Share

Bab 187

Penulis: Benjamin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-12 17:53:11
Mereka mengeluarkan senjata mereka dan mengarahkannya pada Daffa.

Sayangnya bagi mereka, dia adalah ahli bela diri yang telah bangkit. Sebelum mereka bahkan bergerak, dia sudah tahu apa yang akan mereka lakukan. Jadi, dia menundukkan badannya ke lantai, masih melingkarkan tangannya dengan erat di leher Hari, membawanya turun bersamanya. Daffa dengan cepat bergerak ke arah para pengawal, memaksa Hari untuk bergerak bersamanya.

Daffa bisa merasakan bahwa Hari mulai kehabisan oksigen. Itu bukanlah hasil yang dia inginkan, tapi dia tidak masalah mau bagaimanapun.

Di sisi lain, Hari tahu apa yang dilakukan Daffa sekarang. Dia ingin menyuruh para pengawalnya untuk berhenti, tapi dia tidak bisa. Ketika mereka akhirnya berhenti, pandangannya buram. Namun, dia masih bisa melihat bahwa para pengawalnya sudah terkapar. Barulah saat itu dia menyadari bahwa dia bahkan tidak bisa mulai memahami kemampuan Daffa yang sebenarnya.

Kenyataan bahwa Daffa bisa melakukan ini menunjukkan bahwa kekuatan y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 188

    Ketika Daffa menyadari bahwa mereka telah dikepung, para pria itu sudah turun dari mobil dan Hari memimpinnya. Dia harus ditopang oleh dua orang di setiap sisi supaya bisa berdiri. Ada darah yang mengering di wajahnya dan matanya memerah murka.Itu adalah kedua kalinya Erin menghadapi situasi seperti ini dan dia tidak segugup seperti pertama kalinya. Napasnya menjadi cepat, tapi dia dengan cepat menenangkan dirinya. Dia menoleh untuk menatap Daffa. “Tuan Halim, apa yang harus kita lakukan?”Daffa menekan jemari pada pelipisnya. Hari adalah orang terbodoh yang pernah dia temui dan dia hanya menghabiskan tempat. Jadi, ketika dia menurunkan tangannya dan membuka tangannya, yang bisa dilihat hanyalah tatapannya yang dingin.Erin tahu tatapan dingin itu tidak terarah padanya, tapi dia masih menggigil. Ketika Daffa berbicara, dia menjadi makin gemetaran. Dia berhenti dan menatapnya, tapi dengan cepat mengalihkan pandangannya. “Kamu hanya perlu melakukan dua hal sekarang. Pertama-tama, ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 189

    Hari sudah mulai menyesalinya, tapi tidak ada lagi yang bisa melindunginya selain dua pengawalnya. Jadi, dia memegang pergelangan tangan mereka dan mendorong mereka ke depan. “Kalian berdua, habisi dia! Kalian baru boleh berhenti ketika dia tergeletak atau kalian akan bertanggung jawab akan hal ini! Jika kalian tidak memberiku cukup waktu untuk melarikan diri, aku akan…”Dia tidak bisa menyelesaikan kalimatnya dan berdiri disana, mulutnya menganga dan matanya membelalak. Daffa tiba-tiba muncul di hadapannya dan dia ketakutan. Sepengetahuan dia, tidak ada manusia normal yang bisa bergerak secepat itu. Namun, sekarang, dia terbukti salah. Kejadian yang tidak pernah dia bayangkan terjadi tepat di depan matanya. Dia tidak bisa memahaminya dan dia ketakutan.Dia menoleh untuk menatap Daffa, bibirnya gemetaran. Dia terbata-bata, “A…Apa yang kamu lakukan?” Tentunya, dia ketakutan, tapi Daffa tidak berniat untuk membiarkannya begitu saja.Kedua pengawal itu kebingungan. Daffa seperti sebuah

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 190

    Itu adalah pertama kalinya Daffa benar-benar memanfaatkan energi ini dan mencoba membuatnya mendarat di lokasi tepat seseorang. Tentu saja dia gagal dan energi itu mendarat di mobil di samping ahli bela diri itu, membuatnya meledak. Sekali lagi, aspalnya meledak menjadi kerikil-kerikil.Ada kilatan kepanikan di mata ahli bela diri itu, tapi dengan cepat menghilang. Tatapannya menjadi menghina ketika dia menatap Daffa.“Energimu kuat, tapi kenyataan bahwa kamu tidak bisa mengendalikannya berarti itu tidak berguna bagimu.” Seraya dia berbicara, badannya tampak berkedip.Daffa bisa merasakan ahli bela diri itu muncul di hadapannya, tapi sesuatu yang aneh terjadi dalam prosesnya—dia bisa melihat dengan jelas setiap tindakan yang dilakukan ahli bela diri itu, termasuk bagaimana dia menghampirinya.Hal lainnya yang membuatnya terkejut adalah segala hal di sekitarnya tampak terjadi dalam gerak lambat ketika energi itu mengalir di dalam dirinya. Penemuan tidak sengaja itu adalah penemuan y

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 191

    Sambil meregangkan badannya, dia bertanya, “Apakah kamu sudah menangani semuanya?”Erin tampak canggung ketika dia menggelengkan kepalanya. “Maafkan saya, tapi kampus Anda menolak untuk menyetujui ketidakhadiran Anda karena mereka berkata bahwa Anda mungkin sudah bukan mahasiswa di universitas mereka lagi.”Perkataannya membuatnya menyadari apa yang sedang terjadi. Setelah berpikir selama beberapa saat, dia mengangguk dan berkata,“Bawa aku ke kampus sekarang. Kurasa aku harus berdiskusi dengan dekan kampus apakah aku masih merupakan mahasiswa Universitas Praharsa.”Erin tidak pernah meragukannya, jadi dia melaju ke kampus Daffa. Ketika mereka tiba, langit masih belum menggelap dan para mahasiswa masih memiliki kelas. Daffa berjalan lurus ke kantor dekan dan mengetuk pintu.Segera, suara orang yang sudah tua berkata, “Masuklah.”Daffa melangkah masuk dan bertatapan dengan mata dekan itu, jelas-jelas melihat keterkejutannya. Dia tidak menyangka akan melihatnya di mata dekan itu ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 192

    Setelah berkata begitu, dia tampak seperti menantikan sebuah pertunjukan dimulai.Apa yang Daffa lakukan setelahnya mengejutkannya—dia menyalakan komputernya, mencari skripsi yang telah ditulis Leon, membukanya, dan menunjukkan padanya.Dia berkata dengan serius, “Aku pernah membaca skripsi yang mirip sekali dengan milikmu dan itu diunggah tiga tahun yang lalu. Dekan Fajar, buktikan bahwa kamu menulis skripsi ini sendiri dan tidak menyalin karya orang lain.”Seraya dia berbicara, dia mengeluarkan ponselnya. “Kuharap kamu bisa memberikan penjelasan yang masuk akal. Kalau tidak, aku akan memiliki alasan untuk mencurigai bahwa kamu telah melakukan plagiarisme dan akan melaporkannya kepada pihak berwajib.”Leon telah membayangkan berbagai cara Daffa akan bereaksi, tapi ini bukanlah salah satunya. Dia menarik napas dalam dan melotot pada Daffa, berkata, “Apakah kamu yakin inilah yang ingin kamu lakukan? Kamu melewati batas.”Daffa mengangguk. “Kita melakukan metode yang sama, bukan? Ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 193

    Karena kekhawatirannya, Daffa tidak merasa terganggu. Sebaliknya, dia tersenyum dan dengan sabar berkata, “Tidak, aku ada di sini dan bukan di pusat penahanan karena aku sudah membuktikan bahwa aku tidak bersalah.”Puspa menghela napas lega dan menepuk dadanya pelan. Dia tersenyum dan berkata, “Kalau aku tahu, aku tidak akan datang ke sini. Aku khawatir kamu dalam bahaya jika kamu tidak bisa membuktikan bahwa kamu tidak bersalah, jadi aku datang kemari untuk membantumu. Setidaknya, aku bisa memastikan bahwa kamu masih menjadi mahasiswa di sini.”Daffa terharu oleh perkataannya dan penasaran apa lagi yang hendak dia lakukan. Jadi, dia mengangkat bahunya dan berkata, “Kamu tiba di waktu yang tepat. Dekan Fajar tidak memercayai keputusan para pihak berwajib maupun apa yang kukatakan padanya. Dia tidak ingin aku terus melanjutkan studiku di sini.”Mata Puspa membelalak tidak percaya. “Konyol sekali!” Dia menoleh pada Leon dan berkata, “Dekan Fajar, aku yakin ada kesalahpahaman di sini.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 194

    Daffa mengangkat tangannya, menarik lengan bajunya untuk melihat jam tangannya, lalu meletakkan tangannya ke atas meja.“Kamu akan memiliki banyak waktu luang ke depannya, Dekan Fajar, sementara aku akan makin sibuk. Jika kamu menginginkan waktu yang lebih mudah di pusat penahanan, kusarankan kamu berdiri dan mempercepat seluruh proses ini.”Mata Leon menyipit pada Daffa. “Kamu terlalu arogan, Daffa Halim! Cepat atau lambat, kamu akan menerima ganjarannya!”Daffa tidak merespons itu. Ekspresinya tetap datar seraya dia memasukkan tangannya ke sakunya, berbalik ke arah petugas, dan berkata, “Kurasa kita harus pergi sekarang.”“Aku setuju,” jawab petugas itu dengan nada yang datar.Setelah itu, Daffa keluar dari ruangan itu bersama sekelompok petugas di belakangnya.Puspa tidak menyangka dia akan menyaksikan kejadian seperti itu. Rahangnya menganga dan dia tidak tahu harus merespons seperti apa.Hal itu berlanjut sampai Daffa melangkah keluar ruangan dekan. Barulah saat itu Puspa a

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 195

    Daffa dan petugas itu sudah tidak lagi dalam jangkauan pendengaran Donny.Petugas itu, juga temannya Donny, terus terdiam.Setelah beberapa saat, Daffa memutuskan untuk angkat bicara. “Apakah kamu khawatir Donny ditahan karena ketuamu berkaitan dengan dalang di balik situasiku?”Petugas itu mengekspresikan kekagumannya pada Daffa, memujinya, “Kamu adalah mahasiswa terbaik di Universitas Praharsa, yang benar-benar luar biasa dan cerdas. Itulah tepatnya yang kurasakan sekarang. Menurut peraturan kami, Donny seharusnya tidak ditahan, setidaknya tidak sampai kasusnya selesai. Terlebih lagi, dia seharusnya tidak menerima hukuman sekeji itu.”“Tidak apa-apa.” Daffa tetap tenang ketika dia menjelaskan, “Apa pun perbuatan keji yang mereka lakukan, aku akan menangani akar permasalahan yang menyebabkan hal ini terjadi ketika masalah Donny selesai ditangani.”Mata petugas itu membelalak. Namun, hal itu tidak bertahan lama karena dia langsung menenangkan dirinya.“Aku tidak bisa membantu ban

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12

Bab terbaru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 500

    Terlebih lagi, Bart bahkan dapat menyerang dengan mudah. Meskipun Danar adalah targetnya dan bukan Daffa, situasi itu hampir membahayakan nyawa Daffa.Mempertimbangkan hal itu, Danar melompat ke luar mobil dan bergegas menghampiri Daffa yang sudah turun dari kursi belakang. “Tuan Halim, bagaimana cara saya mengikat tali dengan cukup kuat untuk menahan seseorang?”Mata Daffa hampir copot dari tempatnya ketika dia mendengar itu. Meskipun demikian, dia dengan sabar menjelaskan cara yang benar sambil berjalan menuju hotel.Melihat kedua orang itu berjalan menjauh, Bart melotot. Dia tetap berada di kursi belakang dengan kedua tangannya yang terkepal di atas lututnya.Amarah menggerogoti dirinya seraya dia berpikir, “Terlalu banyak hal yang terjadi semalam. Aku masih merupakan putra dari keluarga kaya sebelumnya, tapi sekarang aku telah menjadi tahanan! Itulah apa yang diderita oleh Keluarga Ganendra—dan aku menertawakan mereka karena itu! Siapa sangka aku akan berakhir di situasi yang s

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 499

    Danar tidak berpikir panjang sebelum mencondongkan tubuhnya ke depan untuk mengambil posisi bertahan, dia melihat ke belakangnya dan berteriak, “Tuan Halim, tolong keluar dari mobil sekarang! Di dalam sini berbahaya!”Dia lalu membungkuk ke depan dengan kaki yang berjongkok seraya dia menghindari jangkauan serangan Bart.Keseluruhan hal itu tampak lucu bagi Daffa yang sedang tertawa terbahak-bahak. “Pfft! Hahaha! D … Danar, aku tidak menyangka kamu akan bereaksi secepat ini ….”“Cukup! Berhenti tertawa! Kamu membuatku jengkel dan aku bersumpah akan menyerangmu selanjutnya jika kamu terus tertawa!” seru Bart dengan sangat lantang. Setelahnya, dia mengulurkan tangannya dan menggerakkan jarinya seakan-akan dia sudah memiliki cakar yang mematikan kepada Daffa.Namun, itu semua terjadi dalam gerak lambat di mata Daffa, memberikannya tampilan penuh untuk setiap gerakan Bart. Bibir Daffa berkedut seraya dia berkomentar, “Kemampuan bertempurmu tidak sehebat itu. Seranganmu benar-benar bera

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 498

    Bart menelan ludah. Meskipun tangannya masih diikat di belakangnya dengan tali, dia masih dapat mengepalkan tangannya.Penghinaan memenuhi matanya seraya dia menatap Daffa dan menggeram, “Bukan hanya memukulku, kamu juga telah mengakuinya dengan tidak tahu malu! Apakah kamu benar-benar berpikir bahwa tidak ada apa pun—bahkan hukum mana pun—di dunia ini yang dapat menahanmu?”Mata Daffa menyipit menjadi garis seraya dia berpikir, “Aku tahu apa yang Bart lakukan. Dia sedang menunjukkan otoritasnya padaku dan mengisyaratkan secara halus bahwa dia bukanlah seseorang yang dapat dilawan. Pfft. Hanya saja, dia tidak tahu sekonyol apa tindakannya bagiku.”Tidak repot-repot menyembunyikan perasaannya, Daffa mendengus sebelum menyeringai dengan nakal. Bibirnya melengkung lebih dalam detik demi detik seraya dia perlahan berbicara, “Aku telah menghadapi kemurkaan banyak orang dan mereka sering kali bersikap sepertimu—dengan cara yang menyedihkan dan hampir kekanak-kanakan.”Melihat seringaian

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 497

    “Kurasa kita bisa menyebut ini keajaiban medis,” kata Daffa sambil mengangkat bahunya dan mengangkat kedua tangannya di udara. Dia lalu menoleh untuk melihat ke sampingnya.Itulah tempat Bart terduduk. Matanya terpejam sepanjang waktu, tapi dia menghela napas pada saat itu, dengan kaku menoleh ke arah Daffa dan berbicara seperti robot. “Kamu pintar, ya. Aku sudah berusaha keras untuk menyamarkan keadaan sadarku. Sayangnya, kamu tetap menangkapku.”Dia tidak lagi menyembunyikan keadaan tersadarnya pada saat itu. Setelah mengatakan itu, dia memperjelas kebencian di dalam matanya ke arah Daffa dan Danar.“Lucu sekali kamu berkata begitu.” Daffa terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. Kemudian, dia bertatapan dengan Bart, menatapnya dengan tatapan kebingungan seraya dia mengumumkan, “Kalaupun kamu sudah tenggelam dalam peranmu dan berakting sebaik mungkin, aku hanya dapat mengatakan satu hal—aktingmu itu tidak pernah mengecohku sekali pun. Kemarahanmu terpancar dari setiap pori-porimu.

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 496

    “Jika aku memercayai kata-kata tidak berguna yang Richard katakan, aku akan menjadi lembut dan mulai memercayainya. Dia mungkin akan menggunakan aku sebagai alat nanti.” Danar menghela napas dan tidak ingin memiliki pendapat yang negatif terhadap anak berusia 10 tahun.Akan tetapi, dia tetap tidak dapat menahan kekhawatirannya agar tidak mengisi benaknya, jadi dia perlahan kehilangan ketenangannya.Daffa meletakkan kedua tangannya di balik punggungnya, tapi dia tersenyum pada saat itu. Dia merasa situasinya menjadi lebih menarik daripada sebelumnya. Dia telah meninggalkan pintu pada saat itu.Sebelumnya, ketika Danar sedang menuju ke sana, banyak bawahan lainnya ingin bergabung, tapi ditolak oleh Daffa karena mereka memiliki kemampuan bertarung yang kurang. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi jika orang-orang itu ikut dengan Daffa. Lagi pula, Daffa tidak familier dengan wilayah di sekitarnya.Maka dari itu, sekumpulan bawahan itu, tidak termasuk Danar, akan berada dalam bahay

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 495

    “Iya, Tuan! Saya sudah siap untuk menjalankan setiap perintah Anda!” jawab Danar.Bibir Daffa berkedut, tapi segera kembali normal seraya dia memberi perintah, “Aku butuh kamu menahan Bart Bakti dan pastikan dia tidak dapat menyerang. Kemudian, bawa dia ke dalam mobil ini supaya kita bisa pergi.”Pandangan Danar gemetar hebat mendengarnya. Dia mengepalkan tangannya, merasa bersemangat dan bertekad untuk menyelesaikan tugasnya karena itu adalah tugas pertama yang Daffa perintahkan padanya. Meninggikan suaranya, dia dengan antusias berkata, “Baik, Tuan Halim! Saya akan melakukannya sebaik mungkin!”Daffa mengangkat tangannya, melambaikannya sambil menjawab, “Bagus. Pertama-tama, ambilkan tali yang cukup tebal untuk menjaganya tetap terkendali. Kamu akan berjalan di belakang kami begitu kamu telah mengambilkan talinya.”Dia lalu bersandar ke sofa dan menoleh ke arah Richard dan menambahkan, “Kamu pasti gelisah mengenai apa yang akan terjadi, melihat dari kelopak matamu yang terus berk

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 494

    Daffa menatap Richard, mengetuk jari-jarinya dengan berirama di sandaran punggung sofa itu. Sebagai ahli bela diri terbangkit, indranya memberitahunya bahwa ada yang salah dengan tubuh laki-laki di hadapannya.Anehnya, indranya yang tajam juga memberitahunya bahwa anak itu baik. Pesan yang bertentangan itu membuat Daffa tertarik. Dia mengangkat tangannya untuk memijat pelipisnya, lalu memandang Richard dan bertanya, “Bagaimana aku bisa membuktikan bahwa apa yang kamu katakan adalah benar?”Raut wajah Richard menegang dan kulitnya yang sawo matang menggelap dengan warna kemerahan.Daffa tahu itu berarti Richard marah. Daffa menyandarkan punggungnya dengan nyaman, menyeringai terhibur sambil mengayunkan tangannya dengan acuh tak acuh.Kemudian, Daffa berkata, “Baiklah, kamu tidak perlu marah-marah. Aku percaya kamu telah mengatakan kebenarannya. Demikian pula, aku berterima kasih kamu telah bersedia menyampaikan informasi itu padaku. Sekarang, aku ingin tahu apa rencana kalian setela

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 493

    Richard menjadi relaks. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu hal-hal yang dia katakan mengejutkan Daffa. “Aku tahu beberapa hal tentang orang berjubah hitam itu dan kurasa kamu akan tertarik untuk mengetahui lebih banyak mengenai hal ini dibandingkan apa yang Priska katakan padamu.”Daffa menaikkan sebelah alisnya dan tubuhnya menegak tanpa dia sadari. Malam ini adalah malam penuh kejutan. Kejutan pertama adalah Richard—Daffa tidak tahu berapa usianya, tapi dia telah terpaksa berakting seperti orang bodoh hanya untuk bertahan hidup.Kejutan kedua adalah bahwa Richard mampu mengedukasi dirinya sendiri di bawah situasi yang sulit dan bahkan telah mendapatkan informasi tentang orang berjubah hitam itu. Daffa tidak repot-repot menyembunyikan kekejutannya, membuat Richard menjadi makin relaks.Richard merasa sedikit lebih percaya diri dalam mencapai tujuannya karena Daffa jelas-jelas terlihat tertarik dengan apa yang hendak dia katakan. Dia tersenyum dan berkata, “Priska mengetahui hal in

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 492

    “Jika kamu bersedia melepaskan dia, kuharap ada seseorang yang bisa membawanya pergi dari sini sebelum kita melanjutkannya.”Mengejutkan semua orang, Mika tiba-tiba memelototi Daffa dan berteriak, “Dasar pembunuh kejam! Kalau kamu membunuh ibuku, sebaiknya bunuh aku juga atau aku bersumpah aku tidak akan berhenti sampai membalas dendamku! Aku tahu kamu mungkin tidak akan memercayaiku karena aku masih muda dan tidak berdaya sekarang, tapi aku akan mengejarmu cepat atau lambat!”Mata Priska membelalak dan dia dengan cepat menutup mulut Mika dengan tangannya. Akan tetapi, dia sudah terlambat. Maka dari itu, untuk pertama kalinya, dia menampar Mika. Hatinya terpelintir dengan menyakitkan saat melakukannya, tapi dia memaksakan dirinya untuk tidak melembut. “Minta maaf pada Daffa sekarang juga!”Mika meringis karena rasa sakitnya, tapi dia tidak meminta maaf. Sebaliknya, kebenciannya pada Daffa menjadi makin dalam. “Aku membencimu dengan setiap sel dari diriku. Karenamu, ibuku menamparku

DMCA.com Protection Status