Share

Bab 262

Author: Benjamin
last update Last Updated: 2024-10-01 18:00:00
“Pengakuanmu bahwa kamu adalah Daffa tampak terlalu mencurigakan,” ujar Cindy. “Terlebih lagi, tidak ada satu pun orang di sini yang mengenalmu. Orang-orang pasti akan mengenalimu jika kamu adalah seorang taipan, atau setidaknya, mereka akan mendengar tentangmu. Yang membuat semua orang di sini bingung adalah bahwa kamu adalah sebuah tanda tanya bagi mereka.”

Daffa tidak angkat bicara untuk membela dirinya pada saat itu pula.

Di sisi lain, bibir Cindy melengkung penuh kemenangan. Dia percaya diri bahwa para tamu itu akan lebih memercayainya daripada Daffa jika dia terus menyuarakan kecurigaannya. Oleh karena itu, dia mengumumkan dengan sangat lantang, “Kamu hanya muncul di sini karena kamu ingin semua orang berpikir kamu kaya! Namun, apakah itu kenyataannya? Tidak! Tindakan dan perkataanmu sejak kamu tiba tidak bisa membuktikan bahwa kamu adalah orang kaya!”

Daffa terus berdiri untuk waktu yang cukup lama, jadi kakinya mulai terasa sakit. Setelah menghela napas dalam, dia menjawab,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 263

    Tawa pelan yang riang datang dari Daffa yang menggelengkan kepalanya dan berkata, “Jangan khawatir. Orang yang akan muncul adalah Edward.”Barulah saat itu Briana menghela napas lega dan mengembalikan tangannya ke sisinya. Namun, alisnya langsung berkerut saat dia bertanya, “Kenapa dia lama sekali datang ke sini? Dia mengendarai mobilnya di belakang mobil kita, tapi kita sudah berdiri sini cukup lama dan dia masih belum muncul.”Daffa menggeleng sebelum menjelaskan sambil tersenyum, “Aku yakin itu karena dia tidak bisa parkir di dekat pintu masuk seperti kita karena dia mengendarai Bugatti yang tertabrak sebelumnya.”Briana sedikit mengangkat kepalanya, lalu mengerutkan hidungnya dan tersenyum tipis karena malu. “Maaf, Tuan Halim. Saya tidak mengira dia akan dihentikan karena itu.”Merasa topik itu tidak menarik, Daffa tidak menyuarakan pendapatnya mengenai masalah itu lagi. Dia lebih memilih menatap ke depan untuk melihat orang yang akan segera keluar dari vila itu.Pada saat itu

    Last Updated : 2024-10-01
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 264

    Daffa tidak peduli apa pun retorik yang dikatakan Rafael. Oleh karena itu, dia tidak merespons ucapannya dan malah menoleh pada Cindy, berkata, “Nona muda ini adalah putrimu dan aku telah melukai dia.”Barulah saat itu Rafael melirik Cindy. Namun, yang membuat semua orang tercengang adalah kurangnya afeksi Rafael padanya. Yang dia lakukan hanyalah mengangguk dan dengan tidak acuh menjawab, “Benar. Dia adalah putriku yang berperilaku buruk, karena itu aku berterima kasih karena kamu sudah muncul dan memberinya pelajaran, Tuan Halim.”Daffa mendengus sambil berpikir, “Rafael menyiratkan bahwa aku sengaja datang ke pesta untuk menghukum putrinya.”Dia tidak mengatakan pendapatnya secara verbal tapi tetap meletakkan kedua tangannya ke dalam saku dan mengangguk.“Iya, aku sudah menghukum dua putramu yang berperilaku buruk untukmu, jadi aku tidak masalah mendisiplinkan putrimu juga. Akan tetapi, aku tidak akan mengakhiri nyawa mereka karena aku tidak memiliki kebencian terhadapmu, Ganend

    Last Updated : 2024-10-02
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 265

    Kebingungan menyelimuti wajah Rafael. Dia tidak lagi perlu menyembunyikan perasaannya karena dia sekarang benar-benar berniat untuk membunuh Daffa. Oleh karena itu, dia tidak menyembunyikan hasratnya untuk mengetahui apa yang dimaksud oleh Daffa.Namun, dia juga tahu dia tidak akan memercayainya bahkan jika Daffa mengatakan kebenarannya, jadi dia menoleh pada sekretarisnya.Sekretaris itu adalah wanita cantik yang mengenakan gaun ketat dengan garis leher berbentuk V. Diiringi suara sepatu haknya, dia menghampiri Rafael dan memegang laptop dengan tangan yang terawat.“Pak, saya baru saja menemukan,” katanya dengan suara yang semenggoda penampilannya. Rasanya itu disengaja. Dia menunjuk Briana sambil melanjutkan, “bahwa para pengawal itu menjadi gugup setelah wanita ini muncul. Dia adalah pengawal yang terampil dan bisa dengan mudah menghabisi semua orang.”Mulut Rafael menganga lebar. Dia merasa itu tidak mungkin, jadi dia menatap sekretaris itu dengan tatapan ragu.Melihatnya memb

    Last Updated : 2024-10-02
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 266

    Mata Wilson bergetar begitu hebat sampai hampir copot dari tempatnya. Menghadapi Daffa membuatnya amat sangat ketakutan. Suaranya menjadi serak saat dia bertanya, “A … Apa yang kamu coba capai? Aku tidak pernah mengundangmu ke pesta malam in ….”“Cukup!” sela Daffa dengan lantang. “Aku sudah sangat bersabar denganmu. Aku bisa menyelidiki bagaimana undangan itu muncul di kamarku dan siapa yang mengirimkannya padaku. Yang tidak kusangka adalah seseorang akan menggunakan tipu muslihat kekanak-kanakan seperti itu padaku. Akan tetapi, mungkin kamu pikir membuatku hadir dengan undangan palsu ke pesta ini akan membuatku malu. Begitu?”Mata Rafael menjadi redup karena takut. Dia terkejut mengetahui bahwa Daffa tidak peduli jika dia dipermalukan. Karena itu, dia tidak bisa mengatakan perkataan angkuh yang telah dia persiapkan sebelumnya.Yang bisa dia lakukan hanyalah gemetar di tanah seperti mangsa yang ketakutan.Pada saat itu, Daffa mengangkat dagunya sambil meletakkan kakinya pada punda

    Last Updated : 2024-10-02
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 267

    Rafael tidak berani melihat pria berjubah hitam itu karena dia bisa merasakan kemarahan yang belum pernah terjadi sebelumnya terpancar dari pria itu. Rafael tidak yakin apakah dia masih akan bernapas jika dia bertatapan dengannya.Akan tetapi, pria itu jelas-jelas tidak memedulikan hal itu karena dia sekarang sedang memusatkan perhatiannya pada Daffa.Saat itu juga, Daffa merasakan aura yang kuat memancar dari pria itu, yang lebih kuat daripada ahli bela diri sebelumnya dengan jubah hitam yang sama yang pernah dia temui. Dia berdiri di sana dan merenung selama beberapa saat, tidak bisa mengingat nama ahli bela diri itu.Daffa kemudian bertatapan dengan pria itu dan memberi perintah pada bawahannya di belakangnya dengan nada waspada, “Kalian bertiga pergilah dari sini secepat mungkin.”Erin tetap berdiri di sana, tidak bersedia untuk pergi. Walaupun begitu, dia diseret pergi oleh Briana dan Edward yang masing-masing menggenggam salah satu lengan Erin. Meskipun dia ingin melawan, kek

    Last Updated : 2024-10-03
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 268

    Roda gigi di dalam otaknya berputar secepat kilat dan pria itu membuat keputusannya dalam kurang dari satu detik. Dia dengan cepat melangkah mundur saat kepalan Daffa mendekati wajahnya.Daffa tidak menebaknya, jadi dia tidak mengejar orang itu karena berhati-hati. Saat kepalannya telah sepenuhnya diulurkan, pria itu sudah berada jauh darinya.“Kamu benar-benar hebat,” ujar pria itu sambil memandang Daffa dan berdiri di atas pagar beton Remnard Estate. Dia pun kabur, menghilang begitu saja.Badan Daffa berkedip saat itu juga. Dia ingin mengejar pria itu, tapi dia terkejut karena dia tidak bisa mendeteksi aura orang itu di udara.Pria itu tidak meninggalkan jejak apa pun seolah-olah dia tidak pernah ada di sana.Karena itu, Daffa berhenti di tempatnya, tidak lagi melaju ke depan. Alasan lainnya dia tidak bergerak adalah karena dia merasa tornadonya menghilang saat pria itu pergi. Maka, tubuh Rafael pun dengan cepat terjatuh dari ketinggian hampir sembilan meter di atas tanah.Daff

    Last Updated : 2024-10-03
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 269

    Pada saat itu, Rafael hanya ingin mendapatkan perlindungan dari Daffa.Daffa sama sekali tidak menduga hal itu akan terjadi. Oleh karena itu, dia menyeringai terhibur, berkata, “Apa yang kamu katakan membuatku puas, jadi aku bersedia untuk membantu.”Dia meregangkan lehernya sambil melanjutkan, “Karena kamu sudah mengungkapkan kesetiaanmu padaku, aku bisa memberitahumu dengan terus terang bahwa aku datang kemari untuk mendapatkan saham Grup Ganendra.”Mata Rafael membelalak lebar tidak percaya mendengar hal itu. Dia terhuyung mendarat dengan bokongnya, lupa bahwa dia hendak berdiri. Keheningan yang suram selama beberapa saat berlalu sebelum dia menatap ke bawah, memberengut, “Karena kamu sudah memberi tahu rencanamu padaku, aku yakin aku tidak bisa menolaknya. Tolong beri aku beberapa menit untuk memproses informasi ini. Terlalu menyakitkan bagiku untuk langsung menerimanya. Lagi pula, aku akan memberikan kekayaan yang telah kudapatkan dengan kerja keras seumur hidupku untuk orang l

    Last Updated : 2024-10-03
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 270

    Jika Daffa belum mencari tahu dengan detail mengenai kedua orang itu, dia pasti akan mengira bahwa Cindy adalah musuh Rafael melihat dari kekerasan Rafael terhadapnya.Rafael tahu Daffa sekarang memiliki kesan yang buruk terhadapnya. Namun, dia menahan diri untuk tidak membicarakan mengenai Cindy dan hanya berdiri di sana, mengamati Daffa.“Karena sekarang tempat ini sudah tidak berisik,” katanya, “kita bisa mendiskusikan persyaratan pengalihan saham Grup Ganendra padamu.”Daffa menyeringai setuju seraya mengamati ekspresi tegas Rafael.Itu adalah pertama kalinya sejak Daffa tiba di sini bahwa Rafael memberikan aura yang seharusnya dia miliki—energi berwibawa seorang pemimpin Grup Ganendra.Tetap saja, Daffa duduk di sana tanpa berekspresi dan dalam diam menyesap kopinya. Akan tetapi, saat dia mengangkat gelasnya, sekretaris Rafael mengulurkan tangannya padanya. Dia juga berbicara dengan nada yang lebih manis dibandingkan sebelumnya.“Tuan Halim, kopi Anda sudah dingin. Bagaimana

    Last Updated : 2024-10-04

Latest chapter

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 502

    Pesan di ponselnya berasal dari Briana dan bertuliskan, “Tuan, para musuh sudah tiba. Apa yang harus kami lakukan sekarang? Jumlah mereka besar. Jika kami menghadapi mereka, kecil kemungkinannya kami dapat mengalahkan mereka sekaligus bertahan hidup. Bagaimanapun, jumlah pihak kita lebih kecil. Kalaupun kita menghitung bawahan-bawahan yang akan Danar bawa, itu tidak akan cukup untuk mengalahkan musuh.Pesan itu lugas dan singkat, tapi Daffa tahu Briana merasa gugup. Dia mengangkat sebelah alisnya dan melengkungkan bibirnya, berpikir, “Briana memiliki kemampuan dan kekuatan yang luar biasa, jadi aku tidak mengerti kenapa dia panik.”Meskipun demikian, Daffa dengan cepat mengetik jawaban, “Suruh bawahan kita berjaga dengan berbaris di sisi hotel atau pintu masuk. Aku ingin hotelnya dikelilingi. Tidak perlu mengatur pertahanan di dalam hotel—biarkan saja musuhnya masuk. Ketika mereka sudah masuk, situasinya mungkin akan menguntungkan bagi kita meskipun kita memiliki orang yang lebih sed

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 501

    Banyak orang telah bersikap hormat pada Daffa. Akan tetapi, Danar terlihat sangat penuh hormat, serius, dan bahagia dibandingkan yang lain. Daffa melengkungkan bibirnya, tertawa pelan. Itu adalah pertama kalinya dia menunjukkan tawa yang tulus di hadapan bawahannya. Dia bahkan mengangkat tangannya untuk memijat area di antara kedua alisnya, mencoba menenangkan dirinya sendiri.“Lalu, ketika kamu kembali, tolong beri tahu bawahanmu yang bersedia bergabung denganku untuk beristirahat. Kalau situasinya berjalan sesuai rencana, kita harus menghadapi masalah lainnya besok atau lusa. Kuharap semua orang bisa beristirahat dan memulihkan diri sebelum masalah itu terjadi.”Senyuman di wajah Danar berubah menjadi raut wajah tegas hampir seketika. Dia mengangguk dan menjawab, “Baik, Tuan Halim.”Di saat yang sama, dia bersumpah di dalam hatinya untuk tidak pernah membiarkan kesalahan hari ini terjadi pada dirinya sendiri ataupun bawahannya yang lain. Kalaupun Daffa tidak mempermasalahkan kesalah

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 500

    Terlebih lagi, Bart bahkan dapat menyerang dengan mudah. Meskipun Danar adalah targetnya dan bukan Daffa, situasi itu hampir membahayakan nyawa Daffa.Mempertimbangkan hal itu, Danar melompat ke luar mobil dan bergegas menghampiri Daffa yang sudah turun dari kursi belakang. “Tuan Halim, bagaimana cara saya mengikat tali dengan cukup kuat untuk menahan seseorang?”Mata Daffa hampir copot dari tempatnya ketika dia mendengar itu. Meskipun demikian, dia dengan sabar menjelaskan cara yang benar sambil berjalan menuju hotel.Melihat kedua orang itu berjalan menjauh, Bart melotot. Dia tetap berada di kursi belakang dengan kedua tangannya yang terkepal di atas lututnya.Amarah menggerogoti dirinya seraya dia berpikir, “Terlalu banyak hal yang terjadi semalam. Aku masih merupakan putra dari keluarga kaya sebelumnya, tapi sekarang aku telah menjadi tahanan! Itulah apa yang diderita oleh Keluarga Ganendra—dan aku menertawakan mereka karena itu! Siapa sangka aku akan berakhir di situasi yang s

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 499

    Danar tidak berpikir panjang sebelum mencondongkan tubuhnya ke depan untuk mengambil posisi bertahan, dia melihat ke belakangnya dan berteriak, “Tuan Halim, tolong keluar dari mobil sekarang! Di dalam sini berbahaya!”Dia lalu membungkuk ke depan dengan kaki yang berjongkok seraya dia menghindari jangkauan serangan Bart.Keseluruhan hal itu tampak lucu bagi Daffa yang sedang tertawa terbahak-bahak. “Pfft! Hahaha! D … Danar, aku tidak menyangka kamu akan bereaksi secepat ini ….”“Cukup! Berhenti tertawa! Kamu membuatku jengkel dan aku bersumpah akan menyerangmu selanjutnya jika kamu terus tertawa!” seru Bart dengan sangat lantang. Setelahnya, dia mengulurkan tangannya dan menggerakkan jarinya seakan-akan dia sudah memiliki cakar yang mematikan kepada Daffa.Namun, itu semua terjadi dalam gerak lambat di mata Daffa, memberikannya tampilan penuh untuk setiap gerakan Bart. Bibir Daffa berkedut seraya dia berkomentar, “Kemampuan bertempurmu tidak sehebat itu. Seranganmu benar-benar bera

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 498

    Bart menelan ludah. Meskipun tangannya masih diikat di belakangnya dengan tali, dia masih dapat mengepalkan tangannya.Penghinaan memenuhi matanya seraya dia menatap Daffa dan menggeram, “Bukan hanya memukulku, kamu juga telah mengakuinya dengan tidak tahu malu! Apakah kamu benar-benar berpikir bahwa tidak ada apa pun—bahkan hukum mana pun—di dunia ini yang dapat menahanmu?”Mata Daffa menyipit menjadi garis seraya dia berpikir, “Aku tahu apa yang Bart lakukan. Dia sedang menunjukkan otoritasnya padaku dan mengisyaratkan secara halus bahwa dia bukanlah seseorang yang dapat dilawan. Pfft. Hanya saja, dia tidak tahu sekonyol apa tindakannya bagiku.”Tidak repot-repot menyembunyikan perasaannya, Daffa mendengus sebelum menyeringai dengan nakal. Bibirnya melengkung lebih dalam detik demi detik seraya dia perlahan berbicara, “Aku telah menghadapi kemurkaan banyak orang dan mereka sering kali bersikap sepertimu—dengan cara yang menyedihkan dan hampir kekanak-kanakan.”Melihat seringaian

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 497

    “Kurasa kita bisa menyebut ini keajaiban medis,” kata Daffa sambil mengangkat bahunya dan mengangkat kedua tangannya di udara. Dia lalu menoleh untuk melihat ke sampingnya.Itulah tempat Bart terduduk. Matanya terpejam sepanjang waktu, tapi dia menghela napas pada saat itu, dengan kaku menoleh ke arah Daffa dan berbicara seperti robot. “Kamu pintar, ya. Aku sudah berusaha keras untuk menyamarkan keadaan sadarku. Sayangnya, kamu tetap menangkapku.”Dia tidak lagi menyembunyikan keadaan tersadarnya pada saat itu. Setelah mengatakan itu, dia memperjelas kebencian di dalam matanya ke arah Daffa dan Danar.“Lucu sekali kamu berkata begitu.” Daffa terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. Kemudian, dia bertatapan dengan Bart, menatapnya dengan tatapan kebingungan seraya dia mengumumkan, “Kalaupun kamu sudah tenggelam dalam peranmu dan berakting sebaik mungkin, aku hanya dapat mengatakan satu hal—aktingmu itu tidak pernah mengecohku sekali pun. Kemarahanmu terpancar dari setiap pori-porimu.

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 496

    “Jika aku memercayai kata-kata tidak berguna yang Richard katakan, aku akan menjadi lembut dan mulai memercayainya. Dia mungkin akan menggunakan aku sebagai alat nanti.” Danar menghela napas dan tidak ingin memiliki pendapat yang negatif terhadap anak berusia 10 tahun.Akan tetapi, dia tetap tidak dapat menahan kekhawatirannya agar tidak mengisi benaknya, jadi dia perlahan kehilangan ketenangannya.Daffa meletakkan kedua tangannya di balik punggungnya, tapi dia tersenyum pada saat itu. Dia merasa situasinya menjadi lebih menarik daripada sebelumnya. Dia telah meninggalkan pintu pada saat itu.Sebelumnya, ketika Danar sedang menuju ke sana, banyak bawahan lainnya ingin bergabung, tapi ditolak oleh Daffa karena mereka memiliki kemampuan bertarung yang kurang. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi jika orang-orang itu ikut dengan Daffa. Lagi pula, Daffa tidak familier dengan wilayah di sekitarnya.Maka dari itu, sekumpulan bawahan itu, tidak termasuk Danar, akan berada dalam bahay

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 495

    “Iya, Tuan! Saya sudah siap untuk menjalankan setiap perintah Anda!” jawab Danar.Bibir Daffa berkedut, tapi segera kembali normal seraya dia memberi perintah, “Aku butuh kamu menahan Bart Bakti dan pastikan dia tidak dapat menyerang. Kemudian, bawa dia ke dalam mobil ini supaya kita bisa pergi.”Pandangan Danar gemetar hebat mendengarnya. Dia mengepalkan tangannya, merasa bersemangat dan bertekad untuk menyelesaikan tugasnya karena itu adalah tugas pertama yang Daffa perintahkan padanya. Meninggikan suaranya, dia dengan antusias berkata, “Baik, Tuan Halim! Saya akan melakukannya sebaik mungkin!”Daffa mengangkat tangannya, melambaikannya sambil menjawab, “Bagus. Pertama-tama, ambilkan tali yang cukup tebal untuk menjaganya tetap terkendali. Kamu akan berjalan di belakang kami begitu kamu telah mengambilkan talinya.”Dia lalu bersandar ke sofa dan menoleh ke arah Richard dan menambahkan, “Kamu pasti gelisah mengenai apa yang akan terjadi, melihat dari kelopak matamu yang terus berk

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 494

    Daffa menatap Richard, mengetuk jari-jarinya dengan berirama di sandaran punggung sofa itu. Sebagai ahli bela diri terbangkit, indranya memberitahunya bahwa ada yang salah dengan tubuh laki-laki di hadapannya.Anehnya, indranya yang tajam juga memberitahunya bahwa anak itu baik. Pesan yang bertentangan itu membuat Daffa tertarik. Dia mengangkat tangannya untuk memijat pelipisnya, lalu memandang Richard dan bertanya, “Bagaimana aku bisa membuktikan bahwa apa yang kamu katakan adalah benar?”Raut wajah Richard menegang dan kulitnya yang sawo matang menggelap dengan warna kemerahan.Daffa tahu itu berarti Richard marah. Daffa menyandarkan punggungnya dengan nyaman, menyeringai terhibur sambil mengayunkan tangannya dengan acuh tak acuh.Kemudian, Daffa berkata, “Baiklah, kamu tidak perlu marah-marah. Aku percaya kamu telah mengatakan kebenarannya. Demikian pula, aku berterima kasih kamu telah bersedia menyampaikan informasi itu padaku. Sekarang, aku ingin tahu apa rencana kalian setela

DMCA.com Protection Status