Home / Romansa / Sang Perebut Suami Orang (21+) / 22. Merayakan kemenangan (21+)

Share

22. Merayakan kemenangan (21+)

Author: Noona_im
last update Last Updated: 2024-10-07 11:34:50

Bukan kasur tempat yang dituju, melainkan Steno memojokkan tubuh Diara ke sisi tembok. Ia ingin mengeksplor semua sudut di ruangan kamar hotel ini.

Bibirnya masih membungkam bibir milik Diara, melumatnya hingga saling bertukar saliva. Pria tua itu sangat menyukainya, ah ia memang menyukai semua yang ada pada diri gadisnya. Kalau tidak, mana mungkin ia rela meninggalkan sang istri demi Diara.

Diara melepaskan ikatan handuk kimono yang tengah dipakai. Ia memang baru selesai mandi dan hanya memakai benda itu saja untuk menutupi tubuh polosnya. Simpul itu terlepas, dengan mudah terjatuh ke lantai membuat tubuh Diara seketika telanjang.

Kini bibir Steno mulai turun, menyusuri leher jenjang Diara. Steno menghisapnya, seperti biasa meninggalkan jejaknya di sana.

"Ouh geli sayang." Diara mulai bebas mendesah sebab sudah tidak ada yang menggumpal bibirnya. "Buat seluruh tubuhku merah semua sayang. Ini punya kamu, cuman milik kamu. Ah."

Diara memang paling bisa membuat hasrat Steno semakin mela
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Sang Perebut Suami Orang (21+)   23. Curhat pada Rianti

    "ASTAGA DIRA ... LO KE MANA AJA KOK GAK PULANG DARI KEMARIN?"Refleks, Diara langsung menjauhkan ponsel dari jangkauan Indra pendengaran. Ia baru saja bangun karena suara dering dari ponsel menganggu tidur nyenyaknya. Padahal Diara masih sangat lelah, juga mengantuk. Maklum saja karena ia baru bisa tertidur pukul tiga dini hari, setelah menyelesaikan pertempuran melelahkan, juga menakjubkan antara dirinya dengan Steno.Tapi di pagi ini, Rianti tahu-tahu menelepon dan langsung melontarkan tanya dengan suara kencang plus cemprengnya membuat telinga Diara jadi berdengung, sakit. Sepertinya ia tidak perlu bertanya lagi mengenai keadaannya, Diara sudah bisa menyimpulkan bahwa sahabatnya itu pasti sudah sembuh dari sakitnya. Meski kesal, namun Diara tetap bersyukur dalam hati mengetahui Rianti sudah pulih lagi.Mendekatkan lagi ponsel ke telinga, setelah dirasa Rianti berhenti berbicara. "Aduh Ti, pelanin dikit kek! Bisa budeg nih kuping gue." Balasnya mengeluh. Saking kencangnya suara Rian

    Last Updated : 2024-10-08
  • Sang Perebut Suami Orang (21+)   24. Dibelikan apartemen

    Tiga hari sudah Diara dan Steno menempati sebuah apartemen di kawasan elit tersebut. Apartemen yang baru saja dibeli oleh Steno atas nama Diara.Iya benar atas nama Diara. Steno membelikannya untuk gadis itu. Luar biasa 'kan?Kau tidak percaya dan tidak menyangka? Diara juga sama. Sungguh ia tidak menyangka Steno akan sampai seroyal itu. Diara senang? Tentu saja, siapa yang tidak bahagia dibelikan sebuah apartemen dengan fasilitas lengkap dan mewah seperti ini?Bahkan ketika baru saja diberitahu jika apartemen itu untuknya, Diara langsung melompat-lompat kegirangan lalu memeluk Steno sambil mengucapkan kata terima kasih berkali-kali. Steno hanya menanggapi dengan tertawa-tawa saja melihat gadisnya yang bertingkah seperti anak kecil. Ah Diara bahkan tidak peduli, meski Steno benar beranggapan begitu. Ia hanya ingin mengekspresikan kebahagiaan yang ia rasakan saat itu.Belum jadi istri saja Diara sudah mendapatkan sebuah apartemen, bagaimana jika ia sudah resmi menjadi istrinya? Sepert

    Last Updated : 2024-10-09
  • Sang Perebut Suami Orang (21+)   25. Kamu siapa?

    "Dira ... Lo ke sini?" Rianti langsung menyambut dan memeluk Diara. Rianti tidak tahu bahwa Diara akan datang ke Osean's, karena gadis itu tidak memberitahunya."Tumben lo mau peluk-peluk kaya gini. Biasanya lo paling risih kalo dipeluk." Ucap Diara setelah pelukannya terlepas. Sungguh mereka seperti dua saudara yang sudah lama tidak bertemu, padahal mereka hanya tidak bertemu selama satu minggu saja."Ya gak apa-apa sekali-kali." Ucap Rianti "Lagian gue emang kangen sama lo. Gue merasa kehilangan tahu, soalnya 'kan biasanya lo selalu merecokin mulu hidup gue.""Maaf ya selama ini gue selalu nyusahin lo." Ucap Diara jadi tidak enak.Rianti merangkulnya kembali. "Halah gak apa-apa, omongan gue yang terakhir itu bercandaan doang, jangan anggap serius. Gue sama sekali gak ngerasa disusahin kok." Setelah mengatakannya, Rianti mengajak Diara untuk menepi, agar mereka bisa mengobrol lebih nyaman lagi.Namun belum sampai di tempat yang akan mereka tuju--yaitu sebuah meja yang letaknya berad

    Last Updated : 2024-10-10
  • Sang Perebut Suami Orang (21+)   26. Putri Steno

    PLAK!!Bukannya jawaban yang Diara terima, malah sebuah tamparan keras mendarat di pipi kiri hingga membuatnya tertunduk. Siapa wanita itu? Diara tidak mengenalnya, tapi mengapa tiba-tiba menampar?Diara memegangi pipinya yang terasa panas dan perih, ia kembali mengangkat wajah dan menatapnya. "Siapa kamu? Kenapa menamparku?"Wanita itu melangkah maju dengan sorot mata yang begitu tajam bak sebuah pisau belati yang siap untuk menguliti kulit Diara hingga habis--sangat mengerikan sampai-sampai membuat Diara terus berjalan mundur."Kau mau tahu siapa aku, Hah?"Matanya bergulir dari atas ke bawah, memperhatikan Diara. Ia lalu menyeringai s3tan, sungguh Diara takut sekali, takut wanita itu akan berbuat lebih jauh dari sekedar menampar.Diara semakin dililit khawatir ketika ia mengingat bahwa dirinya hanya sendirian, apartemen itu juga merupakan apartemen elit dan eksklusif, setiap lantainya hanya terdiri dari sepuluh unit, jadi sangat jarang sekali orang berlalu lalang. Untuk meminta ban

    Last Updated : 2024-10-11
  • Sang Perebut Suami Orang (21+)   27. Apa ini?

    Setelah Tasya pergi meninggalkan apartemen, Steno tampak terdiam. Dari sorot matanya, Diara bisa melihat kesedihan yang mendalam. Steno pasti sangat terpukul sekali.Orang tua mana yang tidak sedih jika anaknya sudah tidak ingin menganggapnya lagi sebagai orang tua? Bahkan sampai berkata bahwa orang tuanya sudah mati. Tasya benar-benar keterlaluan. Diara merasa iba, dalam hati ia berjanji akan memberikan lelaki itu anak-anak yang manis, penurut, berbakti. Tidak seperti anaknya dari istri pertama yang durhaka itu.Diara menyentuh lembut dan mengusap-usap punggungnya. "Mas." Steno menoleh dan tampak memaksakan segaris senyum tipis. "Sabar ya," Steno mengangguk satu kali, ia juga menepuk lembut tangan diara yang berada di pundaknya."Duduk dulu Mas." Diara membimbing untuk menuju sofa. Setelahnya gadis itu pergi ke area dapur, mengambilkan minum.Segera Diara melangkahkan kaki, menghampirinya lagi. Ia harus terus berada di sisinya dalam keadaanya yang seperti ini. "Minum dulu Mas," Dia

    Last Updated : 2024-10-12
  • Sang Perebut Suami Orang (21+)   28. berita viral

    Kedua netra Diara masih membola dengan begitu lebar, ia begitu shock melihat apa yang ada dalam ponselnya.Ketika ia baru saja membuka ponsel untuk memesan makanan via online, hal tersebut tidak sempat ia lakukan karena sudah lebih dulu melihat begitu banyaknya notifikasi dari akun sosial medianya. Diara belum membukanya, tapi ia sudah membaca beberapa dari baris bar notifikasi.Isinya berupa kalimat kasar penuh caci maki yang ditujukkan untuknya. Sama sekali ia tidak mengenal orang-orang yang mengirimkan kalimat penuh cacian itu. Siapa mereka? Diara tidak tahu. Tapi mengapa mereka begitu tega menghinanya?Baru saja Diara ingin mencari tahu dengan mengklik dan menelusuri akun-akun tersebut, namun hal itu kembali ia urungkan, karena lebih dulu menerima sebuah pesan dari Rianti.Diara lantas lebih dulu membuka pesan dari sahabatnya itu.[Lo liat ini!] isi pesan dari Rianti, kemudian wanita itu mengirim sebuah video. Diara lantas mengklik dan melihatnya.Video itu ternyata berisi adegan

    Last Updated : 2024-10-13
  • Sang Perebut Suami Orang (21+)   29. pesan ancaman

    Semestinya hari ini Diara lalui dengan bersenang-senang bersama Steno seperti hari-hari kemarin, bahkan bisa lebih dari itu karena seharusnya seharian ini Steno berada di apartemen terus.Semua rencana dan niat yang sudah Diara susun di kepala mengenai apa yang akan ia lakukan seperti berbelanja kebutuhan dapur di supermarket, dan juga mengenai usaha agar cepat mendapat seorang bayi--harus musnah dan melebur begitu saja, seperti debu yang tertiup angin. Hilang tak tersisa.Setelah mendapat panggilan dari Yugo, Steno lekas meluncur entah ke mana? Lelaki itu hanya berkata bahwa akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa mempertahankan semuanya.Diara tidak tahu bagaimana caranya? namun ia cukup bersyukur karena meski dalam keadaan kacau seperti ini, Steno masih tetap ingin mempertahankan dirinya. Lelaki itu juga masih bersikap lembut dengan mencium keningnya ketika pergi tadi.Sekarang Diara berada di apartemen ini sendiri berteman sepi. Ia bosan, namun ia tidak berani untuk melihat po

    Last Updated : 2024-10-14
  • Sang Perebut Suami Orang (21+)   30. Terlambat

    "Apa!" Rianti memekik tidak percaya. "Sekarang mana hape lo?"Diara menunjuk pada ponselnya yang teronggok di lantai itu--masih di posisi yang sama ketika ia lempar dengan keras. Diara tidak tahu keadaan ponsel itu pecah atau mungkin malah sudah rusak? Ia tidak peduli.Rianti melangkah ke arah ponsel lalu mengambilnya. Terlihat gadis itu tengah mengutak-atik sembari berjalan mendekati Diara lagi. Jari-jari tangan Rianti masih sibuk mengutak-atik ponsel, sepertinya sih ponsel Diara tidak rusak dan masih berfunsi dengan baik. Ah tidak tahulah, Diara tidak ingin memastikannya. Ia sungguh trauma pada ponsel itu, agaknya setelah ini akan ia buang saja ponsel itu."Chat ini jangan di hapus dulu, ini bisa lo pake buat nyari tahu siapa orang dibalik semua ini." Kata Rianti."Gak usah, buang aja. Gue udah tahu kok siapa orangnya. Ya kalo bukan anaknya Mas Steno, berarti istrinya. Bisa jadi juga Lola." Jelas Diara, memberitahu kecurigaannya. Ya me

    Last Updated : 2024-10-15

Latest chapter

  • Sang Perebut Suami Orang (21+)   63. izin

    Jadi apa kata yang tepat untuk Diara berikan pada Echa, hm? Munafik 'kah? Ah ya, sepertinya kata itu cukup cocok untuknya.Echa memang munafik! Mengapa Diara bisa berkata demikian? Karena apa yang diucapkan olehnya sangat berbeda jauh dengan apa yang ia lakukan. Echa berucap kukuh ingin bercerai, tapi mengapa ia masih mau melayani suaminya itu di atas ranjang?Diara yakin Echa tidak terpaksa, Diara yakin wanita itu menikmatinya juga. Diara bisa mendengar dari bagaimana cara Echa mendesah semalam. Jelas sekali wanita itu sangat menikmati permainan yang diberikan oleh suami mereka.Dasar wanita plin-plan dan munafik!Setelah mengetahui keberadaan Zaenal, yang ternyata tengah bercinta dengan istri pertamanya. Diara tidak bersikap bar-bar dengan menggedor pintu kamar Echa dan membuat percintaan mereka berhenti. ia justru lebih memilih untuk kembali ke kamar yang ia tempati sendiri.Alasannya bukan karena Diara tidak berani, tapi ia hanya tidak mau membuang-buang energi untuk melakukan hal

  • Sang Perebut Suami Orang (21+)   62. Kesal

    Ternyata benar apa yang dipikirkan Diara. Kamar yang menjadi tempat istirahat sementarnnya merupakan kamar yang diperuntukkan untuk pembantu. Dari letaknya yang berada paling belakang saja Diara sudah dapat menebaknya, apalagi ketika ia sudah berada di dalamnya. Luasnya, isinya, semuanya sangat mirip dengan kamar yang dulu pernah Diara tempati ketika ia masih menjadi pembantu. "Ish benar-benar ya, Mas Zaenal tega banget ngebiarin aku tidur di tempat kaya gini. Padahal aku lagi hamil dan kondisiku lagi lemah.Diara tidak terima, tapi tidak bisa juga berbuat banyak untuk protes, karena memang hanya kamar ini saja yang tersisa. Ah, sudahlah untung hanya untuk sementara.Namun karena Diara tidak mau menderita sendirian, dan sebagai penebus rasa kesalnya. Ia terus memaksa Zaenal untuk tidur di sana juga.Awalnya lelaki itu terus beralasan, katanya ranjangnya terlalu kecil takut nanti Diara kesempitan dan tidak nyaman. Zaenal juga memakai alasan udara yang akan menjadi menipis dan pengap

  • Sang Perebut Suami Orang (21+)   61. Merajuk

    "Dasar wanita mandul menyebalkan!" Diara menggerutu pasalnya Echa tidak mau bertukar kamar dengannya. Wanita itu terus mendebat Zaenal hingga membuat suami mereka pusing dan akhirnya memilih mengalah. Diara tidak terima keinginannya tidak terpenuhi, lantas wanita itu ikut merajut yang membuat Zaenal semakin dilanda pening. Diara masa bodo melihat suaminya yang pusing. Lagipula salah sendiri kenapa malah mengalah dan menuruti istri pertamanya. sudah jelas-jelas yang hamil Diara. jadi seharusnya Zaenal lebih mengutamakan keinginannya bukan istri mandulnya itu. Ceklek! suara pintu terbuka membuat Diara yang terus menggerutu seketika terdiam. Ia melihat ke arah pintu, ternyata itu Zaenal. Sontak Diara membuang pandang ke arah lain. pokoknya ia ingin merajuk sebelum keinginannya terpenuhi. Zaenal menghela napas dengan kasar. Lelaki itu lalu menghampiri istrinya yang tengah merajuk. "Sayang, kamu laper gak? Mau makan apa?" Diara mendecih, wanita itu semakin dilanda kesal karena sang

  • Sang Perebut Suami Orang (21+)   60. Usaha menyingkirkan Echa

    Perlahan Diara membuka mata, hal pertama yang ia lihat setelah matanya terbuka dengan lebar adalah presensi Zaenal dengan wajah panik.Zaenal sudah melontarkan tanya, mengenai keadaan sang istri, namun alih-alih mendapat jawab, istrinya itu justru tidak mengindahkan dan malah mengedarkan pandangan--menelisik sekitar guna mengetahui keberadaannya sekarang.Diara tidak menemukan apapun yang berbau rumah sakit, aroma khas rumah sakit juga tidak tercium indra penciumannya. Ia mengenali ruangan ini dan ya, ternyata Diara berada di kamarnya sendiri--kamarnya di rumah sang suami.Jadi Zaenal tidak membawanya ke rumah sakit? Ah syukurlah, pasalnya Diara tidak mau menginap lagi di sana. Dan fakta ini sudah cukup menjawab pertanyaan yang sedari tadi bergelindang dalam benak, mengenai keadaannya sendiri. Bukankah sudah jelas membuktikan, bahwa tidak terjadi hal buruk pada dirinya dan kandungannya? Ah iya Diara yakin, pasti ia tidak apa-apa, sebab jika ia kenapa-kenapa ia tidak akan berada di sin

  • Sang Perebut Suami Orang (21+)   59. Echa akan kena masalah

    Walaupun Diara tidak keberatan atas keputusan Zaenal yang tidak ingin menceraikan Echa, namun tetap saja ia merasa penasaran dan ingin tahu apa-apa saja yang dikatakan Zaenal pada istri pertamanya itu.Sebagai pihak yang dirugikan dan disakiti, Diara yakin Echa pasti bersikukuh meminta untuk tetap berpisah. Dan sudah pasti juga bukan hal mudah untuk Zaenal membujuk istrinya untuk mempertahankan pernikahan mereka.Awalnya Zaenal enggan untuk menceritakannya, entah kenapa lelaki tidak mau bercerita. Tapi Diara terus memaksa, sehingga mau tak mau Zaenal pun menceritakan semuanya.Zaenal bilang, sebetulnya Echa masih sulit menerima. Tapi Zaenal tidak mau tahu dan tidak mau dibantah, lelaki itu juga sampai harus sedikit memberi ancaman agar Echa tidak berani mengajukan perceraian. Tentang apa ancamannya, Zaenal tidak memberitahukan secara detail, Diara juga enggan untuk bertanya lagi, namun yang pasti Zaenal berhasil membuat Echa menurut.Tapi Diara yakin Zaenal tidak hanya memberikan anca

  • Sang Perebut Suami Orang (21+)   58. Niat terselubung Diara

    "Gue kok kasian ya liat istrinya Mas Zaenal." Ucap Rianti, begitu ia beres membantu Diara berbaring dan bersandar di atas kasur, yang mulai hari ini resmi menjadi kamarnya. "Lo yakin gak mau mengurungkan niat?" Diara menatap sang sahabat yang kini duduk di sisi ranjang, kemudian ia gelengan kepala pelan. "Gak. Dia juga tega udah bikin gue dan anak gue celaka. Pokoknya gue mau dia harus tanggung jawab atas perbuatannya!" "Tapi Ra, menurut gue ini terlalu berlebihan. Lagian wajar kalau dia sampe kaya gitu ke lo. Soalnya lo udah ngerebut lakinya. Gue rasa semua istri yang suaminya direbut wanita lain, rata-rata pasti bakal ngelakuin hal yang sama." Ucapan Rianti tersebut membuat Diara terheran, pasalnya baru kali ini sahabatnya itu tidak sepemikiran dengannya. Rianti menentang keinginan Diara. Jujur saja Diara kurang suka sikap Rianti yang seperti ini, gadis itu seolah menyalahkan Diara. Padahal yang awalnya memberikan ide untuk merebut Zaenal dari istrinya adalah Rianti. Namun meng

  • Sang Perebut Suami Orang (21+)   57. Echa minta cerai

    "Kamu? Mau apa kamu ke rumahku?!" Echa bertanya setelah beberapa saat tadi hanya terdiam.Diara tersenyum kecut seraya berdecih, dalam hati ia membatin. 'Kau boleh bersikap angkuh sekarang, namun sebentar lagi kau pasti akan menangis darah! Huh..'"Aku akan--" Diara baru saja ingin menjawab, akan tetapi Zaenal sudah lebih dulu menghampiri sembari membawa barang-barang milik Diara.Sontak saja hal tersebut menyedot perhatian Echa. Diara bisa menangkap wajah istri pertama suaminya yang sangat kebingungan dengan apa yang terjadi saat ini. Sepertinya Zaenal memang belum menceritakan rencana mereka. Diara menyunggingkan senyum dan hati ia bersyukur. 'baguslah, pasti akan lebih seru lagi.'"Mas!" Dengan wajah yang masih menatap bingung, Echa memanggil suaminya, agaknya wanita itu ingin menuntut penjelasan."Kita bicara di dalam!" Tukas Zaenal tegas.Echa menggelengkan kepalanya. "Tidak! Aku tidak sudi rumahku diinjak wanita murahan ini!" Tunjuknya pada Diara dengan mata yang melotot."Ini r

  • Sang Perebut Suami Orang (21+)   56. Tinggal satu atap dengan madu

    Akhirnya hari ini Diara sudah diizinkan untuk pulang, setelah tiga hari dirawat. Rasanya sangat senang sekali, apalagi Zaenal menuruti keinginannya untuk tinggal di rumah yang ditempati oleh Echa. Ah Diara sangat tidak sabar, ingin bertemu dengan kakak madunya. Kira-kira bagaimana ya reaksinya nanti? Terkejut? Itu sih sudah pasti, tapi apakah Echa akan mengamuk? Atau mungkin malah pingsan karena saking terkejutnya? Tidak tahulah, pokoknya Diara sudah tidak sabar ingin bertemu. ia sudah tidak sabar ingin segera melihat wajah kekalahannya. Huh pasti sangat lucu sekali, bukan? Diara pastikan kali ini ia menang telak. Buktinya saja selama dirawat di rumah sakit, Zaenal selalu menemaninya, selalu ada di sampingnya. Paling-paling jika pergi hanya untuk urusan pekerjaan yang benar-benar mendesak saja dan tidak bisa diwakilkan oleh orang lain. Perhatian Zaenal sekarang semakin bertambah, ia jadi semakin over protektif. Ketika ia harus pergi, Zaenal akan meminta Rianti untuk menemani. Zaena

  • Sang Perebut Suami Orang (21+)   55. Echa harus tanggung jawab!

    "Sstt~" Diara seketika mendesis saat merasakan rasa nyeri itu lagi di bagian perut. Rasanya memang tidak begitu sakit seperti beberapa saat lalu, tapi tetap saja masih terasa sakit juga."Sayang, kamu sudah sadar?" Zaenal semerta-merta menghampiri. Diara tidak langsung menjawab pertanyaan, melainkan matanya mengedar ke seluruh ruangan--meneliti, dan ia baru menyadari bahwa kini dirinya sudah berada di rumah sakit.Ah Diara baru ingat, sepertinya tadi ia pingsan karena dorongan kencang yang dilakukan Echa. Sejurus kemudian matanya membelalak, ketika otaknya mengingat kejadian terakhir itu."Sayang, kamu gak apa-apa 'kan? Apa masih sakit?" Zaenal bertanya lagi, tapi Diara tidak menjawabnya melainkan meraba perutnya dengan panik. Diara takut anaknya gugur. Bisa gawat jika hal itu terjadi. Zaenal bisa saja meninggalkannya karena sesuatu yang mengikatnya sudah tidak ada lagi."Mas! Gimana anak kita? Dia gak gugur 'kan? Dia masih ada di perutku 'kan Mas?" Diara bertanya panik, sungguh ia ta

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status