Home / Urban / Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia / 6. Itu Tidak Memuaskanku

Share

6. Itu Tidak Memuaskanku

Author: Y Airy
last update Last Updated: 2024-03-30 15:51:19

"Apa jaminannya dia tidak akan berkhianat dariku?" tuntut Caka.

Rencana Cody menawarkan adiknya ini adalah rencana dadakan. Sebelumnya ia tak berfikir sampai ke sana, tapi karena Caka sepertinya sama sekali tak tertarik membantunya ia terpaksa mencari cara lain dan hanya ini yang bisa ia temukan dalam waktu singkat.

Lagipula ia juga tidak akan rugi, ia akan menjadi kakak ipar dari tuan muda terkaya di negeri ini. Statusnya akan seketika meningkat.

Caka menatap Cody dengan selidik, ia bisa menebak apa yang ada di dalam otak pria di depannya.

"Kau tahu, Jenderal. Apa yang dikatakann Arthur benar, aku bisa mendapatkan seribu wanita cantik dengan mudah. Tak peduli dia hanya menginginkan hartaku, atau hanya kekuasaan. Tapi Arthur tidak akan membiarkan hal itu terjadi!"

Cody tampak berfikir kembali, Caka yakin pria itu dengan mencari taktik lain.

"Saya mengerti, Tuan Caka. Tapi saya bisa menjamin, adik saya ... adalah seseorang yang penurut. Dia ... tidak akan berani macam-macam di belakang Anda!" janjinya.

"Apa jaminanmu?"

Cody menelan ludah. "Jika dia berkhianat, saya tidak akan menganggapnya adik lagi. Jadi terserah apa yang ingin Anda lakukan untuk menghukumnya!"

Caka menggerutu. "Itu tidak memusakanku, Cody. Kenapa hanya dia yang harus menanggung akibatnya? Bukankah kau yang menawarkannya padaku? Jadi kau ... harus ikut bertanggung jawab!"

Cody mulai tampak khawatir.

"Begini Jenderal Cody, jika sampai adik Anda berkhianat. Maka seluruh aset keluarga Morwyn akan menjadi milik keluarga Madaharsa, itu adalah harga yang pantas untuk sebuah pengkhianatan!" jelas Arthur yang mendapatkan lirikan setuju dari Caka.

Kedua bola mata Cody melebar, seluruh aset keluarga Morwyn? Artinya ia juga tetap akan bangkrut kan?

Tapi selama adiknya itu tak berbuat macam-macam itu tidak akan pernah terjadi. Dan ia yakin sang adik tidak akan pernah berani berbuat macam-macam.

"Baiklah, Tuan Caka. Saya setuju!" jawabnya mencoba meyakinkan diri sendiri. Karena jelas ada keraguan di sana.

"Besok, datanglah untuk menandatangani surat kontrak. Dan jangan lupa ... bawa calon istriku serta!" perintah Caka.

"Besok? Tapi Tuan Caka ... itu terlalu mendadak untuk adik saya!"

"Itu bukan urusanku."

Cody tak memiliki pilihan lain. "Baik, saya akan bawa adik saya besok."

Caka tersenyum getir, menghancurkan bedebah seperti Cody Morwyn memang tak perlu buru-buru. Jika ia melakukannya sekarang, mungkin ia akan kehilangan kesempatan untuk bisa mendapatkan kembali cincin merah saga.

Ia harus bersabar.

Sepeninggal Cody, Caka sedikit mengeluh. "Ini sama sekali bukan gayaku, Arthur. Memanfaatkan orang lain untuk mencapai tujuanku!"

Arthur menghela nafas, "Terkadang ... kita perlu sedikit melakukan trik dan keluar dari zona nyaman, Tuan Muda!"

Saat hendak makan malam keluarga, Caka menyampaikan niatnya untuk menikah besok di ruang keluarga kepada Vivian yang sedang membaca majalah. Hal itu membuat Vivian sangat terkejut.

“Apa?! Kau akan menikah. Dengan siapa?” tanya Vivian membelalakkan mata.

“Violetta dan Serkhan juga sudah menikah. Lalu kenapa Bibi terkejut begitu mendengar aku akan menikah?” protesnya dengan nada polos.

“Caka, bagaimana ya Bibi mau memberitahumu. Kau itu duduk di kursi roda, jika ada wanita yang ingin menikahimu itu pasti karena dia mengincar hartamu saja!”

“Siapa yang ingin menikah, kau Caka?” tanya Serkhan yang baru saja turun dari tangga bersama Lea.

“Apa yang dikatakan Ibu itu benar, Caka. Tidak ada wanita yang mau menikahimu kecuali dia itu hanya ingin menikmati kekayaanmu saja!” imbuh Lea dengan nada merendahkan.

“Bukankah wanita menjadi istri memang untuk menikmati kekayaan suami, apakah kau tidak seperti itu, Lea?” jawab Caka menatapnya.

Senyum di wajah Lea menghilang. “Mobil mewah yang kau kendarai ke mana-mana dibeli dari uang Serkhan, bukan?”

Lea menggerutu. “Memang tanggung jawab Serkhan untuk membahagiakan aku!”

“Kalau begitu sama, itu juga tanggung jawabku untuk membahagiakan istriku.”

Mereka semua bungkam.

“Bagaimana kalau ... Bibi saja yang mencarikanmu istri, Bibi akan mencari wanita yang penurut dan mudah diatur tapi yang jelas yang bisa mengurusmu. Jadi dia tidak akan macam-macam!” usul Vivian penuh harap.

Jika ia yang mencarikan istri untuk Caka, ia bisa menyuruh wanita itu untuk meracuni Caka perlahan-lahan sampai keponakannya itu mati sekali lagi. Dan semua kekuasaan Mahesvara akan jatuh ke tangan Serkhan sebagai pewaris laki-laki utama.

Selama tujuh tahun, sudah banyak cara yang ia lakukan akan tetapi selalu gagal. Anehnya racun yang selalu ia berikan pada makanan Caka sama sekali tak menunjukan reaksi apa pun.

Padahal kata temannya, kurang dari setahun kondisi keponakannya itu seharusnya semakin menurun hingga hanya bisa berbaring dan mati perlahan-lahan.

Tapi kenyataannya, Caka kian segar dan tampak sehat?

“Terima kasih, Bi. Aku sudah punya calon sendiri!” tolak Caka dengan tegas.

“Ouh, kau sudah bertemu dengannya?”

Caka tidak menjawab.

Akhirnya mereka pun pergi ke meja makan. Di mana di sana sudah ada Erdian dan Melina. Juga Regan, suami Vivian.

Meski sekarang Caka yang menjadi kepala keluarga, tapi ia tetap membiarkan Erdian yang berlaku sebagai lelaki tertua di rumah.

“Erdian, apa keponakan kita sudah memberitahumu jika dia akan menikah besok?” tanya Vivian begitu mendudukan diri.

Mereka semua menurunkan sendok yang hendak disuapkan. Sementara Caka tampak tenang dengan Arthur yang melayani makanannya.

Semua mata kini tertuju pada Caka.

“Apakah itu benar, Caka?” tanya Erdian.

“Iya, Paman. Aku akan menikah, apakah itu aneh?”

“Tidak, tapi apakah kau sudah mengenal wanitanya? Maksud Paman ... Paman tak pernah melihatmu bersama wanita mana pun kecuali sekretaris kantor!”

Caka hanya menghela nafas dalam, mulai menyantap makan malamnya.

“Kalian tak perlu khawatir, istriku tidak akan mengganggu kalian. Dia akan khusus mengurusku saja!” ujarnya dengan tenang.

Ia memang ingin menikahi wanita itu untuk menjadi pengurusnya, pelayannya. Tidak lebih. Hatinya hanya untuk satu wanita, sang istri tercinta yang telah tewas dibantai dengan keji oleh pasukan Cody.

Mengingat hal itu ia menggenggam sendok dengan kuat hingga sendok itu patah.

Suara patahan sendok membuat semua orang kembali menatapnya. Mereka menelan ludah melihat benda di tangan Caka. Sejak kapan pemuda itu memiliki kekuatan seperti itu?

“Tuan Muda, Anda baik-baik saja?” tanya Arthur membuyarkan angannya.

Related chapters

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   7. Darah Harus Dibayar Darah

    "Tuan Muda, Anda baik-baik saja?" tanya Arthur yang melihat gelagat tak biasa dari tuannya. Caka segera tersadar oleh suara Arthur, ia mengedarkan pandangan ke sekua orah yang saat ini menatapnya dengan rasa takut. Kemudian ia pun mengarahkan pandangan ke tangan yang berisi sendok yang sudah menjadi dua itu. Ia segera tersadar, harusnya bisa menahan emosi. Mereka tak boleh tahu jika ia sekuat itu. Ia pun meletakkan patahan sendok ke meja. "Arthur, aku sudah kenyang!""Tapi Anda belum makan, Tuan Muda.""Antarkan saja susu hangat dengan madu ke kamar!" perintahnya. "Baik, Tuan!" Arthur menoleh salah satu pelayan dan memberi isyarat agar menyiapkan apa yang tuan muda mereka minta sebelum membantu mendorong Caka menuju lift. Di dalam kamar, Arthur segera bertanya. "Ada apa, Tuan Muda?""Tidak ada apa-apa, hanya saja ... aku masih marah pada diriku sendiri. Aku tidak becus menjaga istri dan anak-anakku!" ada embun yang mengintip di ujung matanya. Seandainya ia tahu hari itu ... kel

    Last Updated : 2024-04-24
  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   8. Trik Apa yang Kau Mainkan?

    "Ah!" raung Zava ketika sikunya harus beradu dengan lantai secara keras. Ia hanya berniat membantun suaminya, tapi kenapa pria itu kasar?Caka menatap sang istri yang masih di lantai, sedang menahan rasa sakit di sikunya yang mungkin terluka. Ia sebenarnya tak tega. Lagipula itu juga refleks, ia terkejut karena wanita itu menyentuhnya. Tapi jika ia bersikap lembut, wanita itu bisa besar kepala.Caka pun melanjutkan memindahkan diri ke ranjang. "Jika aku tak mengijinkan, jangan menyentuhku!" ucapnya tegas menatap gadis itu yang sedang bangkit berdiri sembari memegangi sikunya. "Obati lukamu, kotak obat ada di kamar mandi!""B-baik, Tuan!" jawabnya sedikit gugup lalu melangkah ke kamar mandi. Mata Caka tak melepaskan wanita itu yang berjalan ke kamar mandi, bahkan krtika wanita itu sudah tak tampak dari pandangannya, ia masih menatap pintu kamar mandi yang terbuka. Caka meraih handphone untuk mengecek laporan yang ia minta dari Serina. Ia hana melirik saat sang istri keluar dari ka

    Last Updated : 2024-04-27
  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   9. Perdana Menteri, Haruslah Seseorang yang Bisa Berjalan

    "Anda sudah siap, Tuan Muda?" tanya Arthur di depan lobi sekretariat negara. Caka menatap pintu lobi itu, di dalam sana ia akan kembali bertemu dengan beberapa orang yang dikenalnya. Sayangnya orang-orang itu tak akan mengenali siapa ia sesungguhnya. "Tentu saja, Arthur. Aku sudah lama menanti hari ini!"Arthur pun mendorong Kurdi roda yang Caka duduki menembus pintu lobi. Mac juga setia mendampingi. "Selamat pagi Tuan Madaharsa, selamat pagi Tuan Reaves!" sapa security dengan sopan. Arthur pun mengangguk padanya sejenak, dua wanita resepsionis juga menyapa mereka. Saat Caka dan Arthur menunggu lift, terdengar suara setengah berbisik. "Tuan Muda Cakaran tampan ya, sayang dia cacat!" bisik salah satu wanita yang berada di balik meja resepsionis."Kudengar katanya dia baru saja menikah. Siapa wanita bodoh yang mau menikahinya?" balas temannya. "Pasti wanita itu hanya mau hartanya saja, wanita normal mana mau menikahi pria cacat karena cinta. Apalagi di jaman sekarang ini!" "Tuan

    Last Updated : 2024-05-02
  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   10. Kita Mulai Dari Dia

    "Insiden di kota Danfell 7 tahun yang lalu?" desis Douglas. "Maaf, Tuan Cakara. Mengapa Anda tanyakan hal itu?" tanya Ersano. "Hanya ingin bertanya saja, itu adalah sebuah insiden besar! Tapi menurutku ... atas dasar apa Jenderal Raymond Harrits melakukan pengkhianatan?" Mata semua orang melebar mendengar penuturannya. "Apa maksud Anda?" tanya Pak Presiden. Caka menoleh, membalas tatapan Reaghan. "Apakah menurut Anda ... dia seseorang yang ambisius? Sehingga hanya dengan sedikit iming-iming bisa dengan mudah melakukan sebuah pengkhianatan?"Reaghan terdiam, ia seolah tengah berfikir. "Sebenarnya apa yang ingin Anda utarakan, Tuan Cakara?" tanya Geino penuh arti. Caka menoleh padanya. "Apakah kata-kataku tadi kurang jelas? Aku ragu ... jika Jenderal Raymond benar melakukan pengkhianatan!""Keraguan Anda ini, atas dasar apa? Apakah Anda pernah bertemu dengan Jenderal Raymond?""Jujur ... belum. Tapi aku mempelajari jejak hidupnya!"Jawaban Caka membuat ruangan itu riuh dengan taw

    Last Updated : 2024-05-03
  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   11. Aku Adalah Raymond

    "Lancang sekali kau menahanku di sini, Mac?" seru Geino yang saat ini berdiri di samping mobilnya. Dua pengawalnya tak sadarkan diri di lantai. Sementara Mac berdiri menjulang di hadapannya. "Tuanku ingin berbicara dengan Anda, Pak Perdana Menteri. Saya hanya menjalankan perintah!" Suara langkah yang mendekat membuat Geino menoleh ke sana. Tampak Arthur mendorong Cakara mendekati mereka. Arthur menghentikan langkah beberapa meter dari tempat Geino berdiri. Mac lekas berpindah ke sisi Caka. "Tuan Cakara, apa maksudmu menahanku di sini? Bukankah kita sudah cukup berbincang di ruang pertemuan?" tanya Geino yang sebenarnya sedikit gugup. Caka menatapnya tajam, dulu mereka pernah bertemu beberapa kali. Geino termasuk orang yang licik! "Aku hanya ingin menanyakan kembali tentang satu hal!" jawab Caka dengan dingin. "Pertanyaan macam apa? Sehingga kauh harus menghalangi jalanku?""Raymond tak pernah menerima transfer uang dari Cherchstorn, bagaimana mungkin bisa ada bukti transfer it

    Last Updated : 2024-05-05
  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   12. Akan Tiba Waktumu Menerima Karma

    Caka menoleh ke tubuh Geino yang sudah terbujur kaku dengan darah yang menggenang di sekitar kepalanya. "Bereskan dan jangan tinggalkan jejak!" perintah Caka."Tidak ada yang boleh tahu jika Geino Alberthus sudah mati!" imbuh Arthur.Mac menyuruh dua anak buahnya untuk membereskan jasad Geino dan membersihkan jejaknya. Setelah itu mereka langsung ke Mainwell Group."Arthur, apakah kita bisa mencari rekaman cctv semua sudut kantor 7 tahun yang lalu?" tanya Caka."Khususnya pantry, Tuan Muda. Saya yakin ada salah satu OB yang terlibat. Karena hanya OB yang memiliki keleluasaan untuk menaruh sesuatu ke dalam minuman Tuan Besar!"'Kau benar, Arthur. Apakah ada OB yang mengundurkan diri 7 tahun terakhir ini?""Saya akan mengeceknya di bagian HRD!" ujar Arthur mulai melangkah meninggalkan ruangan Caka."Ersano ... akan tiba waktunya untukmu menerima karma. Nikmati saat hari-hari terakhirmu!" senyum iblis tercetak di wajah Caka.Satu persatu mereka akan menerima balasannya. Tapi Caka merasa

    Last Updated : 2024-05-06
  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   13. Aku Tak Minta Kau Bersujud Padaku

    "Dia pasti sudah berada di luar kota, kecuali ... jika sudah menyesali perbuatannya dan hanya tinggal menunggu!" ucap Caka membuat Arthur menolehnya heran. Jika pria itu menyesal harusnya menyerahkan diri ke pihak berwajib!"Tuan Muda, dia tidak mungkin menyesal. Nyatanya masih berkeliaran di luar sana!" tukas Arthur dengan nada amarah. "Tidak ada yang melindunginya, jika dia menyerahkan diri ke kepolisian. Lalu siapa yang akan ia seret? Mereka ... yang berkuasa di atas kursi pemerintahan tidak akan mungkin mau mengaku!"Arthur tercenung. "Pria itu hanya akan menjadi tersangka utama, bahkan jika dalang di balik semua itu juga menguasai kepolisian. Pria itu akan dituduh melakukan pembunuhan karena dendam atau sejenisnya. Sementara dia memiliki keluarga!""Tidak ada yang akan menanggung keluarganya!" sahut Arthur yang mulai mengerti. "Tuan, Anda sangat berpikiran terbuka.""Aku berasal dari orang kecil, Arthur. Aku sudah puas menikmati pahitnya kehidupan, bahkan Caka ... mungkin sejak

    Last Updated : 2024-05-07
  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   14. Perlu Diberi Kesibukan

    Caka kembali ke mobil berjalan kaki, karena kursi rodanya rusak. Ia harus membeli yang baru, tapi untung saja Arthur sudah menyiapkan itulah. Di rumah ada kursi roda lain.Semua anak buahnya yang tewas diurus dengan sangat baik. Sedang para musuh, mereka memang harus membersihkan area itu. Tapi sulit menutupi jika terjadi pertempuran karena banyaknya jejak penembakan. Ketika mendengar mobil sang suami datang, Zava pun tergopoh menyambut di teras depan. Ia menoleh salah satu pengawal yang sudah menunggu dengan kursi roda."Bukankah Tuan membawa kursi roda?" "Terjadi insiden di jalan, Nyonya. Kursi roda Tian rusak."Wanita itu sangat terkejut, ketika pintu mobil terbuka ia hendak berlari ke arah suami untuk membantu. Namun ia ingat pria itu tak ingin dirinya menyentuhnya. Jadi ia pun mengurungkan niatnya. Ia akan membantu mendorong kursi rodanya saja nanti. Mac yang membantu Caka berpindah ke kursi roda, setelah Caka duduk dengan benar, baru Zava mendekat. "Tuan, biar saya saja yan

    Last Updated : 2024-05-11

Latest chapter

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   88. Tak Bisa Mengampunimu

    "Caka, kenapa kau di sini?" tanya Lea dengan nada gemetar. "Aku ingin bicara denganmu!" Jawaban Caka sangat tenang dan dingin. "Kita ... bisa bicara di rumah." "Tapi aku ingin di sini!" Lea menelan ludah, entah mengapa ia meluhat sepupu iparnya itu tampak berbeda hari ini. Pemuda itu duduk di deoan kap mobil depannya, dan tak ada tongkat yang tampak ia gunakan. "Caka_" ucapan Lea terputu. saat Caka menarik diri hingga berdiri di atas kakinya dengan tegap. "C-Caka, kau ... kau bisa berjalan?" Caka menyimpulkan senyum kecut, "Aku bahkan bisa berlari ke hadapanmu dengan kilat!" Lea memundurkan diri, ia memiliki firasat tak baik itu sebabnya mencoba mancari jalan untuk melarikan diri. Sayangnya dari belakangnya, muncul Mac dengan ekspresi dingin. "Sebelum kita selesai bicara, aku tak akan membiarkanmu pergi!" ujar Caka menyeringai. "A-apa yang ingin-kau bicarakan?" "Katakan padaku, berapa kali kau memukul istriku?" Kedua mata Lea melebar seketika, rupanya gadis kampung i

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   87. Aku Bisa Melindungimu

    "Untuk apa, Tuan?" "Aku suamimu, jadi aku berhak melihat seluruh tubuhmu tak terkecuali. Kau ingin membantah?" Zava menggeleng, ia pun menjulurkan kaki kirinya. Tak ada apa pun di sana. "Kaki yang satunya!" pinta Caka. Zava menelan ludah, dengan menggigit bibir ia pun menjukurkan kaki kanannya di sebelah sang suami. Caka menatap gelang kaki itu, ia memungkut kaki sang istri yang memakai gelang sedikit tinggi agar bisa mengamati gelang itu dengan jelas. Gelang itu terbuat dari titanium, itu berbentuk seperti gelang oada umumnya. Tapi melekat erat pada kulit Zava hingga meninggalkan bekas kemerahan di sekitar area gelang. Itu bukan karena sudah kekecilan, tapi sepertinya memang dibuat seperti itu. Caka memejamkan mata, meletakan telapak tangannya di atas gelang itu. Mengeluarkan sedikit energi untuk memeriksa. Rupanya di dalam gelang itu ada semacam energi yang digunakan untuk membelenggu. Gelang itu dibuat menempel pada kaki agar terhubung langsung dengan pembuluh da

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   86. Pancingan Untuk Vivian

    Caka menatap wajah istrinya yang merona, wajah tanpa make up itu tampak segar dengan bibir kemerahan. Sebagai laki-laki normal, ia tentu tak bisa menolak pesona yang wanita muda itu tawarkan. Perlahan ia mendekatkan wajah, menutupkan bibirnya ke bibir sang istri. Zava memang terkejut, namun ia tak menolak. Ia terkejut karena selama ini pria yang sudah menjadi suaminya itu selalu dingin padanya. Bahkan terkesan membencinya. Ia tak pernah berfikir jika pria itu akan melakukan hal mesra kepadanya. Tapi malam ini ... pria itu menciummya. Antara ada rasa senang dan takut bercampur menjadi satu. Namun ia hanya melayani apa yang suaminya inginkan. Caka sedikit terkejut dengan respon wanita itu yang membalas ciumannya, memang Zava masih amatiran. Ciumannya masih sangat lugu, namun itu berhasil membuat Caka hilang kendali. Ia mulai melepaskan pakaian wanita itu satu persatu. Membalikan posisi mereka hingga Zava berada di bawahnya. Caka menatap wajah sang istri yang tampak s

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   85. Kembali ke Allarith

    Permasalahan di Akademi akhirnya selesai. Caka bisa bernafas dengan lega sekarang. Ia berhasil membersihkan namanya, bahkan mendapatkan pil dewa dan pusaka milik King Master. Ia mempelajari kitab 9 Matahari, ajaibnya ia hanya butuh beberapa hari mempelajari kitab itu. Padahal orang normal membutuhkan waktu hingg. berbulan-bulan. Bahkan ada yang sampai bertahun-tahun, tapi ia hanya butuh waktu hitungan hari. Ia pun mengembalikan kitab itu pada King Master sebelum pulang ke Nollyvia. "Kau yakin tak ingin membawa kitab ini?" tanya King Master meyakinkan. "Terima kasih, King Master. Saya sudah mempelajarinya, dan itu sudah cukup!" King Master menyimpulkan senyum. "Kau memang sangat spesial, baiklah. Aku akan menyimpan kitab ini sampai suatu saat ada orang yang juga pantas mendapatkannya." Ia menerima kembali kitab itu. "Saya juga sekalian pamit, sudah saatnya saya kembali ke Nollyvia!" "Kau akan kembali ke Nollyvia?" "Banyak hal yang tak bisa saya tinggalkan terlal

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   84. Kitab 9 Matahari

    "Siapa kau?" pertanyaan Caka mengehntikan gerakannya. Pria itu menoleh, hanya beberapa detik karena setelah itu ia tetap menganbil kitab yang ada di dalam kotak. Kemudian pria itu pun melarikan diri, Caka segera mengejarnya. Meraih pundak pria itu lalu membalik tubuhnya, sang pria yang mengenakan pakaian serba hitam itu pun langsung menyerangnya. Mereka harus baku hantam. Di sela pertarungan Cakara mencoba untuk merebut kitab yang ada di salah satu tangan pria itu. Namun rupanya pria itu sangat tangguh, ilmu bela dirinya di atas yang dimiliki oleh Caka. Bahkan Caka terkena serangan beberapa kali, tubuhnya sempat terpental dan membentur dinding. Tapi ia tidak akan membiarkan orang itu berhasil membawa kitab 9 Matahari. Caka bangkit lalu kembali mengejar pria itu keluar ruangan. Ia mengikutinya menapai lorong sempit, menuju ke pintu keluar yang lain. Caka mengejarnya hingga keluar dari pagoda. Di luar justru ia semakin bebas menyerang pria itu. Pukulan dan tendangan mewarn

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   83. Pengalihan

    Kay meninggalkan ruangan itu dan langsung mencari Guru Yu. "Kaley, jadi sekarang dia mengincar kitab 9 Matahari?" "Benar, Guru." "Kurang ajar! jadi dia sengaja datang ke akademi hanya untuk mencuri!" "Kita harus menangkap mereka!" "Kita tangkap mereka saat hendak mencuri kitab itu, kau awasi terus saja. Kapan mereka akan beraksi!" Sementara di kamarya. "Apa kau yakin jika Kay itu adalah mata-mata para master?" tanya Toru. "Guru Yu yang membawanya secara tiba-tiba, padahal sudah jelas sejak King Master sakit, akademi sudah tidak menerima murid baru lagi!" sahut Kaley. "Tapi kenapa kita harus sengaja memancing mereka, bagaimana jika kita gagal mencuri kitab 9 Matahari dan kita lalu tertangkap. Kita akan mendapatkan hukuman yang berat!" "Aku memiliki rencana, kita memang akan menjadi umpan untuk mengalihkan perhatian mereka. Sementara, akan ada orang lain yang mengambil kitab itu!" Efran dan Toru saling pandang lalu kembali menatap Kaley. "Keluargamu?" "Misi kali

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   82. Mantra Perisai

    "Menyamar?" seru semua orang. Caka mengangguk. Hanya dengan menyamar ia bisa bergerak leluasa di area Akademi. "Ide itu tidak buruk, tapi bagaimana kau akan mengungkap pelaku yang sesungguhnya?" sahut Yu Long. "Kita lihat saja nanti!" Akhirnya guru Yu mmebawa Caka kembali ke Akademi, dan kali ini ia akan menginap di asrama. Biarkan Mac sementara berada di rumah Arjun. Guru Yu mengenalkan Caka yang saat ini mengenakan kaca mata tebal, tahi lalat di bawah mata dan kumis tipis itu sebagai Kay. Kay mulai menjalani aktifitas seperti murid lainnya. Ia sengaja menjadi murid yang pendiam dan jarang berbaur. Saat diam ia bisa mengamati semuanya. Saat melewati paviliun belakang, samar Kay mendengar sebuah suara. Jadi ia pun bersembunyi di belakang pilar besar. "Jangan khawatir, Ayah. Sebentar lagi aku akan mendapatkan kita 9 Matahari. Dengan kitan itu, kita bisa meramu pil dewa sendiri!" Kay sangat terperangah, sepertinya orang itu sedang berkomunikasi melalui handphone.

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   81. Tidak Ada Kebetulan Di Dunia Ini

    Leo menatap Caka dengan tak percaya, ia snagat terkejut akan hal itu. Kabar burung yang ia tahu pemuda bernama Caka itu yang mencuri pil dewa. Tapi apakah benar, memang ayahnya yang sengaja memberikan pil dewa pada Caka? Leo kemudian menatap King Master. "Ayah, benarkah itu? Ayah yang memberikan pil dewa kepada Caka?" King Master memejamkan mata sejenak, "Iya. Aku memang memberikan pil dewa padamu!" Caka menghela nafas panjang, sementara Leo mengeraskan rahang. Bahkan dirinya yang merupakan putranya tidka berhak mendapatkan manfaat dari pil dewa. Tapi kenapa anak ingusan seperti Cakara bisa? "King Master, kenapa _" "Aku memiliki alasan, pil dewa todak kuberikan kepada sembarang orang. Kau memiliki aura murni yang sangat kuat, di dalam darahmu ... mengalir darah dari seseorang yang tidak biasa. Tapi selama ini, tubuhmu terkunci karena banyaknya racun yang kau terima!" "Ya, sejak kecil ... bibiku memberiku racun agar aku tak bisa pulih. Sebenarnya tubuh ini ...," Caka tak

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   80. Kesembuhan King Master

    "Kita pergi sekarang!" ujar Caka dengan tegas. "Aku dengar King Master dirawat di kediamannya di vila La Gracille. Di sana penjagaannya sangat ketat!" tukas Ryuka. "Iya, takutnya ada musuh yang memanfaatkan kondisi King Master untuk mencelakainya lagi!" imbuh Nardo. "Tak apa, aku akan ke sana bersama Mac!" "Kak Caka, aku ikut!" pinta Arjun. "Kau sudah cukup banyak membantu, Arjun!" "Siapa tahu Kak Caka membutuhkan bantuan di sana!" Setelah berfikir sejenak akhirnya Caka mengijinkan Arjun ikut bersamanya. Bahkan Ryuka juga. Mereka pergi bersama-sama ke kediaman King Master. Di pintu gerbang, para penjaga melarang mereka masuk. "Katakan pada Tuan kalian, aku membawa penawar untuk King Master!" "Banyak yang berkata demikian, tapi semuanya pembohong!" jawab si pengawal. "Aku tidak berbohong, aku membawanya langsung dari pulau persik. Griselda yang memberikannya!" Pengawal itu tampak berdiskusi dengan temannya beberapa saat. "Baiklah, tunggu di sini!" ujar si pengawal

DMCA.com Protection Status