Wang Ergou mengangkat satu tangannya, membuat udara menjadi lebih dingin daripada sebelumnya. Tak berapa lama, muncul bulir-bulir air yang tidak terhitung jumlahnya. Dari bulir kini berubah menjadi lebih besar dan seukuran kepalan telapak tangan.
"Anak Muda, terima ini! Bola Air Cinta!" Tidak seperti namanya yang penuh kasih sayang, bola-bola air ini terlihat lebih menakutkan dan menunjukkan aura penghancur yang sangat kuat. Ini kali pertama Wang Ergou menunjukkan kekuatan aslinya, tampaknya Pemimpin Kelima sudah serius dari awal.
Pemikiran Fang sedang berkecamuk pada dirinya sendiri. Saat ini ia sedang memikirkan sesuatu yang membuatnya kurang fokus.
"Apakah aku harus mencobanya? Tapi, aku belum menguasainya," gumam Pemuda itu.
Akan tetapi, Fang tidak punya banyak pilihan. Bola-bola air milik Wang Ergou sudah bergerak ke arahnya. Melayang tak beraturan, namun memiliki satu tujuan, yaitu tubuh Fang.
Fang menyadarinya, ia mendengus kesal dan berteri
Sesosok makhluk menyerupai buaya terlihat di depan Wang Ergou. Berbeda dengan buaya biasa, hewan gaib itu memiliki warna kehijauan dengan duri-duri tajam yang melekat di bagian belakangnya. Tak hanya itu, pada bagian kepalanya memiliki dua tanduk kecil namun tajam. Sementara pada bagian ekornya terdapat bandulan berbentuk bulat yang juga dihiasi duri-duri kecil. Lanjut pada bagian lain, hewan yang terlihat perkasa itu mempunyai enam kaki. Ukurannya besar, ratusan kali lipat dibandingkan buaya kebanyakan."Buaya Hijau Abadi?" pikir Fang dalam hatinya. Matanya sedang melotot tajam, memastikan jenis buaya yang ada di hadapannya itu.Disaat yang bersamaan, Song An tersenyum pahit, "Saudara Wang benar-benar serius, sampai-sampai dia memanggil Da Eyu untuk menemaninya bertarung." ungkapnya yang terdengar jelas oleh Lin Kaishan yang ada di sampingnya.Da Eyu sendiri merupakan nama hewan gaib berjenis Buaya Hijau Abadi. Salah satu hewan gaib terkuat dan juga langka.
Pertarungan Xiao Laohu dan Kong Guan melawan Da Eyu menciptakan ledakan-ledakan yang cukup besar. Tak sedikit pepohonan yang tumbang atau terjadi gempa kecil dari setiap pertukaran jurus mereka.Kerjasama antara Xiao Laohu dan Kong Guan mampu menahan imbang kekuatan Da Eyu yang jelas-jelas sudah jauh lebih lama hidup dibandingkan keduanya. Sebenarnya, jika dilihat dari status dan peringkat kekuatan pada hewan gaib. Harimau Cambuk Api lebih kuat daripada Buaya Hijau Abadi saat mereka berada di tingkat yang sama. Sementara Monyet Taring Ganas, memang sedikit lebih lemah dari keduanya tapi tak jauh dari itu.Aum!Xiao Laohu meraum keras. Bersamaan dengan itu, ia melompat dan menerkam tubuh lawannya. Tapi, Da Eyu tentu saja bisa menahannya dengan mulut.Kong Guan ingin memanfaatkan kesempatan itu dengan menyerang bagian belakang. Namun, Da Eyu sudah memperkirakannya. Buaya Hijau Abadi itu mengibaskan ekornya membuat langkah Kong Guan terhenti dan segera menah
Setelah tidak merasakan lagi aura dari Wang Ergou dan Song An, Fang segera meninggalkan tubuh Lin Kaishan dan Da Eyu yang terikat. Ia terbang ke udara, dan menemukan anggota Kelompok Gagak Pembunuh sedang beramai-ramai meninggalkan Hutan Dua Alam."Tidak ada yang boleh bergerak sejengkal pun. Jika melanggar, maka aku tidak akan segan-segan membunuh kalian." Suara Fang menggelegar di udara membuat anggota Kelompok Gagak Pembunuh menghentikan langkah mereka.Pandangan rombongan itu tertuju pada Fang yang perlahan merendahkan tubuhnya dan pada akhirnya mendarat di tanah.Tubuh anggota Kelompok Gagak Pembunuh menjadi gemetaran hebat. Namun, tak ada seorangpun yang berani bergerak meskipun se inci sekalipun. Mereka masih mengingat betul pertarungan Fang melawan para petinggi Kelompok Gagak Pembunuh. Dan Pemuda di hadapan mereka itu berhasil mengalahkannya."Ampuni kami, Tuan." Salah satu dari rombongan itu memberanikan diri meminta pengampunan. Mereka yakin, d
Berita tentang ditemukannya Desa Gagak Bertuah sekaligus menjadi tempat persembunyian Kelompok Gagak Pembunuh beredar dengan cepat bagai air yang mengalir tanpa celah. Baru tiga hari yang lalu, tapi di kota-kota besar tepatnya yang memiliki sekte-sekte di dekatnya mulai ramai orang membicarakan perihal kabar tersebut.Ketiga sekte besar yakni, Sekte Pedang Surgawi, Sekte Tiga Tombak dan Kuil Tanah Suci menjadi sorotan publik sebab kabar yang beredar mengatakan murid-murid mereka ikut berpartisipasi dalam penemuan markas Kelompok Gagak Pembunuh itu. Reputasi mereka naik setingkat, banyak orang yang memuji dan mengeluh-eluhkan nama mereka. Namun, yang paling disebut, tentunya Kelompok Gagak Pembunuh dan juga Fang. Kelompok Gagak Pembunuh merupakan target yang selama ini dicari, sementara Fang adalah seorang pemuda yang selalu muncul di manapun ada kabar tentang kelompok tersebut. Tak ubahnya, keduanya seperti sudah digariskan untuk saling bertemu dan berhadapan. Banyak pendekar
Sejak Wang Ergou dan Song An menemui Ketua Han di ruang rahasia dan menceritakan bahwa Desa Gagak Bertuah yang tersembunyi di Hutan Dua Alam sudah ditemukan juga Lin Kaishan berhasil ditangkap musuh. Ketua Han segera meminta dua orang Pemimpin Tertinggi Kelompok Gagak Pembunuh untuk menghadang jalan rombongan Fang dan mengambil alih Lin Kaishan.Tidak tanggung-tanggung, dia mengirim langsung Shi Liong sebagai Pemimpin Pertama dan juga Wei Furen yang merupakan Pemimpin Kedua. Ketua Han berharap bisa menemukan bahkan menangkap Fang dan rekan-rekannya baik itu dalam keadaan hidup ataupun mati.Shi Liong dan Wei Furen segera melaksanakan tugas tersebut. Mereka berniat menghadang jalan Fang dan rekan-rekannya yang dinilai akan kembali ke Sekte Pedang Surgawi. Bersama masing-masing seratus anggotanya, Shi Liong dan Wei Furen pun berjaga di sebuah jalan yang akan menjadi jalur kepulangan para pendekar muda itu.Namun, sehari telah berlalu hingga dua hari bahkan semingg
Kepulangan Shen Long dan Shen Yue disambut dengan baik oleh anggota Sekte Pedang Surgawi. Mereka sudah mendengar kabar di luar sana, berkat Shen bersaudara inilah sekte mereka menjadi lebih terkenal. Bahkan, misi yang masuk dua kali lipat daripada sebelumnya membuat semua orang menjadi antusias.Saat ini, Shen bersaudara mengajak Fang dan rombongannya pergi ke aula seribu pedang, yaitu tempat para anggota melaporkan misi mereka. Shen Long dan Shen Yue melakukan hal yang sama meskipun keduanya adalah putra dan putri dari sang patriak.Jika Lan Xuefeng dikejutkan oleh keramaian anggota sekte. Berbanding terbalik dengan Fang dan Li Jianchen. Kedua saudara itu sedang tertarik pada lingkungan sekitar sekte Pedang Surgawi yang menebarkan banyak sekali qi."Saudara Fang, qi di tempat ini begitu padat. Tidak heran Sekte Pedang Surgawi menjadi salah satu yang terbesar dan mungkin paling kuat." Fang mengangguk kecil. Ia juga berpikiran yang sama. Meskipun mereka tidak tah
Sekte Tiga Tombak mengirim Patriak Lu secara langsung bersama dengan dua tetua lainnya untuk menjemput dan menghadiri undangan Patriak Shen. Begitupula dengan Kuil Tanah Suci yang membawa dua biksu pengajar mereka bersama sang Mahaguru Tong Tian."Selamat datang Patriak Lu dan Mahaguru Tong. Silahkan ke dalam, Patriak Shen sudah menunggu Anda dan yang lain." Salah satu tetua langsung menemui kedua pemimpin sekte besar itu dan memberitahukan keadaannya."Terima kasih, tetua Yan. Kami akan segera ke sana." Mengajak para tetuanya, Lu Han segera pergi ke tempat itu. Begitupun dengan Mahaguru Tong yang kebetulan datang tidak lama setelah Patriak Lu.Patriak Shen menyambut kedatangan rombongan Patriak Lu dan Mahaguru Tong dengan hangat. Begitu juga dengan rombongan Tetua Sekte Pedang Surgawi. Fang dan yang lainnya tak tinggal diam, sebagai generasi muda mereka juga memberikan penghormatan yang mendalam.Lu Bei dan Tong Min sendiri masing-masing dari mereka mend
Suara yang pertama kali keluar dari mulut Lin Kaishan adalah sebuah teriakan. Lelaki paruh baya itu menjerit sejadi-jadinya, tatkala cairan serum kejujuran memasuki tubuhnya selang beberapa tarikan napas. Bagaimana tidak, serum itu segera mengalir hampir ke seluruh tubuhnya melalui pembuluh darah dalam kecepatan tak wajar.Tubuh Lin Kaishan terasa terbakar, jantungnya berdegup kencang, dan mengeluarkan keringat dingin yang begitu banyak."Pemimpin Ketujuh, Anda tidak punya banyak waktu. Setelah meminum serum kejujuran, maka hidup Anda bukanlah milik Anda lagi. Adapun cara kerjanya, serum kejujuran akan bereaksi setiap tiga menit sekali, dan setiap reaksinya maka Anda akan merasakan tubuh yang amat sakit dan terbakar. Pemimpin Ketujuh, sebaiknya Anda menjawab semua pertanyaan yang ingin kami ketahui, maka aku akan memberikan penawar setelahnya." Patriak Shen berkata panjang lebar. Namun jawaban Lin Kaishan membuat wajahnya masam."Cih, aku tidak akan menjawab apa
Halo, semuanya! Sweet_Owl di sini!Saya ingin mengabarkan bahwasanya karya kedua dan ketiga (terbaru) telah dirilis dan bisa dibaca melalui web ataupun aplikasi Goodnovel. So, saya harap pembaca sekalian bisa membaca dan mendukung karya tersebut.Judul : Penguasa Seni Racun Penulis : Sweet_OwlPenerbit : GoodnovelJudul : Kembalinya Sang PenguasaPenulis : Sweet_OwlPenerbit : Goodnovel Dengan ini, saya juga meminta masukan serta komentar yang membangun dari pembaca untuk pemacu semangat serta konsistensi saya dalam menulis. Semoga kalian menyukainya dan saya bisa menyuguhkan karya-karya yang menarik untuk menemani hari-hari Anda. Jangan dilewatkan ya, ini menarik lho! HeheheAyo buruan baca, jangan sampai ketinggalan ceritanya. Kalian akan disajikan konflik, intrik yang menarik dari pemeran utama kita (Long Tian), atau (Lei Xiayu) dan karakter lainnya.Akhir kata, terima kasih dan selamat membaca.
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, adanya catatan dari author kali ini menjadi penutup dari kisah novel Sang Penguasa. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya jualah saya bisa mengakhiri cerita ini. Ya, walaupun saya sendiri mengetahui banyak kekurangan, tetapi saya mohon untuk para pembaca memakluminya. Shalawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. Karena berkat beliaulah kita bisa hidup di zaman yang penuh kecanggihan seperti saat ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, terima kasih kepada kalian yang telah setia membaca dan mengikuti novel ini dari awal sampai akhir. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi dukungan tersebut. Kedua, maaf bisa selama ini saya selaku author masih banyak kekurangan, karena yakinlah tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya mereka yang se
Setahun telah berlalu setelah peristiwa yang sangat kelam di Kekaisaran Yang.Kabar mengejutkan terdengar, Biksu Tong Tian tidak berhasil bertahan dari racun yang diberikan menteri Han pada pertarungan terakhir mereka. Biksu sepuh itu menutup usianya setelah berusaha tetap bertahan selama enam bulan lebih.Kuil Tanah Suci segera berganti kepemimpinan, dan Biksu Muda Tong Min terpilih menggantikan Biksu Tong Tian untuk menjadi mahaguru di tempat itu karena ia dinilai telah memenuhi persyaratan untuk mendudukinya.Kabar lain juga beredar, Patriark Shen dan Patriark Lu sama-sama mengundurkan dari dari posisi mereka dan akan digantikan oleh anaknya masing-masing.Kemudian diperlihatkan kepada Li Jianchen dan Lan Xuefeng yang telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak pertempuran itu, Li Guan tidak mempermasalahkan identitas Li Jianchen yang merupakan anak kandung dari Li Ning karena bagaimanapun juga pemuda itu adalah keponakannya. Sebaliknya, Li Guan me
Teknik yang digunakan menteri Han tidak mampu menghalangi laju jurus yang Fang keluarkan. Saat ribuan pedang itu tinggal satu meter lagi darinya, senjata tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk pedang raksasa yang menakutkan. Menteri Han sudah membuat pagar pelindung, namun tetap tidak mampu menahannya. Tubuh menteri Han terasa lemas ketika pedang besar menembus badannya. Argh! Menteri Han menjerit kesakitan, ia tidak berdaya. Ini pertama kali bagi dirinya merasakan sakit yang begitu luar biasa. Qi-nya juga telah terkuras habis, membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama di udara. Menteri Han memejamkan matanya, penglihatannya mulai buram dan perlahan jatuh dengan bebas. Fang masih kurang puas, meskipun kali ini dia melayang dengan keadaan yang juga terluka, setelah terkena efek dari pertukaran jurus sebelumnya, tetapi ia tetap menyusul arah jatuhnya menteri Han. Pemuda itu kembali melepaskan pukulan, tendangan yang membuat siapapun menerimanya
Pertukaran sepuluh jurus pertama telah selesai, baik menteri Han maupun Yan Liang masih sama-sama kesulitan untuk menemukan celah lawan. Keduanya masih berimbang, menunjukkan bahwa kemampuan menteri Han memang luar biasa.Yan Liang membuat mantra tangan, dalam sekejap bola air mengumpulkan di telapak tangannya. Dari yang semula berukuran kecil, kini telah berubah menjadi ratusan kali lipat lebih besar. Saat Yan Liang melepaskan bola air tersebut, udara berguncang hebat, kekuatan itu menyapu bersih apa saja yang mencoba menghalangi jalannya.Menteri Han segera membuat pagar pelindung, namun bisa dihancurkan oleh bola air tersebut dan pada akhirnya mendarat dengan mulus di tubuh pria sepuh itu.Boom!Ledakan besar terjadi, mengundang orang-orang yang berada di bawah untuk menyaksikannya. Awalnya mereka tidak perduli lagi dengan menteri Han, namun mendengar adanya ledakan membuat mereka mengalihkan perhatian.Pendekar tingkat tinggi seperti Patr
"Ayah … bangun … jangan membuatku takut." Li Jianchen menggoyangkan tubuh ayahnya, namun tetap tidak mampu membuat lelaki itu membuka matanya."Ayah … maafkan aku … aku hanya ingin membuatmu sadar … tetapi tidak sampai sejauh ini." Li Jianchen menambahkan. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tatapannya kosong, ia benar-benar merasa bersalah atas hal ini.Perlahan, Li Jianchen merasakan seseorang menyentuh bahunya dan itu adalah Lan Xuefeng. "Lan … tolong bantu aku untuk membuka mata ayah. Aku tahu dia hanya bercanda dan sedang marah kepadaku sebab itulah dia tidak ingin membuka matanya."Lan Xuefeng yang melihat kekasih hatinya itu menjadi histeris, ikut merasakan kesedihannya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak sebab Kaisar Li memang sudah meninggal. Lan Xuefeng menggelengkan kepalanya, dan memberikan Li Jianchen pengertian. "Chen … Yang Mulia sudah tiada. Kau tidak perlu berusaha
Dengan kedua belas tubuhnya, Fang menyerang menteri Han secara bersamaan, membuat lelaki sepuh itu harus mengambil posisi bertahan. Masing-masing tubuh Fang juga menggunakan teknik yang berbeda membuat menteri Han cukup kesulitan menahannya.Misalnya saja saat ini, satu tubuh Fang menggunakan teknik tebasan pedang tiada akhir. Sementara tubuh lainnya mengikuti dan melepaskan teknik tujuh tebasan Kilat. Begitupula dengan tubuh-tubuh lainnya yang segera memberikan serangan kepada menteri Han.Menteri Han berhasil menghindari sebagian serangan sehingga tebasan Fang hanya menghantam udara kosong namun mencipta suara keras. Ia juga berhasil menangkis sebagian lainnya yang menciptakan bunyi nyaring saat kedua pedang mereka bertemu. Namun karena serangan Fang terlalu cepat, membuat dua tubuhnya yang lain berhasil mendaratkan tebasan ke tubuh menteri Han, tepatnya di bagian dada dan punggungnya yang berhasil menciptakan goresan besar setelah mengoyak pakaiannya sehingga dari l
Anggota Kelompok Gagak Pembunuh tidak memiliki semangat bertarung lagi setelah mendapati semua pemimpin mereka telah terbunuh. Tidak ingin bernasib sama, mereka memilih untuk menyerah karena berpikir bisa mempertahankan nyawa mereka. Keputusan tersebut tidak sia-sia, pihak lawan menghentikan serangan mereka saat anggota Kelompok Gagak Pembunuh meletakkan senjata mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Namun, tentu saja mereka tidak dibiarkan begitu saja. Pihak lawan memang tidak membunuh, tetapi tetap mengumpulkan mereka dan akan memberikan hukuman. Semua anggota Kelompok Gagak Pembunuh bernapas lega, paling tidak mereka tetap dapat bertahan hidup meskipun akan berakhir di dalam penjara. Fang sendiri masih berhadapan dengan menteri Han. Hingga saat ini, keduanya telah bertukar puluhan jurus, namun Fang hanya mampu mendaratkan satu tebasan pedang saja yang itu pun tidak terlalu mematikan. Di sisi lain, menteri Han berhasil melukai Fang dan memberikan luka di beberapa b
Pertarungan antara Patriak Shen dan Shi Liong cukup sengit, membawa keduanya harus menggunakan teknik rahasia mereka masing-masing. Darah segar mengucur di sebagian tubuh Patriak Shen, akibat luka yang diberikan Shi Liong. Namun, Shi Liong tentunya mengalami luka yang lebih parah. Bahkan, di bagian dadanya terdapat goresan besar akibat tebasan pedang milik Patriak Shen.Shi Liong menggertakkan giginya dengan keras, kemudian memegangi erat pisau yang ada di tangannya. Ia menatap tajam, memfokuskan perhatiannya kepada target yang telah ditentukan."Hiyah!" Shi Liong menjerit keras. "Terima ini!" Diikuti dengan gerakan yang cepat.Ia melemparkan pisaunya ke udara, dan mengalirkan tenaga dalam ke senjata itu, membuatnya mampu bergerak dengan sendirinya. Namun, yang menarik perhatian dari teknik tersebut adalah pisau itu perlahan berubah menjadi dua, tiga, sepuluh, seratus bahkan seribu dan menutupi sebagian wilayah istana, membuat dua kelompok yang sedang bertarung