Share

4. Kepergian Gradi

Author: Y Airy
last update Last Updated: 2024-03-26 14:04:24

Alarrith

“Jadi sekarang, Jenderal Cody menggantikan posisiku sebagai Jenderal Besar Nollyvia?”

“Benar, Tuan.”

“Seharusnya aku tahu, sejak dulu dia menginginkan posisi itu!”

Tangan Caka mengepal dengan geram, ia harus bisa membalas semua ketidak adilan terhadap dirinya. Tapi sekarang ia tak memiliki kekuasaan itu. Apalagi saat ini Cody menjadi Jenderal Besar Nollyvia.

Raymond akui, tubuh yang ia singgahi memang sudah bisa berdiri dan berjalan, namun seluruh sendinya masih terasa kaku. Ia harus banyak berlatih jika ingin menghadapi banyak orang.

Jika ia bertindak sekarang, ia tidak akan memiliki kekuatan apa pun.

“Arthur, aku butuh tempat untuk berlatih tanpa seorang pun tahu!”

“Jangan khawatir, Tuan Muda. Saya sudah menyediakannya.”

Jawaban Arthur membuat Caka menoleh pria itu. “Kau seperti sudah tahu apa yang aku butuhkan?”

Arthur membungkukkan tubuh. Sejak hari itu, Caka mulai melatih kemampuan dirinya. Semua yang ia lakukan adalah ingatan dari Raymond selama bertahun-tahun belajar bela diri dan juga kemiliteran.

Arthur sangat senang melihat hal itu, ia tahu yang sedang berlatih bukanlah tuan muda Caka. Pria itu orang lain, tapi ia tahu pria itu adalah orang yang baik. Jadi ia tak keberatan untuk tetap mengabdi padanya.

Namun yang membuatnya khawatir justru kondisi Gradi, kesehatannya menurun akhir-akhir ini secara drastis.

Rupanya Gradi menderita penyakit komplikasi, ia mencoba menyembunyikan hal itu dari Caka dan Arthur. Ia tak memberi tahu Arthur karena ia ingin Arthur fokus merawat Caka.

Ada perubahan yang signifikan dengan kesehatan Caka paska sembuh dari koma. Kata dokter, kondisi Caka perlahan pulih menuju normal. Namun Gradi juga menyembunyikan kemajuan Caka dari seluruh keluarganya. Ia khawatir kondisi Caka yang kian membaik bisa membawa kecemburuan pada semua sepupunya.

“Kakek!” desis Caka dengan sedih melihat kakeknya terbaring lemah di ranjang.

“Caka!”

Sudah sangat terlambat untuk tindakan operasi, “Kenapa Kakek menyembunyikan hal ini, Kek?”

“Kakek memang sudah tua.”

“Tapi kami masih membutuhkan Kakek.”

“Caka, Kakek senang melihat kondisimu sekarang. Jadi Kakek bisa pergi dengan tenang!”

“Apa yang Kakek bicarakan?”

Gradi menoleh Arthur. “Arthur, aku percayakan Caka padamu, aku yakin kau bisa membantunya dengan baik!”

“Kakek!” Violetta tersedu di sisinya. Meski ia sering marah karena sang kakek selalu menomor satukan sepupunya yang cacat itu, tapi ia sangat menyayangi kakeknya.

Gradi adalah sosok kakek yang diimpikan semua cucu perempuan.

“Jangan menangis, Kau sudah besar sekarang. Kalian harus bisa menjaga satu sama lain. Karena dengan bersatu kalian bisa menjadi kuat!”

Baik Sherkan mau pun Violetta tak terlalu memahami maksud ucapan pria tua itu. Bahwa sebenarnya kekuasaan Madaharsa sedang terancam.

Caka meraih tangan keriput Gradi, menggenggamnya erat. Selama ia menjadi tuan muda Cakara, ia bisa merasakan kasih sayang yang begitu besar dari Gradi.

Kesempatan kedua yang Tuhan berikan padanya tidak akan ia sia-siakan. Bukan tidak ada maksud kenapa ia harus bangkit kembali di tubuh seorang pemuda cacat? Nyatanya pemuda cacat itu adalah cucu kesayangan dari orang paling berpengaruh di Alarrith. Yaitu, Gradi Arsenio Madaharsa. Perdana Menteri Negara bagian Nollyvia.

Kepergian Gradi menyisakan kesedihan yang berbeda untuk seluruh anggota keluarga. Bahkan Raymond juga merasa kehilangan pria tua itu.

Di kehidupan sebelumnya, ia hanyalah seorang anak yatim piatu yang akhirnya memiliki kesempatan menjadi seorang prajurit. Ia membangun karirnya dari 0 hingga bisa menjadi seorang Jenderal Besar kota Danfell.

Baru kali ini ia bisa merasakan kasih sayang orang tua terhadap dirinya.

Arthur bisa merasakan kesedihan yang tulus dari pria yang kini bersemayam di tubuh tuan mudanya. Bahkan sampai beberapa hari Caka mengurung diri di dalam kamar. Kepergian Gradi mengingatkannya kembali pada peristiwa naas yang menimpa keluarganya.

Mengingat hal itu, kedua tangannya mengepal dengan geram. Ia pasti akan membalas semua perbuatan keji orang-orang yang telah membantai keluarganya dan juga menfitna dirinya.

"Tuan Muda, makanlah sedikit. Anda tak boleh terus-terusan mengurung diri di dalam kamar!" Arthur tak pernah lelah membujuknya.

"Kakek sudah pergi, rumah ini ... kembali terasa asing." Ia sudah terbiasa memanggil Gradi dengan sebutan kakek.

"Tuan Besar ... tak pernah meninggalkan rumah ini. Beliau ada di setiap sudut rumah ini!" Arthur mengedarkan pandangan ke seisi ruangan. Hal itu mengalihkan perhatian Caka.

Meski ia adalah Raymond, namun tetap ada keping ingatan Caka yang tertinggal. Seperti ikatan batin dengan Gradi. Juga sifat Caka yang pendiam dan suka menyendiri, masih sedikit menguasai tubuh itu.

"Anda harus bangkit, Tuan. Bukankah ada yang harus kita lakukan?" Arthur mencoba memberinya semangat.

"Kau benar, aku harus memulihkan kekuatan. Dengan kondisiku saat ini ... kita tak mungkin bisa membalas orang-orang biadab itu!"

"Saya selalu ada di sisi Anda, Tuan."

Sejak saat itu, Caka mulai kembali berlatih fisik. Juga mengumpulkan kembali kekuatan di dalam tubuhnya, meski tanpa cincin merah saga.

Tak hanya itu, Arthur juga membantunya mengelola bisnis keluarga Madaharsa. Mengajarinya dengan sabar dan ulet hingga semua bisnis Madaharsa bisa lebih berkembang. Selama tujuh tahun, namanya mulai disegani di sebagian besar masyarakat meski ia jarang sekali muncul di publik.

Bahkan untuk pertemuan di luar kantor, ia selalu meminta Arthur dan Serina selaku sekretarisnya untuk mewakili.

Dan dengan kekuasaan yang saat ini ia miliki, sebagian anggota dewan pemerintah merasa ia sudah siap untuk mewarisi tahta Perdana Menteri. Namun ada juga pertentangan karena kondisinya yang harus duduk di kursi roda.

Seorang Perdana Menteri tidak boleh cacat, Namun jika dilihat dari kualitas otak dan juga kekayaan, Caka memiliki kualifikasi untuk menduduki tahta Perdana Menteri Nollyvia.

Jika dilihat secara fisik, ia memang tak sepantasnya menduduki tahta itu. Pertentangan akan hal itu membuat para dewan pemerintah harus mengadakan rapat serius. Apalagi Geino Albertus yang dititipi tahta Perdana Menteri sudah terlalu nyaman dengan kedudukannya, hingga ia enggan untuk melepaskan.

Namun selama tujuh tahun ia menjabat, Nollyvia tak menampakan kemajuan yang signifikan. Ekonomi Nollyvia melonjak itu karena Caka yang berhasil meninngkatkan industri keluarga Madaharsa yang menggurita.

Beberapa perusahaan kecil yang bekerja sama dengannya selalu berhasil berkembang.

"Tuan, soal pelantikan Anda sebagai Perdana Menteri Nollyvia ...."

"Aku tahu Arthur, tak semua anggota dewan pemerintah setuju karena kondisiku."

"Kenapa Anda tak membuka diri saja di depan publik bahwa Anda sudah mampu berjalan?"

Caka menyimpulkan senyum miring. "Apa kau lupa, ada misi yang harus kita jalankan?"

Arthur terkesiap. "Maafkan saya, Tuan."

"Masalah tahta Perdana Menteri, kita perlu menyadarkan Geino akan posisinya yang sesungguhnya. Di pertemuan sebelumnya, dia sempat menyinggung soal insiden 7 tahun lalu!"

"Apakah ... Anda mencurigainya, Tuan?"

Caka menghela nafas panjang. "Kita akan lihat di pertemuan selanjutnya, kita akan tahu dari ... seperti apa tanggapannya!"

Tok tok tok.

Suara ketukan di pintu membuat keduanya menoleh, pintu terbuka dan Serina memunculkan diri.

"Tuan Caka, Ada ... Jenderal Cody yang bersikeras ingin menemui Anda."

Caka mengerutkan kening. "Cody?!"

Related chapters

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   5. Aku Tak Membutuhkan Apa pun Darimu

    “Cody?!" desis Caka yang tiba-tiba saja mengepalkan tinju dengan geram. Arthur menatap bosnya, "Apakah Anda ingin menemuinya, Tuan Muda?" Caka memejamkan mata dan mengatur nafasnya perlahan, kemudian mata itu terbuka pelan namun tajam dan menyeringai. "Biarkan dia masuk!""Baik!" jawab Serina kemudian menutup pintu. Arthur lekas berdiri di sisi Caka, pintu ruangan kembali terbuka dan Cody dengan seragam kebesarannya memasuki ruangan. "Selamat siang, Tuan Caka!" sapanya dengan sopan, ia menundukan kepala untuk memberi hormat. "Suatu kehormatan bagiku bisa kedatangan Jenderal Besar Nollyvia!" sahutnya penuh arti. "Saya yang merasa beruntung karena Tuan bersedia menemui saya.""Ada apakah gerangan?" ia bertanya dengan nada yang tak terlalu tegas. Untuk saat ini ia masih harus tampak sedikit lemah di depan semua orang. "Maafkan saya sebelumnya, saya pernah mengajukan aplikasi ke Mainwell Investama, dan ... belum ad tanggapan sama sekali.""Jadi?""Saya ingin mengajukan ulang secar

    Last Updated : 2024-03-26
  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   6. Itu Tidak Memuaskanku

    "Apa jaminannya dia tidak akan berkhianat dariku?" tuntut Caka. Rencana Cody menawarkan adiknya ini adalah rencana dadakan. Sebelumnya ia tak berfikir sampai ke sana, tapi karena Caka sepertinya sama sekali tak tertarik membantunya ia terpaksa mencari cara lain dan hanya ini yang bisa ia temukan dalam waktu singkat. Lagipula ia juga tidak akan rugi, ia akan menjadi kakak ipar dari tuan muda terkaya di negeri ini. Statusnya akan seketika meningkat. Caka menatap Cody dengan selidik, ia bisa menebak apa yang ada di dalam otak pria di depannya. "Kau tahu, Jenderal. Apa yang dikatakann Arthur benar, aku bisa mendapatkan seribu wanita cantik dengan mudah. Tak peduli dia hanya menginginkan hartaku, atau hanya kekuasaan. Tapi Arthur tidak akan membiarkan hal itu terjadi!" Cody tampak berfikir kembali, Caka yakin pria itu dengan mencari taktik lain. "Saya mengerti, Tuan Caka. Tapi saya bisa menjamin, adik saya ... adalah seseorang yang penurut. Dia ... tidak akan berani macam-macam di be

    Last Updated : 2024-03-30
  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   7. Darah Harus Dibayar Darah

    "Tuan Muda, Anda baik-baik saja?" tanya Arthur yang melihat gelagat tak biasa dari tuannya. Caka segera tersadar oleh suara Arthur, ia mengedarkan pandangan ke sekua orah yang saat ini menatapnya dengan rasa takut. Kemudian ia pun mengarahkan pandangan ke tangan yang berisi sendok yang sudah menjadi dua itu. Ia segera tersadar, harusnya bisa menahan emosi. Mereka tak boleh tahu jika ia sekuat itu. Ia pun meletakkan patahan sendok ke meja. "Arthur, aku sudah kenyang!""Tapi Anda belum makan, Tuan Muda.""Antarkan saja susu hangat dengan madu ke kamar!" perintahnya. "Baik, Tuan!" Arthur menoleh salah satu pelayan dan memberi isyarat agar menyiapkan apa yang tuan muda mereka minta sebelum membantu mendorong Caka menuju lift. Di dalam kamar, Arthur segera bertanya. "Ada apa, Tuan Muda?""Tidak ada apa-apa, hanya saja ... aku masih marah pada diriku sendiri. Aku tidak becus menjaga istri dan anak-anakku!" ada embun yang mengintip di ujung matanya. Seandainya ia tahu hari itu ... kel

    Last Updated : 2024-04-24
  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   8. Trik Apa yang Kau Mainkan?

    "Ah!" raung Zava ketika sikunya harus beradu dengan lantai secara keras. Ia hanya berniat membantun suaminya, tapi kenapa pria itu kasar?Caka menatap sang istri yang masih di lantai, sedang menahan rasa sakit di sikunya yang mungkin terluka. Ia sebenarnya tak tega. Lagipula itu juga refleks, ia terkejut karena wanita itu menyentuhnya. Tapi jika ia bersikap lembut, wanita itu bisa besar kepala.Caka pun melanjutkan memindahkan diri ke ranjang. "Jika aku tak mengijinkan, jangan menyentuhku!" ucapnya tegas menatap gadis itu yang sedang bangkit berdiri sembari memegangi sikunya. "Obati lukamu, kotak obat ada di kamar mandi!""B-baik, Tuan!" jawabnya sedikit gugup lalu melangkah ke kamar mandi. Mata Caka tak melepaskan wanita itu yang berjalan ke kamar mandi, bahkan krtika wanita itu sudah tak tampak dari pandangannya, ia masih menatap pintu kamar mandi yang terbuka. Caka meraih handphone untuk mengecek laporan yang ia minta dari Serina. Ia hana melirik saat sang istri keluar dari ka

    Last Updated : 2024-04-27
  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   9. Perdana Menteri, Haruslah Seseorang yang Bisa Berjalan

    "Anda sudah siap, Tuan Muda?" tanya Arthur di depan lobi sekretariat negara. Caka menatap pintu lobi itu, di dalam sana ia akan kembali bertemu dengan beberapa orang yang dikenalnya. Sayangnya orang-orang itu tak akan mengenali siapa ia sesungguhnya. "Tentu saja, Arthur. Aku sudah lama menanti hari ini!"Arthur pun mendorong Kurdi roda yang Caka duduki menembus pintu lobi. Mac juga setia mendampingi. "Selamat pagi Tuan Madaharsa, selamat pagi Tuan Reaves!" sapa security dengan sopan. Arthur pun mengangguk padanya sejenak, dua wanita resepsionis juga menyapa mereka. Saat Caka dan Arthur menunggu lift, terdengar suara setengah berbisik. "Tuan Muda Cakaran tampan ya, sayang dia cacat!" bisik salah satu wanita yang berada di balik meja resepsionis."Kudengar katanya dia baru saja menikah. Siapa wanita bodoh yang mau menikahinya?" balas temannya. "Pasti wanita itu hanya mau hartanya saja, wanita normal mana mau menikahi pria cacat karena cinta. Apalagi di jaman sekarang ini!" "Tuan

    Last Updated : 2024-05-02
  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   10. Kita Mulai Dari Dia

    "Insiden di kota Danfell 7 tahun yang lalu?" desis Douglas. "Maaf, Tuan Cakara. Mengapa Anda tanyakan hal itu?" tanya Ersano. "Hanya ingin bertanya saja, itu adalah sebuah insiden besar! Tapi menurutku ... atas dasar apa Jenderal Raymond Harrits melakukan pengkhianatan?" Mata semua orang melebar mendengar penuturannya. "Apa maksud Anda?" tanya Pak Presiden. Caka menoleh, membalas tatapan Reaghan. "Apakah menurut Anda ... dia seseorang yang ambisius? Sehingga hanya dengan sedikit iming-iming bisa dengan mudah melakukan sebuah pengkhianatan?"Reaghan terdiam, ia seolah tengah berfikir. "Sebenarnya apa yang ingin Anda utarakan, Tuan Cakara?" tanya Geino penuh arti. Caka menoleh padanya. "Apakah kata-kataku tadi kurang jelas? Aku ragu ... jika Jenderal Raymond benar melakukan pengkhianatan!""Keraguan Anda ini, atas dasar apa? Apakah Anda pernah bertemu dengan Jenderal Raymond?""Jujur ... belum. Tapi aku mempelajari jejak hidupnya!"Jawaban Caka membuat ruangan itu riuh dengan taw

    Last Updated : 2024-05-03
  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   11. Aku Adalah Raymond

    "Lancang sekali kau menahanku di sini, Mac?" seru Geino yang saat ini berdiri di samping mobilnya. Dua pengawalnya tak sadarkan diri di lantai. Sementara Mac berdiri menjulang di hadapannya. "Tuanku ingin berbicara dengan Anda, Pak Perdana Menteri. Saya hanya menjalankan perintah!" Suara langkah yang mendekat membuat Geino menoleh ke sana. Tampak Arthur mendorong Cakara mendekati mereka. Arthur menghentikan langkah beberapa meter dari tempat Geino berdiri. Mac lekas berpindah ke sisi Caka. "Tuan Cakara, apa maksudmu menahanku di sini? Bukankah kita sudah cukup berbincang di ruang pertemuan?" tanya Geino yang sebenarnya sedikit gugup. Caka menatapnya tajam, dulu mereka pernah bertemu beberapa kali. Geino termasuk orang yang licik! "Aku hanya ingin menanyakan kembali tentang satu hal!" jawab Caka dengan dingin. "Pertanyaan macam apa? Sehingga kauh harus menghalangi jalanku?""Raymond tak pernah menerima transfer uang dari Cherchstorn, bagaimana mungkin bisa ada bukti transfer it

    Last Updated : 2024-05-05
  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   12. Akan Tiba Waktumu Menerima Karma

    Caka menoleh ke tubuh Geino yang sudah terbujur kaku dengan darah yang menggenang di sekitar kepalanya. "Bereskan dan jangan tinggalkan jejak!" perintah Caka."Tidak ada yang boleh tahu jika Geino Alberthus sudah mati!" imbuh Arthur.Mac menyuruh dua anak buahnya untuk membereskan jasad Geino dan membersihkan jejaknya. Setelah itu mereka langsung ke Mainwell Group."Arthur, apakah kita bisa mencari rekaman cctv semua sudut kantor 7 tahun yang lalu?" tanya Caka."Khususnya pantry, Tuan Muda. Saya yakin ada salah satu OB yang terlibat. Karena hanya OB yang memiliki keleluasaan untuk menaruh sesuatu ke dalam minuman Tuan Besar!"'Kau benar, Arthur. Apakah ada OB yang mengundurkan diri 7 tahun terakhir ini?""Saya akan mengeceknya di bagian HRD!" ujar Arthur mulai melangkah meninggalkan ruangan Caka."Ersano ... akan tiba waktunya untukmu menerima karma. Nikmati saat hari-hari terakhirmu!" senyum iblis tercetak di wajah Caka.Satu persatu mereka akan menerima balasannya. Tapi Caka merasa

    Last Updated : 2024-05-06

Latest chapter

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   88. Tak Bisa Mengampunimu

    "Caka, kenapa kau di sini?" tanya Lea dengan nada gemetar. "Aku ingin bicara denganmu!" Jawaban Caka sangat tenang dan dingin. "Kita ... bisa bicara di rumah." "Tapi aku ingin di sini!" Lea menelan ludah, entah mengapa ia meluhat sepupu iparnya itu tampak berbeda hari ini. Pemuda itu duduk di deoan kap mobil depannya, dan tak ada tongkat yang tampak ia gunakan. "Caka_" ucapan Lea terputu. saat Caka menarik diri hingga berdiri di atas kakinya dengan tegap. "C-Caka, kau ... kau bisa berjalan?" Caka menyimpulkan senyum kecut, "Aku bahkan bisa berlari ke hadapanmu dengan kilat!" Lea memundurkan diri, ia memiliki firasat tak baik itu sebabnya mencoba mancari jalan untuk melarikan diri. Sayangnya dari belakangnya, muncul Mac dengan ekspresi dingin. "Sebelum kita selesai bicara, aku tak akan membiarkanmu pergi!" ujar Caka menyeringai. "A-apa yang ingin-kau bicarakan?" "Katakan padaku, berapa kali kau memukul istriku?" Kedua mata Lea melebar seketika, rupanya gadis kampung i

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   87. Aku Bisa Melindungimu

    "Untuk apa, Tuan?" "Aku suamimu, jadi aku berhak melihat seluruh tubuhmu tak terkecuali. Kau ingin membantah?" Zava menggeleng, ia pun menjulurkan kaki kirinya. Tak ada apa pun di sana. "Kaki yang satunya!" pinta Caka. Zava menelan ludah, dengan menggigit bibir ia pun menjukurkan kaki kanannya di sebelah sang suami. Caka menatap gelang kaki itu, ia memungkut kaki sang istri yang memakai gelang sedikit tinggi agar bisa mengamati gelang itu dengan jelas. Gelang itu terbuat dari titanium, itu berbentuk seperti gelang oada umumnya. Tapi melekat erat pada kulit Zava hingga meninggalkan bekas kemerahan di sekitar area gelang. Itu bukan karena sudah kekecilan, tapi sepertinya memang dibuat seperti itu. Caka memejamkan mata, meletakan telapak tangannya di atas gelang itu. Mengeluarkan sedikit energi untuk memeriksa. Rupanya di dalam gelang itu ada semacam energi yang digunakan untuk membelenggu. Gelang itu dibuat menempel pada kaki agar terhubung langsung dengan pembuluh da

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   86. Pancingan Untuk Vivian

    Caka menatap wajah istrinya yang merona, wajah tanpa make up itu tampak segar dengan bibir kemerahan. Sebagai laki-laki normal, ia tentu tak bisa menolak pesona yang wanita muda itu tawarkan. Perlahan ia mendekatkan wajah, menutupkan bibirnya ke bibir sang istri. Zava memang terkejut, namun ia tak menolak. Ia terkejut karena selama ini pria yang sudah menjadi suaminya itu selalu dingin padanya. Bahkan terkesan membencinya. Ia tak pernah berfikir jika pria itu akan melakukan hal mesra kepadanya. Tapi malam ini ... pria itu menciummya. Antara ada rasa senang dan takut bercampur menjadi satu. Namun ia hanya melayani apa yang suaminya inginkan. Caka sedikit terkejut dengan respon wanita itu yang membalas ciumannya, memang Zava masih amatiran. Ciumannya masih sangat lugu, namun itu berhasil membuat Caka hilang kendali. Ia mulai melepaskan pakaian wanita itu satu persatu. Membalikan posisi mereka hingga Zava berada di bawahnya. Caka menatap wajah sang istri yang tampak s

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   85. Kembali ke Allarith

    Permasalahan di Akademi akhirnya selesai. Caka bisa bernafas dengan lega sekarang. Ia berhasil membersihkan namanya, bahkan mendapatkan pil dewa dan pusaka milik King Master. Ia mempelajari kitab 9 Matahari, ajaibnya ia hanya butuh beberapa hari mempelajari kitab itu. Padahal orang normal membutuhkan waktu hingg. berbulan-bulan. Bahkan ada yang sampai bertahun-tahun, tapi ia hanya butuh waktu hitungan hari. Ia pun mengembalikan kitab itu pada King Master sebelum pulang ke Nollyvia. "Kau yakin tak ingin membawa kitab ini?" tanya King Master meyakinkan. "Terima kasih, King Master. Saya sudah mempelajarinya, dan itu sudah cukup!" King Master menyimpulkan senyum. "Kau memang sangat spesial, baiklah. Aku akan menyimpan kitab ini sampai suatu saat ada orang yang juga pantas mendapatkannya." Ia menerima kembali kitab itu. "Saya juga sekalian pamit, sudah saatnya saya kembali ke Nollyvia!" "Kau akan kembali ke Nollyvia?" "Banyak hal yang tak bisa saya tinggalkan terlal

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   84. Kitab 9 Matahari

    "Siapa kau?" pertanyaan Caka mengehntikan gerakannya. Pria itu menoleh, hanya beberapa detik karena setelah itu ia tetap menganbil kitab yang ada di dalam kotak. Kemudian pria itu pun melarikan diri, Caka segera mengejarnya. Meraih pundak pria itu lalu membalik tubuhnya, sang pria yang mengenakan pakaian serba hitam itu pun langsung menyerangnya. Mereka harus baku hantam. Di sela pertarungan Cakara mencoba untuk merebut kitab yang ada di salah satu tangan pria itu. Namun rupanya pria itu sangat tangguh, ilmu bela dirinya di atas yang dimiliki oleh Caka. Bahkan Caka terkena serangan beberapa kali, tubuhnya sempat terpental dan membentur dinding. Tapi ia tidak akan membiarkan orang itu berhasil membawa kitab 9 Matahari. Caka bangkit lalu kembali mengejar pria itu keluar ruangan. Ia mengikutinya menapai lorong sempit, menuju ke pintu keluar yang lain. Caka mengejarnya hingga keluar dari pagoda. Di luar justru ia semakin bebas menyerang pria itu. Pukulan dan tendangan mewarn

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   83. Pengalihan

    Kay meninggalkan ruangan itu dan langsung mencari Guru Yu. "Kaley, jadi sekarang dia mengincar kitab 9 Matahari?" "Benar, Guru." "Kurang ajar! jadi dia sengaja datang ke akademi hanya untuk mencuri!" "Kita harus menangkap mereka!" "Kita tangkap mereka saat hendak mencuri kitab itu, kau awasi terus saja. Kapan mereka akan beraksi!" Sementara di kamarya. "Apa kau yakin jika Kay itu adalah mata-mata para master?" tanya Toru. "Guru Yu yang membawanya secara tiba-tiba, padahal sudah jelas sejak King Master sakit, akademi sudah tidak menerima murid baru lagi!" sahut Kaley. "Tapi kenapa kita harus sengaja memancing mereka, bagaimana jika kita gagal mencuri kitab 9 Matahari dan kita lalu tertangkap. Kita akan mendapatkan hukuman yang berat!" "Aku memiliki rencana, kita memang akan menjadi umpan untuk mengalihkan perhatian mereka. Sementara, akan ada orang lain yang mengambil kitab itu!" Efran dan Toru saling pandang lalu kembali menatap Kaley. "Keluargamu?" "Misi kali

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   82. Mantra Perisai

    "Menyamar?" seru semua orang. Caka mengangguk. Hanya dengan menyamar ia bisa bergerak leluasa di area Akademi. "Ide itu tidak buruk, tapi bagaimana kau akan mengungkap pelaku yang sesungguhnya?" sahut Yu Long. "Kita lihat saja nanti!" Akhirnya guru Yu mmebawa Caka kembali ke Akademi, dan kali ini ia akan menginap di asrama. Biarkan Mac sementara berada di rumah Arjun. Guru Yu mengenalkan Caka yang saat ini mengenakan kaca mata tebal, tahi lalat di bawah mata dan kumis tipis itu sebagai Kay. Kay mulai menjalani aktifitas seperti murid lainnya. Ia sengaja menjadi murid yang pendiam dan jarang berbaur. Saat diam ia bisa mengamati semuanya. Saat melewati paviliun belakang, samar Kay mendengar sebuah suara. Jadi ia pun bersembunyi di belakang pilar besar. "Jangan khawatir, Ayah. Sebentar lagi aku akan mendapatkan kita 9 Matahari. Dengan kitan itu, kita bisa meramu pil dewa sendiri!" Kay sangat terperangah, sepertinya orang itu sedang berkomunikasi melalui handphone.

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   81. Tidak Ada Kebetulan Di Dunia Ini

    Leo menatap Caka dengan tak percaya, ia snagat terkejut akan hal itu. Kabar burung yang ia tahu pemuda bernama Caka itu yang mencuri pil dewa. Tapi apakah benar, memang ayahnya yang sengaja memberikan pil dewa pada Caka? Leo kemudian menatap King Master. "Ayah, benarkah itu? Ayah yang memberikan pil dewa kepada Caka?" King Master memejamkan mata sejenak, "Iya. Aku memang memberikan pil dewa padamu!" Caka menghela nafas panjang, sementara Leo mengeraskan rahang. Bahkan dirinya yang merupakan putranya tidka berhak mendapatkan manfaat dari pil dewa. Tapi kenapa anak ingusan seperti Cakara bisa? "King Master, kenapa _" "Aku memiliki alasan, pil dewa todak kuberikan kepada sembarang orang. Kau memiliki aura murni yang sangat kuat, di dalam darahmu ... mengalir darah dari seseorang yang tidak biasa. Tapi selama ini, tubuhmu terkunci karena banyaknya racun yang kau terima!" "Ya, sejak kecil ... bibiku memberiku racun agar aku tak bisa pulih. Sebenarnya tubuh ini ...," Caka tak

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   80. Kesembuhan King Master

    "Kita pergi sekarang!" ujar Caka dengan tegas. "Aku dengar King Master dirawat di kediamannya di vila La Gracille. Di sana penjagaannya sangat ketat!" tukas Ryuka. "Iya, takutnya ada musuh yang memanfaatkan kondisi King Master untuk mencelakainya lagi!" imbuh Nardo. "Tak apa, aku akan ke sana bersama Mac!" "Kak Caka, aku ikut!" pinta Arjun. "Kau sudah cukup banyak membantu, Arjun!" "Siapa tahu Kak Caka membutuhkan bantuan di sana!" Setelah berfikir sejenak akhirnya Caka mengijinkan Arjun ikut bersamanya. Bahkan Ryuka juga. Mereka pergi bersama-sama ke kediaman King Master. Di pintu gerbang, para penjaga melarang mereka masuk. "Katakan pada Tuan kalian, aku membawa penawar untuk King Master!" "Banyak yang berkata demikian, tapi semuanya pembohong!" jawab si pengawal. "Aku tidak berbohong, aku membawanya langsung dari pulau persik. Griselda yang memberikannya!" Pengawal itu tampak berdiskusi dengan temannya beberapa saat. "Baiklah, tunggu di sini!" ujar si pengawal

DMCA.com Protection Status