Share

Bab 276

Penulis: Benjamin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-06 18:00:00
Rafael mengerutkan dahinya dan merasa tertekan. Dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Setelah menimbang-nimbang sesaat, dia memutuskan untuk memberi tahu kebenarannya pada Camilla. Jadi, dia berbalik dan menatapnya.

Sebelum dia bisa mengatakan apa-apa, orang di sampingnya berdeham. Itu membuatnya tersentak dan dia menoleh pada Daffa. Kemudian, dia melihat Daffa berbalik dengan acuh tak acuh seolah tidak ada apa pun yang terjadi.

Seketika, Rafael menegang. Dia mengerti apa yang Daffa maksud! Pemahaman itu memperburuk suasana hatinya karena itu adalah kemampuan yang hanya dibutuhkan oleh para bawahan saat berurusan dengan atasan mereka.

Dalam kasusnya, dia mempelajarinya bahkan tanpa berusaha sedikit pun. Ekspresi wajahnya menjadi rumit.

Namun, dia tidak berani menatap Daffa lagi setelah isyarat yang dia berikan. Beberapa detik kemudian, dia menoleh pada Camilla lagi. Itu adalah pertama kalinya Camilla merasakan tatapan Rafael tertuju padanya dan pipinya pun merona. Dia memainka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 277

    Namun, ternyata dia hanya tidak mengenal kakak dan adiknya dengan cukup baik. Malah, mungkin dia tidak memahami mereka sama sekali. Misalnya, dia merasa seperti Camilla adalah orang yang benar-benar asing.Matanya memerah memikirkan hal itu, tapi dia tidak menangis. Dia berdiri di sana dengan tangan yang diletakkan di balik punggungnya, perlahan mengepalkannya.Keheningan menyelimuti mereka. Camilla tetap berlutut di tanah, matanya masih melirik-lirik ke sana kemari, tapi dia tidak mengatakan apa-apa.Benji sudah tahu apa jawabannya. Dia tidak menyangka Camilla akan menunjukkan bahwa dia meremehkannya seterang-terangan itu. Dia menelan ludah dan dengan suara yang serak berkata, “Karena kamu tidak mengatakan apa-apa, aku anggap kamu berpikir bahwa perkataanku masuk akal dan kamu telah menyerah terhadap ide konyolmu itu.”Camilla memelototinya dan memekik dengan melengking, “Benji Aruna! Jangan kira kamu berhak menilai dan ikut campur dengan kehidupanku hanya karena kamu dua tahun le

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 278

    “Identitas Kate sudah tersebar di seluruh penjuru internet sekarang, dan seseorang bisa melakukan apa pun untuk melukainya kapan pun. Namun, bukannya memikirkan cara untuk menangani hal ini, kamu malah membiarkannya hanya berdiri di sini.”Mata Benji membulat dan ada campuran antara keterkejutan dan penyesalan di balik matanya. Daffa menatapnya dengan kasihan, tapi dia tidak berhenti. Dia tahu perkataan yang akan dia katakan selanjutnya hanya akan lebih menyakitkan.“Aku yakin kamu tidak memikirkan ini, tapi sejak kamu membawa keluargamu di sini, kamu mengakui hubunganku dengan Kate! Sejak detik pertama kamu muncul di sini, tidak akan ada yang memercayaimu lagi, tidak peduli apa pun yang kamu katakan atau bukti apa yang bisa kamu tunjukkan.”Suara Daffa tidak lantang ataupun kuat. Tetap saja, Benji merasakan bajunya basah oleh keringat. Dia tampak kehilangan tenaga untuk tetap berdiri, jadi dia perlahan terduduk dan membenamkan kepalanya di tangannya. Kemudian, dia mencengkeram ramb

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 279

    Namun, ketika Daffa merasakan perubahan pada emosi Benji, dia langsung menoleh kembali ke arah Benji. Tertangkap basah, Benji menegang. Di saat yang bersamaan, dia terlihat sedang berpikir.Keluarga Aruna adalah keluarga yang kaya, jadi dia telah melihat banyak ahli bela diri. Akan tetapi, tidak ada di antara mereka yang memiliki sensitivitas seperti Daffa. Benji sulit memercayai bahwa orang setajam itu adalah orang yang miskin.Malah, jika dia bisa mendapatkan kendali atas Keluarga Aruna, dia pasti ingin menerima Daffa sebagai bawahannya jika dia memiliki cukup uang untuk melakukannya.Daffa terkejut melihat Benji termenung lagi, tapi tidak butuh waktu lama bagi Benji untuk tersadar kembali.Camilla tampak murka. Dia mengepalkan tangannya dengan erat dan mengayunkannya ke sana kemari, suaranya terdengar seperti kuku di papan tulis saat dia memekik, “Cukup! Kamu benar-benar mengecewakan! Kamu adalah kakakku dan aku adalah satu-satunya orang di dunia ini yang memiliki darah yang sam

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 280

    Namun, Daffa tidak mengatakan apa-apa. Dia tidak perlu mengatakan sesuatu karena Kate sudah mulai memekik, “Camilla Aruna, lepaskan Daffa sekarang juga dan aku akan melupakan apa yang sudah kamu lakukan sejauh ini. Setelah ayahku kembali, aku juga tidak akan memberitahunya mengenai hal ini.”Camilla langsung berhenti ketika dia mendengarnya. Kemudian, dia menolehkan kepalanya begitu cepat sampai rambutnya menampar wajah Daffa. Daffa mengerutkan dahinya tapi tidak mengatakan apa-apa.Camilla ingin melepaskannya, tapi dia tidak berani. Dia tahu seseorang sekaya dia pasti memiliki pengawal yang melindunginya, tapi entah kenapa, mereka belum melakukan apa pun padanya.Jika dia melepaskannya saat ini juga, tidak mungkin pengawal Daffa akan membiarkan dia begitu saja.Dia diam-diam melihat ke sekitarnya sambil memikirkan hal itu, tapi tidak ada siapa pun yang muncul. Dia menjadi tenang sedikit, memandang Kate, dan berkata dengan pelan, “Kate, ayahmu masih hidup, ‘kan? Kamu tahu dia di ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 281

    Suara Leah tegas dan matanya percaya diri.Kate menarik napas dalam, mengepalkan tangannya, dan mulai gemetar. Seiring berjalannya waktu, gemetarnya bertambah parah.Kondisi Benji tidak lebih baik, tapi dia menarik napas dalam untuk menenangkan dirinya sendiri. Kemudian, dia meletakkan tangannya di pundak Kate dan berkata, “Tidak perlu marah karena hal-hal yang dia katakan. Dia tumbuh besar dengan ibunya dan mendapatkan pengajaran yang sama. Percayalah, aku mungkin bukan orang yang paling cerdas, tapi aku tentunya yang paling pintar membedakan mana yang benar dan mana yang salah di antara semua orang yang ada di sini.”Kate tahu Benji berusaha sebaik mungkin untuk menenangkannya, tapi dia merasa bahwa Benji sendiri tidak begitu tenang. Kate menarik napas dalam untuk menenangkan dirinya sendiri, lalu menoleh ke arah Daffa dengan mata yang memerah.“Kurasa kamu sudah membantuku untuk membuat keputusan yang benar.” Lalu, dia memalingkan pandangannya.Camilla sudah pulih dari rasa mal

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 282

    “Jika ini hanyalah permasalahan di antara kita, aku masih akan menerimamu sebagai kakakku. Namun, kenyataannya tidak begitu! Kamu menuduhku dan melukai adikmu karena perkataan Daffa!” bentak Camilla. Ekspresi wajahnya berubah seraya dia membungkuk dan memukul dadanya sendiri.Jejak rasa sakit terlihat di mata Benji saat mendengar kepalan tangan Camilla mengenai dadanya, tapi kali ini dia tidak goyah. Dia memejamkan matanya, menarik napas dalam-dalam, dan berkata, “Kamu bukan lagi adik yang kukenal dan kamu sudah menjadi orang yang benar-benar berbeda. Mungkin, kamu terus berbohong padaku sejak kita masih anak-anak. Itu tidak penting—tidak lagi penting. Terlalu banyak hal yang telah terjadi di antara kita untuk kembali seperti semula.”Camilla menganga padanya. Daffa menyapu pandangannya pada semua orang yang ada di sana, lalu menaikkan sebelah alisnya dan menepuk pundak Kate. Ketika Kate tidak bereaksi, dia tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk mendorong rahangnya kembali ke atas

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 283

    Dia terperangah mendengar perkataan Camilla. Dia membuka mulutnya beberapa kali untuk mengatakan sesuatu tapi tidak berhasil. Itu hanya membuat Camilla makin marah. Dia terengah-engah dengan keras dan berpaling darinya, tatapannya mendarat pada Daffa.Tiba-tiba, dia tersenyum, membuat semua orang yang ada di sana bergidik. Tentu saja itu tidak termasuk Daffa. Dia berdiri di sana dengan kedua tangan di dalam sakunya, tampak persis seperti biasanya.Ini mengejutkan Camilla. Dia berjalan menghampirinya, ingin menyentuh wajahnya. Namun, dia baru hendak mengulurkan tangannya ketika Daffa mencengkeram pergelangan tangannya. Kemudian, rasa sakit yang tajam menusuk lengannya. Itu benar-benar di luar dugaannya.Wajahnya berkerut kesakitan. Daffa menatapnya, wajahnya tidak berekspresi dan suaranya tenang. “Sudah lama sejak terakhir kali aku bertemu seseorang seberani ini. Biar kuingat-ingat bagaimana orang terakhir itu meninggal.”Dia menatap Camilla dengan lembut, tapi itu malah membuatnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 284

    Hampir secara naluriah, Benji ingin menyangkalnya. Dia sudah membuka mulutnya untuk berbicara, tapi Daffa mendahuluinya.“Dengar, kalian berdua tidak perlu bersikap seperti ini karena Camilla tidak akan pergi dari sini hidup-hidup. Aku tidak akan membiarkan siapa pun yang merencanakan hal jahat padaku berulang kali dan ingin menggunakan aku untuk mencapai tujuan tersembunyinya terus hidup di dunia ini.” Tidak ada kehangatan sama sekali pada nada bicaranya.Benji mengerutkan dahinya, merasa sedikit cemas, tapi dia tidak berani melakukan apa pun karena kemampuan Daffa. Dia menarik napas dalam sebelum dengan serius berkata, “Aku bisa meminta maaf padamu untuk menggantikan Camilla.”Sebelum dia bisa melanjutkan, Camilla memotongnya dengan nyaring. “Benji Aruna, sudah cukup! Kamu tidak perlu berpura-pura seperti itu di depanku. Pokoknya, sudah jelas bahwa kalian berdua memiliki masalah masing-masing yang harus ditangani, jadi berhenti menyeretku dalam kekacauanmu!”Benji terkejut menden

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08

Bab terbaru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 502

    Pesan di ponselnya berasal dari Briana dan bertuliskan, “Tuan, para musuh sudah tiba. Apa yang harus kami lakukan sekarang? Jumlah mereka besar. Jika kami menghadapi mereka, kecil kemungkinannya kami dapat mengalahkan mereka sekaligus bertahan hidup. Bagaimanapun, jumlah pihak kita lebih kecil. Kalaupun kita menghitung bawahan-bawahan yang akan Danar bawa, itu tidak akan cukup untuk mengalahkan musuh.Pesan itu lugas dan singkat, tapi Daffa tahu Briana merasa gugup. Dia mengangkat sebelah alisnya dan melengkungkan bibirnya, berpikir, “Briana memiliki kemampuan dan kekuatan yang luar biasa, jadi aku tidak mengerti kenapa dia panik.”Meskipun demikian, Daffa dengan cepat mengetik jawaban, “Suruh bawahan kita berjaga dengan berbaris di sisi hotel atau pintu masuk. Aku ingin hotelnya dikelilingi. Tidak perlu mengatur pertahanan di dalam hotel—biarkan saja musuhnya masuk. Ketika mereka sudah masuk, situasinya mungkin akan menguntungkan bagi kita meskipun kita memiliki orang yang lebih sed

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 501

    Banyak orang telah bersikap hormat pada Daffa. Akan tetapi, Danar terlihat sangat penuh hormat, serius, dan bahagia dibandingkan yang lain. Daffa melengkungkan bibirnya, tertawa pelan. Itu adalah pertama kalinya dia menunjukkan tawa yang tulus di hadapan bawahannya. Dia bahkan mengangkat tangannya untuk memijat area di antara kedua alisnya, mencoba menenangkan dirinya sendiri.“Lalu, ketika kamu kembali, tolong beri tahu bawahanmu yang bersedia bergabung denganku untuk beristirahat. Kalau situasinya berjalan sesuai rencana, kita harus menghadapi masalah lainnya besok atau lusa. Kuharap semua orang bisa beristirahat dan memulihkan diri sebelum masalah itu terjadi.”Senyuman di wajah Danar berubah menjadi raut wajah tegas hampir seketika. Dia mengangguk dan menjawab, “Baik, Tuan Halim.”Di saat yang sama, dia bersumpah di dalam hatinya untuk tidak pernah membiarkan kesalahan hari ini terjadi pada dirinya sendiri ataupun bawahannya yang lain. Kalaupun Daffa tidak mempermasalahkan kesalah

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 500

    Terlebih lagi, Bart bahkan dapat menyerang dengan mudah. Meskipun Danar adalah targetnya dan bukan Daffa, situasi itu hampir membahayakan nyawa Daffa.Mempertimbangkan hal itu, Danar melompat ke luar mobil dan bergegas menghampiri Daffa yang sudah turun dari kursi belakang. “Tuan Halim, bagaimana cara saya mengikat tali dengan cukup kuat untuk menahan seseorang?”Mata Daffa hampir copot dari tempatnya ketika dia mendengar itu. Meskipun demikian, dia dengan sabar menjelaskan cara yang benar sambil berjalan menuju hotel.Melihat kedua orang itu berjalan menjauh, Bart melotot. Dia tetap berada di kursi belakang dengan kedua tangannya yang terkepal di atas lututnya.Amarah menggerogoti dirinya seraya dia berpikir, “Terlalu banyak hal yang terjadi semalam. Aku masih merupakan putra dari keluarga kaya sebelumnya, tapi sekarang aku telah menjadi tahanan! Itulah apa yang diderita oleh Keluarga Ganendra—dan aku menertawakan mereka karena itu! Siapa sangka aku akan berakhir di situasi yang s

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 499

    Danar tidak berpikir panjang sebelum mencondongkan tubuhnya ke depan untuk mengambil posisi bertahan, dia melihat ke belakangnya dan berteriak, “Tuan Halim, tolong keluar dari mobil sekarang! Di dalam sini berbahaya!”Dia lalu membungkuk ke depan dengan kaki yang berjongkok seraya dia menghindari jangkauan serangan Bart.Keseluruhan hal itu tampak lucu bagi Daffa yang sedang tertawa terbahak-bahak. “Pfft! Hahaha! D … Danar, aku tidak menyangka kamu akan bereaksi secepat ini ….”“Cukup! Berhenti tertawa! Kamu membuatku jengkel dan aku bersumpah akan menyerangmu selanjutnya jika kamu terus tertawa!” seru Bart dengan sangat lantang. Setelahnya, dia mengulurkan tangannya dan menggerakkan jarinya seakan-akan dia sudah memiliki cakar yang mematikan kepada Daffa.Namun, itu semua terjadi dalam gerak lambat di mata Daffa, memberikannya tampilan penuh untuk setiap gerakan Bart. Bibir Daffa berkedut seraya dia berkomentar, “Kemampuan bertempurmu tidak sehebat itu. Seranganmu benar-benar bera

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 498

    Bart menelan ludah. Meskipun tangannya masih diikat di belakangnya dengan tali, dia masih dapat mengepalkan tangannya.Penghinaan memenuhi matanya seraya dia menatap Daffa dan menggeram, “Bukan hanya memukulku, kamu juga telah mengakuinya dengan tidak tahu malu! Apakah kamu benar-benar berpikir bahwa tidak ada apa pun—bahkan hukum mana pun—di dunia ini yang dapat menahanmu?”Mata Daffa menyipit menjadi garis seraya dia berpikir, “Aku tahu apa yang Bart lakukan. Dia sedang menunjukkan otoritasnya padaku dan mengisyaratkan secara halus bahwa dia bukanlah seseorang yang dapat dilawan. Pfft. Hanya saja, dia tidak tahu sekonyol apa tindakannya bagiku.”Tidak repot-repot menyembunyikan perasaannya, Daffa mendengus sebelum menyeringai dengan nakal. Bibirnya melengkung lebih dalam detik demi detik seraya dia perlahan berbicara, “Aku telah menghadapi kemurkaan banyak orang dan mereka sering kali bersikap sepertimu—dengan cara yang menyedihkan dan hampir kekanak-kanakan.”Melihat seringaian

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 497

    “Kurasa kita bisa menyebut ini keajaiban medis,” kata Daffa sambil mengangkat bahunya dan mengangkat kedua tangannya di udara. Dia lalu menoleh untuk melihat ke sampingnya.Itulah tempat Bart terduduk. Matanya terpejam sepanjang waktu, tapi dia menghela napas pada saat itu, dengan kaku menoleh ke arah Daffa dan berbicara seperti robot. “Kamu pintar, ya. Aku sudah berusaha keras untuk menyamarkan keadaan sadarku. Sayangnya, kamu tetap menangkapku.”Dia tidak lagi menyembunyikan keadaan tersadarnya pada saat itu. Setelah mengatakan itu, dia memperjelas kebencian di dalam matanya ke arah Daffa dan Danar.“Lucu sekali kamu berkata begitu.” Daffa terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. Kemudian, dia bertatapan dengan Bart, menatapnya dengan tatapan kebingungan seraya dia mengumumkan, “Kalaupun kamu sudah tenggelam dalam peranmu dan berakting sebaik mungkin, aku hanya dapat mengatakan satu hal—aktingmu itu tidak pernah mengecohku sekali pun. Kemarahanmu terpancar dari setiap pori-porimu.

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 496

    “Jika aku memercayai kata-kata tidak berguna yang Richard katakan, aku akan menjadi lembut dan mulai memercayainya. Dia mungkin akan menggunakan aku sebagai alat nanti.” Danar menghela napas dan tidak ingin memiliki pendapat yang negatif terhadap anak berusia 10 tahun.Akan tetapi, dia tetap tidak dapat menahan kekhawatirannya agar tidak mengisi benaknya, jadi dia perlahan kehilangan ketenangannya.Daffa meletakkan kedua tangannya di balik punggungnya, tapi dia tersenyum pada saat itu. Dia merasa situasinya menjadi lebih menarik daripada sebelumnya. Dia telah meninggalkan pintu pada saat itu.Sebelumnya, ketika Danar sedang menuju ke sana, banyak bawahan lainnya ingin bergabung, tapi ditolak oleh Daffa karena mereka memiliki kemampuan bertarung yang kurang. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi jika orang-orang itu ikut dengan Daffa. Lagi pula, Daffa tidak familier dengan wilayah di sekitarnya.Maka dari itu, sekumpulan bawahan itu, tidak termasuk Danar, akan berada dalam bahay

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 495

    “Iya, Tuan! Saya sudah siap untuk menjalankan setiap perintah Anda!” jawab Danar.Bibir Daffa berkedut, tapi segera kembali normal seraya dia memberi perintah, “Aku butuh kamu menahan Bart Bakti dan pastikan dia tidak dapat menyerang. Kemudian, bawa dia ke dalam mobil ini supaya kita bisa pergi.”Pandangan Danar gemetar hebat mendengarnya. Dia mengepalkan tangannya, merasa bersemangat dan bertekad untuk menyelesaikan tugasnya karena itu adalah tugas pertama yang Daffa perintahkan padanya. Meninggikan suaranya, dia dengan antusias berkata, “Baik, Tuan Halim! Saya akan melakukannya sebaik mungkin!”Daffa mengangkat tangannya, melambaikannya sambil menjawab, “Bagus. Pertama-tama, ambilkan tali yang cukup tebal untuk menjaganya tetap terkendali. Kamu akan berjalan di belakang kami begitu kamu telah mengambilkan talinya.”Dia lalu bersandar ke sofa dan menoleh ke arah Richard dan menambahkan, “Kamu pasti gelisah mengenai apa yang akan terjadi, melihat dari kelopak matamu yang terus berk

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 494

    Daffa menatap Richard, mengetuk jari-jarinya dengan berirama di sandaran punggung sofa itu. Sebagai ahli bela diri terbangkit, indranya memberitahunya bahwa ada yang salah dengan tubuh laki-laki di hadapannya.Anehnya, indranya yang tajam juga memberitahunya bahwa anak itu baik. Pesan yang bertentangan itu membuat Daffa tertarik. Dia mengangkat tangannya untuk memijat pelipisnya, lalu memandang Richard dan bertanya, “Bagaimana aku bisa membuktikan bahwa apa yang kamu katakan adalah benar?”Raut wajah Richard menegang dan kulitnya yang sawo matang menggelap dengan warna kemerahan.Daffa tahu itu berarti Richard marah. Daffa menyandarkan punggungnya dengan nyaman, menyeringai terhibur sambil mengayunkan tangannya dengan acuh tak acuh.Kemudian, Daffa berkata, “Baiklah, kamu tidak perlu marah-marah. Aku percaya kamu telah mengatakan kebenarannya. Demikian pula, aku berterima kasih kamu telah bersedia menyampaikan informasi itu padaku. Sekarang, aku ingin tahu apa rencana kalian setela

DMCA.com Protection Status