bisa menginterogasinya nanti.”Bram langsung mengulurkan tangannya untuk memegang pria itu—kecepatannya membuat mata Daffa berbinar. Seperti yang dia duga, Bram adalah ahli bela diri yang tampaknya lebih cakap dibandingkan semua orang yang ada di sana, termasuk Daffa. Ini membuat Daffa ingin bertarung dengannya, tapi ini tentunya bukan waktu yang tepat untuk itu. Dia berusaha sekeras mungkin untuk menahan keinginannya untuk menerkam Bram.Pada saat ini, Edward dan Briana muncul. Dari langkah kaki dan napas mereka, Daffa tahu mereka telah berlari sampai ke sini, membuatnya mengangkat sebelah alisnya. Dia menoleh untuk melihat ke arah pintu dan berkata, “Bram, tunggu sebentar.”Bram tidak tahu kenapa Daffa tiba-tiba menghentikannya, tapi dia melakuka

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 663

    Daffa menunjuk ke arah kamar mandi saat dia berbicara. “Kamu bisa periksa kamar mandinya jika kamu mau. Itu sama saja seperti kamar mandi lainnya. Tidak ada apa pun yang memungkinkan aku untuk mengunggah apa pun di internet.” Dia menatap Bram yang masih terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu. Sebagai ahli bela diri terbangkit, Daffa langsung tahu apa yang Bram pikirkan dan bibirnya pun berkedut. Daffa menatap Bram dengan tatapan tidak berdaya dan berkata, “Dengar, kamera-kamera itu tidak ada hubungannya denganku.”Bram langsung menghela napas lega. Daffa menahan keinginannya untuk memutar bola matanya dan berbalik untuk melihat wanita tadi sambil mengetukkan jari-jarinya di sandaran tangan sofa. Suasananya menjadi sangat tegang hingga Bram menundukkan kepalanya lagi, memandang lantai.Setelah beberapa detik, Daffa berujar, “Bram.” Itu membuat Bram merinding dan menundukkan kepalanya makin dalam. Bram tidak dapat membayangkan apa yang hendak Daffa katakan dan keringat membasahi ken

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 662

    Daffa mengangkat sebelah alisnya. Dia memegang leher wanita itu dan melemparkannya ke dalam bak mandi, membuatnya megap-megap karena dia berusaha bernapas. Daffa mengabaikannya, memakai celananya, dan meletakkan tangannya di kenop pintu. Di dalam benaknya, vila Keluarga Halim adalah tempat baginya untuk bersantai dan menjalani waktu yang damai, tapi tampaknya dia keliru. Dia membuka pintu untuk melihat Erin berdiri di sana dan bibirnya berkedut. “Kukira kamu akan menunggu di luar.” Dia tidak memakai atasan karena lemari pakaiannya ada di luar.Tentunya, Erin tidak menduga akan melihat Daffa seperti ini. Dia merona dan memalingkan diri dari Daffa, tapi tidak dapat berjalan pergi—rasanya seakan-akan kakinya dilem ke lantai. Namun, mungkin otaknya berhenti berfungsi dan tidak dapat menyuruh kakinya untuk bergerak. Bagaimanapun, Erin tidak pergi.Daffa tampak terkejut oleh itu, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Alih-alih, dia berjalan melewati Erin dan memasuki ruang gantinya, muncul ke

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 661

    Wanita itu tetap terdiam di tempatnya, terlihat terkejut. Daffa berniat untuk ikut berpura-pura seolah dia tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi dia sangat ingin menertawai akting wanita itu yang sangat buruk. Lagi pula, tidak ada pelayan Keluarga Halim yang akan mengenakan stoking setinggi paha saat bekerja. Namun, Daffa tahu dia harus berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja. Dia memasang ekspresi marah dan menggeram, “Aku jijik oleh keberadaanmu, jadi sebaiknya kamu menjauh dariku!”Mendengarnya, wajah wanita itu menjadi pucat. Daffa mengetukkan jemarinya ke tepi bak mandi, bertanya-tanya apakah dia terlalu kasar. Apakah wanita itu akan bisa melanjutkan aktingnya? Bibir Daffa berkedut saat dia memejamkan matanya dan berkata, “Ingat, jangan pakai apa pun selain seragam yang benar lain kali kamu bekerja … tidak peduli sebagus apa itu terlihat padamu.”Daffa merasakan kekejutan dan kesenangan wanita itu mendengar perkataan Daffa dan mendengar langkah kaki menghampirinya. Daffa m

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 660

    Teivel membutuhkan tempat yang sunyi supaya tidak akan ada yang mengganggunya. Daffa menunggu hingga dia tidak dapat mendeteksi Teivel sebelum mendarat di tanah. Ketika dia melakukannya, orang-orang berjubah hitam itu perlahan membuka mata mereka dan tersadar kembali. Beberapa dari mereka mulai muntah-muntah ketika mereka melihat darah tikus dan potongan-potongan yang tersebar di sekitar mereka, tapi ini tidak memengaruhi Daffa.Dia bilang, “Maaf tidak sengaja mengetahui rahasia kalian seperti ini.” Orang-orang itu kembali tenang dan menatap Daffa. Daffa tersenyum dan berkata, “Kurasa ini adalah permasalahan yang perlu diselesaikan.”Pemimpin dari mereka melangkah maju untuk menghalangi yang lain dari pandangan Daffa dan berkata dengan pelan, “Semuanya bisa didiskusikan selama kamu tidak membiarkan Pak Teivel tahu tentang ini.”Daffa mengangkat sebelah alisnya. “Sayangnya, dia sudah tahu.”Si pemimpin menjadi pucat mendengarnya, tapi amarah mulai menggelora di matanya. Namun, beber

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 659

    “Jangan khawatir, mereka tidak bisa melihatku. Kita akan baik-baik saja selama kamu tidak bergabung denganku di udara,” ucap Teivel.Daffa mengembuskan napas, meletakkan tangannya di balik punggungnya, dan melihat pemandangan di hadapannya tanpa bersuara. Ada darah tikus di mana-mana, bersamaan dengan potongan-potongan kecil daging. Dia merasa perutnya bergejolak, jadi dia menahap napasnya dan melayang, bergabung dengan Teivel di udara. “Pak, aku melihat percampuran amarah dan kesedihan di dalam matamu.”Teivel memejamkan matanya dan mengangguk. “Iya. Aku menggunakan metode rahasia untuk menelusuri ingatan mereka. Mereka telah melalui banyak hal, lebih dari yang seharusnya, sebelum mereka tertidur. Mereka mengalami berbagai macam kesulitan ketika aku bertemu mereka. Ketika aku membawa mereka bersamaku, yang tertua bahkan belum berusia tujuh tahun. Aku membesarkan mereka dan mengajari mereka cara membaca dan menulis, tapi aku tidak mengajarkan meditasi pada mereka. Aku hanya ingin mer

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 658

    Jauhar menegang, tapi dia tetap berusaha sekeras mungkin untuk mempertahankan senyumannya. “Aku belum melihat teman-teman ayahmu dalam waktu yang lama, terutama setelah orang tuamu meninggal. Mereka semua memiliki alasan tersendiri untuk pergi.” Dia menarik napas dalam-dalam. Daffa tahu Jauhar merasa terganggu. Jauhar melanjutkan, “Pada saat itu, aku tidak dapat menerima kematian ayahmu dan aku akan menghargai kehadiran mereka. Setidaknya, itu akan membuatku merasa seperti dia masih hidup. Aku tahu mereka tidak diwajibkan untuk melakukan apa pun, tapi mereka bahkan tidak repot-repot menghadiri pemakamannya. Aku menolak memercayai satu hal pun yang mereka katakan!”Dia berusaha keras untuk menahan agar amarahnya tidak meledak-ledak, tapi dia mau tidak mau tetap gemetar. “Kamu tidak boleh memercayai mereka sepenuhnya, jadi ingatlah untuk jangan percayai ucapan mereka mentah-mentah. Lagi pula, tidak ada jaminan mereka tidak berteman dengan ayahmu dengan niat tersembunyi. Siapa yang tahu

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 657

    “Ya, aku mengkhawatirkan hal yang sama. Tidak ada sihir ataupun meditasi yang akan menjaga jantung seseorang terus berdetak selama lima abad kecuali jantung yang berdetak di dalam mereka sekarang bukan milik mereka, atau ada hal lain dalam hal ini yang tidak kita ketahui.” Teivel menghela napas. “Bagaimanapun, sejarah kembali terulang. Apa yang terjadi lima abad yang lalu terjadi lagi sekarang.Daffa menggigit bibirnya dan mengernyit dalam-dalam. Kemudian, dia berkata, “Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah situasi ini menjadi makin parah? Aku sejujurnya tidak tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Kukira aku sudah memberantas orang-orang berjubah hitam, tapi di sinilah mereka, muncul di hadapanku lagi.”Teivel tertawa, tapi itu bukan tawa menghina. Dia berkata, “Mereka tidak bisa diberantas—tidak dengan cara yang kamu pikirkan—karena tidak ada yang bisa menghentikan dalang utamanya setelah aku mati. Aku mengenal lawanku dengan baik. Dia pasti telah melemparkan dirinya sendiri

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status