Share

Bab 403

Author: Benjamin
Daffa merasakan keraguan di suara Briana dan langsung tahu tempat itu tidak aman. Maka, dia menggeleng kepalanya.

“Tidak, aku tidak akan mengizinkan kita pergi ke sana kalaupun tempat yang kamu sebutkan sama seperti yang Faris ungkit. Itu bukanlah pilihan yang bijak bagi kita. Bagaimanapun, Shelvin sudah mati sekarang, jadi kita tidak perlu mendapatkan jaringan tubuhnya yang tersisa. Lagi pula, aku yakin Shelvin tidak akan keberatan jika jaringannya ditransplantasikan ke orang berbakat lainnya dan memberikan mereka kesempatan yang lebih baik dalam hidup mereka. Dia adalah orang yang baik, ‘kan?”

Mata Briana membelalak pada Daffa. Gagasan untuk memberikan jasad Shelvin untuk menciptakan musuh yang lebih kuat membuatnya takut, jadi dia sepenuhnya menolak hal itu di dalam benaknya. Namun, dia tahu posisinya sebagai pengawal. Briana mau tidak mau harus mematuhi perintah bosnya.

Dia selalu menyuarakan pendapatnya sebelumnya karena Daffa adalah bos yang lebih memaafkan daripada kebanyakan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 404

    Dahlia mengeluarkan teriakan yang melengking dari ujung telepon lainnya. “Kenapa? Untuk apa kamu menelepon polisi karena masalah sekecil ini? Buang-buang uang saja! Ditambah, apakah kamu sudah lupa kalau kita pernah bekerja bersama? Aku yakin kita akan sering bertemu satu sama lain karena alasan yang sama.”Dia mencengkeram dadanya dengan erat dan memasang ekspresi wajah yang sedih saat mengatakannya. Sayangnya, dia lupa Daffa tidak bisa melihatnya karena mereka sedang melakukan panggilan suara.“Yang kamu katakan tidak masuk akal,” ujar Daffa dengan dingin. “Tidak ada hal spesial yang terjadi dari pertemuan kita. Ditambah, kehadiranmu saat itu selalu membuatku jengkel. Kamu juga tampaknya lupa kita sedang melakukan panggilan suara, bukan panggilan video.”Dia dengan cepat memutuskan sambungan telepon dan mengembalikan ponselnya ke dalam saku setelahnya. Meletakkan kedua tangan di pinggang, dia mengernyit sambil memperhatikan setiap sentimeter dari area di depannya, menduga Dahlia k

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 405

    Pria botak itu lalu merebut ponsel dari tangan Dahlia dan berteriak dengan suara yang memicu rasa takut orang lain.“Sebaiknya tunjukkan dirimu di hadapanku sekarang. Kalau tidak, aku bisa menjamin kamu akan berakhir mengenaskan. Ketahuilah ini—aku lebih bernilai daripada Dahlia. Kuharap kamu cukup pintar untuk tidak meremehkan kekuatan pendapat publik.”Dia mematikan telepon setelah mengatakannya.Sementara itu, alis Daffa berkerut setelah mendengar klik dari ujung telepon lainnya. Segala hal berjalan di luar rencana awal Daffa. Dia mengangkat pergelangan tangannya untuk melihat waktu sebelum mengembalikan tangannya ke pinggangnya.Di saat yang sama, dia duduk di kursi pengemudi, mengetuk dasbor dengan tangannya yang lain, dan menghela napas.Briana sudah memasuki mobil, wajahnya berkerut dengan kekhawatiran ketika dia melihat raut wajah Daffa.“Tuan, saya adalah ahli bela diri terbangkit. Walaupun saya tidak lebih terampil dari Anda—oh, yah, itu tidak penting ….” Sebelum dia bi

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 406

    Daffa menghela napas dengan getir, menambahkan, “Itu adalah sesuatu yang akan kuubah setelah aku kembali ke kantor. Namun, sebelum kita melakukan itu, kamu harus beristirahat karena kamu harus sehat sepenuhnya untuk membantuku menyelesaikan hal-hal ketika kita kembali ke West Atlantics Int’l. Lagi pula, kamu belum pernah ke sana sebelumnya, jadi bekerja di sana akan membebanimu. Satu-satunya perbedaan mengenai West Atlantics Int’l adalah tidak ada yang akan berani melukaimu di bawah pengawasanku. Kamu aman di sana dan itu lebih baik daripada tempat ini.”“Iya. Tidak akan ada yang berani melukai saya di West Atlantics Int’l karena Anda adalah pemilik perusahaannya. Itu adalah markas Anda,” jawab Briana yang tersenyum dan mengangguk dengan penuh keyakinan.Kepercayaan penuh itu membuat jantung Daffa berdebar kencang saat itu juga. Setelah dia menyadari detak jantungnya yang menggila, ujung matanya berkerut menatap Briana dengan rasa ingin tahu.Kemudian, dia memalingkan pandangannya d

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 407

    Karena keadaan yang rumit itu, Kota Almiron hanya memiliki satu jaringan televisi—FT TV.Daffa awalnya mengira kedatangannya yang tiba-tiba tidak akan menarik perhatian siapa pun, tapi dia telah meremehkan pria yang berbicara di telepon sebelumnya.Pria itu tahu Daffa akan muncul, jadi dia sudah memerintah seseorang untuk menunggu kedatangannya di pintu utama jaringan televisi itu. Sayangnya, perkiraannya sedikit melenceng dan Daffa tiba di sana 20 menit lebih lambat daripada yang diprediksi.Jengkel, pria itu mengamuk di dalam hatinya, “Tidak ada yang berani memperlakukan aku seperti ini kecuali mereka tidak tahu siapa aku dan kekuasaanku!”Dengan begitu, dia bangkit dari sofa dan berdiri. Pergerakannya yang tiba-tiba membuat lututnya membentur dan menjegal Dahlia yang selama ini berlutut di sampingnya.Rasa sakit dan kekejutan menyebabkan Dahlia berteriak tajam saat dia terjatuh, kedua telapak tangannya menekan lantai untuk menjaga agar dia tetap duduk tegak. Dia menatap pria it

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 408

    “Kami peringatkan, pergilah sekarang juga! Kalau tidak, kami akan memanggil polisi untuk menanganimu!” seru penjaga keamanan itu.“Aku menantikan saat itu terjadi.” Daffa hanya tersenyum kepada mereka dan mendorong salah satu penjaga keamanan itu kesamping dengan menggenggam kerahnya.Saat itulah pintu lift terbuka. Banyak orang di dalam lift itu ingin keluar, tapi mereka bisa merasakan ketegangan yang menyesakkan di luar ketika pintunya terbuka, jadi mereka tidak berani bergerak.Pandangan Daffa menyapu mereka dan ketika semua orang di dalam masih gemetar kabur dari dalam lift, perhatiannya kembali tertuju pada penjaga keamanan.“Seseorang dari tempat ini menyuruhku untuk datang kemari. Oleh karena itu, kuminta kamu biarkan aku menemuinya sekarang atau aku tidak bisa menjamin apakah kamu akan berakhir disingkirkan seperti gerbang keamanan tadi. FT TV telah melakukan kejahatan yang mengerikan. Mereka melaporkan beberapa berita palsu dan memutarbalikkan kebenarannya. Karena itu, kes

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 409

    Napas kepala penjaga keamanan itu berpacu, menggelitik kulit Daffa. Namun, tidak ada yang jahat dari ekspresi wajahnya. Rasa ingin tahu berbinar di matanya saat dia bertanya, “Kenapa kamu tidak menghentikan aku masuk? Hanya ada kamu dan aku di lift ini, jadi kamu bisa dengan mudah menghancurkan kamera pengawas dan menyerangku jika kamu ingin. Sudah jelas bahwa aku bukanlah tandinganmu. Aku yakin aku akan kalah jika kamu menyerangku sekarang.”Dia menatap Daffa dengan percampuran emosi yang rumit, tapi satu hal yang tidak dia rasakan adalah rasa takut. Berdiri di hadapan Daffa, dia meletakkan kedua tangannya di samping tubuhnya sambil mengangkat kepalanya dengan santai.Daffa mengembalikan pandangan penjaga itu. Tidak lama, lift itu pun tiba di lantai ke-10 dan senyuman terukir di wajah Daffa.“Yah, kalau begitu aku harus membuat harapanmu menjadi kenyataan.” Setelah mengatakan itu, dia mengulurkan tangannya.Walaupun tidak ada yang terlihat tidak biasa dari tindakannya, itu mencipt

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 410

    Daffa menambahkan, “Karena kalian berdua memanggilku kemari, kurasa baru adil jika kalian berdua menghadapiku untuk menangani permasalahan ini.”Direktur itu bangkit berdiri dari sofa. Perutnya yang bergelambir bergoyang-goyang seperti jeli saat dia berlari ke arah pintu. Hanya butuh waktu kurang dari sedetik baginya untuk melakukannya.Dahlia melihat segalanya terjadi, matanya membulat tertarik oleh adegan konyol itu. Dia tahu direktur itu baru-baru ini bertambah berat badan banyak, jadi dia tidak pernah melakukan pergerakan yang besar. Itu adalah pertama kalinya Dahlia melihatnya.Ketika direktur itu akhirnya tiba di pintu, dia meletakkan satu tangan di pinggangnya sambil membungkuk dan terengah-engah. Napasnya begitu cepat sampai siapa pun akan merasa khawatir dia akan pingsan di detik selanjutnya.Berdiri di samping, Dahlia menundukkan kepalanya, tapi itu bukan karena dia khawatir. Dia melakukan itu untuk menyembunyikan senyumannya. Lagi pula, Daffa sudah membuka pintu, jadi di

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 411

    “Konyol sekali. Apakah kamu sudah lupa? Kamu menelepon dan mengirimnya pesan di hadapanku, berkata bahwa kamu melakukan semua hal ini karena kamu jatuh cinta pada wajah tampannya di televisi. Ini semua tidak akan terjadi jika dia mau berpacaran denganmu!”Senyum sinis tersungging di wajah direktur itu seraya dia mengejek, “Lagi pula, sepertinya kamu salah paham. Kamu bukan wanitaku.”Daffa merasa sangat jijik dengan kedua orang itu hingga tenggorokannya terasa tercekit.“Kalau kalian memanggilku kemari hanya untuk membanggakan mengenai bagaimana kalian akan memaksakan aku melakukan kekerasan, yah, aku bisa mengatakan ini—kalian pada dasarnya sedang cari mati dengan melakukan itu!” sela dia sambil mengulurkan tangan ke atas untuk memijat pelipisnya.“Membasmi musuh-musuhku adalah hal terakhir yang ingin kulakukan. Namun, sekarang, aku tidak masalah.”Dengan begitu, dia berjalan di ruang kerja itu dan duduk di sofa, dengan santai menyilangkan kakinya di atas kakinya yang lain.Seme

Latest chapter

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 540

    Isabella memandang Daffa dengan iri. Daffa telah lahir dengan sendok perak di mulutnya dan meskipun sebuah kecelakaan menyebabkan dia tumbuh besar dalam kemiskinan, itu tidak merenggut nyawanya ataupun kecerdasannya.Alih-alih, dia telah tumbuh menjadi pria muda yang tampan dan memasuki universitas paling bergengsi di negara ini, Universitas Praharsa, bahkan berhasil menjadi mahasiswa teratas di kelasnya. Saat bekerja dengan pekerjaan-pekerjaan aneh untuk membiayai hidupnya sendiri, dia tidak bertemu preman keras kepala yang bisa merenggut ketampanan atau kepintarannya dan dia telah berhasil sampai ke atas.Bibir Isabella terbuka dan tertutup beberapa kali. Pada akhirnya, yang dia katakan hanyalah, “Kamu tidak tahu seberapa iri aku padamu. Jika aku adalah kamu ….” Sebelum dia bisa melanjutkannya, dia melihat jari Daffa berkedut. Isabella pun dengan cepat mengangkat satu tangannya untuk menghentikan Daffa.“Baiklah, baiklah. Aku akan berhenti basa-basi dan memberitahumu apa yang ingi

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 539

    Pada saat ini, Isabella membebaskan dirinya dari cengkeraman Edward dan langsung menghampiri Daffa. Sayangnya baginya, Daffa telah menduga hal ini dan sudah bersiap-siap. Dia tidak percaya sedikit pun bahwa Isabella akan setuju untuk mengakhiri hidupnya dengan begitu mudah. Seperti yang diduga, Daffa benar.Daffa menaikkan sebelah alisnya pada bola hitam yang melesat ke arahnya dan tersenyum dengan mengejek. “Kamu lebih bodoh dari yang kukira.” Dia mulai menyalurkan kekuatan jiwanya untuk membentuk jaring yang besar di udara yang memancarkan cahaya emas yang redup.Bola hitam itu tiba-tiba berhenti sebelum berbelok dan mencoba kabur. Kemudian, dia berhenti dan terjatuh ke tanah. Dia tidak bisa lari ke mana-mana karena dia dikepung oleh jaring itu.Dia menarik napas dalam-dalam dan bola hitam itu mulai berubah. Kali ini, Daffa tidak terkejut. Dia telah melihatnya berubah dari yang awalnya wanita muda menjadi wanita tua. Kali ini, dia hanya kembali dari bola hitam menjadi wujudnya yan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 538

    Isabella menunjuk Daffa dengan jari yang gemetar, tapi lengan itu tidak lama jatuh ke sisi. Mata di sisi tubuh Edward yang berada di bawah kendali Isabella membelalak terkejut. Ujung bibirnya berkedut, tapi dia tidak dapat bersuara.Daffa menyadari hal ini dan mengangkat sebelah alisnya. Dia mengangkat kedua lengannya lagi dan menyelimuti Edward dengan kekuatan jiwanya. Dia awalnya berniat untuk membantu Edward menyerang Isabella, tapi dia tidak dapat menemukan Isabella secara akurat dengan mata yang terbuka.Di sisi lain, Isabella bisa melihat kekuatan jiwa Daffa dan dengan mudah menghindarinya, yang berarti Daffa bisa menyakiti Edward kapan pun. Karena itu, itu bukanlah cara yang tepat untuk menangani hal ini. Namun, Daffa dapat mendorong Edward dan membantunya mengalahkan Isabella dengan menyelimuti Edward dengan kekuatan jiwanya.Ada poin plus dari cara ini. Jika Isabella mengambil kesempatan ini untuk menyerap kekuatan jiwanya, itu akan melukainya alih-alih memberikan dirinya d

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 537

    “Kamu melakukan hal yang bodoh dengan memandangku dengan tatapan polos seperti itu.” Daffa menatap Edward dengan tatapan menghina. Tatapan mata Edward perlahan berubah setelah mendengarnya. Memang benar setengah dari tatapan itu dimiliki oleh Edward yang sebenarnya, tapi separuh yang lainnya membuat kulit merinding.Ketika dia membuka mulutnya, suaranya serak. “Aku terkejut kamu berhasil mengetahui bahwa aku bukanlah Edward yang sesungguhnya. Itu bukanlah sesuatu yang akan terbesit di pikiran orang biasa, tapi kamu langsung terpikirkan hal itu.”Isabella tiba-tiba tersenyum, membuat wajah Edward terlihat mengerikan. Dia hanya dapat mengendalikan separuh tubuh Edward dan menarik separuh tubuhnya yang lain ke depan. Daffa menaikkan sebelah alisnya ketika dia melihatnya dan berdiri menghalangi jalan Edward dengan tangan di balik punggungnya.Daffa terlihat tenang, tapi tangannya mengkhianatinya karena dia mengetukkan jarinya di tangan yang lain. Isabella tidak dapat melihat ini. Yang d

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 536

    Karena nalurinya memberitahunya bahwa ada yang aneh, itu berarti kematian Isabella bukan karena sebab alamiah. Namun, itu cukup sederhana untuk melihat apakah dia sungguh mati atau tidak. Senyuman terukir di wajah Daffa seraya dia berjalan menghampiri Sierra Stevan Sutyastomo yang napasnya hampir tidak dapat terdeteksi.Daffa menaikkan sebelah alisnya. Sekarang, dia tahu kenapa Isabella lemah sekali sebelumnya meskipun dia hanya sedikit lebih lemah dibandingkan dengannya. Sebagai ahli bela diri terbangkit, tidak mungkin dia mengalami luka-luka serius seperti itu karena satu teriakan, tapi sekarang tampaknya dia telah mengorbankan dirinya sendiri untuk melindungi Sierra.Daffa menaikkan sebelah alisnya lagi. Kesimpulan ini tampak menggelikan, tapi itu adalah satu-satunya yang dapat terpikirkan olehnya. Apa pun kenyataannya, itu tidak akan mengubah hasilnya—Isabella bukanlah orang yang manusiawi dengan hati nurani.Isabella pasti memiliki alasannya sendiri untuk melindungi Sierra. Mun

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 535

    Pemandangan di hadapan Daffa membuatnya sangat tidak nyaman, tapi dia memaksakan dirinya untuk mulai bergerak lagi. Kali ini, dia beranjak ke arah reruntuhan yang dulunya merupakan markas Grup Sierra.Dia bisa merasakan keberadaan Isabella di sana. Napas wanita itu hampir tidak dapat terdeteksi, tapi itu membuktikan bahwa dia masih hidup. Daffa ingin menggoyangkannya untuk membangunkannya dan mengetahui apa yang telah terjadi dalam sepersekian detik rasa sakit itu.Seraya dia menghampiri reruntuhan itu, dia melihat sesuatu yang membuatnya mengangkat sebelah alisnya karena terkejut. Isabella terbaring di tanah dan di pelukannya tergeletak seorang pria yang terlihat jauh lebih tua dari Isabella. Dia mungkin cukup tua untuk menjadi kakek Isabella. Akan tetapi, yang lebih mengejutkan adalah bahwa Daffa mengenalinya.Dia adalah penemu Grup Sierra, Sierra Stevan Sutyastomo, dan orang yang sebenarnya Daffa incar. Ternyata, dia adalah orang yang amat sangat tidak penting.Daffa mengamati m

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 534

    Dia tidak pernah sekali pun mengalami kekuatan jiwanya terpengaruh oleh faktor eksternal dan itu membuatnya bingung. Isabella terus memperhatikan Daffa seraya dia mengamati setiap pergerakannya. Dia tidak mau percaya kalau semua serangannya sempurna. Pasti ada titik lemah di suatu tempat.Namun, ketika dia merasa dia akan menemukan sesuatu, hal lain menarik perhatiannya. Seseorang sedang menghampirinya dari belakang selagi dia menghadapi Daffa.Isabella terhimpit di tengah-tengah mereka. Jika dia tidak bisa menghindar, dia akan mati dengan mengenaskan. Tekanan yang Daffa kerahkan padanya akan mengubahnya menjadi bubur, mirip seperti apa yang telah Isabella lakukan pada korban-korbannya di masa lalu.Isabella mengangkat kedua lengannya, mengarahkan satu telapak tangan ke arah Daffa dan telapak tangannya yang lain ke arah orang di belakangnya, lalu melepaskan kekuatan jiwanya. Seketika, dia merasa napasnya kembali menjadi normal dan tenang. Dia mencibir dan menatap Daffa dengan menghi

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 533

    Daffa melompat ke udara tepat ketika Isabella melancarkan serangannya, jadi itu tidak mengenainya. Dia memandang ke bawah dan melihat pusaran hitam di tempat dia berdiri satu detik sebelumnya. Segala hal dalam sekian radius dari pusaran itu tersedot ke dalamnya.Bibir Edward berkedut ketika dia melihatnya dan dia langsung bergerak menjauh. Dia tidak bisa menjamin keselamatan dirinya sendiri, tapi dia yakin jika dia terkena pusaran itu, dia akan langsung kehilangan nyawanya.Seraya dia mencoba memikirkan cara untuk menangani Isabella, dia tanpa sadar bergidik karena suhu di sekitarnya tiba-tiba menurun. Itu bukan karena perubahan cuaca. Seseorang telah mendaratkan tatapan matanya pada dirinya. Edward mengernyit dan menoleh ke arah sumber tatapan mata itu, membawanya ke wajah Isabella yang tersenyum.Entah kenapa, dia tiba-tiba tidak merasa kedinginan lagi. Sebaliknya, kehangatan mengisi dirinya, membuatnya bingung. Baru saja satu detik sebelumnya dia merasa Isabella lebih menakutkan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 532

    Edward menoleh untuk menatap Isabella sambil tersenyum, tapi yang bisa Isabella rasakan hanyalah penghinaannya. Isabella mendengus dan memejamkan matanya, seketika membuat Edward merasa berkepala jernih. Sekarang, dia tahu kenapa Daffa ingin dia yang menanyakan pertanyaannya.Edward berkata, “Tuan Halim, dia tampaknya lebih kuat daripada Damar Maru, tapi Anda berhasil mengalahkan Damar hanya dengan satu jentikan jari. Malah, dia tidak keberatan Anda merekam video dirinya. Kita bahkan tidak berkeringat ketika menangani mereka.”Isabella membuka matanya dan menatap mereka dengan curiga. Daffa memasukkan tangannya ke dalam saku dan mengangkat bahunya. “Mungkin itu karena Damar tahu batasannya.” Dia menatap Isabella, melangkah mundur, dan memiringkan kepalanya. “Edward, bagaimana kalau kamu kirimkan video itu pada Nona Bramadya? Mungkin dia akan mempelajari satu atau dua hal dari video itu.”Daffa terdengar tenang, tapi Isabella memucat. Dia sekarang memercayai segala hal yang Daffa kat

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status