Keberanian penggemar itu makin bertambah karena Bakrie tidak melakukan apa-apa. Dia melepaskan tangannya dari pinggangnya dan menunjuk ke arahnya, berkata dengan kepala terangkat tinggi, “Apakah kamu bersikap seperti ini karena kamu tahu aku benar? Kamu masuk ke dalam sana dengan Daffa dan dia pasti berhasil membujukmu. Itulah kenapa kamu datang ke sini untuk menyalahkan semua ini pada kami! Kamu juga pasti sudah memutuskan untuk tidak membawanya pergi!”Bakrie tidak terlihat terlalu senang. Dia berkata, “Kebenaran di balik Felix yang melompat dari gedung sudah tersebar di seluruh internet dan dia jelas-jelas memberi tahu dunia mengenai niat sebenarnya dan kesalahannya. Selain kalian, semua orang yang menonton siaran langsung seharusnya mengetahui hal ini.”Setelah berhenti sebentar, dia tersenyum mengejek. “Mungkin seseorang di antara teman-temanmu mengetahui kebenarannya, tapi tidak mau memberitahumu. Bukan berarti aku peduli, sih. Aku ingin kamu berhenti menggunakan pendapatmu unt
Dia tidak pernah menduga dia akan mendengar kata-kata itu keluar dari mulut kakeknya. Sejak kembalinya dia ke Keluarga Halim, dia perlahan mengambil kendali di bawah pengawasan kakeknya yang sabar.Akan tetapi, Jauhar tidak memberikannya waktu untuk menjadi matang secara perlahan lagi. Daffa tidak menyangka ini akan terjadi. Terlebih lagi, Jauhar telah mengumumkannya dengan tiba-tiba dan serius.Daffa merasa jantungnya mulai berdegup kencang. Dia tidak tahu bagaimana caranya menjelaskan situasinya, jadi dia tetap terdiam. Mengejutkan baginya, Jauhar tidak mengatakan apa-apa juga. Bahkan, Jauhar langsung menyesali kata-kata yang keluar dari mulutnya.Jauhar batuk untuk menyembunyikan kecanggungannya, kemudian menarik napas dalam dan berkata, “Maaf sudah mengatakan kata-kata jahat dengan spontan, Daffa. Aku ingin kamu tahu itu bukanlah apa yang benar-benar kurasakan. Kamu selalu menjadi anak yang luar biasa. Kalau tidak, kamu tidak akan mungkin bisa menanggung biaya studimu sendirian.
Erin mengangguk dalam kepadanya dan berkata, “Saya tahu saya telah melakukan terlalu banyak kesalahan akhir-akhir ini sehingga Anda tidak bisa membiarkannya. Saya tidak datang kemari untuk meminta maaf. Yang ingin saya lakukan adalah menyerahkan pekerjaan saya. Mulai sekarang, saya tidak akan muncul di hadapan Anda kecuali itu sangat diperlukan atau jika Anda meminta saya. Saya tahu itu hanya akan membuat Anda jengkel.”Daffa merasa sedikit tidak nyaman mendengar suaranya yang gemetar dan dia merasa dia bersikap terlalu kejam. Akan tetapi, perasaan itu segera menghilang. “Jika itu adalah pikiranmu sebenarnya, mungkin kamu memiliki kesempatan untuk kembali ke sisiku.”Dia melambaikan tangannya dan berkata, “Namun, itu masih terlalu jauh di masa depan. Sekarang, kamu harus meninggalkan kamarku. Aku menghabiskan terlalu banyak waktu dan tenaga padamu hari ini dan aku tidak ingin melakukannya lagi.”Erin memucat lagi. Dia tidak ingin pergi, tapi dia tahu dia tidak memiliki pilihan lain.
Daffa menggelengkan kepalanya, kemudian kembali ke komputernya untuk memeriksa laporan kinerja perusahaannya selama tiga bulan terakhir. Beberapa menit kemudian, dia mengernyit. Setelah dengan cepat membaca laporannya lagi, dia menekan pelipisnya dengan jari sambil meraih ponselnya dengan tangannya yang lain. Butuh beberapa saat baginya untuk menemukan nomor Zaki, yang menunjukkan sejarang apa mereka menghubungi satu sama lain sejak dia mempekerjakan Zaki.Dia menghela napas, memikirkan Erin lagi. Dia tahu situasinya sudah sulit bagi Erin sekarang, tapi ini adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan permasalahannya. Erin telah membuat terlalu banyak kesalahan saat bekerja dengannya. Jika dia terus mengabaikannya tanpa mengambil tindakan perbaikan apa pun, itu tidak akan berakibat baik bagi mereka berdua dalam jangka panjang.Ini adalah cara terbaik untuk menangani permasalahan ini. Ini adalah tindakan yang dia tentukan setelah mempertimbangkannya dengan lama. Dia berharap Erin akan
Lagi pula, ini berhubungan dengan hubungan Daffa dan Erin! Sebelumnya, kedua orang itu memiliki hubungan yang baik, tapi Daffa masih tetap memecat Erin. Dia menugaskan Erin di tempat yang jauh darinya dan langsung melaksanakan keputusannya.Daffa begitu tergesa-gesa untuk menjauhkan Erin darinya sampai dia tidak bisa menunggu mereka kembali ke kantor. Dalam kata lain, Daffa memilih mengirim Erin pergi dengan mengorbankan kinerja perusahaan. Hal itu menunjukkan sebesar apa kesalahan yang telah dibuat Erin.Bahkan jika Daffa hanya mengirim Erin pergi untuk sementara untuk memberinya pelajaran, itu pasti tetap karena kesalahan yang telah Erin buat. Zaki bukanlah orang yang tepat untuk memohon demi Erin.Di sisi lain, Daffa mengernyit setelah mematikan teleponnya. Dia memandang ke luar jendela dan melihat langitnya sudah menggelap. Dia begitu sibuk hari ini sampai dia merasa sudah melalui beberapa hari, tapi tidak ada satu pun masalahnya yang telah selesai ditangani.Sebaliknya, sekara
Jantung Edward tenang saat dia menunggu Daffa berbicara. Seperti dugaannya, Daffa berkata dengan nada yang rumit, “Karena kamu siap untuk itu, kamu boleh pergi sekarang.”Wajah Edward menjadi murung. Dia tahu Daffa mengatakan itu karena dia sudah menemukan seseorang untuk menggantikan Erin. Dia berbalik untuk pergi, bertanya-tanya siapa orang yang akan menggantikan Erin.Ketika Daffa sendirian, sedikit kebingungan muncul di matanya. Dia menelepon Zaki lagi. Di ujung telepon lainnya, Zaki baru saja pulih dari keterkejutannya karena ditelepon Daffa secara langsung ketika hal itu terjadi lagi.Dia langsung menjawab teleponnya, tapi sebelum dia bisa bersuara, Daffa berkata, “Aku hanya berencana untuk tinggal di Kota Almiron selama tiga hari lagi, tapi situasi di sini lebih rumit dari yang kukira. Kami tidak berhasil menggali banyak informasi sebelumnya, jadi aku tidak yakin akan selama apa aku berada di sini.”Zaki mengernyit, mulai merasa khawatir mengenai situasi di Kota Almiron. Dia
“Apakah kamu paham?”Alicia membeku, kemudian menatap Daffa terkejut. Hal-hal yang dia katakan sangat berbeda dengan apa yang dia dengar sebelumnya. Dia mengernyit, menarik napas dalam, dan berkata, “Namun, itu bukan apa yang dikatakan oleh Erin.”Daffa menghela napas mendengar nama Erin disebut lagi. Dia menyandarkan punggungnya dan melambaikan tangannya, berkata, “Kamu tidak perlu mendengarkan perkataan Erin. Sekarang, tidak ada yang bisa yakin apakah dia sepenuhnya setia pada West Atlantics Int’l … tapi kamu setia, ‘kan?” Dia menatap Alicia.Alicia kebingungan. Dia bisa menangkap dengan jelas maksud terselubungnya dan bibirnya berkedut. Dia tidak pernah memikirkan sudur pandang Erin, tapi dia tahu betul ada lowongan untuk bekerja dengan Daffa sekarang karena telah terjadi sesuatu yang menyebabkan jarak di antara Daffa dan Erin—dan Alicia adalah orang terbaik untuk mengisi kekosongan itu. Matanya berbinar dan tanpa sadar dia melangkah maju.Daffa bisa merasakan napas Alicia menja
Alicia mengkhawatirkan Daffa dan menghela napas lembut, tidak ingin mengganggunya. Namun, Daffa adalah ahli bela diri terbangkit. Mana mungkin dia tidak mendengar Alicia? Dia mengernyit dan membuka matanya, menoleh ke arahnya dengan tatapan tidak berdaya di matanya.Alicia tidak bisa memahami emosi di dalam matanya dan dia menegang ketika tatapan Daffa mendarat padanya. Daffa tahu segugup apa Alicia dan dia menghela napas. Dia memberi isyarat padanya dan berkata, “Kemarilah.”Alicia tidak tahu kenapa Daffa memberi isyarat padanya, tapi ini adalah pertama kalinya Alicia melihat Daffa selembut ini dan jantungnya berdegup kencang. Dia merasa seperti sedang mengalami pengalaman keluar tubuh atau mungkin dia hanya kehilangan akalnya. Dia berjalan ke arah Daffa dan wajahnya memanas makin dia mendekat dengan Daffa.Ketika dia akhirnya berdiri di hadapan Daffa, dia merasa wajahnya begitu panas sampai dia berasap di telinganya. “Tuan Halim,” ujarnya dengan suara yang kecil.Ketika Daffa mel
Wanita itu menjelaskan, “Aku kehabisan uang dan mereka bilang mereka akan membayarku dengan bayaran yang tinggi untuk melakukan ini. Yang perlu kulakukan hanyalah membawa kamera ketika datang kemari.”Daffa mengernyit. “Bagaimana caranya kamu masuk kemari?” Nada bicaranya dingin. Penjelasan wanita itu tidak berarti apa-apa baginya.Wanita itu menelan ludah. “Aku tidak tahu. Mereka menyuruhku untuk meminum ramuan, setelah itu aku kehilangan kesadaranku. Ketika aku terbangun, aku sudah ada di sini.”Daffa mengernyit mendengarnya. Wanita itu berseru, “Tunggu! Aku bersumpah aku mengatakan yang sebenarnya!”Dia tahu Daffa tidak puas dengan jawabannya, tapi hanya itu yang dia ketahui. Dia menatap Daffa sambil menangis saat Daffa berkata, “Apakah kamu perlu berteriak padaku seperti itu?”Dia berkata dengan gemetar, “Maaf, a … aku tidak bermaksud.”Mata Daffa masih dingin, tapi dia melepaskan wanita itu. Akan tetapi, ini tidak membuat wanita itu tenang. Sebaliknya, wanita itu menegang da
Bram menatap dia dengan tenang. “Mungkin kamu akan mempertimbangkan untuk memberitahuku kenapa kamu ada di sini jika kamu tidak ingin mati.”Pria itu tertawa terbahak-bahak. Daffa mengernyit dan berkata, “Bram, bawa dia pergi supaya kamu bisa menginterogasinya nanti.”Bram langsung mengulurkan tangannya untuk memegang pria itu—kecepatannya membuat mata Daffa berbinar. Seperti yang dia duga, Bram adalah ahli bela diri yang tampaknya lebih cakap dibandingkan semua orang yang ada di sana, termasuk Daffa. Ini membuat Daffa ingin bertarung dengannya, tapi ini tentunya bukan waktu yang tepat untuk itu. Dia berusaha sekeras mungkin untuk menahan keinginannya untuk menerkam Bram.Pada saat ini, Edward dan Briana muncul. Dari langkah kaki dan napas mereka, Daffa tahu mereka telah berlari sampai ke sini, membuatnya mengangkat sebelah alisnya. Dia menoleh untuk melihat ke arah pintu dan berkata, “Bram, tunggu sebentar.”Bram tidak tahu kenapa Daffa tiba-tiba menghentikannya, tapi dia melakuka
Daffa menunjuk ke arah kamar mandi saat dia berbicara. “Kamu bisa periksa kamar mandinya jika kamu mau. Itu sama saja seperti kamar mandi lainnya. Tidak ada apa pun yang memungkinkan aku untuk mengunggah apa pun di internet.” Dia menatap Bram yang masih terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu. Sebagai ahli bela diri terbangkit, Daffa langsung tahu apa yang Bram pikirkan dan bibirnya pun berkedut. Daffa menatap Bram dengan tatapan tidak berdaya dan berkata, “Dengar, kamera-kamera itu tidak ada hubungannya denganku.”Bram langsung menghela napas lega. Daffa menahan keinginannya untuk memutar bola matanya dan berbalik untuk melihat wanita tadi sambil mengetukkan jari-jarinya di sandaran tangan sofa. Suasananya menjadi sangat tegang hingga Bram menundukkan kepalanya lagi, memandang lantai.Setelah beberapa detik, Daffa berujar, “Bram.” Itu membuat Bram merinding dan menundukkan kepalanya makin dalam. Bram tidak dapat membayangkan apa yang hendak Daffa katakan dan keringat membasahi ken
Daffa mengangkat sebelah alisnya. Dia memegang leher wanita itu dan melemparkannya ke dalam bak mandi, membuatnya megap-megap karena dia berusaha bernapas. Daffa mengabaikannya, memakai celananya, dan meletakkan tangannya di kenop pintu. Di dalam benaknya, vila Keluarga Halim adalah tempat baginya untuk bersantai dan menjalani waktu yang damai, tapi tampaknya dia keliru. Dia membuka pintu untuk melihat Erin berdiri di sana dan bibirnya berkedut. “Kukira kamu akan menunggu di luar.” Dia tidak memakai atasan karena lemari pakaiannya ada di luar.Tentunya, Erin tidak menduga akan melihat Daffa seperti ini. Dia merona dan memalingkan diri dari Daffa, tapi tidak dapat berjalan pergi—rasanya seakan-akan kakinya dilem ke lantai. Namun, mungkin otaknya berhenti berfungsi dan tidak dapat menyuruh kakinya untuk bergerak. Bagaimanapun, Erin tidak pergi.Daffa tampak terkejut oleh itu, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Alih-alih, dia berjalan melewati Erin dan memasuki ruang gantinya, muncul ke
Wanita itu tetap terdiam di tempatnya, terlihat terkejut. Daffa berniat untuk ikut berpura-pura seolah dia tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi dia sangat ingin menertawai akting wanita itu yang sangat buruk. Lagi pula, tidak ada pelayan Keluarga Halim yang akan mengenakan stoking setinggi paha saat bekerja. Namun, Daffa tahu dia harus berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja. Dia memasang ekspresi marah dan menggeram, “Aku jijik oleh keberadaanmu, jadi sebaiknya kamu menjauh dariku!”Mendengarnya, wajah wanita itu menjadi pucat. Daffa mengetukkan jemarinya ke tepi bak mandi, bertanya-tanya apakah dia terlalu kasar. Apakah wanita itu akan bisa melanjutkan aktingnya? Bibir Daffa berkedut saat dia memejamkan matanya dan berkata, “Ingat, jangan pakai apa pun selain seragam yang benar lain kali kamu bekerja … tidak peduli sebagus apa itu terlihat padamu.”Daffa merasakan kekejutan dan kesenangan wanita itu mendengar perkataan Daffa dan mendengar langkah kaki menghampirinya. Daffa m
Teivel membutuhkan tempat yang sunyi supaya tidak akan ada yang mengganggunya. Daffa menunggu hingga dia tidak dapat mendeteksi Teivel sebelum mendarat di tanah. Ketika dia melakukannya, orang-orang berjubah hitam itu perlahan membuka mata mereka dan tersadar kembali. Beberapa dari mereka mulai muntah-muntah ketika mereka melihat darah tikus dan potongan-potongan yang tersebar di sekitar mereka, tapi ini tidak memengaruhi Daffa.Dia bilang, “Maaf tidak sengaja mengetahui rahasia kalian seperti ini.” Orang-orang itu kembali tenang dan menatap Daffa. Daffa tersenyum dan berkata, “Kurasa ini adalah permasalahan yang perlu diselesaikan.”Pemimpin dari mereka melangkah maju untuk menghalangi yang lain dari pandangan Daffa dan berkata dengan pelan, “Semuanya bisa didiskusikan selama kamu tidak membiarkan Pak Teivel tahu tentang ini.”Daffa mengangkat sebelah alisnya. “Sayangnya, dia sudah tahu.”Si pemimpin menjadi pucat mendengarnya, tapi amarah mulai menggelora di matanya. Namun, beber
“Jangan khawatir, mereka tidak bisa melihatku. Kita akan baik-baik saja selama kamu tidak bergabung denganku di udara,” ucap Teivel.Daffa mengembuskan napas, meletakkan tangannya di balik punggungnya, dan melihat pemandangan di hadapannya tanpa bersuara. Ada darah tikus di mana-mana, bersamaan dengan potongan-potongan kecil daging. Dia merasa perutnya bergejolak, jadi dia menahap napasnya dan melayang, bergabung dengan Teivel di udara. “Pak, aku melihat percampuran amarah dan kesedihan di dalam matamu.”Teivel memejamkan matanya dan mengangguk. “Iya. Aku menggunakan metode rahasia untuk menelusuri ingatan mereka. Mereka telah melalui banyak hal, lebih dari yang seharusnya, sebelum mereka tertidur. Mereka mengalami berbagai macam kesulitan ketika aku bertemu mereka. Ketika aku membawa mereka bersamaku, yang tertua bahkan belum berusia tujuh tahun. Aku membesarkan mereka dan mengajari mereka cara membaca dan menulis, tapi aku tidak mengajarkan meditasi pada mereka. Aku hanya ingin mer
Jauhar menegang, tapi dia tetap berusaha sekeras mungkin untuk mempertahankan senyumannya. “Aku belum melihat teman-teman ayahmu dalam waktu yang lama, terutama setelah orang tuamu meninggal. Mereka semua memiliki alasan tersendiri untuk pergi.” Dia menarik napas dalam-dalam. Daffa tahu Jauhar merasa terganggu. Jauhar melanjutkan, “Pada saat itu, aku tidak dapat menerima kematian ayahmu dan aku akan menghargai kehadiran mereka. Setidaknya, itu akan membuatku merasa seperti dia masih hidup. Aku tahu mereka tidak diwajibkan untuk melakukan apa pun, tapi mereka bahkan tidak repot-repot menghadiri pemakamannya. Aku menolak memercayai satu hal pun yang mereka katakan!”Dia berusaha keras untuk menahan agar amarahnya tidak meledak-ledak, tapi dia mau tidak mau tetap gemetar. “Kamu tidak boleh memercayai mereka sepenuhnya, jadi ingatlah untuk jangan percayai ucapan mereka mentah-mentah. Lagi pula, tidak ada jaminan mereka tidak berteman dengan ayahmu dengan niat tersembunyi. Siapa yang tahu
“Ya, aku mengkhawatirkan hal yang sama. Tidak ada sihir ataupun meditasi yang akan menjaga jantung seseorang terus berdetak selama lima abad kecuali jantung yang berdetak di dalam mereka sekarang bukan milik mereka, atau ada hal lain dalam hal ini yang tidak kita ketahui.” Teivel menghela napas. “Bagaimanapun, sejarah kembali terulang. Apa yang terjadi lima abad yang lalu terjadi lagi sekarang.Daffa menggigit bibirnya dan mengernyit dalam-dalam. Kemudian, dia berkata, “Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah situasi ini menjadi makin parah? Aku sejujurnya tidak tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Kukira aku sudah memberantas orang-orang berjubah hitam, tapi di sinilah mereka, muncul di hadapanku lagi.”Teivel tertawa, tapi itu bukan tawa menghina. Dia berkata, “Mereka tidak bisa diberantas—tidak dengan cara yang kamu pikirkan—karena tidak ada yang bisa menghentikan dalang utamanya setelah aku mati. Aku mengenal lawanku dengan baik. Dia pasti telah melemparkan dirinya sendiri