Share

Bab 329

Author: Benjamin
Ketika dia membalikkan ponsel untuk menghadap dirinya, layarnya menyala. Ada banyak sekali komentar yang melayang di layar.

“Astaga! Suara apa itu? Apakah Felix melompat dari jendela?”

“Apakah dia masih hidup?”

“Tidak mungkin. Seseorang menyebutkan bahwa mereka akan mencari Daffa, ‘kan? Kenapa belum ada siapa pun yang tiba di sana?”

Di tengah banyaknya komentar, Daffa membaca satu komentar yang berkata, “Aku sedang menuju ke sana dan aku sudah hampir sampai. Aku bahkan sudah menelepon pihak berwajib.” Dia menaikkan sebelah alisnya, kemudian meletakkan ponsel itu ke dalam laci.

Di detik selanjutnya, dia mendengar keributan di luar jendela, tapi suaranya teredam karena jendelanya ditutup. Ada beberapa mobil polisi terparkir di pintu masuk hotel dan beberapa petugas sedang berdebat dengan penjaga keamanan hotel. Ketika Alicia bergegas memasuki ruangan, dia melihat Daffa dengan tenang mengamati mereka dengan lengan yang menyilang. Seketika, dia melambat dan menghampirinya dengan hati-
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 330

    “Jika kamu berpikir aku tidak menuruti perintah, kamu bisa mengajukan keluhan terhadapku, asalkan kamu mampu melakukannya.” Bakrie menatap Alicia tajam dan berteriak, “Kesabaranku menipis dan aku akan memberimu satu kesempatan terakhir untuk menyingkir dari jalanku! Kalau tidak, aku akan menahan semua staf hotel, mau mereka terlibat ataupun tidak.”Keheningan mengisi tempat itu. Alicia meletakkan tangannya di balik punggungnya dan mengembalikan tatapan Bakrie dengan dingin. Ini adalah pertama kalinya dia menghadapi petugas keterlaluan yang tidak melakukan hal-hal sesuai peraturannya.Kelihatannya dia akan mengacau tugas pertamanya sebagai manajer lobi. Dia menarik napas dalam-dalam dan ekspresi wajahnya menjadi tidak berdaya.Bakrie menaikkan alisnya dan tersenyum. “Karena kamu sudah paham bahwa kamu tidak berguna, menyingkirlah dari jalanku.”Dia mengira dia akhirnya bisa melangkah memasuki hotel, tapi situasinya tidak berjalan sesuai keinginannya.Alicia tetap diam terpaku di te

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 331

    “Kalau begitu, aku yakin kalian seharusnya tahu bahwa aku bahkan tidak menganggap Bakrie sebagai ancaman. Jika aku benar-benar ingin mengambil nyawanya, aku memiliki ribuan cara untuk memastikan bahwa tidak ada dari kalian yang tahu kalau kami pernah bertemu.”Mata semua orang membelalak. Tidak ada satu pun dari mereka yang memercayai bahwa Daffa telah mengatakan sesuatu seperti itu dengan lantang dan di depan banyak orang. Namun, itulah tepatnya yang terjadi. Keheningan mengisi tempat itu lagi. Tidak ada yang tahu harus mengatakan apa.Daffa mencubit bagian belakang lehernya, lalu tersenyum dan berkata, “Karena tidak ada yang berbicara, aku akan menganggap kalian semua setuju denganku.” Dia menatap siaran langsung dan melihat bahwa tidak ada komentar.Itu adalah pertama kalinya hal ini terjadi sejak siaran langsungnya dimulai. Kemudian, dia mengembuskan napas sebelum menatap empat penggemar yang bersembunyi di pojokan.“Kalian mungkin terlalu sibuk membuat masalah denganku sampai

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 332

    “Aku tidak menyangka kamu akan menanyakannya padaku.”Daffa mengangkat bahunya, tidak terlalu tertarik dengan pendapat Bakrie. Dia duduk kembali di sofa. “Jadi, kenapa kamu datang untuk menemuiku?”“Mereka mencurigaiku.” Bakrie terdengar tenang, tapi ada kerutan dalam di wajahnya. Itu menunjukkan bahwa dia tidak setenang suaranya.Daffa juga mengernyit. “Kenapa situasinya menjadi seperti ini? Bukankah kamu sudah bersikap seperti keinginan mereka?”Bakrie menyandarkan punggungnya, memejamkan matanya, dan menghela napas. “Itulah yang tidak kupahami, tapi aku yakin mereka sedang mencurigaiku sekarang, terutama mengenai hubungan kita. Sebelum aku datang ke sini hari ini, mereka memperjelas padaku bahwa aku harus membawamu kembali bagaimanapun caranya.”Daffa bersandar dan menekan pelipisnya. “Kalau begitu, kamu bisa membawaku pergi sekarang.”Mata Bakrie membelalak dan dia menggelengkan kepalanya. “Tidak, jika aku membawamu pergi, tidak ada yang tahu apa yang mereka lakukan padamu da

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 333

    Bakrie menatap Daffa tidak berdaya.“Jadi, sebelum mereka bisa menemukan seseorang untuk mengalahkanmu, mereka akan selalu memilihku untuk menjadi lawanmu.” Dia menghela napas. “Aku sudah takut pada hari itu.”Bakrie berjalan ke arah Daffa dan meletakkan ponsel baru di atas meja.“Jika semuanya berjalan dengan lancar, mereka akan menyadap nomormu yang sekarang supaya mereka bisa mendengarkan seluruh telepon dan membaca seluruh pesanmu. Dengan ponsel ini, mereka tidak akan bisa melakukannya. Ini hanya bisa mengirimkan pesan ke nomorku yang lain di luar pengawasan mereka.”Dia melangkah mundur sambil masih menatap Daffa.“Sekarang, aku sudah menyelesaikan semua hal yang harus kulakukan di sini dan kurasa ini adalah waktunya bagimu untuk pergi. Jika aku terus berlama-lama di sini, orang-orang akan mulai berpikir bahwa ada yang janggal, membuat semua hal yang sudah kita lakukan sejauh ini menjadi sia-sia. Itu tidak menguntungkan kita berdua.”Setelah mengatakannya, Bakrie langsung be

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 334

    Keberanian penggemar itu makin bertambah karena Bakrie tidak melakukan apa-apa. Dia melepaskan tangannya dari pinggangnya dan menunjuk ke arahnya, berkata dengan kepala terangkat tinggi, “Apakah kamu bersikap seperti ini karena kamu tahu aku benar? Kamu masuk ke dalam sana dengan Daffa dan dia pasti berhasil membujukmu. Itulah kenapa kamu datang ke sini untuk menyalahkan semua ini pada kami! Kamu juga pasti sudah memutuskan untuk tidak membawanya pergi!”Bakrie tidak terlihat terlalu senang. Dia berkata, “Kebenaran di balik Felix yang melompat dari gedung sudah tersebar di seluruh internet dan dia jelas-jelas memberi tahu dunia mengenai niat sebenarnya dan kesalahannya. Selain kalian, semua orang yang menonton siaran langsung seharusnya mengetahui hal ini.”Setelah berhenti sebentar, dia tersenyum mengejek. “Mungkin seseorang di antara teman-temanmu mengetahui kebenarannya, tapi tidak mau memberitahumu. Bukan berarti aku peduli, sih. Aku ingin kamu berhenti menggunakan pendapatmu unt

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 335

    Dia tidak pernah menduga dia akan mendengar kata-kata itu keluar dari mulut kakeknya. Sejak kembalinya dia ke Keluarga Halim, dia perlahan mengambil kendali di bawah pengawasan kakeknya yang sabar.Akan tetapi, Jauhar tidak memberikannya waktu untuk menjadi matang secara perlahan lagi. Daffa tidak menyangka ini akan terjadi. Terlebih lagi, Jauhar telah mengumumkannya dengan tiba-tiba dan serius.Daffa merasa jantungnya mulai berdegup kencang. Dia tidak tahu bagaimana caranya menjelaskan situasinya, jadi dia tetap terdiam. Mengejutkan baginya, Jauhar tidak mengatakan apa-apa juga. Bahkan, Jauhar langsung menyesali kata-kata yang keluar dari mulutnya.Jauhar batuk untuk menyembunyikan kecanggungannya, kemudian menarik napas dalam dan berkata, “Maaf sudah mengatakan kata-kata jahat dengan spontan, Daffa. Aku ingin kamu tahu itu bukanlah apa yang benar-benar kurasakan. Kamu selalu menjadi anak yang luar biasa. Kalau tidak, kamu tidak akan mungkin bisa menanggung biaya studimu sendirian.

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 336

    Erin mengangguk dalam kepadanya dan berkata, “Saya tahu saya telah melakukan terlalu banyak kesalahan akhir-akhir ini sehingga Anda tidak bisa membiarkannya. Saya tidak datang kemari untuk meminta maaf. Yang ingin saya lakukan adalah menyerahkan pekerjaan saya. Mulai sekarang, saya tidak akan muncul di hadapan Anda kecuali itu sangat diperlukan atau jika Anda meminta saya. Saya tahu itu hanya akan membuat Anda jengkel.”Daffa merasa sedikit tidak nyaman mendengar suaranya yang gemetar dan dia merasa dia bersikap terlalu kejam. Akan tetapi, perasaan itu segera menghilang. “Jika itu adalah pikiranmu sebenarnya, mungkin kamu memiliki kesempatan untuk kembali ke sisiku.”Dia melambaikan tangannya dan berkata, “Namun, itu masih terlalu jauh di masa depan. Sekarang, kamu harus meninggalkan kamarku. Aku menghabiskan terlalu banyak waktu dan tenaga padamu hari ini dan aku tidak ingin melakukannya lagi.”Erin memucat lagi. Dia tidak ingin pergi, tapi dia tahu dia tidak memiliki pilihan lain.

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 337

    Daffa menggelengkan kepalanya, kemudian kembali ke komputernya untuk memeriksa laporan kinerja perusahaannya selama tiga bulan terakhir. Beberapa menit kemudian, dia mengernyit. Setelah dengan cepat membaca laporannya lagi, dia menekan pelipisnya dengan jari sambil meraih ponselnya dengan tangannya yang lain. Butuh beberapa saat baginya untuk menemukan nomor Zaki, yang menunjukkan sejarang apa mereka menghubungi satu sama lain sejak dia mempekerjakan Zaki.Dia menghela napas, memikirkan Erin lagi. Dia tahu situasinya sudah sulit bagi Erin sekarang, tapi ini adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan permasalahannya. Erin telah membuat terlalu banyak kesalahan saat bekerja dengannya. Jika dia terus mengabaikannya tanpa mengambil tindakan perbaikan apa pun, itu tidak akan berakibat baik bagi mereka berdua dalam jangka panjang.Ini adalah cara terbaik untuk menangani permasalahan ini. Ini adalah tindakan yang dia tentukan setelah mempertimbangkannya dengan lama. Dia berharap Erin akan

Latest chapter

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 665

    Wanita itu menjelaskan, “Aku kehabisan uang dan mereka bilang mereka akan membayarku dengan bayaran yang tinggi untuk melakukan ini. Yang perlu kulakukan hanyalah membawa kamera ketika datang kemari.”Daffa mengernyit. “Bagaimana caranya kamu masuk kemari?” Nada bicaranya dingin. Penjelasan wanita itu tidak berarti apa-apa baginya.Wanita itu menelan ludah. “Aku tidak tahu. Mereka menyuruhku untuk meminum ramuan, setelah itu aku kehilangan kesadaranku. Ketika aku terbangun, aku sudah ada di sini.”Daffa mengernyit mendengarnya. Wanita itu berseru, “Tunggu! Aku bersumpah aku mengatakan yang sebenarnya!”Dia tahu Daffa tidak puas dengan jawabannya, tapi hanya itu yang dia ketahui. Dia menatap Daffa sambil menangis saat Daffa berkata, “Apakah kamu perlu berteriak padaku seperti itu?”Dia berkata dengan gemetar, “Maaf, a … aku tidak bermaksud.”Mata Daffa masih dingin, tapi dia melepaskan wanita itu. Akan tetapi, ini tidak membuat wanita itu tenang. Sebaliknya, wanita itu menegang da

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 664

    Bram menatap dia dengan tenang. “Mungkin kamu akan mempertimbangkan untuk memberitahuku kenapa kamu ada di sini jika kamu tidak ingin mati.”Pria itu tertawa terbahak-bahak. Daffa mengernyit dan berkata, “Bram, bawa dia pergi supaya kamu bisa menginterogasinya nanti.”Bram langsung mengulurkan tangannya untuk memegang pria itu—kecepatannya membuat mata Daffa berbinar. Seperti yang dia duga, Bram adalah ahli bela diri yang tampaknya lebih cakap dibandingkan semua orang yang ada di sana, termasuk Daffa. Ini membuat Daffa ingin bertarung dengannya, tapi ini tentunya bukan waktu yang tepat untuk itu. Dia berusaha sekeras mungkin untuk menahan keinginannya untuk menerkam Bram.Pada saat ini, Edward dan Briana muncul. Dari langkah kaki dan napas mereka, Daffa tahu mereka telah berlari sampai ke sini, membuatnya mengangkat sebelah alisnya. Dia menoleh untuk melihat ke arah pintu dan berkata, “Bram, tunggu sebentar.”Bram tidak tahu kenapa Daffa tiba-tiba menghentikannya, tapi dia melakuka

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 663

    Daffa menunjuk ke arah kamar mandi saat dia berbicara. “Kamu bisa periksa kamar mandinya jika kamu mau. Itu sama saja seperti kamar mandi lainnya. Tidak ada apa pun yang memungkinkan aku untuk mengunggah apa pun di internet.” Dia menatap Bram yang masih terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu. Sebagai ahli bela diri terbangkit, Daffa langsung tahu apa yang Bram pikirkan dan bibirnya pun berkedut. Daffa menatap Bram dengan tatapan tidak berdaya dan berkata, “Dengar, kamera-kamera itu tidak ada hubungannya denganku.”Bram langsung menghela napas lega. Daffa menahan keinginannya untuk memutar bola matanya dan berbalik untuk melihat wanita tadi sambil mengetukkan jari-jarinya di sandaran tangan sofa. Suasananya menjadi sangat tegang hingga Bram menundukkan kepalanya lagi, memandang lantai.Setelah beberapa detik, Daffa berujar, “Bram.” Itu membuat Bram merinding dan menundukkan kepalanya makin dalam. Bram tidak dapat membayangkan apa yang hendak Daffa katakan dan keringat membasahi ken

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 662

    Daffa mengangkat sebelah alisnya. Dia memegang leher wanita itu dan melemparkannya ke dalam bak mandi, membuatnya megap-megap karena dia berusaha bernapas. Daffa mengabaikannya, memakai celananya, dan meletakkan tangannya di kenop pintu. Di dalam benaknya, vila Keluarga Halim adalah tempat baginya untuk bersantai dan menjalani waktu yang damai, tapi tampaknya dia keliru. Dia membuka pintu untuk melihat Erin berdiri di sana dan bibirnya berkedut. “Kukira kamu akan menunggu di luar.” Dia tidak memakai atasan karena lemari pakaiannya ada di luar.Tentunya, Erin tidak menduga akan melihat Daffa seperti ini. Dia merona dan memalingkan diri dari Daffa, tapi tidak dapat berjalan pergi—rasanya seakan-akan kakinya dilem ke lantai. Namun, mungkin otaknya berhenti berfungsi dan tidak dapat menyuruh kakinya untuk bergerak. Bagaimanapun, Erin tidak pergi.Daffa tampak terkejut oleh itu, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Alih-alih, dia berjalan melewati Erin dan memasuki ruang gantinya, muncul ke

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 661

    Wanita itu tetap terdiam di tempatnya, terlihat terkejut. Daffa berniat untuk ikut berpura-pura seolah dia tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi dia sangat ingin menertawai akting wanita itu yang sangat buruk. Lagi pula, tidak ada pelayan Keluarga Halim yang akan mengenakan stoking setinggi paha saat bekerja. Namun, Daffa tahu dia harus berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja. Dia memasang ekspresi marah dan menggeram, “Aku jijik oleh keberadaanmu, jadi sebaiknya kamu menjauh dariku!”Mendengarnya, wajah wanita itu menjadi pucat. Daffa mengetukkan jemarinya ke tepi bak mandi, bertanya-tanya apakah dia terlalu kasar. Apakah wanita itu akan bisa melanjutkan aktingnya? Bibir Daffa berkedut saat dia memejamkan matanya dan berkata, “Ingat, jangan pakai apa pun selain seragam yang benar lain kali kamu bekerja … tidak peduli sebagus apa itu terlihat padamu.”Daffa merasakan kekejutan dan kesenangan wanita itu mendengar perkataan Daffa dan mendengar langkah kaki menghampirinya. Daffa m

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 660

    Teivel membutuhkan tempat yang sunyi supaya tidak akan ada yang mengganggunya. Daffa menunggu hingga dia tidak dapat mendeteksi Teivel sebelum mendarat di tanah. Ketika dia melakukannya, orang-orang berjubah hitam itu perlahan membuka mata mereka dan tersadar kembali. Beberapa dari mereka mulai muntah-muntah ketika mereka melihat darah tikus dan potongan-potongan yang tersebar di sekitar mereka, tapi ini tidak memengaruhi Daffa.Dia bilang, “Maaf tidak sengaja mengetahui rahasia kalian seperti ini.” Orang-orang itu kembali tenang dan menatap Daffa. Daffa tersenyum dan berkata, “Kurasa ini adalah permasalahan yang perlu diselesaikan.”Pemimpin dari mereka melangkah maju untuk menghalangi yang lain dari pandangan Daffa dan berkata dengan pelan, “Semuanya bisa didiskusikan selama kamu tidak membiarkan Pak Teivel tahu tentang ini.”Daffa mengangkat sebelah alisnya. “Sayangnya, dia sudah tahu.”Si pemimpin menjadi pucat mendengarnya, tapi amarah mulai menggelora di matanya. Namun, beber

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 659

    “Jangan khawatir, mereka tidak bisa melihatku. Kita akan baik-baik saja selama kamu tidak bergabung denganku di udara,” ucap Teivel.Daffa mengembuskan napas, meletakkan tangannya di balik punggungnya, dan melihat pemandangan di hadapannya tanpa bersuara. Ada darah tikus di mana-mana, bersamaan dengan potongan-potongan kecil daging. Dia merasa perutnya bergejolak, jadi dia menahap napasnya dan melayang, bergabung dengan Teivel di udara. “Pak, aku melihat percampuran amarah dan kesedihan di dalam matamu.”Teivel memejamkan matanya dan mengangguk. “Iya. Aku menggunakan metode rahasia untuk menelusuri ingatan mereka. Mereka telah melalui banyak hal, lebih dari yang seharusnya, sebelum mereka tertidur. Mereka mengalami berbagai macam kesulitan ketika aku bertemu mereka. Ketika aku membawa mereka bersamaku, yang tertua bahkan belum berusia tujuh tahun. Aku membesarkan mereka dan mengajari mereka cara membaca dan menulis, tapi aku tidak mengajarkan meditasi pada mereka. Aku hanya ingin mer

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 658

    Jauhar menegang, tapi dia tetap berusaha sekeras mungkin untuk mempertahankan senyumannya. “Aku belum melihat teman-teman ayahmu dalam waktu yang lama, terutama setelah orang tuamu meninggal. Mereka semua memiliki alasan tersendiri untuk pergi.” Dia menarik napas dalam-dalam. Daffa tahu Jauhar merasa terganggu. Jauhar melanjutkan, “Pada saat itu, aku tidak dapat menerima kematian ayahmu dan aku akan menghargai kehadiran mereka. Setidaknya, itu akan membuatku merasa seperti dia masih hidup. Aku tahu mereka tidak diwajibkan untuk melakukan apa pun, tapi mereka bahkan tidak repot-repot menghadiri pemakamannya. Aku menolak memercayai satu hal pun yang mereka katakan!”Dia berusaha keras untuk menahan agar amarahnya tidak meledak-ledak, tapi dia mau tidak mau tetap gemetar. “Kamu tidak boleh memercayai mereka sepenuhnya, jadi ingatlah untuk jangan percayai ucapan mereka mentah-mentah. Lagi pula, tidak ada jaminan mereka tidak berteman dengan ayahmu dengan niat tersembunyi. Siapa yang tahu

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 657

    “Ya, aku mengkhawatirkan hal yang sama. Tidak ada sihir ataupun meditasi yang akan menjaga jantung seseorang terus berdetak selama lima abad kecuali jantung yang berdetak di dalam mereka sekarang bukan milik mereka, atau ada hal lain dalam hal ini yang tidak kita ketahui.” Teivel menghela napas. “Bagaimanapun, sejarah kembali terulang. Apa yang terjadi lima abad yang lalu terjadi lagi sekarang.Daffa menggigit bibirnya dan mengernyit dalam-dalam. Kemudian, dia berkata, “Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah situasi ini menjadi makin parah? Aku sejujurnya tidak tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Kukira aku sudah memberantas orang-orang berjubah hitam, tapi di sinilah mereka, muncul di hadapanku lagi.”Teivel tertawa, tapi itu bukan tawa menghina. Dia berkata, “Mereka tidak bisa diberantas—tidak dengan cara yang kamu pikirkan—karena tidak ada yang bisa menghentikan dalang utamanya setelah aku mati. Aku mengenal lawanku dengan baik. Dia pasti telah melemparkan dirinya sendiri

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status