"Tidak… Kakek…" Fang berteriak keras. Teriakannya terhenti saat ia melihat 12 sosok misterius yang menggunakan jubah berwarna hitam dan menutupi wajah mereka dengan kain.
Kedua belas sosok itu ingin membawa tubuh Kakeknya Fang yang tentunya sang bocah tidak membiarkannya.
Fang menyerang satu sosok yang ada di depannya dengan jurus Cakar Harimau Menembus Jantung yang dipelajari dari berlatih bersama Xiao Laohu. Tetapi serangannya itu gagal, sosok itu menjadi sebuah bayangan yang membuat tangan Fang hanya melewati tubuhnya saja.
Fang tidak menyerah, ia kembali menyerang. Tetapi lagi-lagi serangannya gagal, lebih parah lagi ia terkena serangan balasan dari sosok itu yang membuatnya terlempar hingga menabrak dinding bangunan.
"Jangan halangi kami," ucap sosok itu dengan suara parau.
"Dalam mimpimu," balas Fang lalu kembali maju menyerang. Serangannya cukup dahsyat karena ia menggunakan segenap kemampuannya membuat ledakan-ledakan kecil tercipta di
Tujuh tahun telah berlalu, Fang kini tumbuh menjadi pemuda yang tampan seiring berjalannya waktu. Fang mempelajari ilmu tingkat tinggi yang bisa mempertahankan kemudaannya dan menambah ketampanannya.Selama beberapa tahun itu juga, Fang menghabiskan waktunya untuk berlatih dan mempelajari banyak hal baru yang menurutnya akan berguna di masa depan.Fang juga sudah menyempurnakan ilmu-ilmu yang diturunkan oleh Kakek sekaligus gurunya. Kekuatannya juga terus meningkat.Bukan hanya Fang, tetapi kedua sahabatnya yaitu Xiao Laohu dan Kong Guan menunjukkan perubahan terutama pada kekuatan mereka. Xiao Laohu kini berada di puncak kekuatan Pendekar Kaisar Kelas Satu yang sebentar lagi akan memasuki tahapan selanjutnya. Sementara Kong Guan tidak jauh di bawah Xiao Laohu.Suatu har
"Fang'er, sangat sulit bagi Kakek untuk mengatakan hal ini, tetapi Kakek harus menyampaikannya." raut kesedihan kembali muncul di wajah sang Kakek."Bersamaan dengan benda-benda yang telah kakek berikan, maka sudah saatnya kau harus turun gunung, mengarungi dunia untuk mencari tahu arti kehidupan yang sesungguhnya."Fang kebingungan, ia masih kurang paham dengan maksud sang Kakek. Ia pun menanyakan. Kakek tersenyum kecut sebelum menjelaskan."Jadi maksdnya aku harus pergi meninggalkan tempat ini, Kakek, Xiao Laohu dan Kong Guan?" tanya Fang memastikan."Benar cucuku,""Kenapa Kakek harus membuat alasan seperti ini untuk mengusirku. Seharusnya bilang saja terus terang bahwa Kakek sudah tidak menyayangiku lagi." Fang berdiri da
Fang awalnya berat meninggalkan tempat itu, tetapi setelah mengingat kejadian yang dialaminya tujuh tahun yang lalu saat di kota, Fang mulai sedikit antusias terhadap perjalanannya itu."Sekarang sudah seperti apa dia ya?" gumam pemuda itu, ia mengingat wajah gadis kecil yang sempat ditolongnya."Bagaimana aku bisa mengenalinya? Bahkan namanya saja aku tidak mengetahuinya." Fang menggelengkan kepalanya lalu tidak berniat memikirkannya terlalu jauh. Menurutnya jika memang keduanya berjodoh untuk bertemu lagi, maka takdir akan membantu mereka dengan cara apapun.Fang berjalan lebih lambat sebab ia ingin menikmati perjalanannya. Pemuda itu mengetahui bahwa ia akan meninggalkan tempat itu dengan waktu yang lama."Sepertinya ada yang mengikutiku?" gumam Fang pelan, ia merasak
Fang menatap sebuah bangunan kecil yang tidak jauh dari Paviliun Teratai Ungu, di bagian depannya terdapat gambar semangkuk bubur dan tulisan ' Restoran Bubur Pak Han,' itu menunjukkan bahwa tempat tersebut adalah sebuah restoran.Fang memandang ke atas, melihat matahari yang kini sudah berada tepat di atas kepalanya, "Sudah tengah hari, tidak ada salahnya aku beristirahat sejenak dan mengisi perut. Lagipula bubur itu terlihat enak," pemuda itu lalu berjalan mendekati restoran bubur tersebut.Sebenarnya untuk pendekar yang memiliki kekuatan tinggi seperti Fang bisa menahan lapar dan haus hingga seminggu sampai sebulan penuh, namun Fang memang menyukai makanan sebab itulah ia berniat mengisi perutnya.Tidak ada penjaga yang menunggu di luar seperti Paviliun Teratai Ungu sebelumnya, membuat Fang bisa masuk dengan leluasa. Fang menelisik ke segala penjuru ruangan menemukan hanya ada satu meja yang terisi oleh seorang gadis yang terlihat seusianya.Seorang wa
"Tidak perlu berteriak keras dan menghitungnya, aku sudah datang." Gadis yang dipanggil Lan Xuefeng itu melompat ke halaman restoran."Ku pikir tiga orang rekan kalian tidak akan berani mengadu, ternyata aku salah…" sambungnya."Tidak usah banyak bicara, hari ini kami akan mencabut nyawamu." balas seorang pendekar yang memiliki tubuh gemuk dan pendek. Ia juga memilki kepala yang botak pelontos."Kau akan menanggung akibat karena berani melawan Sepuluh Setan Darah." timpal pendekar yang memiliki tubuh kurus dan tinggi.Yang menarik perhatian dari mereka adalah kesepuluhnya menggunakan ikat kepala berwarna merah darah, tampaknya itu adalah ciri khas dan identitas mereka."Cih," Lan Xuefeng meludah, "Sepuluh Setan Darah? Sepertinya kalian harus mengubah nama tersebut, karena itu hanya bisa menakuti anak kecil bukan orang sepertiku." sambungnya dengan menarik sebelah bibirnya ke atas. Ia mengejek kesepuluh orang tersebut."Kurang ajar, be
Lan Xuefeng tidak menanggapinya, ia terus menyerang Sepuluh Setan Darah dengan jurus-jurus yang ia miliki. Mereka sudah bertukar lebih dari puluhan jurus, namun satu lawan sepuluh tentunya bukanlah hal yang mudah, apalagi kekuatan mereka tidak terlalu berjauhan membuat Lan Xuefeng dengan cepat kehabisan tenaga dalamnya.Lan Xuefeng bergerak mundur dan keluar dari formasi Sepuluh Setan Darah. Meskipun luka yang dialaminya hanya goresan-goresan kecil, tetapi napasnya sudah mulai memburu. Ia harus menggunakan tenaga dalam yang besar untuk melapisi tubuhnya agar tidak terkena serangan yang fatal sebab itulah tenaga dalamnya cepat terkuras."Tampaknya kau sudah diambang batas?!" Pendekar yang menggunakan sebuah pedang tumpul sebagai senjatanya tersenyum penuh kemenangan."Jangan habisi dia dulu, aku ingin mencicipi tubuhnya. Kelihatannya dia akan sangat memuaskan di ranjang." Pria dengan wajah sangar menjilati bibirnya yang penuh nafsu."Benar yang dikatakan K
Tujuh orang lainnya begitu terkejut melihat kejadian yang barunya menimpa tiga orang rekannya. Mereka tidak menyangka Fang bisa melukai tanpa menyentuh lawannya.Bersamaan dengan itu, Fang sudah selesai meletakkan tubuh Lan Xuefeng. Ia membalikkan tubuhnya menatap tajam ke arah musuh yang tersisa."Kita bisa memulainya sekarang, siapa yang ingin lebih dulu melangkah ke alam seberang?" Fang berkata pelan namun dialiri tenaga dalam yang cukup besar sehingga dapat di dengar Sepuluh Setan Darah bahkan semua orang yang berada di tempat itu.Tiga orang yang terpental sebelumnya kini telah bergabung kembali dengan tujuh orang lainnya, membuat mereka lebih percaya diri."Ku akui kemampuanmu lumayan, tapi jangan harap bisa mengalahkan kami." Gui Long mendengus kesal."Benar, tadi kami hanya tidak siap saat kau menyerang." timpal rekannya yang sebelumnya terkena serangan Fang."Sebaiknya jangan banyak bicara, kekuatan ditunjukkan dengan kemampuan buka
Yang pertama kali Fang lakukan saat tiba di dekat Lan Xuefeng adalah membawanya ke dalam restoran bubur. Ia berniat lebih menutup dirinya dari kebanyakan orang. Meskipun mereka sudah melihat kemampuannya saat bertarung, tetapi tetap saja Fang tidak ingin memperlihatkannya lebih jauh.Orang-orang menyadari bahwa Fang tidak ingin diganggu, mereka satu persatu mulai meninggalkan tempat itu tidak ada yang berani tinggal lebih lama. Mereka masih ingat benar kematian sembilan dari Sepuluh Setan Darah adalah ditangan sang pemuda.Fang kemudian mengalirkan tenaga dalamnya untuk membuat Lan Xuefeng tersadar dari pingsannya. Ia harus melakukan hal itu selama beberapa menit dan akhirnya membuahkan hasil. Lan Xuefeng mulai sedikit membuka matanya dan terbatuk-batuk."Dimana aku?" Lan Xuefeng memijat kepalanya yang masih terasa pusing, ia masih belum mengingat hal yang terjadi kepadanya sebelumnya."Nona Lan, tenangkan dirimu." Fang memegangi pundak kanan sang gadis.
Halo, semuanya! Sweet_Owl di sini!Saya ingin mengabarkan bahwasanya karya kedua dan ketiga (terbaru) telah dirilis dan bisa dibaca melalui web ataupun aplikasi Goodnovel. So, saya harap pembaca sekalian bisa membaca dan mendukung karya tersebut.Judul : Penguasa Seni Racun Penulis : Sweet_OwlPenerbit : GoodnovelJudul : Kembalinya Sang PenguasaPenulis : Sweet_OwlPenerbit : Goodnovel Dengan ini, saya juga meminta masukan serta komentar yang membangun dari pembaca untuk pemacu semangat serta konsistensi saya dalam menulis. Semoga kalian menyukainya dan saya bisa menyuguhkan karya-karya yang menarik untuk menemani hari-hari Anda. Jangan dilewatkan ya, ini menarik lho! HeheheAyo buruan baca, jangan sampai ketinggalan ceritanya. Kalian akan disajikan konflik, intrik yang menarik dari pemeran utama kita (Long Tian), atau (Lei Xiayu) dan karakter lainnya.Akhir kata, terima kasih dan selamat membaca.
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, adanya catatan dari author kali ini menjadi penutup dari kisah novel Sang Penguasa. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya jualah saya bisa mengakhiri cerita ini. Ya, walaupun saya sendiri mengetahui banyak kekurangan, tetapi saya mohon untuk para pembaca memakluminya. Shalawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. Karena berkat beliaulah kita bisa hidup di zaman yang penuh kecanggihan seperti saat ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, terima kasih kepada kalian yang telah setia membaca dan mengikuti novel ini dari awal sampai akhir. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi dukungan tersebut. Kedua, maaf bisa selama ini saya selaku author masih banyak kekurangan, karena yakinlah tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya mereka yang se
Setahun telah berlalu setelah peristiwa yang sangat kelam di Kekaisaran Yang.Kabar mengejutkan terdengar, Biksu Tong Tian tidak berhasil bertahan dari racun yang diberikan menteri Han pada pertarungan terakhir mereka. Biksu sepuh itu menutup usianya setelah berusaha tetap bertahan selama enam bulan lebih.Kuil Tanah Suci segera berganti kepemimpinan, dan Biksu Muda Tong Min terpilih menggantikan Biksu Tong Tian untuk menjadi mahaguru di tempat itu karena ia dinilai telah memenuhi persyaratan untuk mendudukinya.Kabar lain juga beredar, Patriark Shen dan Patriark Lu sama-sama mengundurkan dari dari posisi mereka dan akan digantikan oleh anaknya masing-masing.Kemudian diperlihatkan kepada Li Jianchen dan Lan Xuefeng yang telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak pertempuran itu, Li Guan tidak mempermasalahkan identitas Li Jianchen yang merupakan anak kandung dari Li Ning karena bagaimanapun juga pemuda itu adalah keponakannya. Sebaliknya, Li Guan me
Teknik yang digunakan menteri Han tidak mampu menghalangi laju jurus yang Fang keluarkan. Saat ribuan pedang itu tinggal satu meter lagi darinya, senjata tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk pedang raksasa yang menakutkan. Menteri Han sudah membuat pagar pelindung, namun tetap tidak mampu menahannya. Tubuh menteri Han terasa lemas ketika pedang besar menembus badannya. Argh! Menteri Han menjerit kesakitan, ia tidak berdaya. Ini pertama kali bagi dirinya merasakan sakit yang begitu luar biasa. Qi-nya juga telah terkuras habis, membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama di udara. Menteri Han memejamkan matanya, penglihatannya mulai buram dan perlahan jatuh dengan bebas. Fang masih kurang puas, meskipun kali ini dia melayang dengan keadaan yang juga terluka, setelah terkena efek dari pertukaran jurus sebelumnya, tetapi ia tetap menyusul arah jatuhnya menteri Han. Pemuda itu kembali melepaskan pukulan, tendangan yang membuat siapapun menerimanya
Pertukaran sepuluh jurus pertama telah selesai, baik menteri Han maupun Yan Liang masih sama-sama kesulitan untuk menemukan celah lawan. Keduanya masih berimbang, menunjukkan bahwa kemampuan menteri Han memang luar biasa.Yan Liang membuat mantra tangan, dalam sekejap bola air mengumpulkan di telapak tangannya. Dari yang semula berukuran kecil, kini telah berubah menjadi ratusan kali lipat lebih besar. Saat Yan Liang melepaskan bola air tersebut, udara berguncang hebat, kekuatan itu menyapu bersih apa saja yang mencoba menghalangi jalannya.Menteri Han segera membuat pagar pelindung, namun bisa dihancurkan oleh bola air tersebut dan pada akhirnya mendarat dengan mulus di tubuh pria sepuh itu.Boom!Ledakan besar terjadi, mengundang orang-orang yang berada di bawah untuk menyaksikannya. Awalnya mereka tidak perduli lagi dengan menteri Han, namun mendengar adanya ledakan membuat mereka mengalihkan perhatian.Pendekar tingkat tinggi seperti Patr
"Ayah … bangun … jangan membuatku takut." Li Jianchen menggoyangkan tubuh ayahnya, namun tetap tidak mampu membuat lelaki itu membuka matanya."Ayah … maafkan aku … aku hanya ingin membuatmu sadar … tetapi tidak sampai sejauh ini." Li Jianchen menambahkan. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tatapannya kosong, ia benar-benar merasa bersalah atas hal ini.Perlahan, Li Jianchen merasakan seseorang menyentuh bahunya dan itu adalah Lan Xuefeng. "Lan … tolong bantu aku untuk membuka mata ayah. Aku tahu dia hanya bercanda dan sedang marah kepadaku sebab itulah dia tidak ingin membuka matanya."Lan Xuefeng yang melihat kekasih hatinya itu menjadi histeris, ikut merasakan kesedihannya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak sebab Kaisar Li memang sudah meninggal. Lan Xuefeng menggelengkan kepalanya, dan memberikan Li Jianchen pengertian. "Chen … Yang Mulia sudah tiada. Kau tidak perlu berusaha
Dengan kedua belas tubuhnya, Fang menyerang menteri Han secara bersamaan, membuat lelaki sepuh itu harus mengambil posisi bertahan. Masing-masing tubuh Fang juga menggunakan teknik yang berbeda membuat menteri Han cukup kesulitan menahannya.Misalnya saja saat ini, satu tubuh Fang menggunakan teknik tebasan pedang tiada akhir. Sementara tubuh lainnya mengikuti dan melepaskan teknik tujuh tebasan Kilat. Begitupula dengan tubuh-tubuh lainnya yang segera memberikan serangan kepada menteri Han.Menteri Han berhasil menghindari sebagian serangan sehingga tebasan Fang hanya menghantam udara kosong namun mencipta suara keras. Ia juga berhasil menangkis sebagian lainnya yang menciptakan bunyi nyaring saat kedua pedang mereka bertemu. Namun karena serangan Fang terlalu cepat, membuat dua tubuhnya yang lain berhasil mendaratkan tebasan ke tubuh menteri Han, tepatnya di bagian dada dan punggungnya yang berhasil menciptakan goresan besar setelah mengoyak pakaiannya sehingga dari l
Anggota Kelompok Gagak Pembunuh tidak memiliki semangat bertarung lagi setelah mendapati semua pemimpin mereka telah terbunuh. Tidak ingin bernasib sama, mereka memilih untuk menyerah karena berpikir bisa mempertahankan nyawa mereka. Keputusan tersebut tidak sia-sia, pihak lawan menghentikan serangan mereka saat anggota Kelompok Gagak Pembunuh meletakkan senjata mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Namun, tentu saja mereka tidak dibiarkan begitu saja. Pihak lawan memang tidak membunuh, tetapi tetap mengumpulkan mereka dan akan memberikan hukuman. Semua anggota Kelompok Gagak Pembunuh bernapas lega, paling tidak mereka tetap dapat bertahan hidup meskipun akan berakhir di dalam penjara. Fang sendiri masih berhadapan dengan menteri Han. Hingga saat ini, keduanya telah bertukar puluhan jurus, namun Fang hanya mampu mendaratkan satu tebasan pedang saja yang itu pun tidak terlalu mematikan. Di sisi lain, menteri Han berhasil melukai Fang dan memberikan luka di beberapa b
Pertarungan antara Patriak Shen dan Shi Liong cukup sengit, membawa keduanya harus menggunakan teknik rahasia mereka masing-masing. Darah segar mengucur di sebagian tubuh Patriak Shen, akibat luka yang diberikan Shi Liong. Namun, Shi Liong tentunya mengalami luka yang lebih parah. Bahkan, di bagian dadanya terdapat goresan besar akibat tebasan pedang milik Patriak Shen.Shi Liong menggertakkan giginya dengan keras, kemudian memegangi erat pisau yang ada di tangannya. Ia menatap tajam, memfokuskan perhatiannya kepada target yang telah ditentukan."Hiyah!" Shi Liong menjerit keras. "Terima ini!" Diikuti dengan gerakan yang cepat.Ia melemparkan pisaunya ke udara, dan mengalirkan tenaga dalam ke senjata itu, membuatnya mampu bergerak dengan sendirinya. Namun, yang menarik perhatian dari teknik tersebut adalah pisau itu perlahan berubah menjadi dua, tiga, sepuluh, seratus bahkan seribu dan menutupi sebagian wilayah istana, membuat dua kelompok yang sedang bertarung