Kate membungkuk pada Daffa dengan penuh hormat saat itu juga. “Tidak ada banyak hal yang kumiliki untuk membalas kebaikanmu. Mengenai saham perusahaan, aku akan menghubungi ayahku dan mendiskusikannya dengan jelas dengannya. Lalu, ayahku sebelumnya menghadiahiku dua perusahaan di industri hiburan. Walau aku tidak bisa melakukan banyak hal, aku bisa memberikan perusahaan-perusahaan ini padamu.”Kedua alis Daffa meninggi.Dia sangat terkejut oleh kemurahan hati wanita di hadapannya, jadi dia bertanya, “Apa yang kamu inginkan dengan memberikanku perusahaan-perusahaan itu?”Kate tidak menyangka Daffa akan bereaksi dengan terus terang seperti itu. Meskipun begitu, dia tahu bahwa kemungkinan besar Daffa akan menyetujui permintaannya saat itu. Setelah menghela napas lega, dia menjawab, “Kuharap ayahku bisa memiliki pengalaman yang lebih baik di pusat penahanan.”Tangan Daffa yang sedang bergerak di papan sentuh laptopnya terhenti.Dia menengadah ke arah Kate, memperhatikan ekspresi seriu
“Lagi pula, aku benar-benar mencintai ayahmu. Aku tidak bersama dengannya karena kekayaannya,” tambah Elizabeth.Bisikan-bisikan mengenai perdebatan kedua wanita itu meledak di dalam kabin.“Aku memercayai wanita yang ditahan oleh petugas keamanan.”“Pramugari itu jelas-jelas bukanlah orang baik. Walaupun dia cantik, tatapan tajamnya membuatnya tampak seperti sedang merencanakan sesuatu yang jahat.”“Benar. Ditambah, aku tidak paham. Kenapa wanita itu bekerja sebagai pramugari jika dia memang sekaya itu?”Tangan Kate mengepal di samping badannya ketika dia mendengar diskusi orang-orang di sekitarnya. Dia ingin membantah ucapan mereka, tapi dia tidak tahu harus mengatakan apa. Napasnya menjadi cepat bersamaan dengan detak jantungnya.Saat itulah Daffa turun tangan, berkata, “Menurutku, sebagai seorang wanita yang sedang ditahan oleh petugas keamanan, dia seharusnya tidak berhak berbicara dengan siapa pun.”Barulah saat itu kedua petugas keamanan itu bangkit dari tempat duduk mere
“Walaupun tampak seperti jumlah yang besar, itu hanyalah sebutir pasir di mata para taipan sesungguhnya. Terutama, ahli bela diri yang terbangkit adalah sumber daya yang lebih berharga daripada uang. Maka dari itu, mereka dimiliki oleh banyak orang-orang kaya, walaupun Shelvin adalah sebuah pengecualian. Kasusnya sangat aneh.” Saat Daffa tenggelam dalam lamunannya, seluruh kabin itu kacau balau.Lagi pula, seseorang telah ditembak mati di dalam sebuah pesawat yang berada ribuan meter di atas permukaan. Hal itu sudah cukup untuk membuat seluruh penumpang kehilangan akal sehatnya.Bahkan kedua petugas keamanan pun tersentak terbangun pada saat itu. Kepala mereka menoleh-noleh dengan cepat, meneliti setiap pojokan pesawat. Namun, mereka tidak bisa menemukan apa-apa. Situasinya pun tidak membaik. Semua orang histeris.Beberapa orang berteriak dan berlari ke bagian belakang pesawat, ingin menjauhkan diri dari kursi kelas pertama.Di saat yang bersamaan, orang-orang lainnya ingin tahu ap
Petugas keamanan itu tidak menyangka akan ada seseorang yang membantah pernyataannya.Rasanya seperti kewenangannya sedang dipertanyakan dan dia tidak mau menerimanya. Karena itu, dia berseru pada Kate, “Kamu juga tidak sehebat itu! Kamu tahu Daffa memiliki hubungan yang tidak baik dengan pacar ayahmu, tapi kamu memilih untuk berpihak pada Daffa! Kamu bahkan menginginkan Daffa untuk menjadi pacarmu!”Jantung Kate berpacu setelah mendengarnya.Dia merasa bahwa tindakannya sebelumnya adalah tindakan yang bodoh dan khawatir kalau Daffa akan marah ketika mengingat sikapnya sebelumnya. Dia tahu sikap Daffa terhadapnya telah membaik sejak saat itu, jadi dia dengan berhati-hati melirik ke arahnya.Saat itu, mata Kate membelalak.Dia tidak berpikir panjang ketika dia menoleh untuk melirik Daffa. Karena itu, dia tidak menyangka Daffa akan menatapnya juga. Selain itu, dia tidak menunjukkan kebencian atau kejengkelan. Daffa menatapnya dengan kagum dan bangga.“Matanya sungguh menawan,” piki
Layar itu menunjukkan apa yang terjadi setelah Erin menarik wanita tua itu keluar dari bandara sebelumnya.Tatapan Daffa menggelap seolah hujan es sedang bertiup di dalam matanya. Tidak ada satu pun kata-kata yang keluar dari mulutnya. Dia menatap Shelvin dan berkata, “Aku tidak tahu siapa kamu dan aku tidak bisa melakukan apa-apa jika kamu memutuskan untuk mempublikasikan video itu. Namun, kurasa kamu paham kalau kamu melakukannya, kamu akan menjadi musuhku.”Bibir Shelvin melengkung ke atas. “Aku tahu, tapi aku tetap ingin melihatmu membayarnya. Lagi pula, aku tidak suka orang-orang yang memiliki kekayaan yang berlimpah.”Mata Daffa menyipit. Dia tidak menduga Shelvin akan mengatakan hal-hal seperti itu. Walau begitu, dia tetap memasang ekspresi datar. Dia hanya mengangguk sebelum kembali ke tempat duduknya dan memejamkan matanya.“Kalau begitu, semoga beruntung,” ujar Briana, yang selama ini terus terdiam, dengan tiba-tiba. Dia lalu mengeluarkan laptopnya dan duduk dengan nyaman
Daffa duduk kembali ke kursinya. Dia tahu pria di lantai itu sudah tidak lagi berniat untuk menyerang. Maka, Daffa menaruh kembali perhatiannya ke layar laptopnya.Shelvin tidak menyangka hal itu dari Daffa. Dia berlutut di lantai dan tidak berani untuk bergerak sambil menghela napas panjang. Seraya waktu berlalu, dia akhirnya merasa bahwa dia tidak bisa terus-terusan berada di posisi itu lagi, jadi dia dengan berhati-hati menengadahkan kepalanya dan melirik pada Daffa. Itulah ketika Daffa kembali berbicara.“Semua hal yang telah kamu lakukan sampai sekarang tetaplah sebuah kesalahan sampai aku mengizinkanmu untuk berdiri. Aku sedang bermurah hati dengan hanya membuatmu berlutut sekarang. Jika kamu bahkan tidak bisa memenuhi satu syarat ini, kusarankan untuk sekalian mencoba membunuhku saja. Kalau tidak, kamu akan berakhir dengan lebih menyedihkan.”Setiap otot di tubuh Shelvin bergetar seraya dia berlutut dan membungkukkan bagian atas tubuhnya ke lantai.Dia menyerahkan dirinya ka
“Daffa tidak menanyakan tingkat keahlian kami untuk keuntungan pribadinya,” pikir Briana, tersentuh karena Daffa repot-repot ingin tahu lebih banyak mengenai kemampuannya. Itu berarti dia benar-benar mendengarkannya dan mempelajari mengenai para pengawalnya.“Saya pernah mendapatkan peringkat pertama dalam kompetisi peretasan,” jelasnya, “dan Edward bisa melakukan banyak hal dengan kemampuannya. Hanya dia, di antara para pengawal lainnya, yang mampu melakukan operasi bedah yang rumit.”Daffa menyandarkan punggungnya pada kursi, tenggelam dalam pikirannya. Beberapa saat berlalu sampai dia kembali berbicara.“Tingkat kemampuan kalian tampak lebih tinggi daripada para ahli lainnya dalam bidang tersebut. Bisa dikatakan kalau kalian berdua berada di peringkat teratas di seluruh dunia atas apa yang kalian lakukan.”Masih menunduk di lantai, mata Shelvin terbuka lebar ketika dia mendengar perkataan Daffa.“Aku tidak mengetahui hal itu sebelumnya. Jika aku mengetahuinya, aku tidak akan mu
Edward terus berdiam diri di tempatnya berdiri karena dia tidak melakukan kesalahan. Dia percaya Daffa adalah orang yang adil dan tidak akan pernah membuatnya menderita karena sesuatu yang tidak pernah dia lakukan.Semua orang di dalam pesawat itu memiliki pikiran yang bertentangan, tapi tidak ada yang angkat bicara selain Shelvin.Dia mengomel dengan nada tinggi, “Tentu saja, Edward tidak menyetujuinya. Namun, dia masih sangat muda dan bukan merupakan pengawal yang profesional saat itu, jadi dia tidak sadar bahwa kami telah memasang perangkat pelacak padanya ketika dia memasuki ruangan. Dari sana, kami berhasil melacak setiap tindakan yang dilakukan oleh Daffa dengan akurat. Orang itu akhirnya menyuruh ibu mantan tunangannya untuk membuat kekacauan di bandara, menghambat hal-hal supaya kami bisa mengutak-atik pesawatnya dan memastikan Daffa meninggal dalam pesawat. Pada akhirnya, situasinya tidak seperti yang kami kira. Kami tidak menyangka Elizabeth akan ikut terlibat. Entah bagaim
Terlebih lagi, Bart bahkan dapat menyerang dengan mudah. Meskipun Danar adalah targetnya dan bukan Daffa, situasi itu hampir membahayakan nyawa Daffa.Mempertimbangkan hal itu, Danar melompat ke luar mobil dan bergegas menghampiri Daffa yang sudah turun dari kursi belakang. “Tuan Halim, bagaimana cara saya mengikat tali dengan cukup kuat untuk menahan seseorang?”Mata Daffa hampir copot dari tempatnya ketika dia mendengar itu. Meskipun demikian, dia dengan sabar menjelaskan cara yang benar sambil berjalan menuju hotel.Melihat kedua orang itu berjalan menjauh, Bart melotot. Dia tetap berada di kursi belakang dengan kedua tangannya yang terkepal di atas lututnya.Amarah menggerogoti dirinya seraya dia berpikir, “Terlalu banyak hal yang terjadi semalam. Aku masih merupakan putra dari keluarga kaya sebelumnya, tapi sekarang aku telah menjadi tahanan! Itulah apa yang diderita oleh Keluarga Ganendra—dan aku menertawakan mereka karena itu! Siapa sangka aku akan berakhir di situasi yang s
Danar tidak berpikir panjang sebelum mencondongkan tubuhnya ke depan untuk mengambil posisi bertahan, dia melihat ke belakangnya dan berteriak, “Tuan Halim, tolong keluar dari mobil sekarang! Di dalam sini berbahaya!”Dia lalu membungkuk ke depan dengan kaki yang berjongkok seraya dia menghindari jangkauan serangan Bart.Keseluruhan hal itu tampak lucu bagi Daffa yang sedang tertawa terbahak-bahak. “Pfft! Hahaha! D … Danar, aku tidak menyangka kamu akan bereaksi secepat ini ….”“Cukup! Berhenti tertawa! Kamu membuatku jengkel dan aku bersumpah akan menyerangmu selanjutnya jika kamu terus tertawa!” seru Bart dengan sangat lantang. Setelahnya, dia mengulurkan tangannya dan menggerakkan jarinya seakan-akan dia sudah memiliki cakar yang mematikan kepada Daffa.Namun, itu semua terjadi dalam gerak lambat di mata Daffa, memberikannya tampilan penuh untuk setiap gerakan Bart. Bibir Daffa berkedut seraya dia berkomentar, “Kemampuan bertempurmu tidak sehebat itu. Seranganmu benar-benar bera
Bart menelan ludah. Meskipun tangannya masih diikat di belakangnya dengan tali, dia masih dapat mengepalkan tangannya.Penghinaan memenuhi matanya seraya dia menatap Daffa dan menggeram, “Bukan hanya memukulku, kamu juga telah mengakuinya dengan tidak tahu malu! Apakah kamu benar-benar berpikir bahwa tidak ada apa pun—bahkan hukum mana pun—di dunia ini yang dapat menahanmu?”Mata Daffa menyipit menjadi garis seraya dia berpikir, “Aku tahu apa yang Bart lakukan. Dia sedang menunjukkan otoritasnya padaku dan mengisyaratkan secara halus bahwa dia bukanlah seseorang yang dapat dilawan. Pfft. Hanya saja, dia tidak tahu sekonyol apa tindakannya bagiku.”Tidak repot-repot menyembunyikan perasaannya, Daffa mendengus sebelum menyeringai dengan nakal. Bibirnya melengkung lebih dalam detik demi detik seraya dia perlahan berbicara, “Aku telah menghadapi kemurkaan banyak orang dan mereka sering kali bersikap sepertimu—dengan cara yang menyedihkan dan hampir kekanak-kanakan.”Melihat seringaian
“Kurasa kita bisa menyebut ini keajaiban medis,” kata Daffa sambil mengangkat bahunya dan mengangkat kedua tangannya di udara. Dia lalu menoleh untuk melihat ke sampingnya.Itulah tempat Bart terduduk. Matanya terpejam sepanjang waktu, tapi dia menghela napas pada saat itu, dengan kaku menoleh ke arah Daffa dan berbicara seperti robot. “Kamu pintar, ya. Aku sudah berusaha keras untuk menyamarkan keadaan sadarku. Sayangnya, kamu tetap menangkapku.”Dia tidak lagi menyembunyikan keadaan tersadarnya pada saat itu. Setelah mengatakan itu, dia memperjelas kebencian di dalam matanya ke arah Daffa dan Danar.“Lucu sekali kamu berkata begitu.” Daffa terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. Kemudian, dia bertatapan dengan Bart, menatapnya dengan tatapan kebingungan seraya dia mengumumkan, “Kalaupun kamu sudah tenggelam dalam peranmu dan berakting sebaik mungkin, aku hanya dapat mengatakan satu hal—aktingmu itu tidak pernah mengecohku sekali pun. Kemarahanmu terpancar dari setiap pori-porimu.
“Jika aku memercayai kata-kata tidak berguna yang Richard katakan, aku akan menjadi lembut dan mulai memercayainya. Dia mungkin akan menggunakan aku sebagai alat nanti.” Danar menghela napas dan tidak ingin memiliki pendapat yang negatif terhadap anak berusia 10 tahun.Akan tetapi, dia tetap tidak dapat menahan kekhawatirannya agar tidak mengisi benaknya, jadi dia perlahan kehilangan ketenangannya.Daffa meletakkan kedua tangannya di balik punggungnya, tapi dia tersenyum pada saat itu. Dia merasa situasinya menjadi lebih menarik daripada sebelumnya. Dia telah meninggalkan pintu pada saat itu.Sebelumnya, ketika Danar sedang menuju ke sana, banyak bawahan lainnya ingin bergabung, tapi ditolak oleh Daffa karena mereka memiliki kemampuan bertarung yang kurang. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi jika orang-orang itu ikut dengan Daffa. Lagi pula, Daffa tidak familier dengan wilayah di sekitarnya.Maka dari itu, sekumpulan bawahan itu, tidak termasuk Danar, akan berada dalam bahay
“Iya, Tuan! Saya sudah siap untuk menjalankan setiap perintah Anda!” jawab Danar.Bibir Daffa berkedut, tapi segera kembali normal seraya dia memberi perintah, “Aku butuh kamu menahan Bart Bakti dan pastikan dia tidak dapat menyerang. Kemudian, bawa dia ke dalam mobil ini supaya kita bisa pergi.”Pandangan Danar gemetar hebat mendengarnya. Dia mengepalkan tangannya, merasa bersemangat dan bertekad untuk menyelesaikan tugasnya karena itu adalah tugas pertama yang Daffa perintahkan padanya. Meninggikan suaranya, dia dengan antusias berkata, “Baik, Tuan Halim! Saya akan melakukannya sebaik mungkin!”Daffa mengangkat tangannya, melambaikannya sambil menjawab, “Bagus. Pertama-tama, ambilkan tali yang cukup tebal untuk menjaganya tetap terkendali. Kamu akan berjalan di belakang kami begitu kamu telah mengambilkan talinya.”Dia lalu bersandar ke sofa dan menoleh ke arah Richard dan menambahkan, “Kamu pasti gelisah mengenai apa yang akan terjadi, melihat dari kelopak matamu yang terus berk
Daffa menatap Richard, mengetuk jari-jarinya dengan berirama di sandaran punggung sofa itu. Sebagai ahli bela diri terbangkit, indranya memberitahunya bahwa ada yang salah dengan tubuh laki-laki di hadapannya.Anehnya, indranya yang tajam juga memberitahunya bahwa anak itu baik. Pesan yang bertentangan itu membuat Daffa tertarik. Dia mengangkat tangannya untuk memijat pelipisnya, lalu memandang Richard dan bertanya, “Bagaimana aku bisa membuktikan bahwa apa yang kamu katakan adalah benar?”Raut wajah Richard menegang dan kulitnya yang sawo matang menggelap dengan warna kemerahan.Daffa tahu itu berarti Richard marah. Daffa menyandarkan punggungnya dengan nyaman, menyeringai terhibur sambil mengayunkan tangannya dengan acuh tak acuh.Kemudian, Daffa berkata, “Baiklah, kamu tidak perlu marah-marah. Aku percaya kamu telah mengatakan kebenarannya. Demikian pula, aku berterima kasih kamu telah bersedia menyampaikan informasi itu padaku. Sekarang, aku ingin tahu apa rencana kalian setela
Richard menjadi relaks. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu hal-hal yang dia katakan mengejutkan Daffa. “Aku tahu beberapa hal tentang orang berjubah hitam itu dan kurasa kamu akan tertarik untuk mengetahui lebih banyak mengenai hal ini dibandingkan apa yang Priska katakan padamu.”Daffa menaikkan sebelah alisnya dan tubuhnya menegak tanpa dia sadari. Malam ini adalah malam penuh kejutan. Kejutan pertama adalah Richard—Daffa tidak tahu berapa usianya, tapi dia telah terpaksa berakting seperti orang bodoh hanya untuk bertahan hidup.Kejutan kedua adalah bahwa Richard mampu mengedukasi dirinya sendiri di bawah situasi yang sulit dan bahkan telah mendapatkan informasi tentang orang berjubah hitam itu. Daffa tidak repot-repot menyembunyikan kekejutannya, membuat Richard menjadi makin relaks.Richard merasa sedikit lebih percaya diri dalam mencapai tujuannya karena Daffa jelas-jelas terlihat tertarik dengan apa yang hendak dia katakan. Dia tersenyum dan berkata, “Priska mengetahui hal in
“Jika kamu bersedia melepaskan dia, kuharap ada seseorang yang bisa membawanya pergi dari sini sebelum kita melanjutkannya.”Mengejutkan semua orang, Mika tiba-tiba memelototi Daffa dan berteriak, “Dasar pembunuh kejam! Kalau kamu membunuh ibuku, sebaiknya bunuh aku juga atau aku bersumpah aku tidak akan berhenti sampai membalas dendamku! Aku tahu kamu mungkin tidak akan memercayaiku karena aku masih muda dan tidak berdaya sekarang, tapi aku akan mengejarmu cepat atau lambat!”Mata Priska membelalak dan dia dengan cepat menutup mulut Mika dengan tangannya. Akan tetapi, dia sudah terlambat. Maka dari itu, untuk pertama kalinya, dia menampar Mika. Hatinya terpelintir dengan menyakitkan saat melakukannya, tapi dia memaksakan dirinya untuk tidak melembut. “Minta maaf pada Daffa sekarang juga!”Mika meringis karena rasa sakitnya, tapi dia tidak meminta maaf. Sebaliknya, kebenciannya pada Daffa menjadi makin dalam. “Aku membencimu dengan setiap sel dari diriku. Karenamu, ibuku menamparku