Share

Bab 283

Penulis: Benjamin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-08 18:00:00
Dia terperangah mendengar perkataan Camilla. Dia membuka mulutnya beberapa kali untuk mengatakan sesuatu tapi tidak berhasil. Itu hanya membuat Camilla makin marah. Dia terengah-engah dengan keras dan berpaling darinya, tatapannya mendarat pada Daffa.

Tiba-tiba, dia tersenyum, membuat semua orang yang ada di sana bergidik. Tentu saja itu tidak termasuk Daffa. Dia berdiri di sana dengan kedua tangan di dalam sakunya, tampak persis seperti biasanya.

Ini mengejutkan Camilla. Dia berjalan menghampirinya, ingin menyentuh wajahnya. Namun, dia baru hendak mengulurkan tangannya ketika Daffa mencengkeram pergelangan tangannya. Kemudian, rasa sakit yang tajam menusuk lengannya. Itu benar-benar di luar dugaannya.

Wajahnya berkerut kesakitan. Daffa menatapnya, wajahnya tidak berekspresi dan suaranya tenang. “Sudah lama sejak terakhir kali aku bertemu seseorang seberani ini. Biar kuingat-ingat bagaimana orang terakhir itu meninggal.”

Dia menatap Camilla dengan lembut, tapi itu malah membuatnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 284

    Hampir secara naluriah, Benji ingin menyangkalnya. Dia sudah membuka mulutnya untuk berbicara, tapi Daffa mendahuluinya.“Dengar, kalian berdua tidak perlu bersikap seperti ini karena Camilla tidak akan pergi dari sini hidup-hidup. Aku tidak akan membiarkan siapa pun yang merencanakan hal jahat padaku berulang kali dan ingin menggunakan aku untuk mencapai tujuan tersembunyinya terus hidup di dunia ini.” Tidak ada kehangatan sama sekali pada nada bicaranya.Benji mengerutkan dahinya, merasa sedikit cemas, tapi dia tidak berani melakukan apa pun karena kemampuan Daffa. Dia menarik napas dalam sebelum dengan serius berkata, “Aku bisa meminta maaf padamu untuk menggantikan Camilla.”Sebelum dia bisa melanjutkan, Camilla memotongnya dengan nyaring. “Benji Aruna, sudah cukup! Kamu tidak perlu berpura-pura seperti itu di depanku. Pokoknya, sudah jelas bahwa kalian berdua memiliki masalah masing-masing yang harus ditangani, jadi berhenti menyeretku dalam kekacauanmu!”Benji terkejut menden

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 285

    Daffa tersenyum. “Oh, ternyata kamu. Aku ingat kamu dikeluarkan dari universitas karena catatan burukmu. Lalu, universitas mengetesmu secara psikologis dan menetapkan bahwa kamu memiliki kecenderungan tinggi terhadap kekerasan.”Seraya Daffa berbicara, dia mengeluarkan tangannya dari sakunya dan menggantungkannya di sisi badannya. Meskipun dia tidak menganggap Hans sebagai sebuah ancaman, tidak bisa dipungkiri bahwa Hans bisa saja melayangkan serangan tiba-tiba pada siapa pun yang ada di sana.Hans menatap Daffa dan tertawa mengejek. Dia menggulung lengan bajunya dan meretakkan buku-buku jarinya.“Kelihatannya pukulan-pukulan yang kamu terima di kampus tidak begitu berkesan bagimu. Kamu tampaknya tidak mengingat apa yang mampu dilakukan oleh kami para orang kaya, tapi sepertinya merekalah yang perlu disalahkan karena tidak bisa memberimu pelajaran. Tidak apa-apa, aku akan memberimu pelajaran untuk menggantikan mereka.” Dia menoleh ke arah Daffa.Mendengar perkataannya, Camilla tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 286

    Tolong Salahkan AkuBenji memandang tanah dan dengan serius berkata, “Bahkan jika aku telah membuatmu tersinggung, kuharap ini tidak memengaruhi hubunganmu dengan Kate. Dia sangat polos dan bahkan jika dia terkadang melakukan hal-hal yang sulit dipahami, itu hanya karena dia tidak tahu kalau dia salah. Ibunya pergi saat dia masih sangat kecil dan tidak ada dari kami yang mengajarinya hal-hal seperti ini. Itulah kenapa dia begitu naif. Jadi, tolong salahkan aku atas segala kesalahan yang telah dia buat.”Setelah mengatakan semua hal itu, kekuatan Benji tampak kembali. Dia menengadahkan kepalanya dan menatap Daffa, melanjutkan, “Aku tahu kamu adalah pria yang baik dan bijak.”Saat matanya bertemu dengan mata Daffa, Daffa tidak bisa menggelengkan kepalanya, tapi dia tidak ingin membiarkan Benji begitu saja. Setelah beberapa detik, dia pun menemukan respons yang sempurna—dia mengangkat bahunya, lalu memalingkan pandangannya dan fokus pada Hans yang terus menunggunya dengan tangan yang m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 287

    Daffa tahu Hans hanya sedang terburu-buru untuk pergi supaya dia bisa menyelidiki tentangnya, jadi dia tidak membuatnya terus menunggu. Dengan tenang, dia berkata, “Kamu boleh pergi kalau kamu mau, tapi ada yang harus dibayar.”Ketenangannya membuat Hans makin meragukan dirinya. Namun, dia tidak ingin merusak kredibilitasnya dengan merubah sikapnya lagi, jadi dia balik menatap Daffa, memaksakan dirinya untuk tetap tenang. Sebelum dia memastikan identitas Daffa, dia hanya bisa memperlakukannya sebagai seseorang yang setara.“Katakanlah. Aku akan memberikannya padamu selama itu adalah sesuatu yang bisa kubayar.”“Kate.” Ini adalah jawaban Daffa.Hans tertegun sesaat karena itu, tapi tidak lama dia tersenyum dan melambaikan tangannya. “Aku akan menuruti permintaanmu.” Dia memperhatikan Daffa dengan saksama, ingin melihat ekspresinya yang gembira. Mengecewakan baginya, wajah Daffa tetap tidak berekspresi. Hans menelan ludah, merencanakan tindakan selanjutnya.Kemudian, dia melihat Daf

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 288

    Terimalah AkibatnyaKate berkata dengan tegas, “Kalau begitu, aku tidak mau kamu bertengkar dengan Daffa ataupun meminta maaf padanya.”Mata Benji berkedut. Dia mengerutkan bibirnya, pada akhirnya menepuk kepalanya tanpa berkata apa-apa.Kate terus menatapnya. Dia tidak mengerti apakah Benji telah menyetujui permintaannya atau tidak. Sambil dia memikirkannya, Benji berjalan ke arah Daffa. Kate mengamatinya dengan penuh harap, tapi segera menjadi kecewa karena Benji tidak melakukan sesuai keinginannya.Benji menghela napas lembut, lalu berkata, “Lihatlah sepolos apa dia. Ini semua karena aku ….” Dia tidak bisa menyelesaikan kalimatnya karena Kate mengganggunya. Kate berdiri di tengah-tengah mereka berdua sambil memunggungi Benji dan Benji pun mengerutkan dahinya, hendak menegurnya.Namun, dia tidak bisa melakukannya karena dia tahu Kate hanya sedang mengkhawatirkannya.Kate memandang Daffa dan mengamati ekspresi kebingungannya. Dia tersenyum dan dengan lembut berkata, “Aku tahu Pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 289

    Benji berpikir Daffa setidaknya akan mempertimbangkannya. Mengecewakan baginya, Daffa menggelengkan kepalanya dengan tegas. “Aku mungkin memiliki kesan yang sedikit lebih baik terhadapmu sekarang, tapi itu tidak cukup untuk menghentikan aku menghabisi seseorang yang telah berulang kali mencoba melukaiku.”Wajah dan nada bicaranya begitu datar, memperjelas bagi semua orang bahwa keinginan Benji tidak akan terkabul. Benji memucat. Dia meletakkan tangannya di lututnya, tampak ingin bangkit berdiri, tapi dia tidak berhasil.Camilla berdiri di dekat sana, memperhatikan mereka. Dia tidak menyangka Benji akan bertindak sejauh itu untuknya, terutama saat Benji biasanya bersikap seolah-olah tidak memedulikannya sama sekali. Jantungnya berdebar kencang dan dia meletakkan tangannya di dada sambil berjalan ke arahnya.Ketika dia mulai bergerak, Daffa mendengar langkah kakinya. Dia mengerutkan dahinya dalam-dalam dan menoleh untuk menatapnya tidak suka, tapi dia tidak menghentikannya. Camilla be

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 290

    Daffa tidak memperbolehkan mereka untuk bertanya lagi setelah itu. Dia memandang pinggang Camilla dan dengan tenang berkata, “Ada pisau yang diselipkan di ikat pinggangmu sekarang, ‘kan? Kamu pasti sudah berusaha keras untuk mengambilnya di tengah-tengah kekacauan tadi.”Camilla memucat, tidak menyangka Daffa akan mengetahuinya. Sebelumnya, saat dia melakukannya, dia terus mengawasi Daffa untuk memastikan bahwa Daffa tidak memperhatikannya. Dia membeku, tidak tahu apa yang harus dia lakukan.Benji tiba-tiba menatap Daffa dengan tatapan tegas. “Daffa, aku yakin pasti ada sebuah kesalahpahaman. Camilla mungkin telah membuat banyak pilihan yang salah, tapi aku yakin dia tidak akan menusuk seseorang.”Daffa membuka mulutnya, lalu menutupnya lagi dan memijat pelipisnya. “Kurasa tidak ada lagi yang perlu didiskusikan. Kalau ada yang ingin kamu katakan mengenai hal ini, aku tidak masalah menangani kalian berdua bersamaan.”Ekspresi semua orang berubah mendengar perkataannya. Camilla tampa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 291

    Camilla menjadi tenang mendengar perkataannya. “Itu berarti dia bukan orang kaya.” Sayangnya baginya, dia sangat keliru. Rafael tersenyum puas.“Daffa berasal dari salah satu keluarga paling berkuasa di dunia dan dia memiliki kekayaan yang tidak terhitung. Bahkan, dia akan mewarisi seluruh bisnis keluarganya di masa depan,” ujar Kate dengan tulus seraya menatap Camilla, berharap akan melihatnya meminta maaf.Meskipun dia tidak menyukai Camilla, dia tahu Benji ingin membantunya. Karena itu, dia melakukan apa yang dia bisa lakukan untuk membantunya. Namun, dia dikecewakan sekali lagi.Camilla berdiri di sana dengan lengan yang menyilang, tampak mengejek. Dia dengan tajam berkata, “Aku tahu kamu sangat menginginkan Daffa dan kamu sudah membuang keluargamu demi dia. Nyatanya, saat rahasia memalukanmu diketahui semua orang, kamu memutuskan untuk terus membantu Daffa demi menjaga hubunganmu dibandingkan memikirkan cara untuk melindungi reputasi keluargamu. Itulah yang terus aku tangkap da

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11

Bab terbaru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 502

    Pesan di ponselnya berasal dari Briana dan bertuliskan, “Tuan, para musuh sudah tiba. Apa yang harus kami lakukan sekarang? Jumlah mereka besar. Jika kami menghadapi mereka, kecil kemungkinannya kami dapat mengalahkan mereka sekaligus bertahan hidup. Bagaimanapun, jumlah pihak kita lebih kecil. Kalaupun kita menghitung bawahan-bawahan yang akan Danar bawa, itu tidak akan cukup untuk mengalahkan musuh.Pesan itu lugas dan singkat, tapi Daffa tahu Briana merasa gugup. Dia mengangkat sebelah alisnya dan melengkungkan bibirnya, berpikir, “Briana memiliki kemampuan dan kekuatan yang luar biasa, jadi aku tidak mengerti kenapa dia panik.”Meskipun demikian, Daffa dengan cepat mengetik jawaban, “Suruh bawahan kita berjaga dengan berbaris di sisi hotel atau pintu masuk. Aku ingin hotelnya dikelilingi. Tidak perlu mengatur pertahanan di dalam hotel—biarkan saja musuhnya masuk. Ketika mereka sudah masuk, situasinya mungkin akan menguntungkan bagi kita meskipun kita memiliki orang yang lebih sed

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 501

    Banyak orang telah bersikap hormat pada Daffa. Akan tetapi, Danar terlihat sangat penuh hormat, serius, dan bahagia dibandingkan yang lain. Daffa melengkungkan bibirnya, tertawa pelan. Itu adalah pertama kalinya dia menunjukkan tawa yang tulus di hadapan bawahannya. Dia bahkan mengangkat tangannya untuk memijat area di antara kedua alisnya, mencoba menenangkan dirinya sendiri.“Lalu, ketika kamu kembali, tolong beri tahu bawahanmu yang bersedia bergabung denganku untuk beristirahat. Kalau situasinya berjalan sesuai rencana, kita harus menghadapi masalah lainnya besok atau lusa. Kuharap semua orang bisa beristirahat dan memulihkan diri sebelum masalah itu terjadi.”Senyuman di wajah Danar berubah menjadi raut wajah tegas hampir seketika. Dia mengangguk dan menjawab, “Baik, Tuan Halim.”Di saat yang sama, dia bersumpah di dalam hatinya untuk tidak pernah membiarkan kesalahan hari ini terjadi pada dirinya sendiri ataupun bawahannya yang lain. Kalaupun Daffa tidak mempermasalahkan kesalah

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 500

    Terlebih lagi, Bart bahkan dapat menyerang dengan mudah. Meskipun Danar adalah targetnya dan bukan Daffa, situasi itu hampir membahayakan nyawa Daffa.Mempertimbangkan hal itu, Danar melompat ke luar mobil dan bergegas menghampiri Daffa yang sudah turun dari kursi belakang. “Tuan Halim, bagaimana cara saya mengikat tali dengan cukup kuat untuk menahan seseorang?”Mata Daffa hampir copot dari tempatnya ketika dia mendengar itu. Meskipun demikian, dia dengan sabar menjelaskan cara yang benar sambil berjalan menuju hotel.Melihat kedua orang itu berjalan menjauh, Bart melotot. Dia tetap berada di kursi belakang dengan kedua tangannya yang terkepal di atas lututnya.Amarah menggerogoti dirinya seraya dia berpikir, “Terlalu banyak hal yang terjadi semalam. Aku masih merupakan putra dari keluarga kaya sebelumnya, tapi sekarang aku telah menjadi tahanan! Itulah apa yang diderita oleh Keluarga Ganendra—dan aku menertawakan mereka karena itu! Siapa sangka aku akan berakhir di situasi yang s

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 499

    Danar tidak berpikir panjang sebelum mencondongkan tubuhnya ke depan untuk mengambil posisi bertahan, dia melihat ke belakangnya dan berteriak, “Tuan Halim, tolong keluar dari mobil sekarang! Di dalam sini berbahaya!”Dia lalu membungkuk ke depan dengan kaki yang berjongkok seraya dia menghindari jangkauan serangan Bart.Keseluruhan hal itu tampak lucu bagi Daffa yang sedang tertawa terbahak-bahak. “Pfft! Hahaha! D … Danar, aku tidak menyangka kamu akan bereaksi secepat ini ….”“Cukup! Berhenti tertawa! Kamu membuatku jengkel dan aku bersumpah akan menyerangmu selanjutnya jika kamu terus tertawa!” seru Bart dengan sangat lantang. Setelahnya, dia mengulurkan tangannya dan menggerakkan jarinya seakan-akan dia sudah memiliki cakar yang mematikan kepada Daffa.Namun, itu semua terjadi dalam gerak lambat di mata Daffa, memberikannya tampilan penuh untuk setiap gerakan Bart. Bibir Daffa berkedut seraya dia berkomentar, “Kemampuan bertempurmu tidak sehebat itu. Seranganmu benar-benar bera

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 498

    Bart menelan ludah. Meskipun tangannya masih diikat di belakangnya dengan tali, dia masih dapat mengepalkan tangannya.Penghinaan memenuhi matanya seraya dia menatap Daffa dan menggeram, “Bukan hanya memukulku, kamu juga telah mengakuinya dengan tidak tahu malu! Apakah kamu benar-benar berpikir bahwa tidak ada apa pun—bahkan hukum mana pun—di dunia ini yang dapat menahanmu?”Mata Daffa menyipit menjadi garis seraya dia berpikir, “Aku tahu apa yang Bart lakukan. Dia sedang menunjukkan otoritasnya padaku dan mengisyaratkan secara halus bahwa dia bukanlah seseorang yang dapat dilawan. Pfft. Hanya saja, dia tidak tahu sekonyol apa tindakannya bagiku.”Tidak repot-repot menyembunyikan perasaannya, Daffa mendengus sebelum menyeringai dengan nakal. Bibirnya melengkung lebih dalam detik demi detik seraya dia perlahan berbicara, “Aku telah menghadapi kemurkaan banyak orang dan mereka sering kali bersikap sepertimu—dengan cara yang menyedihkan dan hampir kekanak-kanakan.”Melihat seringaian

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 497

    “Kurasa kita bisa menyebut ini keajaiban medis,” kata Daffa sambil mengangkat bahunya dan mengangkat kedua tangannya di udara. Dia lalu menoleh untuk melihat ke sampingnya.Itulah tempat Bart terduduk. Matanya terpejam sepanjang waktu, tapi dia menghela napas pada saat itu, dengan kaku menoleh ke arah Daffa dan berbicara seperti robot. “Kamu pintar, ya. Aku sudah berusaha keras untuk menyamarkan keadaan sadarku. Sayangnya, kamu tetap menangkapku.”Dia tidak lagi menyembunyikan keadaan tersadarnya pada saat itu. Setelah mengatakan itu, dia memperjelas kebencian di dalam matanya ke arah Daffa dan Danar.“Lucu sekali kamu berkata begitu.” Daffa terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. Kemudian, dia bertatapan dengan Bart, menatapnya dengan tatapan kebingungan seraya dia mengumumkan, “Kalaupun kamu sudah tenggelam dalam peranmu dan berakting sebaik mungkin, aku hanya dapat mengatakan satu hal—aktingmu itu tidak pernah mengecohku sekali pun. Kemarahanmu terpancar dari setiap pori-porimu.

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 496

    “Jika aku memercayai kata-kata tidak berguna yang Richard katakan, aku akan menjadi lembut dan mulai memercayainya. Dia mungkin akan menggunakan aku sebagai alat nanti.” Danar menghela napas dan tidak ingin memiliki pendapat yang negatif terhadap anak berusia 10 tahun.Akan tetapi, dia tetap tidak dapat menahan kekhawatirannya agar tidak mengisi benaknya, jadi dia perlahan kehilangan ketenangannya.Daffa meletakkan kedua tangannya di balik punggungnya, tapi dia tersenyum pada saat itu. Dia merasa situasinya menjadi lebih menarik daripada sebelumnya. Dia telah meninggalkan pintu pada saat itu.Sebelumnya, ketika Danar sedang menuju ke sana, banyak bawahan lainnya ingin bergabung, tapi ditolak oleh Daffa karena mereka memiliki kemampuan bertarung yang kurang. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi jika orang-orang itu ikut dengan Daffa. Lagi pula, Daffa tidak familier dengan wilayah di sekitarnya.Maka dari itu, sekumpulan bawahan itu, tidak termasuk Danar, akan berada dalam bahay

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 495

    “Iya, Tuan! Saya sudah siap untuk menjalankan setiap perintah Anda!” jawab Danar.Bibir Daffa berkedut, tapi segera kembali normal seraya dia memberi perintah, “Aku butuh kamu menahan Bart Bakti dan pastikan dia tidak dapat menyerang. Kemudian, bawa dia ke dalam mobil ini supaya kita bisa pergi.”Pandangan Danar gemetar hebat mendengarnya. Dia mengepalkan tangannya, merasa bersemangat dan bertekad untuk menyelesaikan tugasnya karena itu adalah tugas pertama yang Daffa perintahkan padanya. Meninggikan suaranya, dia dengan antusias berkata, “Baik, Tuan Halim! Saya akan melakukannya sebaik mungkin!”Daffa mengangkat tangannya, melambaikannya sambil menjawab, “Bagus. Pertama-tama, ambilkan tali yang cukup tebal untuk menjaganya tetap terkendali. Kamu akan berjalan di belakang kami begitu kamu telah mengambilkan talinya.”Dia lalu bersandar ke sofa dan menoleh ke arah Richard dan menambahkan, “Kamu pasti gelisah mengenai apa yang akan terjadi, melihat dari kelopak matamu yang terus berk

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 494

    Daffa menatap Richard, mengetuk jari-jarinya dengan berirama di sandaran punggung sofa itu. Sebagai ahli bela diri terbangkit, indranya memberitahunya bahwa ada yang salah dengan tubuh laki-laki di hadapannya.Anehnya, indranya yang tajam juga memberitahunya bahwa anak itu baik. Pesan yang bertentangan itu membuat Daffa tertarik. Dia mengangkat tangannya untuk memijat pelipisnya, lalu memandang Richard dan bertanya, “Bagaimana aku bisa membuktikan bahwa apa yang kamu katakan adalah benar?”Raut wajah Richard menegang dan kulitnya yang sawo matang menggelap dengan warna kemerahan.Daffa tahu itu berarti Richard marah. Daffa menyandarkan punggungnya dengan nyaman, menyeringai terhibur sambil mengayunkan tangannya dengan acuh tak acuh.Kemudian, Daffa berkata, “Baiklah, kamu tidak perlu marah-marah. Aku percaya kamu telah mengatakan kebenarannya. Demikian pula, aku berterima kasih kamu telah bersedia menyampaikan informasi itu padaku. Sekarang, aku ingin tahu apa rencana kalian setela

DMCA.com Protection Status