Share

Bab 324

Penulis: Benjamin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Saat Daffa melihat mata Kate yang memerah, dia menghela napas dan berkata, “Dengar, kamu tidak perlu terlalu khawatir. Kamu benar-benar membuatku tersentuh saat kamu melindungiku di pesawat.”

Perkataannya membuat Kate membeku.

Di saat yang sama, rasa takut di mata Felix lenyap. Dia menatap Daffa, tiba-tiba merasa seperti dia memahami sesuatu—Daffa pasti memalsukan kekayaannya! Orang kaya tidak akan terbang menggunakan penerbangan komersial, jadi tidak mungkin dia akan bertemu orang baru di pesawat.

Jadi, jika Daffa dan Kate bertemu di pesawat, Daffa pasti hanya berpura-pura menjadi orang kaya. Tatapan Felix berubah menjadi ganas memikirkan itu.

Moris melihat itu dan mengernyit. Setelah beberapa detik, dia berjalan ke arah Felix sementara Daffa dan Kate memperhatikan dia. Perhatian Felix sepenuhnya tertuju pada Daffa ketika dia tiba-tiba merasakan sebuah bayangan menjulang di atasnya.

Dia mengerutkan dahinya dan menatap ke atas untuk bertatapan dengan Moris, kemudian dengan tidak s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 325

    Felix terlihat seperti dia mengatakan sesuatu yang masuk akal dan mengangguk dengan semangat dengan tangan yang diletakkan di pinggangnya.“Iya, pasti begitu. Perlu kukatakan, kamu sangat pintar. Setidaknya, kamu cukup pintar untuk menipu semua orang yang ingin melukai Daffa. Namun, aku tidak mengerti kenapa kamu melakukan ini. Apakah karena hal konyol seperti dia menyelamatkan nyawamu? Apakah karena dia mempersiapkanmu untuk sesuatu?”Felix mengamati Daffa seraya dia berbicara, mencoba mendapatkan jawaban dari ekspresi wajahnya.Daffa melihat tatapan menyelidikinya dan merasa bosan. Dia mengangkat bahunya dan berkata, “Aku tidak peduli dengan hal-hal yang baru saja kamu katakan. Mau kamu memercayainya atau tidak, tidak ada kaitannya denganku. Kamu tidak perlu menggali permasalahan ini dengan dalam karena orang-orang yang menghampirimu tidak akan mendapatkan jawaban darimu lagi.”Felix memucat. Dia sudah menyaksikan sikap Daffa pada Aidan dan apa yang terjadi setelahnya, dan dia me

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 326

    Daffa ingin melihat apakah ada hal ganjil mengenai Felix untuk membantunya melihat apa yang sebenarnya dia lakukan. Ini hanya bertahan sebentar karena Alicia datang. Dia sedang menggenggam ponselnya dan dia tampak pucat. Pintu ruangan itu tidak tertutup, jadi Daffa tidak terkejut oleh kedatangannya yang tiba-tiba.Namun, dia sedikit tidak senang karena Alicia melangkah masuk tanpa mengetuk pintu. Alicia tidak pernah melakukan ini sebelumnya, jadi Daffa mengernyit. Tetap saja, dia tidak mengatakan apa-apa, membiarkannya menjelaskan tindakannya.Alicia merasakan tatapan Daffa tertuju padanya dan wajahnya berubah merah. Matanya penuh oleh rasa khawatir dan cemas, tapi tampaknya dia tiba-tiba terpikirkan sesuatu sebelum dia berbicara. Dia dengan cepat menutup mulutnya.Daffa merasa tidak sabar. Terlalu banyak orang bersikap seperti itu di hadapannya hari ini, tapi ini adalah pertama kalinya bagi Alicia, jadi dia menahan emosinya. Nadanya sedikit lebih kasar dari biasanya saat dia berkat

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 327

    “Kenapa kamu tidak memberi tahu mereka apa yang kamu lakukan di dalam ruanganku? Apa yang ingin kamu bicarakan denganku?” Daffa menggelengkan kepalanya sambil berbicara, lalu mendecakkan lidahnya.“Ada banyak hal yang tidak bisa kamu jelaskan. Jika kamu mencoba pun, kamu hanya akan membuat dirimu tampak tidak bermoral.” Dia tersenyum dan melangkah mundur, kemudian menambahkan, “Kurasa sekarang waktunya bagimu untuk mengatakan bagianmu.”Perkataannya terasa seperti peluru yang menusuk kulit Felix. Dia membuka mulutnya dan bibirnya gemetar seraya dia mencoba memikirkan apa yang harus dia katakan. Perkataan Daffa terus terulang di telinganya. Tidak mungkin dia dapat memberikan penjelasan sempurna untuk hal-hal yang baru saja terjadi.Sebelumnya, penggemarnya tidak akan berpikir bahwa ada yang salah. Akan tetapi, sekarang situasinya berbeda. Karena Daffa telah mengungkit pertanyaan itu, tidak ada satu pun dari penggemarnya yang akan menerima jawaban asal kecuali mereka memang bodoh.Te

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 328

    Kesenangan Daffa hanya bertahan sampai sebuah kalimat sederhana menarik perhatiannya.“Astaga! Apakah aku salah lihat? Kenapa menurutku orang jahat ini lebih tampan daripada Felix? Malah, menurutku matanya terlihat sangat murni. Dia tidak terlihat seperti orang jahat ….”Komentar ini dengan cepat tertutupi oleh komentar-komentar lainnya. Daffa menggulir layarnya ke atas, mencoba dan gagal menemukannya kembali. Secercah rasa kasihan terpancar di matanya.Beberapa detik kemudian, dia melihat orang itu berkomentar lagi. Kali ini, dia berkata, “Ah! Kali ini, aku yakin dia jauh lebih tampan daripada Felix! Kalian tahu sekencang apa jantungku berdegup ketika dia tersenyum ke kamera sebelumnya. Aku hampir tidak bisa bernapas sekarang.”Daffa menaikkan sebelah alisnya. Orang ini tampaknya telah menyihirnya—dia tidak tahan untuk tidak mengetuk profilnya untuk melihatnya. Dia melihat video pendek di laman profilnya. Video itu tidak panjang, tapi cukup baginya untuk melihat bahwa itu adalah p

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 329

    Ketika dia membalikkan ponsel untuk menghadap dirinya, layarnya menyala. Ada banyak sekali komentar yang melayang di layar.“Astaga! Suara apa itu? Apakah Felix melompat dari jendela?”“Apakah dia masih hidup?”“Tidak mungkin. Seseorang menyebutkan bahwa mereka akan mencari Daffa, ‘kan? Kenapa belum ada siapa pun yang tiba di sana?”Di tengah banyaknya komentar, Daffa membaca satu komentar yang berkata, “Aku sedang menuju ke sana dan aku sudah hampir sampai. Aku bahkan sudah menelepon pihak berwajib.” Dia menaikkan sebelah alisnya, kemudian meletakkan ponsel itu ke dalam laci.Di detik selanjutnya, dia mendengar keributan di luar jendela, tapi suaranya teredam karena jendelanya ditutup. Ada beberapa mobil polisi terparkir di pintu masuk hotel dan beberapa petugas sedang berdebat dengan penjaga keamanan hotel. Ketika Alicia bergegas memasuki ruangan, dia melihat Daffa dengan tenang mengamati mereka dengan lengan yang menyilang. Seketika, dia melambat dan menghampirinya dengan hati-

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 330

    “Jika kamu berpikir aku tidak menuruti perintah, kamu bisa mengajukan keluhan terhadapku, asalkan kamu mampu melakukannya.” Bakrie menatap Alicia tajam dan berteriak, “Kesabaranku menipis dan aku akan memberimu satu kesempatan terakhir untuk menyingkir dari jalanku! Kalau tidak, aku akan menahan semua staf hotel, mau mereka terlibat ataupun tidak.”Keheningan mengisi tempat itu. Alicia meletakkan tangannya di balik punggungnya dan mengembalikan tatapan Bakrie dengan dingin. Ini adalah pertama kalinya dia menghadapi petugas keterlaluan yang tidak melakukan hal-hal sesuai peraturannya.Kelihatannya dia akan mengacau tugas pertamanya sebagai manajer lobi. Dia menarik napas dalam-dalam dan ekspresi wajahnya menjadi tidak berdaya.Bakrie menaikkan alisnya dan tersenyum. “Karena kamu sudah paham bahwa kamu tidak berguna, menyingkirlah dari jalanku.”Dia mengira dia akhirnya bisa melangkah memasuki hotel, tapi situasinya tidak berjalan sesuai keinginannya.Alicia tetap diam terpaku di te

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 331

    “Kalau begitu, aku yakin kalian seharusnya tahu bahwa aku bahkan tidak menganggap Bakrie sebagai ancaman. Jika aku benar-benar ingin mengambil nyawanya, aku memiliki ribuan cara untuk memastikan bahwa tidak ada dari kalian yang tahu kalau kami pernah bertemu.”Mata semua orang membelalak. Tidak ada satu pun dari mereka yang memercayai bahwa Daffa telah mengatakan sesuatu seperti itu dengan lantang dan di depan banyak orang. Namun, itulah tepatnya yang terjadi. Keheningan mengisi tempat itu lagi. Tidak ada yang tahu harus mengatakan apa.Daffa mencubit bagian belakang lehernya, lalu tersenyum dan berkata, “Karena tidak ada yang berbicara, aku akan menganggap kalian semua setuju denganku.” Dia menatap siaran langsung dan melihat bahwa tidak ada komentar.Itu adalah pertama kalinya hal ini terjadi sejak siaran langsungnya dimulai. Kemudian, dia mengembuskan napas sebelum menatap empat penggemar yang bersembunyi di pojokan.“Kalian mungkin terlalu sibuk membuat masalah denganku sampai

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 332

    “Aku tidak menyangka kamu akan menanyakannya padaku.”Daffa mengangkat bahunya, tidak terlalu tertarik dengan pendapat Bakrie. Dia duduk kembali di sofa. “Jadi, kenapa kamu datang untuk menemuiku?”“Mereka mencurigaiku.” Bakrie terdengar tenang, tapi ada kerutan dalam di wajahnya. Itu menunjukkan bahwa dia tidak setenang suaranya.Daffa juga mengernyit. “Kenapa situasinya menjadi seperti ini? Bukankah kamu sudah bersikap seperti keinginan mereka?”Bakrie menyandarkan punggungnya, memejamkan matanya, dan menghela napas. “Itulah yang tidak kupahami, tapi aku yakin mereka sedang mencurigaiku sekarang, terutama mengenai hubungan kita. Sebelum aku datang ke sini hari ini, mereka memperjelas padaku bahwa aku harus membawamu kembali bagaimanapun caranya.”Daffa bersandar dan menekan pelipisnya. “Kalau begitu, kamu bisa membawaku pergi sekarang.”Mata Bakrie membelalak dan dia menggelengkan kepalanya. “Tidak, jika aku membawamu pergi, tidak ada yang tahu apa yang mereka lakukan padamu da

Bab terbaru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 419

    Dia menjadi tenang dan otaknya mulai bekerja lagi. Dia tidak tahu apakah Daffa sedang mengatakan yang sebenarnya karena ekspresi wajahnya yang sangat datar. Itu berbeda sekali dengan deskripsi yang ada di buku psikologi mengenai ekspresi seseorang yang bersemangat.Sebagai seorang aktor, kepala penjaga keamanan itu pernah mengambil kelas psikologi untuk memerankan karakternya dengan lebih realistis. Dengan begitu, dia percaya buku itu benar. Dia memandang Daffa dan mencoba membacanya.Daffa tahu apa yang sedang dilakukan oleh pria itu, tapi dia tidak merespons. Setelah keheningan selama beberapa detik, dia berkata, “Aku ingin tahu alasan ketidakhadiranmu. Firasatku memberitahuku alasannya sama dengan kenapa kamu menjadi penjaga keamanan di sini. Pada akhirnya, aku akan berurusan dengan orang-orang ini, jadi tidak ada gunanya kamu menyembunyikan kenyataannya. Jika kamu ingin terus menjadi orang sukses dengan karier yang sukses, orang-orang ini hanya akan menjadi penghambat bagimu—sepe

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 418

    Daffa tahu kepala penjaga keamanan itu murka karena prasangka mahasiswa lainnya dan dia dapat meledak kapan pun. Senyuman geli melengkung di wajah Daffa seraya dia menggelengkan kepalanya dan berkata, “Itu karena aku saat itu belum mengetahui bahwa aku adalah pewaris keluarga kaya. Kemiskinan yang pernah kualami itu sangat nyata—begitu parah hingga aku tidak berani makan sampai aku merasa kenyang setiap kali aku makan, takut aku akan kehabisan uang.”Dia berbicara dengan sangat tenang, tapi perkataannya menyentuh penjaga keamanan itu yang matanya memerah. Maka dari itu, Daffa tersenyum tidak berdaya, meluruskan punggungnya, dan berjalan menghampiri kepala penjaga keamanan itu. Dia lalu meremas bahu pria itu untuk menenangkannya.“Kamu tidak perlu merasa emosional untukku karena aku tidak merasa hal-hal yang telah kulakukan di masa lalu patut untuk ditangisi,” katanya sambil tersenyum cerah.Hal itu hanya membuat penjaga keamanan itu makin merasa kasihan pada Daffa. Namun, dia tidak

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 417

    “Kalau begitu, sesuai keinginanmu. Aku akan mengumpulkan dewan direksi lainnya untuk memulai rapatnya. Aku sudah memberi tahu mereka sebelumnya melalui laptopku, tapi mereka mengabaikan aku—mereka tidak pernah menganggapku serius. Ada juga manajer bisnis menyusahkan yang sebelumnya kurekrut. Walaupun aku tidak mau mengakuinya, tapi aku tidak bisa menyangkal kurangnya kemampuanku untuk mengatur saluran televisi ini. Demikian pula, ketidakpedulianku membuat para karyawan melakukan hal-hal buruk sesuka hati mereka.”Kemudian, dia berjalan pergi dengan kepala yang tertunduk. Kekecewaan membebani pundaknya karena dia pernah menghabiskan begitu banyak energi untuk menjalankan FT TV. Akan tetapi, akhir-akhir ini, yang bisa dia lakukan hanyalah duduk di pintu utama perusahaan dan menyaring tamu mana saja yang datang dengan niat buruk. Yang memperburuk semuanya, dia sekarang tidak memiliki pilihan selain menyerahkan FT TV pada Daffa.Masih duduk di kursi, Daffa tahu setiap kata yang dikatakan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 416

    Daffa maju satu langkah, berbalik untuk menghadap ke depan, dan memasuki ruang rapat itu.Penjaga keamanan itu membeku dengan tatapan kosong. Butuh waktu yang lama baginya sebelum tersadar kembali, bergegas menyusul Daffa sementara matanya bergerak-gerak ke sana kemari di tempat itu.Kemudian, dia tersenyum dengan hangat pada Daffa dan berkata, “Sebelum kita menugaskan penerus baru FT TV, aku akan melayanimu dengan sebaik mungkin. Seperti itulah kurang lebih situasinya nanti. Dalam keadaan apa pun, aku akan sangat senang melayanimu.”Kerutan muncul di wajah Daffa sesaat, tapi dia tidak mengatakan apa-apa karena dia tahu kepala penjaga keamanan di sampingnya sedang mengatakan kebenarannya. Itu adalah pemikiran sesungguhnya penjaga keamanan itu.Namun, Daffa tidak memerlukan itu. Dia hanya ingin mengumpulkan para petinggi perusahaan saluran televisi itu di ruang rapat saat itu juga. Barulah saat itu dia bisa tenang dan melakukan apa yang dia inginkan. Meskipun dia merasa cemas, dia t

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 415

    Daffa menaikkan sebelah alisnya, mengenali kepala penjaga keamanan itu karena mereka sebelumnya menaiki lift bersama. Dia dengan tenang berkomentar, “Kamu terlihat lebih baik mengenakan setelan jas ini daripada seragam penjaga keamanan sebelumnya.”Reaksi Daffa anehnya sangat tenang meskipun dia melihat kepala penjaga keamanan, yang seharusnya hanya menghasilkan 37,5 juta rupiah per bulannya, berganti pakaian dengan setelan jas mahal.Perubahan itu menandakan bahwa penjaga keamanan itu, pada kenyataannya, merupakan seseorang berstatus tinggi dan bertanggung jawab mendistribusikan gaji para karyawan lainnya.Karena Daffa tenang, kepala penjaga keamanan itu tidak bisa menahan emosinya. Alisnya menaik sangat tinggi terkejut seraya tersenyum pada Daffa. “Kamu tidak terlihat terkejut oleh identitasku yang sebenarnya. Apakah kamu sudah mengetahuinya lebih dulu?”Setelah mendengar hal itu, Daffa, yang hendak melangkah maju, berhenti melangkah. Ambang pintu lift adalah satu-satunya hal yan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 414

    “Ada juga pria di pintu masuk utama perusahaan yang mengawasi semua anggota keamanan!” Berpikir begitu, semua rambut di punggung direktur itu menegak.Berdiri di hadapan si direktur, Daffa menaikkan sebelah alisnya dan berkata, “Itu reaksi yang aneh. Kamu terlihat ketakutan, tapi aku tidak tahu kenapa. Apakah aku perlu mengingatkanmu bahwa kamu memintaku untuk datang kemari? Kukira kamu setidaknya akan siap secara mental untuk menghadapi konsekuensinya setelah aku tiba.”Mulut direktur itu menganga sangat lama. Di suatu titik, direktur itu kembali tersadar dan memohon, “M … Maafkan aku! Aku sangat bersedia untuk menyampaikan permintaan kepada para atasanku. Aku bersumpah aku sangat bersedia, tapi aku tidak bisa melakukannya karena aku mungkin akan kehilangan pekerjaanku. Lagi pula, perusahaan ini tidak dimiliki oleh satu orang saja dan kami juga merupakan saluran televisi ….”Dia menelan ludah dan memandang lantai setelah mengatakannya. Roda gigi di dalam otaknya berputar kencang, m

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 413

    “Jelas-jelas kamu adalah bocah tidak dikenal. Aku tidak tahu bagaimana kamu memenangkan hati keluarga kecilmu dan membuat mereka membelikanmu jam tangan mahal itu, tapi biar kuberi tahu ini. Jika aku adalah kamu, aku akan mengembalikan jam tangan itu atau setidaknya menghadiahkannya untuk orang lain untuk mendapatkan keuntungan untuk keluargaku!” perintahnya.“Apa yang baru saja kamu katakan sangat kontradiktif. Sebelumnya, kamu mengaku bahwa jam tanganku adalah tiruan. Namun, sekarang kamu mengatakan bahwa keluargaku menghadiahiku jam tangan yang asli.” Daffa menaikkan sebelah alisnya. Dia berbicara dengan begitu tenang sehingga semua orang bisa mendengar ancaman terselubung di balik suaranya.Tidak perlu menjadi genius untuk mengetahui bahwa suasana hati Daffa sedang buruk saat itu. Menghela napas, Daffa mengepalkan tangannya dan meretakkan buku-buku jarinya lagi. Namun, kali ini, dia melanjutkannya dengan membungkuk, mengulurkan tangannya, dan mengangkat direktur yang sangat gemuk

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 412

    Daffa bahkan tidak bisa menjamin bahwa direktur bodoh itu dapat memahami apa yang akan dia katakan, jadi dia tetap terdiam. Namun, dia terkejut karena direktur itu menganggap diamnya dia sebagai tanda kekalahan.Direktur itu menganggap hal itu sebagai konfirmasi bahwa Daffa sedang memakai barang tiruan. Oleh karena itu, dia mendongakkan dagunya pada Daffa dengan angkuh dan berbicara lebih lantang daripada sebelumnya. “Kenapa kamu tidak menjawab? Apakah itu karena tebakanku benar dan kamu sekarang takut?”Daffa tidak ingin menghabiskan energinya menjelaskan hal-hal pada direktur itu lagi, jadi Daffa hanya menghampiri pria itu untuk menekankan, “Aku adalah orang yang pemarah dan aku yakin kamu sudah mendengarnya dari orang lain beberapa hari belakangan. Namun, yang membuatku terkejut adalah kamu bersikeras untuk membuatku kesal.”Seraya dia menggelengkan kepalanya, dia meretakkan buku-buku jarinya, mengeluarkan suara yang renyah dan menakutkan.Setelah mendengarnya, lutut direktur it

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 411

    “Konyol sekali. Apakah kamu sudah lupa? Kamu menelepon dan mengirimnya pesan di hadapanku, berkata bahwa kamu melakukan semua hal ini karena kamu jatuh cinta pada wajah tampannya di televisi. Ini semua tidak akan terjadi jika dia mau berpacaran denganmu!”Senyum sinis tersungging di wajah direktur itu seraya dia mengejek, “Lagi pula, sepertinya kamu salah paham. Kamu bukan wanitaku.”Daffa merasa sangat jijik dengan kedua orang itu hingga tenggorokannya terasa tercekit.“Kalau kalian memanggilku kemari hanya untuk membanggakan mengenai bagaimana kalian akan memaksakan aku melakukan kekerasan, yah, aku bisa mengatakan ini—kalian pada dasarnya sedang cari mati dengan melakukan itu!” sela dia sambil mengulurkan tangan ke atas untuk memijat pelipisnya.“Membasmi musuh-musuhku adalah hal terakhir yang ingin kulakukan. Namun, sekarang, aku tidak masalah.”Dengan begitu, dia berjalan di ruang kerja itu dan duduk di sofa, dengan santai menyilangkan kakinya di atas kakinya yang lain.Seme

DMCA.com Protection Status