Fang dan Kakek disambut oleh Xiao Laohu ketika tiba di kediamannya. Harimau Cambuk Api itu langsung mendekati Fang dan mengeluskan kepalanya ke kaki sang bocah.
"Kenapa kau rindu padaku?" tanya Fang tersenyum tipis dan disambut anggukan oleh Xiao Laohu.
"Baru juga ditinggal sebentar!" ucapnya kembali dan mengelus kepada Xiao Laohu dengan pelan.
"Lihat aku membawakan kau ini…!" sambungnya dan mengeluarkan mainan berbentuk tulang lalu diberikannya kepada Xiao Laohu.
Kakek yang dari tadi melihat hal itu hanya tersenyum pahit. "Hanya kau yang memperlakukan seekor Harimau Cambuk Api seperti itu,"
"Maksudnya Kek?" tanya Fang meminta penjelasan, ia tidak mengerti.
"Orang lain akan memberikannya daging hewan gaib yang bernilai tinggi, hanya kau yang memberikannya tulang itu pun tulang mainan." jelas Kakek.
"Tapi dia menyukainya," Fang menunjuk Xiao Laohu yang sedang menggigit tulang mainan yang diberikannya. Terlihat juga sang Harimau
Fang mengajak Xiao Laohu mengikutinya berlatih ketika ayam hutan sudah berkokok dengan lantangnya menunjukkan bahwa hari mulai pagi. Bulan yang bersinar indah pun mulai memudar dan perlahan digantikan matahari.Pemuda itu ternyata mengajak Harimau Cambuk Api untuk masuk kembali ke dunia asal sang hewan gaib tersebut. Fang memutuskan untuk mengumpulkan aura pembunuh sebanyak mungkin dengan memburu hewan gaib yang ada di tempat itu."Aku yakin bisa mengatasi dan menghilangkan efek sampingnya," gumam pelan Fang. Ia pernah membaca sebuah buku, bahwa pada tingkat tertentu aura pembunuh bukan hanya bisa dijadikan untuk menekan musuh, melainkan untuk menyerang juga sebab itulah Fang ingin meningkatkan aura pembunuhnya.Aura pembunuh nyatanya bisa dijadikan ilmu ilusi tingkat tinggi oleh penggunanya, "Aku sudah tidak sabar untuk menguasainya." Bersamaan dengan itu, Fang dan Xiao Laohu sampai di pintu masuk formasi sihir. Keduanya lalu melompat dan beberapa saat kemudian
Fang mengeluarkan aura bertarungnya membuat udara di sekitar menjadi lebih dingin daripada sebelumnya. Dedaunan yang tadinya melekat dengan erat pada tangkai pepohonan kini mulai berguguran satu persatu karena hembusan angin yang diciptakan Fang bersamaan dengan langkahnya mendekati sang Monyet Taring Ganas. Tentu saja raja Monyet Taring Ganas itu tidak membiarkan Fang mendekatinya dengan leluasa, ia mengangkat satu tangannya yang berukuran besar itu lalu menghantamkannya ke Fang. Beruntung bocah itu bisa menghindarinya dengan cepat. "Mengesankan, tapi belum bisa melumpuhkan ku," Fang tersenyum dingin, kemudian melesatkan pukulannya ke arah dada sang raja Monyet Taring Ganas. Namun pukulan bocah itu tidak berdampak besar pada sang raja Monyet, hewan gaib tersebut hanya menggaruk dadanya yang terkena pukulan. "Tubuhmu cukup keras ya," Fang tertawa kecil sambil bergerak mundur mengambil jarak dari raja Monyet. Fang cukup terkejut dengan hal itu sebab ia sudah m
Setelah selesai menyerap Intisari Darah, Fang mengajak Xiao Laohu dan Kong Guan yang tidak lain adalah nama raja Monyet Taring Ganas yang diberikan sebelumnya untuk memasuki lebih dalam alam tersebut dan mencari hewan-hewan gaib lainnya. Tidak lupa juga Fang mengumpulkan Permata Siluman yang dihasilkan dari kelompok Monyet Taring Ganas yang ia bunuh sebelumnya.Raja Monyet Taring Ganas menatap Fang dengan perasaan campur aduk lalu menggelengkan kepalanya. Saat ini ia tidak bisa melakukan apa-apa dan harus setia kepada Fang yang sudah menjadi tuannya sekarang.Fang menyadari bahwa raja Monyet Taring Ganas belum menerimanya sepenuhnya, tetapi ia tidak memikirkannya karena semua itu akan menghilang seiring berjalannya waktu."Ku rasa kita akan menjadi rekan yang baik," Fang tersenyum tipis ke Xiao Laohu yang ada di sebelah kanannya lalu Kong Guan di sebelah kirinya. Ketiganya lalu melesat meninggalkan tempat itu.Fang sudah mengumpulkan banyak aura pembunuh,
Menjadi salah satu pendekar sepuh yang masih hidup sampai saat ini setelah mengarungi dunia persilatan yang kejam dan penuh pertumpahan darah nyatanya bukan hal yang biasa untuk sang Kakek. Umur panjangnya tidak didapat karena ia selalu bersembunyi dan menghindari pertarungan tetapi murni dari kemampuan yang ia miliki.Matahari baru saja muncul dari persembunyiannya, tepat di halaman yang tidak terlalu luas berdiri dua orang yang satu pria sepuh sementara yang satu lagi seorang anak kecil. Keduanya tidak lain adalah sang Kakek dan cucunya, Fang."Kakek juga menguasai ilmu yang bisa menyembunyikan dan mengatasi aura pembunuh agar tidak mencelakai pemiliknya?" Fang begitu terkejut saat sang Kakek menunjukkan kemampuan yang dimiliki."Fang'er, ini hanya sebagian kecil saja. Kau bisa melihat kemampuan Kakek lainnya seiring berjalannya waktu," Kakek tersenyum bangga."Sombong sekali!" dengan Fang sambil membuang mukanya. Hal itu dilihat langsung oleh sang Kake
"Tidak… Kakek…" Fang berteriak keras. Teriakannya terhenti saat ia melihat 12 sosok misterius yang menggunakan jubah berwarna hitam dan menutupi wajah mereka dengan kain. Kedua belas sosok itu ingin membawa tubuh Kakeknya Fang yang tentunya sang bocah tidak membiarkannya. Fang menyerang satu sosok yang ada di depannya dengan jurus Cakar Harimau Menembus Jantung yang dipelajari dari berlatih bersama Xiao Laohu. Tetapi serangannya itu gagal, sosok itu menjadi sebuah bayangan yang membuat tangan Fang hanya melewati tubuhnya saja. Fang tidak menyerah, ia kembali menyerang. Tetapi lagi-lagi serangannya gagal, lebih parah lagi ia terkena serangan balasan dari sosok itu yang membuatnya terlempar hingga menabrak dinding bangunan. "Jangan halangi kami," ucap sosok itu dengan suara parau. "Dalam mimpimu," balas Fang lalu kembali maju menyerang. Serangannya cukup dahsyat karena ia menggunakan segenap kemampuannya membuat ledakan-ledakan kecil tercipta di
Tujuh tahun telah berlalu, Fang kini tumbuh menjadi pemuda yang tampan seiring berjalannya waktu. Fang mempelajari ilmu tingkat tinggi yang bisa mempertahankan kemudaannya dan menambah ketampanannya.Selama beberapa tahun itu juga, Fang menghabiskan waktunya untuk berlatih dan mempelajari banyak hal baru yang menurutnya akan berguna di masa depan.Fang juga sudah menyempurnakan ilmu-ilmu yang diturunkan oleh Kakek sekaligus gurunya. Kekuatannya juga terus meningkat.Bukan hanya Fang, tetapi kedua sahabatnya yaitu Xiao Laohu dan Kong Guan menunjukkan perubahan terutama pada kekuatan mereka. Xiao Laohu kini berada di puncak kekuatan Pendekar Kaisar Kelas Satu yang sebentar lagi akan memasuki tahapan selanjutnya. Sementara Kong Guan tidak jauh di bawah Xiao Laohu.Suatu har
"Fang'er, sangat sulit bagi Kakek untuk mengatakan hal ini, tetapi Kakek harus menyampaikannya." raut kesedihan kembali muncul di wajah sang Kakek."Bersamaan dengan benda-benda yang telah kakek berikan, maka sudah saatnya kau harus turun gunung, mengarungi dunia untuk mencari tahu arti kehidupan yang sesungguhnya."Fang kebingungan, ia masih kurang paham dengan maksud sang Kakek. Ia pun menanyakan. Kakek tersenyum kecut sebelum menjelaskan."Jadi maksdnya aku harus pergi meninggalkan tempat ini, Kakek, Xiao Laohu dan Kong Guan?" tanya Fang memastikan."Benar cucuku,""Kenapa Kakek harus membuat alasan seperti ini untuk mengusirku. Seharusnya bilang saja terus terang bahwa Kakek sudah tidak menyayangiku lagi." Fang berdiri da
Fang awalnya berat meninggalkan tempat itu, tetapi setelah mengingat kejadian yang dialaminya tujuh tahun yang lalu saat di kota, Fang mulai sedikit antusias terhadap perjalanannya itu."Sekarang sudah seperti apa dia ya?" gumam pemuda itu, ia mengingat wajah gadis kecil yang sempat ditolongnya."Bagaimana aku bisa mengenalinya? Bahkan namanya saja aku tidak mengetahuinya." Fang menggelengkan kepalanya lalu tidak berniat memikirkannya terlalu jauh. Menurutnya jika memang keduanya berjodoh untuk bertemu lagi, maka takdir akan membantu mereka dengan cara apapun.Fang berjalan lebih lambat sebab ia ingin menikmati perjalanannya. Pemuda itu mengetahui bahwa ia akan meninggalkan tempat itu dengan waktu yang lama."Sepertinya ada yang mengikutiku?" gumam Fang pelan, ia merasak
Halo, semuanya! Sweet_Owl di sini!Saya ingin mengabarkan bahwasanya karya kedua dan ketiga (terbaru) telah dirilis dan bisa dibaca melalui web ataupun aplikasi Goodnovel. So, saya harap pembaca sekalian bisa membaca dan mendukung karya tersebut.Judul : Penguasa Seni Racun Penulis : Sweet_OwlPenerbit : GoodnovelJudul : Kembalinya Sang PenguasaPenulis : Sweet_OwlPenerbit : Goodnovel Dengan ini, saya juga meminta masukan serta komentar yang membangun dari pembaca untuk pemacu semangat serta konsistensi saya dalam menulis. Semoga kalian menyukainya dan saya bisa menyuguhkan karya-karya yang menarik untuk menemani hari-hari Anda. Jangan dilewatkan ya, ini menarik lho! HeheheAyo buruan baca, jangan sampai ketinggalan ceritanya. Kalian akan disajikan konflik, intrik yang menarik dari pemeran utama kita (Long Tian), atau (Lei Xiayu) dan karakter lainnya.Akhir kata, terima kasih dan selamat membaca.
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, adanya catatan dari author kali ini menjadi penutup dari kisah novel Sang Penguasa. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya jualah saya bisa mengakhiri cerita ini. Ya, walaupun saya sendiri mengetahui banyak kekurangan, tetapi saya mohon untuk para pembaca memakluminya. Shalawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. Karena berkat beliaulah kita bisa hidup di zaman yang penuh kecanggihan seperti saat ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, terima kasih kepada kalian yang telah setia membaca dan mengikuti novel ini dari awal sampai akhir. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi dukungan tersebut. Kedua, maaf bisa selama ini saya selaku author masih banyak kekurangan, karena yakinlah tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya mereka yang se
Setahun telah berlalu setelah peristiwa yang sangat kelam di Kekaisaran Yang.Kabar mengejutkan terdengar, Biksu Tong Tian tidak berhasil bertahan dari racun yang diberikan menteri Han pada pertarungan terakhir mereka. Biksu sepuh itu menutup usianya setelah berusaha tetap bertahan selama enam bulan lebih.Kuil Tanah Suci segera berganti kepemimpinan, dan Biksu Muda Tong Min terpilih menggantikan Biksu Tong Tian untuk menjadi mahaguru di tempat itu karena ia dinilai telah memenuhi persyaratan untuk mendudukinya.Kabar lain juga beredar, Patriark Shen dan Patriark Lu sama-sama mengundurkan dari dari posisi mereka dan akan digantikan oleh anaknya masing-masing.Kemudian diperlihatkan kepada Li Jianchen dan Lan Xuefeng yang telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak pertempuran itu, Li Guan tidak mempermasalahkan identitas Li Jianchen yang merupakan anak kandung dari Li Ning karena bagaimanapun juga pemuda itu adalah keponakannya. Sebaliknya, Li Guan me
Teknik yang digunakan menteri Han tidak mampu menghalangi laju jurus yang Fang keluarkan. Saat ribuan pedang itu tinggal satu meter lagi darinya, senjata tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk pedang raksasa yang menakutkan. Menteri Han sudah membuat pagar pelindung, namun tetap tidak mampu menahannya. Tubuh menteri Han terasa lemas ketika pedang besar menembus badannya. Argh! Menteri Han menjerit kesakitan, ia tidak berdaya. Ini pertama kali bagi dirinya merasakan sakit yang begitu luar biasa. Qi-nya juga telah terkuras habis, membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama di udara. Menteri Han memejamkan matanya, penglihatannya mulai buram dan perlahan jatuh dengan bebas. Fang masih kurang puas, meskipun kali ini dia melayang dengan keadaan yang juga terluka, setelah terkena efek dari pertukaran jurus sebelumnya, tetapi ia tetap menyusul arah jatuhnya menteri Han. Pemuda itu kembali melepaskan pukulan, tendangan yang membuat siapapun menerimanya
Pertukaran sepuluh jurus pertama telah selesai, baik menteri Han maupun Yan Liang masih sama-sama kesulitan untuk menemukan celah lawan. Keduanya masih berimbang, menunjukkan bahwa kemampuan menteri Han memang luar biasa.Yan Liang membuat mantra tangan, dalam sekejap bola air mengumpulkan di telapak tangannya. Dari yang semula berukuran kecil, kini telah berubah menjadi ratusan kali lipat lebih besar. Saat Yan Liang melepaskan bola air tersebut, udara berguncang hebat, kekuatan itu menyapu bersih apa saja yang mencoba menghalangi jalannya.Menteri Han segera membuat pagar pelindung, namun bisa dihancurkan oleh bola air tersebut dan pada akhirnya mendarat dengan mulus di tubuh pria sepuh itu.Boom!Ledakan besar terjadi, mengundang orang-orang yang berada di bawah untuk menyaksikannya. Awalnya mereka tidak perduli lagi dengan menteri Han, namun mendengar adanya ledakan membuat mereka mengalihkan perhatian.Pendekar tingkat tinggi seperti Patr
"Ayah … bangun … jangan membuatku takut." Li Jianchen menggoyangkan tubuh ayahnya, namun tetap tidak mampu membuat lelaki itu membuka matanya."Ayah … maafkan aku … aku hanya ingin membuatmu sadar … tetapi tidak sampai sejauh ini." Li Jianchen menambahkan. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tatapannya kosong, ia benar-benar merasa bersalah atas hal ini.Perlahan, Li Jianchen merasakan seseorang menyentuh bahunya dan itu adalah Lan Xuefeng. "Lan … tolong bantu aku untuk membuka mata ayah. Aku tahu dia hanya bercanda dan sedang marah kepadaku sebab itulah dia tidak ingin membuka matanya."Lan Xuefeng yang melihat kekasih hatinya itu menjadi histeris, ikut merasakan kesedihannya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak sebab Kaisar Li memang sudah meninggal. Lan Xuefeng menggelengkan kepalanya, dan memberikan Li Jianchen pengertian. "Chen … Yang Mulia sudah tiada. Kau tidak perlu berusaha
Dengan kedua belas tubuhnya, Fang menyerang menteri Han secara bersamaan, membuat lelaki sepuh itu harus mengambil posisi bertahan. Masing-masing tubuh Fang juga menggunakan teknik yang berbeda membuat menteri Han cukup kesulitan menahannya.Misalnya saja saat ini, satu tubuh Fang menggunakan teknik tebasan pedang tiada akhir. Sementara tubuh lainnya mengikuti dan melepaskan teknik tujuh tebasan Kilat. Begitupula dengan tubuh-tubuh lainnya yang segera memberikan serangan kepada menteri Han.Menteri Han berhasil menghindari sebagian serangan sehingga tebasan Fang hanya menghantam udara kosong namun mencipta suara keras. Ia juga berhasil menangkis sebagian lainnya yang menciptakan bunyi nyaring saat kedua pedang mereka bertemu. Namun karena serangan Fang terlalu cepat, membuat dua tubuhnya yang lain berhasil mendaratkan tebasan ke tubuh menteri Han, tepatnya di bagian dada dan punggungnya yang berhasil menciptakan goresan besar setelah mengoyak pakaiannya sehingga dari l
Anggota Kelompok Gagak Pembunuh tidak memiliki semangat bertarung lagi setelah mendapati semua pemimpin mereka telah terbunuh. Tidak ingin bernasib sama, mereka memilih untuk menyerah karena berpikir bisa mempertahankan nyawa mereka. Keputusan tersebut tidak sia-sia, pihak lawan menghentikan serangan mereka saat anggota Kelompok Gagak Pembunuh meletakkan senjata mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Namun, tentu saja mereka tidak dibiarkan begitu saja. Pihak lawan memang tidak membunuh, tetapi tetap mengumpulkan mereka dan akan memberikan hukuman. Semua anggota Kelompok Gagak Pembunuh bernapas lega, paling tidak mereka tetap dapat bertahan hidup meskipun akan berakhir di dalam penjara. Fang sendiri masih berhadapan dengan menteri Han. Hingga saat ini, keduanya telah bertukar puluhan jurus, namun Fang hanya mampu mendaratkan satu tebasan pedang saja yang itu pun tidak terlalu mematikan. Di sisi lain, menteri Han berhasil melukai Fang dan memberikan luka di beberapa b
Pertarungan antara Patriak Shen dan Shi Liong cukup sengit, membawa keduanya harus menggunakan teknik rahasia mereka masing-masing. Darah segar mengucur di sebagian tubuh Patriak Shen, akibat luka yang diberikan Shi Liong. Namun, Shi Liong tentunya mengalami luka yang lebih parah. Bahkan, di bagian dadanya terdapat goresan besar akibat tebasan pedang milik Patriak Shen.Shi Liong menggertakkan giginya dengan keras, kemudian memegangi erat pisau yang ada di tangannya. Ia menatap tajam, memfokuskan perhatiannya kepada target yang telah ditentukan."Hiyah!" Shi Liong menjerit keras. "Terima ini!" Diikuti dengan gerakan yang cepat.Ia melemparkan pisaunya ke udara, dan mengalirkan tenaga dalam ke senjata itu, membuatnya mampu bergerak dengan sendirinya. Namun, yang menarik perhatian dari teknik tersebut adalah pisau itu perlahan berubah menjadi dua, tiga, sepuluh, seratus bahkan seribu dan menutupi sebagian wilayah istana, membuat dua kelompok yang sedang bertarung