"Nona Shen," panggil Fang, namun gadis itu tidak mendengarkannya. Ia masih sibuk dengan pemikirannya sendiri.
"Nona Shen, kau mendengarku?" Sekali lagi Fang memanggil, barulah Shen Yue tersadar.
"Apa yang kau lakukan?" Gadis itu menjadi kikuk juga malu-malu saat melihat wajah Fang sudah berada di hadapannya. Ia dengan reflek mendorong tubuh Fang yang membuat Pemuda itu memundurkan badannya dan melepaskan sang gadis.
"Aw," jerit Shen Yue keras. Ia memegangi bokongnya yang kini terhempas ke tanah. Ia tidak menyangka Fang akan melepaskan gendongannya.
"Maaf, Nona Shen. Aku tidak bermaksud menyakitimu." Fang merasa bersalah, ia berniat membantu Shen Yue berdiri tapi gadis itu tidak mau. Shen Yue mendengus dingin sambil berjalan menjauhi Fang.
Tidak ingin membuat suasana menjadi hening, Fang memilih untuk berbicara dengan Xiaoyin. Dan sang ular pun berbisik padanya.
"Apa yang dikatakan Xiaoyin padamu?" Meskipun masih marah, Shen Yue tetap memperh
Fang dan Shen Yue memasuki Desa Gagak Bertuah dengan cara sembunyi-sembunyi. Keduanya menemukan orang-orang di tempat itu tak ubahnya dengan desa atau kota lain yang ada di Kekaisaran Yang. Namun, yang menarik perhatian ialah kebanyakan warga ditemui kedua Pendekar Muda tersebut terdiri dari para lelaki. "Tidak salah lagi, aku yakin mereka merupakan bagian dari Kelompok Gagak Pembunuh." Shen Yue berbisik pelan pada Fang yang dibalas dengan anggukan oleh Pemuda itu. "Nona Shen benar, aku bisa merasakan tempat ini tidak sesederhana itu. Para warga yang berada di tempat ini semuanya merupakan Pendekar meskipun hanya mencapai tingkat Pendekar Perunggu atau Perak saja." Fang cukup terkejut, ini kali pertama dirinya menemukan desa yang dipadati oleh para Pendekar. Keduanya bergerak secara perlahan dari balik bangunan ke bangunan lain. Merasa bosan melakukan hal itu, Shen Yue berniat menunjukkan diri. Menurutnya, tak akan ada yang mengetahui bahwa mereka berdua buka
"Ming, Lang, apakah kalian sudah mendengar tentang tiga orang penyusup yang saat ini dicari para Pimpinan?" tanya seorang pria bertopeng hitam yang tak lain merupakan anggota Kelompok Gagak Pembunuh. "Iya, ku dengar para Pimpinan sedang gencar-gencarnya mencari tahu keberadaan mereka. Semalam, aku mendengar ketiga orang itu sudah memasuki Desa dan masih terkurung di sini," timpalnya rekannya yang lain. "Aku tidak bisa membayangkan jika mereka berhasil ditangkap. Yang pasti, para Pimpinan akan menjatuhkan hukuman mati pada mereka," sambung satunya lagi. Ketiganya saat ini sedang berjalan memasuki sebuah ruangan bawah tanah yang hanya diterangi oleh beberapa obor di sepanjang jalan. Di tangan mereka, masing-masing terdapat nampan yang berisi makanan lengkap dengan lauknya.
Fang dan Shen Yue kembali melanjutkan rencana mereka. Kali ini keduanya sudah melakukan penyamaran dengan mengenakan pakaian yang mirip dengan anggota Kelompok Gagak Pembunuh. Atribut itu didapatkan keduanya dari anggota Kelompok Gagak Pembunuh yang mereka tangkap tadi pagi."Apakah kau yakin ini akan berhasil?" bisik Shen Yue. Ia memandangi pakaian yang dikenakan dirinya dan Fang saat ini. Jika dilihat sekali pintas, Shen Yue yakin tak akan ada seorang pun yang menyadari bahwa mereka bukanlah anggota Kelompok Gagak Pembunuh. Apalagi setelah mengenakan topeng berwarna hitam yang menjadi ciri khas kelompok tersebut"Aku juga tidak tahu. Tapi, tidak ada salahnya kita mencobanya." Fang tidak ingin terlalu percaya diri. Namun, menurutnya semua cara harus dilakukan dan mereka akan mengetahui berhasil atau tidaknya setelah dicoba"Ingat, Nona Shen. Misi kita hanya mencari tahu keberadaan para Pimpinan Kelompok Gagak Pembunuh berada. Jangan membuat masalah yang tidak p
Fang dan Shen Yue sedang asik menyantap makanan mereka saat banyak anggota Kelompok Gagak Pembunuh mendatangi restoran itu. Bukan hanya sepuluh atau dua puluh orang saja, mungkin ada hampir lebih dari seratus yang bersenjatakan lengkap.Keduanya tampak acuh saja karena mengira rombongan itu ingin memesan makanan juga. Namun, pasukan Kelompok Gagak Pembunuh tersebut langsung menyebar dan segera mengelilingi kedua muda-mudi itu yang menyebabkan restoran menjadi penuh seketika."Berdiri!" ujar salah satu dari rombongan tersebut."Ada apa, Ketua?" tanya Fang dengan tenang dan berpura-pura terkejut serta ketakutan."Cepat buka topeng kalian berdua," tegas orang itu lagi.Belakangan diketahui dirinya bernama Zhao Lixing, Ketua regu Gagak Pembunuh. Memang, selain memiliki Ketua Utama, Sepuluh Pemimpin Tertinggi, Kelompok Gagak Pembunuh juga memiliki Ketua regu yang mengatur anggota biasa.Melihat kedua orang di hadapannya itu tidak mau menuruti per
Anggota Kelompok Gagak Pembunuh yang masih bisa berdiri kini memilih tidak melanjutkan serangan. Setelah melihat Pemuda itu melumpuhkan rekan mereka yang lain, rombongan yang tersisa pun menjadi gentar. Hal ini bisa dilihat dari tubuh mereka yang bergetar hebat dan tatapan penuh ketakutan."Berapa lama lagi kalian akan menunggu, Senior. Kalau berharap aku menunjukkan celah, maaf akan membuat kalian kecewa." Fang berteriak. Suaranya yang keras bertambah kuat setelah dialiri qi yang besar.Para Kelompok Bertopeng itu menjadi kebingungan, mereka melayangkan pandangan ke segala penjuru arah dan mencari 'Senior' yang dimaksudkan Pemuda itu. Namun, pertanyaan dibenak mereka segera terjawab saat mendengar suara yang menggema di udara."Hahaha, luar biasa! Benar-benar Pemuda jenius yang lahir seribu tahun sekali." Bukan hanya suara tawanya yang menggelegar, tapi tepuk tangan yang dihasilkannya juga terdengar dengan jelas di telinga siapapun yang berada di dekat sana.
Lin Kaishan menunjukkan bahwa dirinya saat ini berada di tingkat Pendekar Bumi, namun sudah mencapai Kelas Satu yang sedikit lagi mencapai puncaknya. Ditambah pengalaman bertarung juga keahlian yang dimiliki, membuat Fang cukup kewalahan setelah bertukar cukup banyak jurus.Pemimpin Ketujuh Kelompok Gagak Pembunuh itu menghilang dari pandangan membuat Fang meningkatkan kembali kewaspadaannya. Fang merasakan sesuatu mendekat dari arah kirinya, dengan cepat Pemuda ini melepaskan sebuah tebasan. Benar saja, Lin Kaishan muncul bersamaan dengan sebuah bayangan hitam dan menahan senjata Fang menggunakan sebuah belati yang panjangnya sekitar tiga puluh sentimeter tepat di bagian yang ditebas sang Pemuda."Tidak semudah itu, Senior!""Sungguh beruntung!"Fang menarik pedangnya lagi sedangkan Lin Kaishan melompat mundur untuk mengatur posisinya lagi. Tapi, tentu saja Fang tidak ingin membiarkan sosok itu bergerak dengan leluasa. Saat Lin Kaishan sudah berada dalam
Permainan pedang Fang kembali berbeda daripada sebelumnya. Kali ini ia menggunakan jurus 'Tarian Bangau Putih!' yang merupakan teknik pedang dari kakeknya. Meskipun terlihat sederhana, namun cukup membuat Lin Kaishan kewalahan, bahkan membuatnya harus berjuang lebih keras.Akan tetapi, Lin Kaishan tidak ingin ditekan begitu saja. Kali ini, ia juga mengeluarkan jurusnya."Teknik Bayang : Ilusi dalam Jiwa!"Lin Kaishan segera menghilang dari pandangan, membuat Fang sekali lagi meningkatkan kewaspadaannya. Ia terus menyapukan perhatian ke sekelilingnya, namun tidak menemukan sosok yang dicari.Kejadian itu ditulis dengan cukup panjang, tapi sebenarnya hanya berselang selama kurang dari satu detik. Sebab pada kesempatan selanjutnya, Fang sudah dapat menemukan keberadaan Lin Kaishan."Mau menyerang secara sembunyi-sembunyi? Terlalu meremehkanku." Fang menatap balik bayangan tubuhnya sendiri yang sedang tersenyum sinis. Ia menusukkan pedang penggetar lan
Wang Ergou mengangkat satu tangannya, membuat udara menjadi lebih dingin daripada sebelumnya. Tak berapa lama, muncul bulir-bulir air yang tidak terhitung jumlahnya. Dari bulir kini berubah menjadi lebih besar dan seukuran kepalan telapak tangan."Anak Muda, terima ini! Bola Air Cinta!" Tidak seperti namanya yang penuh kasih sayang, bola-bola air ini terlihat lebih menakutkan dan menunjukkan aura penghancur yang sangat kuat. Ini kali pertama Wang Ergou menunjukkan kekuatan aslinya, tampaknya Pemimpin Kelima sudah serius dari awal.Pemikiran Fang sedang berkecamuk pada dirinya sendiri. Saat ini ia sedang memikirkan sesuatu yang membuatnya kurang fokus."Apakah aku harus mencobanya? Tapi, aku belum menguasainya," gumam Pemuda itu.Akan tetapi, Fang tidak punya banyak pilihan. Bola-bola air milik Wang Ergou sudah bergerak ke arahnya. Melayang tak beraturan, namun memiliki satu tujuan, yaitu tubuh Fang.Fang menyadarinya, ia mendengus kesal dan berteri
Halo, semuanya! Sweet_Owl di sini!Saya ingin mengabarkan bahwasanya karya kedua dan ketiga (terbaru) telah dirilis dan bisa dibaca melalui web ataupun aplikasi Goodnovel. So, saya harap pembaca sekalian bisa membaca dan mendukung karya tersebut.Judul : Penguasa Seni Racun Penulis : Sweet_OwlPenerbit : GoodnovelJudul : Kembalinya Sang PenguasaPenulis : Sweet_OwlPenerbit : Goodnovel Dengan ini, saya juga meminta masukan serta komentar yang membangun dari pembaca untuk pemacu semangat serta konsistensi saya dalam menulis. Semoga kalian menyukainya dan saya bisa menyuguhkan karya-karya yang menarik untuk menemani hari-hari Anda. Jangan dilewatkan ya, ini menarik lho! HeheheAyo buruan baca, jangan sampai ketinggalan ceritanya. Kalian akan disajikan konflik, intrik yang menarik dari pemeran utama kita (Long Tian), atau (Lei Xiayu) dan karakter lainnya.Akhir kata, terima kasih dan selamat membaca.
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, adanya catatan dari author kali ini menjadi penutup dari kisah novel Sang Penguasa. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya jualah saya bisa mengakhiri cerita ini. Ya, walaupun saya sendiri mengetahui banyak kekurangan, tetapi saya mohon untuk para pembaca memakluminya. Shalawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. Karena berkat beliaulah kita bisa hidup di zaman yang penuh kecanggihan seperti saat ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, terima kasih kepada kalian yang telah setia membaca dan mengikuti novel ini dari awal sampai akhir. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi dukungan tersebut. Kedua, maaf bisa selama ini saya selaku author masih banyak kekurangan, karena yakinlah tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya mereka yang se
Setahun telah berlalu setelah peristiwa yang sangat kelam di Kekaisaran Yang.Kabar mengejutkan terdengar, Biksu Tong Tian tidak berhasil bertahan dari racun yang diberikan menteri Han pada pertarungan terakhir mereka. Biksu sepuh itu menutup usianya setelah berusaha tetap bertahan selama enam bulan lebih.Kuil Tanah Suci segera berganti kepemimpinan, dan Biksu Muda Tong Min terpilih menggantikan Biksu Tong Tian untuk menjadi mahaguru di tempat itu karena ia dinilai telah memenuhi persyaratan untuk mendudukinya.Kabar lain juga beredar, Patriark Shen dan Patriark Lu sama-sama mengundurkan dari dari posisi mereka dan akan digantikan oleh anaknya masing-masing.Kemudian diperlihatkan kepada Li Jianchen dan Lan Xuefeng yang telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak pertempuran itu, Li Guan tidak mempermasalahkan identitas Li Jianchen yang merupakan anak kandung dari Li Ning karena bagaimanapun juga pemuda itu adalah keponakannya. Sebaliknya, Li Guan me
Teknik yang digunakan menteri Han tidak mampu menghalangi laju jurus yang Fang keluarkan. Saat ribuan pedang itu tinggal satu meter lagi darinya, senjata tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk pedang raksasa yang menakutkan. Menteri Han sudah membuat pagar pelindung, namun tetap tidak mampu menahannya. Tubuh menteri Han terasa lemas ketika pedang besar menembus badannya. Argh! Menteri Han menjerit kesakitan, ia tidak berdaya. Ini pertama kali bagi dirinya merasakan sakit yang begitu luar biasa. Qi-nya juga telah terkuras habis, membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama di udara. Menteri Han memejamkan matanya, penglihatannya mulai buram dan perlahan jatuh dengan bebas. Fang masih kurang puas, meskipun kali ini dia melayang dengan keadaan yang juga terluka, setelah terkena efek dari pertukaran jurus sebelumnya, tetapi ia tetap menyusul arah jatuhnya menteri Han. Pemuda itu kembali melepaskan pukulan, tendangan yang membuat siapapun menerimanya
Pertukaran sepuluh jurus pertama telah selesai, baik menteri Han maupun Yan Liang masih sama-sama kesulitan untuk menemukan celah lawan. Keduanya masih berimbang, menunjukkan bahwa kemampuan menteri Han memang luar biasa.Yan Liang membuat mantra tangan, dalam sekejap bola air mengumpulkan di telapak tangannya. Dari yang semula berukuran kecil, kini telah berubah menjadi ratusan kali lipat lebih besar. Saat Yan Liang melepaskan bola air tersebut, udara berguncang hebat, kekuatan itu menyapu bersih apa saja yang mencoba menghalangi jalannya.Menteri Han segera membuat pagar pelindung, namun bisa dihancurkan oleh bola air tersebut dan pada akhirnya mendarat dengan mulus di tubuh pria sepuh itu.Boom!Ledakan besar terjadi, mengundang orang-orang yang berada di bawah untuk menyaksikannya. Awalnya mereka tidak perduli lagi dengan menteri Han, namun mendengar adanya ledakan membuat mereka mengalihkan perhatian.Pendekar tingkat tinggi seperti Patr
"Ayah … bangun … jangan membuatku takut." Li Jianchen menggoyangkan tubuh ayahnya, namun tetap tidak mampu membuat lelaki itu membuka matanya."Ayah … maafkan aku … aku hanya ingin membuatmu sadar … tetapi tidak sampai sejauh ini." Li Jianchen menambahkan. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tatapannya kosong, ia benar-benar merasa bersalah atas hal ini.Perlahan, Li Jianchen merasakan seseorang menyentuh bahunya dan itu adalah Lan Xuefeng. "Lan … tolong bantu aku untuk membuka mata ayah. Aku tahu dia hanya bercanda dan sedang marah kepadaku sebab itulah dia tidak ingin membuka matanya."Lan Xuefeng yang melihat kekasih hatinya itu menjadi histeris, ikut merasakan kesedihannya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak sebab Kaisar Li memang sudah meninggal. Lan Xuefeng menggelengkan kepalanya, dan memberikan Li Jianchen pengertian. "Chen … Yang Mulia sudah tiada. Kau tidak perlu berusaha
Dengan kedua belas tubuhnya, Fang menyerang menteri Han secara bersamaan, membuat lelaki sepuh itu harus mengambil posisi bertahan. Masing-masing tubuh Fang juga menggunakan teknik yang berbeda membuat menteri Han cukup kesulitan menahannya.Misalnya saja saat ini, satu tubuh Fang menggunakan teknik tebasan pedang tiada akhir. Sementara tubuh lainnya mengikuti dan melepaskan teknik tujuh tebasan Kilat. Begitupula dengan tubuh-tubuh lainnya yang segera memberikan serangan kepada menteri Han.Menteri Han berhasil menghindari sebagian serangan sehingga tebasan Fang hanya menghantam udara kosong namun mencipta suara keras. Ia juga berhasil menangkis sebagian lainnya yang menciptakan bunyi nyaring saat kedua pedang mereka bertemu. Namun karena serangan Fang terlalu cepat, membuat dua tubuhnya yang lain berhasil mendaratkan tebasan ke tubuh menteri Han, tepatnya di bagian dada dan punggungnya yang berhasil menciptakan goresan besar setelah mengoyak pakaiannya sehingga dari l
Anggota Kelompok Gagak Pembunuh tidak memiliki semangat bertarung lagi setelah mendapati semua pemimpin mereka telah terbunuh. Tidak ingin bernasib sama, mereka memilih untuk menyerah karena berpikir bisa mempertahankan nyawa mereka. Keputusan tersebut tidak sia-sia, pihak lawan menghentikan serangan mereka saat anggota Kelompok Gagak Pembunuh meletakkan senjata mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Namun, tentu saja mereka tidak dibiarkan begitu saja. Pihak lawan memang tidak membunuh, tetapi tetap mengumpulkan mereka dan akan memberikan hukuman. Semua anggota Kelompok Gagak Pembunuh bernapas lega, paling tidak mereka tetap dapat bertahan hidup meskipun akan berakhir di dalam penjara. Fang sendiri masih berhadapan dengan menteri Han. Hingga saat ini, keduanya telah bertukar puluhan jurus, namun Fang hanya mampu mendaratkan satu tebasan pedang saja yang itu pun tidak terlalu mematikan. Di sisi lain, menteri Han berhasil melukai Fang dan memberikan luka di beberapa b
Pertarungan antara Patriak Shen dan Shi Liong cukup sengit, membawa keduanya harus menggunakan teknik rahasia mereka masing-masing. Darah segar mengucur di sebagian tubuh Patriak Shen, akibat luka yang diberikan Shi Liong. Namun, Shi Liong tentunya mengalami luka yang lebih parah. Bahkan, di bagian dadanya terdapat goresan besar akibat tebasan pedang milik Patriak Shen.Shi Liong menggertakkan giginya dengan keras, kemudian memegangi erat pisau yang ada di tangannya. Ia menatap tajam, memfokuskan perhatiannya kepada target yang telah ditentukan."Hiyah!" Shi Liong menjerit keras. "Terima ini!" Diikuti dengan gerakan yang cepat.Ia melemparkan pisaunya ke udara, dan mengalirkan tenaga dalam ke senjata itu, membuatnya mampu bergerak dengan sendirinya. Namun, yang menarik perhatian dari teknik tersebut adalah pisau itu perlahan berubah menjadi dua, tiga, sepuluh, seratus bahkan seribu dan menutupi sebagian wilayah istana, membuat dua kelompok yang sedang bertarung