Daffa merasakan keraguan di suara Briana dan langsung tahu tempat itu tidak aman. Maka, dia menggeleng kepalanya.“Tidak, aku tidak akan mengizinkan kita pergi ke sana kalaupun tempat yang kamu sebutkan sama seperti yang Faris ungkit. Itu bukanlah pilihan yang bijak bagi kita. Bagaimanapun, Shelvin sudah mati sekarang, jadi kita tidak perlu mendapatkan jaringan tubuhnya yang tersisa. Lagi pula, aku yakin Shelvin tidak akan keberatan jika jaringannya ditransplantasikan ke orang berbakat lainnya dan memberikan mereka kesempatan yang lebih baik dalam hidup mereka. Dia adalah orang yang baik, ‘kan?”Mata Briana membelalak pada Daffa. Gagasan untuk memberikan jasad Shelvin untuk menciptakan musuh yang lebih kuat membuatnya takut, jadi dia sepenuhnya menolak hal itu di dalam benaknya. Namun, dia tahu posisinya sebagai pengawal. Briana mau tidak mau harus mematuhi perintah bosnya.Dia selalu menyuarakan pendapatnya sebelumnya karena Daffa adalah bos yang lebih memaafkan daripada kebanyakan
Dahlia mengeluarkan teriakan yang melengking dari ujung telepon lainnya. “Kenapa? Untuk apa kamu menelepon polisi karena masalah sekecil ini? Buang-buang uang saja! Ditambah, apakah kamu sudah lupa kalau kita pernah bekerja bersama? Aku yakin kita akan sering bertemu satu sama lain karena alasan yang sama.”Dia mencengkeram dadanya dengan erat dan memasang ekspresi wajah yang sedih saat mengatakannya. Sayangnya, dia lupa Daffa tidak bisa melihatnya karena mereka sedang melakukan panggilan suara.“Yang kamu katakan tidak masuk akal,” ujar Daffa dengan dingin. “Tidak ada hal spesial yang terjadi dari pertemuan kita. Ditambah, kehadiranmu saat itu selalu membuatku jengkel. Kamu juga tampaknya lupa kita sedang melakukan panggilan suara, bukan panggilan video.”Dia dengan cepat memutuskan sambungan telepon dan mengembalikan ponselnya ke dalam saku setelahnya. Meletakkan kedua tangan di pinggang, dia mengernyit sambil memperhatikan setiap sentimeter dari area di depannya, menduga Dahlia k
Pria botak itu lalu merebut ponsel dari tangan Dahlia dan berteriak dengan suara yang memicu rasa takut orang lain.“Sebaiknya tunjukkan dirimu di hadapanku sekarang. Kalau tidak, aku bisa menjamin kamu akan berakhir mengenaskan. Ketahuilah ini—aku lebih bernilai daripada Dahlia. Kuharap kamu cukup pintar untuk tidak meremehkan kekuatan pendapat publik.”Dia mematikan telepon setelah mengatakannya.Sementara itu, alis Daffa berkerut setelah mendengar klik dari ujung telepon lainnya. Segala hal berjalan di luar rencana awal Daffa. Dia mengangkat pergelangan tangannya untuk melihat waktu sebelum mengembalikan tangannya ke pinggangnya.Di saat yang sama, dia duduk di kursi pengemudi, mengetuk dasbor dengan tangannya yang lain, dan menghela napas.Briana sudah memasuki mobil, wajahnya berkerut dengan kekhawatiran ketika dia melihat raut wajah Daffa.“Tuan, saya adalah ahli bela diri terbangkit. Walaupun saya tidak lebih terampil dari Anda—oh, yah, itu tidak penting ….” Sebelum dia bi
Daffa menghela napas dengan getir, menambahkan, “Itu adalah sesuatu yang akan kuubah setelah aku kembali ke kantor. Namun, sebelum kita melakukan itu, kamu harus beristirahat karena kamu harus sehat sepenuhnya untuk membantuku menyelesaikan hal-hal ketika kita kembali ke West Atlantics Int’l. Lagi pula, kamu belum pernah ke sana sebelumnya, jadi bekerja di sana akan membebanimu. Satu-satunya perbedaan mengenai West Atlantics Int’l adalah tidak ada yang akan berani melukaimu di bawah pengawasanku. Kamu aman di sana dan itu lebih baik daripada tempat ini.”“Iya. Tidak akan ada yang berani melukai saya di West Atlantics Int’l karena Anda adalah pemilik perusahaannya. Itu adalah markas Anda,” jawab Briana yang tersenyum dan mengangguk dengan penuh keyakinan.Kepercayaan penuh itu membuat jantung Daffa berdebar kencang saat itu juga. Setelah dia menyadari detak jantungnya yang menggila, ujung matanya berkerut menatap Briana dengan rasa ingin tahu.Kemudian, dia memalingkan pandangannya d
Karena keadaan yang rumit itu, Kota Almiron hanya memiliki satu jaringan televisi—FT TV.Daffa awalnya mengira kedatangannya yang tiba-tiba tidak akan menarik perhatian siapa pun, tapi dia telah meremehkan pria yang berbicara di telepon sebelumnya.Pria itu tahu Daffa akan muncul, jadi dia sudah memerintah seseorang untuk menunggu kedatangannya di pintu utama jaringan televisi itu. Sayangnya, perkiraannya sedikit melenceng dan Daffa tiba di sana 20 menit lebih lambat daripada yang diprediksi.Jengkel, pria itu mengamuk di dalam hatinya, “Tidak ada yang berani memperlakukan aku seperti ini kecuali mereka tidak tahu siapa aku dan kekuasaanku!”Dengan begitu, dia bangkit dari sofa dan berdiri. Pergerakannya yang tiba-tiba membuat lututnya membentur dan menjegal Dahlia yang selama ini berlutut di sampingnya.Rasa sakit dan kekejutan menyebabkan Dahlia berteriak tajam saat dia terjatuh, kedua telapak tangannya menekan lantai untuk menjaga agar dia tetap duduk tegak. Dia menatap pria it
“Kami peringatkan, pergilah sekarang juga! Kalau tidak, kami akan memanggil polisi untuk menanganimu!” seru penjaga keamanan itu.“Aku menantikan saat itu terjadi.” Daffa hanya tersenyum kepada mereka dan mendorong salah satu penjaga keamanan itu kesamping dengan menggenggam kerahnya.Saat itulah pintu lift terbuka. Banyak orang di dalam lift itu ingin keluar, tapi mereka bisa merasakan ketegangan yang menyesakkan di luar ketika pintunya terbuka, jadi mereka tidak berani bergerak.Pandangan Daffa menyapu mereka dan ketika semua orang di dalam masih gemetar kabur dari dalam lift, perhatiannya kembali tertuju pada penjaga keamanan.“Seseorang dari tempat ini menyuruhku untuk datang kemari. Oleh karena itu, kuminta kamu biarkan aku menemuinya sekarang atau aku tidak bisa menjamin apakah kamu akan berakhir disingkirkan seperti gerbang keamanan tadi. FT TV telah melakukan kejahatan yang mengerikan. Mereka melaporkan beberapa berita palsu dan memutarbalikkan kebenarannya. Karena itu, kes
Napas kepala penjaga keamanan itu berpacu, menggelitik kulit Daffa. Namun, tidak ada yang jahat dari ekspresi wajahnya. Rasa ingin tahu berbinar di matanya saat dia bertanya, “Kenapa kamu tidak menghentikan aku masuk? Hanya ada kamu dan aku di lift ini, jadi kamu bisa dengan mudah menghancurkan kamera pengawas dan menyerangku jika kamu ingin. Sudah jelas bahwa aku bukanlah tandinganmu. Aku yakin aku akan kalah jika kamu menyerangku sekarang.”Dia menatap Daffa dengan percampuran emosi yang rumit, tapi satu hal yang tidak dia rasakan adalah rasa takut. Berdiri di hadapan Daffa, dia meletakkan kedua tangannya di samping tubuhnya sambil mengangkat kepalanya dengan santai.Daffa mengembalikan pandangan penjaga itu. Tidak lama, lift itu pun tiba di lantai ke-10 dan senyuman terukir di wajah Daffa.“Yah, kalau begitu aku harus membuat harapanmu menjadi kenyataan.” Setelah mengatakan itu, dia mengulurkan tangannya.Walaupun tidak ada yang terlihat tidak biasa dari tindakannya, itu mencipt
Saat itu pukul 10 malam di gedung asrama putra kampus. Empat laki-laki sedang berbaring di kasur mereka, saling berbincang dan bersenang-senang. Tiba-tiba, pintu kamar mereka dibuka dan seseorang bergegas masuk.“Hei kalian! Coba lihat ini! Dilan Handoko sedang menembak Sarah Kusuma! Sedang ditayangkan di akun sekolah di Groove!” katanya, melambaikan ponsel di tangannya.Dengan segera, ketiga dari empat laki-laki yang sedang bersenang-senang itu menyerbu si pendatang dan duduk di sekitarnya, ingin tahu hasil dari ajakan tersebut.Alasan mereka penasaran itu sangat sederhana. Sarah Kusuma merupakan seseorang yang diakui sebagai salah satu wanita tercantik di kampus. Walaupun dia tidak masuk ke dalam lima besar dari daftar wanita cantik di kampus, dia masih termasuk dalam 10 besar.Dilan Handoko yang sedang menembak Sarah Kusuma cukup terkenal di seluruh kalangan Universitas Praharsa. Dia tinggi, tampan, dan yang paling penting sangat kaya. Dia lahir dari latar belakang yang kaya dan
Napas kepala penjaga keamanan itu berpacu, menggelitik kulit Daffa. Namun, tidak ada yang jahat dari ekspresi wajahnya. Rasa ingin tahu berbinar di matanya saat dia bertanya, “Kenapa kamu tidak menghentikan aku masuk? Hanya ada kamu dan aku di lift ini, jadi kamu bisa dengan mudah menghancurkan kamera pengawas dan menyerangku jika kamu ingin. Sudah jelas bahwa aku bukanlah tandinganmu. Aku yakin aku akan kalah jika kamu menyerangku sekarang.”Dia menatap Daffa dengan percampuran emosi yang rumit, tapi satu hal yang tidak dia rasakan adalah rasa takut. Berdiri di hadapan Daffa, dia meletakkan kedua tangannya di samping tubuhnya sambil mengangkat kepalanya dengan santai.Daffa mengembalikan pandangan penjaga itu. Tidak lama, lift itu pun tiba di lantai ke-10 dan senyuman terukir di wajah Daffa.“Yah, kalau begitu aku harus membuat harapanmu menjadi kenyataan.” Setelah mengatakan itu, dia mengulurkan tangannya.Walaupun tidak ada yang terlihat tidak biasa dari tindakannya, itu mencipt
“Kami peringatkan, pergilah sekarang juga! Kalau tidak, kami akan memanggil polisi untuk menanganimu!” seru penjaga keamanan itu.“Aku menantikan saat itu terjadi.” Daffa hanya tersenyum kepada mereka dan mendorong salah satu penjaga keamanan itu kesamping dengan menggenggam kerahnya.Saat itulah pintu lift terbuka. Banyak orang di dalam lift itu ingin keluar, tapi mereka bisa merasakan ketegangan yang menyesakkan di luar ketika pintunya terbuka, jadi mereka tidak berani bergerak.Pandangan Daffa menyapu mereka dan ketika semua orang di dalam masih gemetar kabur dari dalam lift, perhatiannya kembali tertuju pada penjaga keamanan.“Seseorang dari tempat ini menyuruhku untuk datang kemari. Oleh karena itu, kuminta kamu biarkan aku menemuinya sekarang atau aku tidak bisa menjamin apakah kamu akan berakhir disingkirkan seperti gerbang keamanan tadi. FT TV telah melakukan kejahatan yang mengerikan. Mereka melaporkan beberapa berita palsu dan memutarbalikkan kebenarannya. Karena itu, kes
Karena keadaan yang rumit itu, Kota Almiron hanya memiliki satu jaringan televisi—FT TV.Daffa awalnya mengira kedatangannya yang tiba-tiba tidak akan menarik perhatian siapa pun, tapi dia telah meremehkan pria yang berbicara di telepon sebelumnya.Pria itu tahu Daffa akan muncul, jadi dia sudah memerintah seseorang untuk menunggu kedatangannya di pintu utama jaringan televisi itu. Sayangnya, perkiraannya sedikit melenceng dan Daffa tiba di sana 20 menit lebih lambat daripada yang diprediksi.Jengkel, pria itu mengamuk di dalam hatinya, “Tidak ada yang berani memperlakukan aku seperti ini kecuali mereka tidak tahu siapa aku dan kekuasaanku!”Dengan begitu, dia bangkit dari sofa dan berdiri. Pergerakannya yang tiba-tiba membuat lututnya membentur dan menjegal Dahlia yang selama ini berlutut di sampingnya.Rasa sakit dan kekejutan menyebabkan Dahlia berteriak tajam saat dia terjatuh, kedua telapak tangannya menekan lantai untuk menjaga agar dia tetap duduk tegak. Dia menatap pria it
Daffa menghela napas dengan getir, menambahkan, “Itu adalah sesuatu yang akan kuubah setelah aku kembali ke kantor. Namun, sebelum kita melakukan itu, kamu harus beristirahat karena kamu harus sehat sepenuhnya untuk membantuku menyelesaikan hal-hal ketika kita kembali ke West Atlantics Int’l. Lagi pula, kamu belum pernah ke sana sebelumnya, jadi bekerja di sana akan membebanimu. Satu-satunya perbedaan mengenai West Atlantics Int’l adalah tidak ada yang akan berani melukaimu di bawah pengawasanku. Kamu aman di sana dan itu lebih baik daripada tempat ini.”“Iya. Tidak akan ada yang berani melukai saya di West Atlantics Int’l karena Anda adalah pemilik perusahaannya. Itu adalah markas Anda,” jawab Briana yang tersenyum dan mengangguk dengan penuh keyakinan.Kepercayaan penuh itu membuat jantung Daffa berdebar kencang saat itu juga. Setelah dia menyadari detak jantungnya yang menggila, ujung matanya berkerut menatap Briana dengan rasa ingin tahu.Kemudian, dia memalingkan pandangannya d
Pria botak itu lalu merebut ponsel dari tangan Dahlia dan berteriak dengan suara yang memicu rasa takut orang lain.“Sebaiknya tunjukkan dirimu di hadapanku sekarang. Kalau tidak, aku bisa menjamin kamu akan berakhir mengenaskan. Ketahuilah ini—aku lebih bernilai daripada Dahlia. Kuharap kamu cukup pintar untuk tidak meremehkan kekuatan pendapat publik.”Dia mematikan telepon setelah mengatakannya.Sementara itu, alis Daffa berkerut setelah mendengar klik dari ujung telepon lainnya. Segala hal berjalan di luar rencana awal Daffa. Dia mengangkat pergelangan tangannya untuk melihat waktu sebelum mengembalikan tangannya ke pinggangnya.Di saat yang sama, dia duduk di kursi pengemudi, mengetuk dasbor dengan tangannya yang lain, dan menghela napas.Briana sudah memasuki mobil, wajahnya berkerut dengan kekhawatiran ketika dia melihat raut wajah Daffa.“Tuan, saya adalah ahli bela diri terbangkit. Walaupun saya tidak lebih terampil dari Anda—oh, yah, itu tidak penting ….” Sebelum dia bi
Dahlia mengeluarkan teriakan yang melengking dari ujung telepon lainnya. “Kenapa? Untuk apa kamu menelepon polisi karena masalah sekecil ini? Buang-buang uang saja! Ditambah, apakah kamu sudah lupa kalau kita pernah bekerja bersama? Aku yakin kita akan sering bertemu satu sama lain karena alasan yang sama.”Dia mencengkeram dadanya dengan erat dan memasang ekspresi wajah yang sedih saat mengatakannya. Sayangnya, dia lupa Daffa tidak bisa melihatnya karena mereka sedang melakukan panggilan suara.“Yang kamu katakan tidak masuk akal,” ujar Daffa dengan dingin. “Tidak ada hal spesial yang terjadi dari pertemuan kita. Ditambah, kehadiranmu saat itu selalu membuatku jengkel. Kamu juga tampaknya lupa kita sedang melakukan panggilan suara, bukan panggilan video.”Dia dengan cepat memutuskan sambungan telepon dan mengembalikan ponselnya ke dalam saku setelahnya. Meletakkan kedua tangan di pinggang, dia mengernyit sambil memperhatikan setiap sentimeter dari area di depannya, menduga Dahlia k
Daffa merasakan keraguan di suara Briana dan langsung tahu tempat itu tidak aman. Maka, dia menggeleng kepalanya.“Tidak, aku tidak akan mengizinkan kita pergi ke sana kalaupun tempat yang kamu sebutkan sama seperti yang Faris ungkit. Itu bukanlah pilihan yang bijak bagi kita. Bagaimanapun, Shelvin sudah mati sekarang, jadi kita tidak perlu mendapatkan jaringan tubuhnya yang tersisa. Lagi pula, aku yakin Shelvin tidak akan keberatan jika jaringannya ditransplantasikan ke orang berbakat lainnya dan memberikan mereka kesempatan yang lebih baik dalam hidup mereka. Dia adalah orang yang baik, ‘kan?”Mata Briana membelalak pada Daffa. Gagasan untuk memberikan jasad Shelvin untuk menciptakan musuh yang lebih kuat membuatnya takut, jadi dia sepenuhnya menolak hal itu di dalam benaknya. Namun, dia tahu posisinya sebagai pengawal. Briana mau tidak mau harus mematuhi perintah bosnya.Dia selalu menyuarakan pendapatnya sebelumnya karena Daffa adalah bos yang lebih memaafkan daripada kebanyakan
“Setelah pelatihan kami berakhir, kami menjadi milik orang yang membeli kami—pemilik kami. Kami tidak bisa menolak bahkan jika mereka meminta kami melakukan sesuatu yang aneh seperti menukar anggota tubuh kami dengan orang lain.”Raut wajah Faris berkerut dengan getir saat dia berkata, “Tidak penting apa yang kami rasakan ataupun pikirkan.”Setiap bagian tubuh Daffa gemetar oleh amarah setelah mendengarnya. Dia tidak pernah mengalami atau berpikir bahwa mungkin untuk merasakan emosi seintens itu. Namun, reaksi tubuhnya sekarang membuktikan bahwa dia salah. Amarah menjalar ke pembuluh darahnya seraya dia memejamkan matanya, lalu membukanya.“Kamu memiliki bagian tubuh dan kemampuan Shelvin sekarang,” ujarnya dengan tenang.Faris terbaring di tanah dan setelah mendengar perkataan Daffa, dia akhirnya menyadari bahwa mungkin pandangannya terhadap dunia sepenuhnya salah. Kemudian, dia memejamkan mata dan tetap terdiam, menguatkan dirinya untuk menerima pukulan mental yang berat.Sebena
Mata Faris membelalak seketika saat Daffa tiba-tiba menarik kembali tangannya. Tentu saja, Daffa tidak bermaksud untuk mengampuni Faris, tapi Faris tidak mengetahuinya. Alis Faris menaik seraya matanya menusuk Daffa.“Apa yang kamu lakukan sekarang membuatku bingung. Aku tidak mengerti kenapa kamu akan berhenti membunuhku saat sudah setengah jalan, tapi kusarankan agar bunuh aku sekarang. Kebencianku padamu sudah mencapai puncak yang lebih tinggi daripada sebelumnya, jadi jika aku berhasil bertahan hidup hari ini, aku tidak akan ragu-ragu untuk menghabiskan sisa hidupku untuk menyerangmu. Aku akan memastikan kamu menghabiskan sisa hidupmu dalam tekanan!”Bibir Daffa melengkung seraya dia mengejek, “Kamu bahkan tidak bisa membunuhku ketika kondisi tubuhmu dalam keadaan prima dan dibantu oleh rekanmu. Apakah kamu benar-benar berpikir aku akan takut jika kamu kembali untuk menyerangku setelah pulih dari luka-luka beratmu?”Meskipun Daffa tampak seperti mengejek, nada bicaranya tetap da