Beranda / Rumah Tangga / Sang Pewaris Buta / Seratus Dua puluh satu

Share

Seratus Dua puluh satu

Penulis: Dewanu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-21 21:14:27

Bagaimana mungkin ia akan menyampaikan keadaan William yang mengenaskan ini sementara Meena pasti akan mengalami shock.

Iapun memenangkan diri dan berfikir sejenak.

"Mohon maaf, tolong berikan alamat rumah sakit korban ini," tanya Jonathan pada seorang petugas.

"Baik, tunggu sebentar."

Pria petugas itu melihat ke komputer dan memberikan data pada Jonathan.

"Cepatlah ke sana karena pihak rumah sakit mungkin sangat menunggu kehadiran keluarganya."

"Baiklah Pak. Terimakasih."

Jonathan tidak menunjukkan pada Meena foto yang ia dapatkan. Iapun mendekati Meena dan mengajaknya pergi.

"Di mana Wiliam? Apakah kau sudah tau keadaannya?"

"Dia di rumah sakit, sudah mendapatkan perawatan dari rumah sakit. Kita akan segera tau. Ayo cepat, pihak rumah sakit pasti sedang menunggu keluarga."

Meena ikut bergegas dengan susah payah mengikuti langkah Jonathan. Perutnya yang sudah membesar, Jonathan sungguh tak tau? rutuknya dalam hati.

Sementara Jonathan sudah tak karuan karena meli
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Pewaris Buta    Seratus Dua puluh Dua

    Meena hanya termenung, saat Jonathan memberikan solusi untuk rasa takut yang mungkin ia khawatirkan. Akan tetapi setelah kedua orang itu pergi untuk selamanya, hari-hari Meena atau Jonathan semakin dilanda kesepian. Satu bulan kemudian Meena melahirkan anak perempuan cantik dan diberikan nama Laila. Nama itu adalah nama yang diinginkan Wiliam suaminya. Sementara itu putra Jonathan diberi nama Juan. "Sebaiknya kau cepat pulang karena aku tidak percaya dengan baby sitter," tiba-tiba Jonathan memberikan instruksi pada Meena yang masih mengerjakan tugas kantor. "Kenapa tidak? Kau bisa mengawasinya lewat cctv semua pekerjaan baby sitter yang kau bayar," omel Meena. "Setidaknya bukan untuk sehari penuh." Meena hanya tersenyum tipis. Sebenarnya hal ini bukan untuk pertama kalinya. Sejak masih hamil besar, Jonathan selalu saja sibuk memintanya menjaga Juan dengan berbagai macam alasan. "Kamu bibinya, kamu juga punya tanggung jawab merawat keponakanmu." Setelah melahirkan t

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Sang Pewaris Buta    Seratus Dua Puluh Tiga

    Meena mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan Jonathan yang tanpa beban sedikitpun. 'Apa dia asal bicara?' batinnya dan menyipitkan matanya menatap dalam manik.mata Jonathan yang berdiri tepat di hadapannya. Bukan apa-apa, Jonathan sangat mencintai Laila meskipun Laila tidak mencintainya. 'Apa tujuannya?' "Apa alasanmu?" "Kita harus membesarkan anak-anak bersama-sama, kau tidak harus mencari nafkah juga untuk sementara waktu." "Ah... untuk sementara waktu? Kenapa aku harus repot-repot menjadi istrimu? Jangan kuatir, aku bisa membesarkan anak-anak sendirian. Lagipula Juan adalah keponakanku, kau tidak usah kuatir," ujarnya dengan senyum mengejek. "Selain itu jika kau menikah dengan wanita yang kau cintai suatu hari nanti, kau tidak perlu kuatir kalau aku akan menyerahkan Juan kepadamu. Tidak perlu repot-repot, aku akan mengurusnya sampai dewasa," tegasnya dan melangkah pergi meninggalkan Jonathan yang terpaku. Sementara Meena melangkah dengan jantung berdetak kencang. I

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Sang Pewaris Buta    Seratus Dua Puluh Empat

    Kemarahannya benar-benar menakutkan membuat ibunya diam seribu bahasa. Jonathan melanjutkan memasuki kamarnya dan melemparkan asal pakaiannya. Iapun menghempaskan dirinya di sebuah sofa besar kamar tidurnya karena merasa sangat lelah. Ya, rasa lelahnya yang telah sekian tahun lamanya sejak ia bercerai dengan Laila untuk kemudian menikahi kembali. Kegelapan dan air mata adalah iringan waktu yang mendera hidupnya selama ini. Teringat saat dirinya hanya seorang Jono yang miskin, entah mengapa waktu itu adalah kebahagiaan yang belum pernah ia dapatkan kembali saat ini. Jonathan menatap ke sekeliling ruangan yang dipenuhi perabotan mahal dan berkelas. Semuanya ini adalah apa yang didambakan seorang wanita bernama Winda, atau mungkin banyak wanita di luaran sana. Akan tetapi baik dirinya atau Laila istrinya bahkan tidak pernah bisa menikmati semua ini. Jonathan memijat pelipisnya karena sangat penat. Bayangan ketakutan itu justru lebih menakutkan saat ini. Itu karena dir

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Sang Pewaris Buta    Seratus Dua Puluh Lima

    Setelah Jonathan pergi, Winda melangkah menuju rumah Meena. Dia penasaran seperti apakah saudari perempuan Laila itu. Cerita unik juga menyedihkan cukup populer, soal bagaimana saudara kandung dan suaminya meninggal di hari yang sama, membuatnya semakin penasaran. Melihat Meena yang masih asik dengan dua bayi mungil di dalam box untuk mendapatkan sinar matahari pagi, hati Winda berdesir hebat. Bagaimana tidak, wanita itu sangatlah mirip dengan Laila. Akan tetapi secara postur tubuh dan talent, jelas Meena lebih seksi dan mengagumkan. Winda mengembangkan senyumnya saat Meena melihat ke arahnya dan Meena tentu saja dia membalas senyuman itu meskipun tidak mengenalnya. "Mereka sangat manis dan lucu, kau merawatnya dengan baik," kata Winda dan mengulurkan tangannya untuk menyapa. "Aku Winda, dan kau Meena bukan?" Meena menyambut tangan Winda dan tersenyum, "Benar, aku Meena. Uhmm, apakah kau kerabat Jonathan? Aku tidak pernah melihatmu." "Uhmm, bisa dibilang seperti itu. Dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Sang Pewaris Buta    Seratus Dua Puluh Enam

    Pertanyaan Meena membuat Winda tersipu. "Kau mengenalnya dengan baik." "Benarkah? Kau serius? Bagaimana bisa aku tak tau?" "Dia suami pertamaku, aku masih mencintainya. Dia juga duda sekarang." "Wah, pasti kalian akan berjodoh lagi. Kau harus mendekatinya dengan baik." "Itulah sebabnya aku butuh perantara yang baik dan bisa meyakinkan dia." "Jadi... siapa dia?" "Ayah dari anak ini," kaya Winda pelan dan membelai puncak kepala Juan. "Dia menikahi Laila, padahal Laila adalah asisten rumah tangga yang merawatnya saat dia sakit. Akulah yang bekerja dan membayar biaya gaji dan pengobatan Jonathan, bukankah sangat lucu karena tiba-tiba saja aku tahu mereka menikah?" Meena sangat terkejut, ia bahkan tidak pernah tau kisah itu, kisah bahwa ada affair diantara Laila dan Jonathan. Apakah ini adalah salah satu sifat Jonathan yang tersembunyi dengan baik? Lelaki ini ternyata sanggup untuk berkhianat dari cinta pertamanya. "Apa yang sebenarnya terjadi waktu itu? Uhmm... maksudku,

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Sang Pewaris Buta    Seratus Dua Puluh Tujuh

    Benar-benar gila dan tak tau malu bukan? Ucapannya jelas secara eksplisit sesuatu yang kotor dan menjijikan. Tapi Meena hanya sedikit terkejut, jantungnya kembali berdesir seolah berharap itu memang terjadi. Akan tetapi tentu saja kegugupan itu harus ia sembunyikan seolah tak mendengar apa-apa. Wajahnya sudah memerah sekarang, namun ia harus menyembunyikan dari pandangan Jonathan saat ini. Gegas iapun melangkah menuju kamar yang dimaksudkan Jonathan untuk mengganti pakaiannya. Jonathan melihat jelas, Meena melihatnya dengan gugup, ia yakin ucapan tadi adalah masalahnya. Iapun cepat menepuk mulutnya sendiri dengan telapak tangannya. "Sial, kenapa aku mengatakan sesuatu yang samasekali tidak penting?" omelnya pada dirinya sendiri. Meena pasti mengira dia adalah lelaki mesum yang menggoda kerabatnya sendiri. "Astaga, sialan banget tadi," gerutunya menyesal. Sesaat kemudian Meena sudah mengganti pakaiannya dengan baik. "Baju itu sangat pas untukmu, kau terlihat canti

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Sang Pewaris Buta    Seratus Dua Puluh Delapan

    "Kau bisa menghilang bersembunyi di dalam tanah seperti ular, aku sudah memberimu peringatan!" lanjutnya dengan tatapan marah pada Winda. "Jonathan, kenapa kau sangat marah?" Meena menahan lengan Jonathan supaya tidak mendekat kepada Winda, ia kuatir Jonathan melakukan kekerasan fisik pada wanita itu. "Diamlah Meena, kau sungguh tidak tau siapa perempuan licik ini. Sungguh tak tau malu karena dia masih berani berada di rumah ini!" Winda masih berdiri di tempatnya sementara Juan tertidur dalam gendongannya. "Tapi Jonathan, kasihan Juan, biarkan dia tidur dulu di tempatnya, dan kita bisa berbincang setelahnya." Meena segera mengambil Juan dalam pelukan Winda dan membawanya masuk ke kamar anak. Winda menatap Jonathan yang masih emosi. "Aku tau aku salah, Jonathan. Akan tetapi aku sungguh ingin menebus kesalahanku dan membantumu. Aku yakin kau adalah manusia yang punya hati nurani untuk memaafkan seseorang," katanya pelan. "Lagipula... aku tau bagaimana Laila berkhianat dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Sang Pewaris Buta    Seratus Dua Puluh Sembilan

    "Tidak mungkin! Aku bahkan merasa muak melihatnya, kau sungguh tidak tau apa-apa." Jonathan menggelengkan kepalanya, ia sungguh ingin Meena mengerti bagaimana perasaannya saat ini. Ia sungguh tidak akan mengulangi luka lama itu namun Winda selalu saja membuatnya teringat kembali. "Meena, kau tau bahwa kita bukan lagi anak-anak yang hanya meletakkan cinta diatas segalanya, kita tidak mabuk karena perasaan itu melainkan semuanya itu hanya sepenggal kisah yang berlalu. Akan tetapi kita adalah manusia dewasa yang berfikir bagaimana untuk melangkah tanpa kesalahan," katanya di sela-sela kesibukan mereka menyantap makan malam. "Kuharap aku bukanlah seorang pria yang menikah hanya sebatas nafsu dan mengejar perasaan cinta dari seseorang namun aku akan mencari pendamping yang mengerti bagaimana kami akan menghabiskan masa-masa indah sampai menua bersama." "Meskipun begitu bukan berarti perasaan cinta itu tidak akan tumbuh..." "Bukan berarti tidak akan tumbuh... maksudmu bisa saja ci

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27

Bab terbaru

  • Sang Pewaris Buta    TAMAT

    "Jonathan, bangunlah nak, sebaiknya kalian tidur di kamar kalian dan bukan di sini," bisik ibunya pelan sementara Jonathan masih belum penuh kesadarannya. "Ibu? Oh, tidak, aku ketiduran tadi." "Mana Mirna pengasuh kalian? Kenapa tidak ada di sini untuk menjaga mereka?" "Anu Bu, Ayah Mirna sakit keras sehingga ia harus ke rumah sakit." "Oh, begitu rupanya. Kalau begitu, bangunkan istrimu dan aku yang akan menjaga anak-anak malam ini." Jonathan sedikit malu, tapi tentu saja itu yang diharapkan. "Baik, Bu, aku akan membangunkan Meena terlebih dahulu." "Baik, bangunkan dia dan aku akan menyiapkan botol susu untuk anak-anak." Setelah ibunya pergi, Jonathan mendekati Meena yang terlelap sementara Juan masih menyusu di tubuhnya. Perlahan iapun mengusap puncak kepala Meena dengan lembut lalu menyentuh pipinya. "Sayang, kamu mau bangun apa enggak?" panggil Jonathan dengan terus membelai pipinya. "Hah? Eh, Jonathan?" "Iya, ini aku, suamimu." "Ya Tuhan, aku lupa. Aku hampir terkejut

  • Sang Pewaris Buta    Seratus Empat Puluh

    Winda berjalan mendekati dengan jantung berdetak hebat. Rasa malu bercampur marah seorang membayang di wajahnya. Akan tetapi ini adalah akhir dari perjalanan yang harus ia lakukan. Setelah semua ini, ia akan pergi menjauh dari pria pujaannya ini. Meena melihat wajah Winda yang tertunduk dalam membuatnya kasihan. "Winda..." "Selamat atas pernikahan kalian, Meena. Semoga kalian bahagia." Jonathan hanya diam melihatnya sementara Hanah melihatnya dengan wajah kesal. "Kamu tau sekarang, seorang lelaki itu tidak akan memaafkan perempuan yang berselingkuh, apa kamu mengerti sekarang?" Hanah berbicara blak-blakan, membuat Winda semakin sedih. "Maafkan aku atas semuanya. Aku sungguh minta maaf," wajah Winda kemerahan menahan air mata. Jonathan berharap penyesalan itu memang benar-benar ada pada wanita ini.Setelah mengatakannya Winda kemudian membalikkan tubuhnya untuk pergi dari sana.Meena sedikit merasa bersalah atas kejadian itu. Iapun tak mengira akan seperti ini akhirnya."Aku mer

  • Sang Pewaris Buta    Seratus Tiga Puluh Sembilan

    Indriana menerimanya, akan tetapi telapak tangannya sudah penuh keringat dingin. Ia merasa inilah yang ia butuhkan selama ini. Sebuah bukti nyata yang bisa mengembalikan ingatannya pada masa itu. Jonathan membiarkan Indriana dalam pikirannya sendiri. Ia terus mencoba banyak hal untuk membantu Indriana pulih. Wanita itu terus membuka album dan melihat apa yang ada di sana. Entah mengapa dadanya bergemuruh hebat saat melihat wajahnya berada di setiap lembar foto di sana. "Aku tak menyangka memiliki kenangan yang begitu indah seperti ini." Indriana melihat sendiri betapa indah senyum yang ia miliki dahulu. Senyum seorang wanita yang penuh kebahagiaan. Pada foto pernikahan itu iapun bisa menyaksikan tatapan matanya yang mencintai Jovan. "Ini adalah pernikahan kita?" tanya Indriana takjub. Jovan hampir menitikkan air matanya karena sangat sedih saat ini. Semua kebahagiaan yang pernah mereka miliki bersama menghilang begitu cepat. Karena tiga bulan setelah itu Indriana meng

  • Sang Pewaris Buta    Seratus Tiga Puluh Delapan

    Meena terpaksa mencobanya karena permintaan Indriana dan cincin itu sangat pas di jarinya. "Itu sangat pas sama kamu, Meena." Meena mengedikkan bahunya, ia masih tak mengerti. "Kalau begitu, aku akan menikahimu saja, apakah kamu bersedia?" Meena melotot tajam, jadi benar Jonathan sedang bermain-main? "Jonathan, apa maksudmu?" "Ayah, ibu... sebenarnya wanita itu adalah Meena. Wanita yang kusukai adalah Meena, dan sekarang aku ingin mendengar jawaban dari Meena." Indriana lebih terkejut lagi, ia tak menyangka Meena adalah gadis yang dimaksud Jonathan. "Kamu Serius?" "Tentu saja aku serius, Bu. Aku tau Meena adalah yang terbaik untukku dan juga untuk Juan. Apakah menurut ibu tidak seperti itu?" Indriana menatap Meena tak bisa menahan untuk tersenyum. Tentu saja itulah yang ia harapkan selama ini. "Aku sudah pernah menjodohkan kalian dahulu, tapi kalian tidak menuruti keinginan ibu, hah?" Ya, Jonathan juga ingat waktu itu dirinya menolak mentah-mentah tawaran ibuny

  • Sang Pewaris Buta    Seratus Tiga Puluh Tujuh

    Jovan mendengarkan dengan serius, dia tidak mengerti siapa wanita itu kali ini. "Kalau begitu, perkenalkan dia pada ayahmu ini, ayah senang mendengarnya, Juan membutuhkan seorang ibu, seharusnya kalian cepat menikah saja." Jonathan tersenyum, tidak sulit mendapatkan persetujuan semacam ini bukan? "Lalu bagaimana dengan ibu? Apakah ibu setuju kalau aku cepat menikah?" Indriana terdiam, ia tidak terlihat antusias. "Aku tidak yakin wanita seperti apa lagi yang kau pilih sebagai pendamping hidupmu. Tapi aku sudah kehabisan kata-kata untuk membuatmu sadar." Jawaban ibunya membuat Jonathan tidak puas samasekali. "Ibu tidak setuju aku menikah lagi?" "Bukan begitu, Jonathan. Ibu hanya ingin mengenal wanita seperti apakah dia itu. Ibu tentu saja merasa kuatir dengan kisahmu dalam menjalani rumah tangga. Ibu takut kamu terluka lagi." "Ibu, aku tidak seperti ayahku,.dia hanya setia dengan satu wanita saja, bukankah begitu, Ayah?" Jovan dan Indriana tertawa kecil dan sedikit t

  • Sang Pewaris Buta    Seratus Tiga Puluh Enam

    Tentu saja itu sangat penting, apakah kamu tidak berniat memberi tau? batin Meena, ia tetap diam tidak mengatakan apapun. "Terserah, kalau menurutmu penting, suatu saat kau pasti akan memberi tau padaku. Tapi sebenarnya... ini cukup berlebihan, aku bahkan tidak berharap kau bertindak sejauh ini. Bagiku, sudah cukup jika kamu mencintaiku." "Kenapa aku merasa wanita tidak seperti itu, Meena? Winda dulu juga begitu, tapi ternyata..." "Lihatlah, kamu masih juga membawa-bawa masa lalu. Aku berharap menjadi wanita yang cukup pintar sehingga tidak terlalu menunggu dan menuntut pemberian seorang laki-laki. Akan tetapi sebenarnya banyak juga kejadian wanita jadi besar kepala kalau sudah menghasilkan uang sendiri. Apakah kamu tidak takut aku menjadi seperti itu?" Jonathan hanya tersenyum tipis dan melangkah pergi, "Lakukan dan tunjukkan sifat aslimu secepat mungkin, Meena. Mungkin suatu hari nanti aku akan mengerti dan memutuskan apakah aku bisa bertahan atau tidak, seperti yang sudah lewat

  • Sang Pewaris Buta    Seratus Tiga Puluh Lima

    Ruangan itu sungguh diluar ekspektasinya. Bisa dibilang ruangan yang ditata begitu estetik dengan berbagai macam peralatan mewah. Ada satu meja besar dengan berbagai macam peralatan dan juga manekin dalam berbagai pose. Ada dua buah perangkat laptop dan juga monitor dinding yang besar. Meena bahkan tidak tau kapan ruangan ini di desain dan diubah menjadi seperti ini. "Apakah ini sungguh ruangan milikku?" Meena berbicara sendiri. "Tentu saja, ini adalah hadiah dariku. Kamu suka?" "Tapi... kenapa kau memberikan hadiah semahal ini? Aku...." "Apa yang harus ku berikan untuk wanita yang begitu spesial di hatiku? Aku juga tidak tau apakah ini cukup spesial. Selain itu... kau mungkin sangat kesal kepadaku akhir-akhir ini." "Jadi maksudmu?' "Kamu tidak akan melihatku dari sini, kau bisa fokus bekerja. Haruskah aku membuat area bermain untuk anak kita?" Meena tentu saja sangat terperangah, "Jangan keterlaluan, apa yang akan mereka katakan nantinya?" "Jangan perdulikan merek

  • Sang Pewaris Buta    Seratus Tiga Puluh Empat

    Meena menghempaskan dirinya di pembaringan. Ia teringat dengan bagaimana Jonathan bersikeras untuk menikahinya. Egonya setinggi ini untuk menolak tawaran yang dulu begitu ia inginkan. "Aku merasa sangat marah, aku juga bingung harus bagaimana," lirihnya mematut dirinya di cermin. Wajahnya... ia teringat dengan Laila yang begitu dicintai Jonathan. Ia sedikit terganggu karena bisa jadi Jonathan hanya ingin mengabadikan wajahnya demi Laila di sisinya. "Kenapa semua ini membuatku semakin bodoh dan takut?" gumamnya lagi. Adapun Jonathan melakukan hal yang sama di kamarnya. Ia melihat dirinya di cermin dan berkata, "Aku ingin tau dan penasaran, apakah kamu hanya mengoleksi banyak sekali fotoku tanpa tujuan? Seharusnya kau menerimaku karena aku yakin kau membutuhkanku," ujarnya pelan. "Tapi baiklah, kita lihat nanti apa yang akan kau lakukan," ujarnya kemudian. Keesokan harinya Jonathan berangkat bekerja tanpa menjemput Meena. Pria itu bahkan tidak menjenguk Juan pagi ini. "J

  • Sang Pewaris Buta    Seratus Tiga Puluh Tiga

    "Kau masih tak mengerti? Aku bilang aku akan menjalani hidup ini bersamamu sampai akhir, kenapa kau masih berkeras menolakku?" "Tapi Jonathan..." "Kau menyukaiku, aku ingat sekarang bahwa Wiliam pernah mengatakan padaku bahwa kau menyukaiku. Sayangnya aku tidak pernah memikirkannya." Meena sedikit terkejut. Ia tak menyangka Wiliam mengatakan hal bodoh semacam itu pada Jonathan. "Maafkan aku karena keadaan tidak memungkinkan bagiku pada waktu itu. Kau tau aku menyimpan rasa bersalah karena Laila juga tidak pernah mendapatkan cinta dariku saat dia menjadi istriku. Aku hanya seorang lelaki dingin dan bodoh." "Aku membuatnya menderita dan pergi dari rumahku, sehingga dia sangat terpuruk sendirian." "Jadi kau menikah karena penyesalan?" tanya Meena penasaran. "Begitulah, dia sebenarnya menyukaiku sebelum ingatannya hilang," ujarnya. "Tapi pada akhirnya saat dia menemukan cinta itu, semuanya sudah terlambat." Meena terdiam memikirkannya, akan tetapi hatinya masih dipenuhi ke

DMCA.com Protection Status