Kate ingin mengatakan sesuatu lagi, tapi Daffa tiba-tiba membuka matanya.Tatapan matanya yang dingin membuat semua orang bergidik ngeri seraya dia memberi perintah pada kapten itu, “Kamu boleh terbang dengan kecepatan biasa jika kamu bisa lepas landas dalam 10 menit.”Dengan cemas, Kate menggigit bibir bawahnya sambil memperhatikan wajah Daffa. Setelah melihat tatapannya yang kosong, barulah dia menyadari bahwa dia serius. Karena itu, dia mengangguk pada kapten yang ragu-ragu di sampingnya.“Pergilah. Bawa pesawat ini ke Kota Almiron secepat mungkin.”Kursi di depan Daffa kosong.Kate tanpa ragu duduk di sana dan memakai sabuk pengaman.“Kurasa itu bukan kursimu,” ujar Daffa sambil mengerutkan dahinya. “Lagi pula, aku merasa terganggu.”Dia merasa napas Kate sedikit sesak, tapi dia tidak terlalu mengindahkannya. Alih-alih, dia hanya memejamkan matanya.Tidak lama, pesawat itu pun lepas landas.Keheningan mengisi kabin itu karena tidak ada satu orang pun yang ingin mengungkit
Kate membungkuk pada Daffa dengan penuh hormat saat itu juga. “Tidak ada banyak hal yang kumiliki untuk membalas kebaikanmu. Mengenai saham perusahaan, aku akan menghubungi ayahku dan mendiskusikannya dengan jelas dengannya. Lalu, ayahku sebelumnya menghadiahiku dua perusahaan di industri hiburan. Walau aku tidak bisa melakukan banyak hal, aku bisa memberikan perusahaan-perusahaan ini padamu.”Kedua alis Daffa meninggi.Dia sangat terkejut oleh kemurahan hati wanita di hadapannya, jadi dia bertanya, “Apa yang kamu inginkan dengan memberikanku perusahaan-perusahaan itu?”Kate tidak menyangka Daffa akan bereaksi dengan terus terang seperti itu. Meskipun begitu, dia tahu bahwa kemungkinan besar Daffa akan menyetujui permintaannya saat itu. Setelah menghela napas lega, dia menjawab, “Kuharap ayahku bisa memiliki pengalaman yang lebih baik di pusat penahanan.”Tangan Daffa yang sedang bergerak di papan sentuh laptopnya terhenti.Dia menengadah ke arah Kate, memperhatikan ekspresi seriu
“Lagi pula, aku benar-benar mencintai ayahmu. Aku tidak bersama dengannya karena kekayaannya,” tambah Elizabeth.Bisikan-bisikan mengenai perdebatan kedua wanita itu meledak di dalam kabin.“Aku memercayai wanita yang ditahan oleh petugas keamanan.”“Pramugari itu jelas-jelas bukanlah orang baik. Walaupun dia cantik, tatapan tajamnya membuatnya tampak seperti sedang merencanakan sesuatu yang jahat.”“Benar. Ditambah, aku tidak paham. Kenapa wanita itu bekerja sebagai pramugari jika dia memang sekaya itu?”Tangan Kate mengepal di samping badannya ketika dia mendengar diskusi orang-orang di sekitarnya. Dia ingin membantah ucapan mereka, tapi dia tidak tahu harus mengatakan apa. Napasnya menjadi cepat bersamaan dengan detak jantungnya.Saat itulah Daffa turun tangan, berkata, “Menurutku, sebagai seorang wanita yang sedang ditahan oleh petugas keamanan, dia seharusnya tidak berhak berbicara dengan siapa pun.”Barulah saat itu kedua petugas keamanan itu bangkit dari tempat duduk mere
“Walaupun tampak seperti jumlah yang besar, itu hanyalah sebutir pasir di mata para taipan sesungguhnya. Terutama, ahli bela diri yang terbangkit adalah sumber daya yang lebih berharga daripada uang. Maka dari itu, mereka dimiliki oleh banyak orang-orang kaya, walaupun Shelvin adalah sebuah pengecualian. Kasusnya sangat aneh.” Saat Daffa tenggelam dalam lamunannya, seluruh kabin itu kacau balau.Lagi pula, seseorang telah ditembak mati di dalam sebuah pesawat yang berada ribuan meter di atas permukaan. Hal itu sudah cukup untuk membuat seluruh penumpang kehilangan akal sehatnya.Bahkan kedua petugas keamanan pun tersentak terbangun pada saat itu. Kepala mereka menoleh-noleh dengan cepat, meneliti setiap pojokan pesawat. Namun, mereka tidak bisa menemukan apa-apa. Situasinya pun tidak membaik. Semua orang histeris.Beberapa orang berteriak dan berlari ke bagian belakang pesawat, ingin menjauhkan diri dari kursi kelas pertama.Di saat yang bersamaan, orang-orang lainnya ingin tahu ap
Petugas keamanan itu tidak menyangka akan ada seseorang yang membantah pernyataannya.Rasanya seperti kewenangannya sedang dipertanyakan dan dia tidak mau menerimanya. Karena itu, dia berseru pada Kate, “Kamu juga tidak sehebat itu! Kamu tahu Daffa memiliki hubungan yang tidak baik dengan pacar ayahmu, tapi kamu memilih untuk berpihak pada Daffa! Kamu bahkan menginginkan Daffa untuk menjadi pacarmu!”Jantung Kate berpacu setelah mendengarnya.Dia merasa bahwa tindakannya sebelumnya adalah tindakan yang bodoh dan khawatir kalau Daffa akan marah ketika mengingat sikapnya sebelumnya. Dia tahu sikap Daffa terhadapnya telah membaik sejak saat itu, jadi dia dengan berhati-hati melirik ke arahnya.Saat itu, mata Kate membelalak.Dia tidak berpikir panjang ketika dia menoleh untuk melirik Daffa. Karena itu, dia tidak menyangka Daffa akan menatapnya juga. Selain itu, dia tidak menunjukkan kebencian atau kejengkelan. Daffa menatapnya dengan kagum dan bangga.“Matanya sungguh menawan,” piki
Layar itu menunjukkan apa yang terjadi setelah Erin menarik wanita tua itu keluar dari bandara sebelumnya.Tatapan Daffa menggelap seolah hujan es sedang bertiup di dalam matanya. Tidak ada satu pun kata-kata yang keluar dari mulutnya. Dia menatap Shelvin dan berkata, “Aku tidak tahu siapa kamu dan aku tidak bisa melakukan apa-apa jika kamu memutuskan untuk mempublikasikan video itu. Namun, kurasa kamu paham kalau kamu melakukannya, kamu akan menjadi musuhku.”Bibir Shelvin melengkung ke atas. “Aku tahu, tapi aku tetap ingin melihatmu membayarnya. Lagi pula, aku tidak suka orang-orang yang memiliki kekayaan yang berlimpah.”Mata Daffa menyipit. Dia tidak menduga Shelvin akan mengatakan hal-hal seperti itu. Walau begitu, dia tetap memasang ekspresi datar. Dia hanya mengangguk sebelum kembali ke tempat duduknya dan memejamkan matanya.“Kalau begitu, semoga beruntung,” ujar Briana, yang selama ini terus terdiam, dengan tiba-tiba. Dia lalu mengeluarkan laptopnya dan duduk dengan nyaman
Daffa duduk kembali ke kursinya. Dia tahu pria di lantai itu sudah tidak lagi berniat untuk menyerang. Maka, Daffa menaruh kembali perhatiannya ke layar laptopnya.Shelvin tidak menyangka hal itu dari Daffa. Dia berlutut di lantai dan tidak berani untuk bergerak sambil menghela napas panjang. Seraya waktu berlalu, dia akhirnya merasa bahwa dia tidak bisa terus-terusan berada di posisi itu lagi, jadi dia dengan berhati-hati menengadahkan kepalanya dan melirik pada Daffa. Itulah ketika Daffa kembali berbicara.“Semua hal yang telah kamu lakukan sampai sekarang tetaplah sebuah kesalahan sampai aku mengizinkanmu untuk berdiri. Aku sedang bermurah hati dengan hanya membuatmu berlutut sekarang. Jika kamu bahkan tidak bisa memenuhi satu syarat ini, kusarankan untuk sekalian mencoba membunuhku saja. Kalau tidak, kamu akan berakhir dengan lebih menyedihkan.”Setiap otot di tubuh Shelvin bergetar seraya dia berlutut dan membungkukkan bagian atas tubuhnya ke lantai.Dia menyerahkan dirinya ka
“Daffa tidak menanyakan tingkat keahlian kami untuk keuntungan pribadinya,” pikir Briana, tersentuh karena Daffa repot-repot ingin tahu lebih banyak mengenai kemampuannya. Itu berarti dia benar-benar mendengarkannya dan mempelajari mengenai para pengawalnya.“Saya pernah mendapatkan peringkat pertama dalam kompetisi peretasan,” jelasnya, “dan Edward bisa melakukan banyak hal dengan kemampuannya. Hanya dia, di antara para pengawal lainnya, yang mampu melakukan operasi bedah yang rumit.”Daffa menyandarkan punggungnya pada kursi, tenggelam dalam pikirannya. Beberapa saat berlalu sampai dia kembali berbicara.“Tingkat kemampuan kalian tampak lebih tinggi daripada para ahli lainnya dalam bidang tersebut. Bisa dikatakan kalau kalian berdua berada di peringkat teratas di seluruh dunia atas apa yang kalian lakukan.”Masih menunduk di lantai, mata Shelvin terbuka lebar ketika dia mendengar perkataan Daffa.“Aku tidak mengetahui hal itu sebelumnya. Jika aku mengetahuinya, aku tidak akan mu
“Orang-orang yang lain” itu mengacu pada Edward dan orang-orang lainnya dari Grup Maru. Kenyataan bahwa Daffa sedang berdiri di sana dengan senyuman santai membuat pemimpin mereka, Damar Maru, merasa jengkel. Itu membuatnya merasa seperti sedang dipandang dengan rendah. Dia menggertakkan giginya dan memelototi Daffa dengan tajam, berkata, “Aku tidak menduga kamu akan memberi dirimu sendiri tanpa berusaha, Daffa Halim. Apakah kamu sudah lupa hal-hal yang kamu lakukan untuk bertahan hidup ketika kamu hanyalah yatim piatu yang malang?”Senyum Daffa memudar. Hanya ada sedikit orang yang mengetahui informasi terbatas mengenai pekerjaan-pekerjaan aneh yang dia lakukan dulu, terutama setelah dia kembali ke Keluarga Halim. Dia memandang Damar dengan penasaran. “Kamu tampaknya mengetahui banyak hal tentang masa laluku.” Daffa mengernyit.Damar tersenyum, terlihat bangga dengan dirinya sendiri. “Tentu saja. Lagi pula, kita telah memutuskan untuk bersikap baik dan hanya merampas kekayaanmu. Ki
“Jangan khawatir, Tuan Halim. Saya akan menangani mereka secepat mungkin.” Edward bergegas menghampiri mobil. Namun, dia baru berjalan beberapa langkah ketika seseorang menggenggam kerah bajunya.Daffa menatapnya dengan tenang dan berkata, “Yang perlu kamu lakukan hanyalah menutup matamu.” Jantung Edward mulai berpacu—dia tahu apa yang akan terjadi. Dia tidak dapat menahan bibirnya agar tidak tersenyum dan dia memejamkan matanya.Di detik selanjutnya, Edward merasa angin dingin menampar wajahnya. Meskipun dia adalah ahli bela diri terbangkit, dia tidak bisa bergerak secepat Daffa dan dia tidak memiliki kemampuan untuk bergerak di tengah udara.Dia membuka matanya sedikit untuk mengintip sekitarnya dan melihat bahwa mereka bergerak dengan sangat cepat sehingga cahaya di atas mereka terlihat seperti meteor. Jika bukan karena tempat, waktu, dan kenyataan bahwa dia sedang bersama bosnya, dia mungkin akan bertepuk tangan dan bersorak.Daffa merasakan semangat Edward dan bibirnya berkedu
“Itu akan membuatmu tampak seperti orang lemah yang tidak berguna.” Daffa memasukkan tangannya ke dalam saku dan berbalik untuk pergi. Saat dia berjalan melewati Edward, dia merasakan kegugupan Edward. Daffa menaikkan sebelah alisnya dan berkata, “Ikuti aku.”Benak Edward menjadi kosong lagi, tapi dia segera kembali tersadar dan bergegas menghampiri Daffa, menyisakan satu langkah di belakangnya. Seraya mereka beranjak ke arah lift, mereka mendengar seseorang bergegas menghampiri mereka dari tangga. Daffa berhenti dan berbalik ke arah itu dan Briana muncul dari sana.Mata Briana berbinar ketika dia melihat Daffa dan dia berkata, “Tuan, Anda tidak tahu betapa saya sangat lega melihat Anda di sini. Perjamuannya sudah dimulai. Apakah Anda ingin mengatakan sesuatu kepada para tamu?”Daffa mengangguk. “Iya, aku sedang dalam perjalanan menuju ke sana.” Pada saat ini, pintu lift terbuka dengan bunyi bel. Lift itu kosong, jadi Daffa melangkah masuk dan menekan sebuah tombol. “Aku akan pergi
Daffa memindahkan tangannya dari komputer dan meletakkannya di atas meja.Briana menggelengkan kepalanya. “Tidak, tidak ada masalah. Saya hanya ingin memberi tahu Anda bahwa pria yang pertama melangkah maju sebelumnya—namanya adalah Prima Badiran—-menawarkan diri untuk melakukannya untuk saya. Tampaknya itu adalah sesuatu yang bisa dia tangani, jadi saya menyetujuinya.”Briana mengatupkan kedua tangannya dan memandang Daffa, menunggu tanggapannya. Dia tidak tahu apakah Daffa akan mengizinkannya. Sebelumnya, Briana yakin Daffa akan setuju. Karena sekarang Briana bisa melihat raut wajah Daffa, dia mulai khawatir dia telah membuat keputusan yang salah.Daffa merasakan kegugupan Briana dan menggelengkan kepalanya. “Jangan khawatir. Kamu membuat keputusan yang benar. Apakah ada lagi yang kamu ingin katakan? Kurasa kamu tidak akan muncul di sini untuk melaporkan sesuatu yang sangat tidak penting bagiku.”Jejak kekejutan terpampang di wajah Briana. Dia tidak menyangka Daffa akan begitu me
Daffa menoleh untuk melihat orang pertama yang menuliskan namanya. Mengejutkan baginya, pria itu telah mengatur orang-orangnya dengan baik. Mereka sedang berdiri bersama dalam formasi yang rapi dan orang yang memimpin menggenggam sebuah folder. Ketika dia melihat Daffa, dia bergegas menghampirinya dan mengulurkan folder itu dengan kedua tangannya.Daffa menaikkan sebelah alisnya, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Dia menerima folder itu dan membaca dokumen di dalamnya. Dia terlihat tenang, tapi di dalam hatinya, dia cukup dan sungguh terkejut. Dia bertanya, “Siapa yang mempersiapkan dokumen-dokumen ini?”Pria yang menyerahkan folder itu padanya tanpa ragu-ragu menjawab, “Saya. Apakah saya telah melakukan kesalahan?” Meskipun dia tidak ragu-ragu untuk menjawab, suaranya masih gemetar.Daffa menggelengkan kepalanya. “Tidak.” Dia mengembalikan folder itu pada pria itu. “Tidak perlu melakukan kunjungan lokasi. Mari berpindah ke orang selanjutnya.”Pada saat itu, dia mendengar mobil-mo
Daffa membuka matanya dan mengangkat sebelah alis ketika dia mendengarnya. Jika ingatannya benar, suara ini bukanlah milik siapa pun yang telah dia temui sejak dia datang kemari. Rasa ingin tahunya tergoda, jadi dia turun dari kasur.Kemudian, dia meraih jaket yang telah dia letakkan di samping kasurnya dan meletakkannya di atas pundaknya sebelum berjalan ke arah jendela. Dia membukanya, mencondongkan badannya ke luar, dan melihat ke bawah. Ketika dia melihat wajah orang yang telah berbicara, dia menaikkan sebelah alisnya.Itu adalah wajah yang dia ingat—pria ini belum bergerak dari pojokannya semalam. Bahkan saat orang-orang di sekitarnya kehilangan nyawa mereka, dia menyaksikan hal-hal itu terjadi dengan dingin. Itu membuatnya menonjol di antara orang-orang yang cemas itu.Di lantai pertama, Briana mengeluarkan ponselnya dan menelepon Daffa. Daffa mengembuskan napas, menjawabnya, dan berkata dengan dingin, “Cari cara agar orang itu bergabung dengan kita, lalu singkirkan dia. Dia t
Dia menatap Daffa dengan waspada. “Ada apa dengan raut wajahmu itu? Bukankah aku sudah cukup baik padamu?”Daffa menaikkan sebelah alisnya, tidak ingin membuang-buang napasnya. Dia mengarahkan telapaknya ke luar, menyalurkan kekuatan jiwanya ke telapak tangannya, lalu menembakkannya ke dada pria berotot itu. Pria berotot itu memucat. Dia kira Daffa tidak akan melakukan apa-apa padanya dan dia pasti tidak akan bertahan hidup dari hal ini.Dia tidak menyangka Daffa akan tiba-tiba meluncurkan serangan padanya. Saat dia secara naluriah melindungi dadanya dengan lengannya, dia secara jelas merasa kekuatan jiwa itu menusuk lengannya dan pundaknya seperti bilah yang tajam. Suara tulang patah yang renyah terdengar dan pria berotot itu melongo ke arah Daffa dengan mata yang memerah.Memang benar, dia telah membayangkan akan terluka parah atau dibunuh di sini, tapi dia tidak menyangka itu akan terjadi seperti ini.Daffa menaikkan sebelah alisnya, terlihat merendahkan. “Kamu terlihat sangat b
Kemudian, pria itu merasa energi yang membakar mengucur dari telapak tangan Daffa. Energi itu mencekiknya seraya membasahinya, membuatnya mendadak berhenti. Matanya membelalak ketakutan. Dia tidak pernah mengalami sesuatu seperti ini sebelumnya.Hal yang sama terjadi pada kedua pria lainnya. Pria berpenampilan lusuh itu memucat, mengetahui bahwa dia ditakdirkan untuk kalah. Namun, dia tetap menolak untuk menyerah. Dia tidak ingin memercayai bahwa ada orang sekuat itu di dunia ini!Pandangannya yang terlihat gigih itu berubah menjadi keputusasaan saat dia mengamati Daffa. Dia sudah bisa merasakan kekuatannya menghilang dari tubuhnya hanya dengan memandang Daffa. Dia pun memejamkan matanya. Dia menyesal telah berbicara omong kosong sebelumnya—mungkin dia akan mendapatkan akhir yang lebih baik jika dia tidak melakukannya. Setelah beberapa detik, dia membuka matanya dan menatap Daffa dengan tatapan memohon.“Tuan Halim, saya tahu saya telah melakukan kesalahan besar.” Sebelum dia dapat
Daffa mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum. Dia memang jahat, tapi suasana hatinya meningkat melihat amarah mereka. Mereka telah membuatnya sangat kerepotan. Dia menyilangkan kakinya dan mendengarkan protes mereka yang kian gaduh.“Astaga. Aku tahu Daffa kuat, tapi apakah dia tahu apa yang dia katakan? Apakah dia menyiratkan dia lebih kuat dibandingkan tiga orang sekaligus? Dasar pembual. Aku ingin menjadi yang pertama untuk menantangnya! Akan kutunjukkan siapa yang berkuasa!”“Enyahlah dan tunggu giliranmu! Tidakkah kamu tahu berapa banyak orang yang tiba di sini sebelum dirimu? Aku seharusnya menjadi orang pertama yang menangani hal ini! Dulu, aku selalu menangani orang-orang yang baru bergabung.”Briana berjalan menghampiri Daffa dan berdiri di sampingnya. Ketika Briana mendengar apa yang dikatakan orang-orang, Briana mengernyit dan memandang Daffa. Kemudian, Briana membungkuk dan mencondongkan badannya ke arah Daffa.“Tuan Halim?” Daffa mengangguk dan mengangkat satu jariny