Beranda / Pendekar / Sang Penguasa / Malam yang Berair

Share

Malam yang Berair

Penulis: SWEET_OWL
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tujuh hari setelah latihan pedang antara Fang dan Li Jianchen sudah berlalu. Hari-hari mereka kembali seperti sebelum-sebelumnya, berlatih ilmu pedang dan menyerap qi untuk meningkatkan kekuatan.

Tepat pada suatu malam, kali itu bulan hanya terbentuk setengahnya. Bintang-bintang bertaburan menerangi kegelapan malam. Jiang Qindai tengah duduk di sebuah batu besar, menyaksikan Fang dan Li Jianchen yang berlatih hingga semalaman.

"Fang'er, Jianchen'er, kemari!" Tegas Jiang Qindai yang membuat kedua muridnya itu. Bergegas mendekatinya.

"Ada apa, guru?" Fang yang pertama menanyakan alasannya.

"Silahkan duduk," Fang dan Li Jianchen mengikuti arahan dari Jiang Qindai. Keduanya duduk tepat di depan sang guru. Anehnya, wajah guru mereka itu menunjukkan kesedihan yang mendalam. Ta

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Penguasa   Meninggalkan Ruang Dimensi

    Tepat di bawah cakrawala biru, saat matahari hampir mencapai puncaknya, terlihat tiga orang lelaki yang dua diantaranya merupakan pemuda yang masih berusia dibawah dua puluhan tahun dan seorang lagi lelaki tua. Ketiganya tidak lain adalah Fang, Li Jianchen dan Jiang Qindai.Mereka tengah menatap lekat ke arah depan tanpa berkedip. Memandangi sebuah dinding energi berwarna hitam kebiru-biruan itu dengan mengerutkan dahi."Guru, inikah jalan keluar yang Anda maksud?" Wajah Fang memburuk, ketiganya masih berjarak seratus meter dari tempat itu namun sudah merasakan hawa kuat yang dikeluarkan dinding energi tersebut."Guru, apakah Anda serius dengan ini? Jangan-jangan guru marah padaku dan saudara Fang karena kami ingin keluar dari dimensi ini. Jadi, guru ingin membunuh kami dengan membawa ke tempat ini." Li Jianchen men

  • Sang Penguasa   Desa Lereng Gunung Awan

    Hal yang pertama kali Fang dan Li Jianchen lihat saat keluar dari dinding energi adalah sebuah hamparan hutan luas yang tampak tiada ujung. Beruntung saat itu waktu menunjukkan tengah hari, jadi Fang dan Li Jianchen tanpa kesulitan mencari jalan yang bisa dilewati.Pandangan keduanya teralih pada sebuah gunung yang tidak jauh dari hutan itu, menjulang tinggi hingga mencapai awan-awan di langit."Saudara Fang, kemana kita harus pergi?" Li Jianchen bertanya dengan serius. Meskipun dirinya pernah mempelajari peta kekaisaran Yang, namun ini kali pertama Li Jianchen berada di tempat itu."Aku juga tidak tau, saudara Li. Sebaiknya kita mengikuti jalan yang dibuat manusia. Mungkin nanti kita akan menemukan petunjuk." Fang menggeleng kepala, ia juga tidak mengetahui keberadaan mereka saat ini.

  • Sang Penguasa   Membantu Warga Desa

    Sepanjang perjalanan Fang mendengarkan cerita dari warga desa yang menemaninya, hingga mereka tiba di sebuah bangunan yang tidak lain adalah restoran kecil yang diceritakan sebelumnya. Fang kemudian mengajak lelaki tua itu untuk masuk dan makan bersamanya. Fang juga sudah mengetahui lelaki tua itu bernama Fu Nian. Sehingga Fang memanggilnya kakek Fu.Sebenarnya kakek Fu ingin menolak, tapi Fang memaksa membuatnya tidak punya pilihan lain. Di sisi lain, Fang mengajaknya karena ia menyadari lelaki tua itu sedang menahan lapar. Ia sudah mendengar beberapa kali perut kakek Fu yang berkeriuk."Tidak perlu sungkan, kek. Anggap saja ini ucapan terima kasih dariku." Fang tersenyum tipis. Sementara kakek Fu mengangguk setuju.Fang menelisik seluruh ruangan setelah berada di dalam, ia kemudian menemukan seorang pemuda yang fa

  • Sang Penguasa   Mendatangi Markas Perampok Gunung

    Pertemuan dengan kepala desa terbilang singkat, Fang dan Li Jianchen hanya meminta pria paruh baya bernama Gu Zhengzhou itu memberikan salah satu penjaga rumahnya untuk menemani perjalanan keduanya ke markas perampok gunung. Meskipun mereka manusia biasa, tapi para prajurit itu setidaknya memiliki bekal ilmu beladiri, jadi akan lebih baik dibandingkan manusia biasa seperti kakek Fu, misalnya.Kepala desa menyetujuinya, setelah mendengar kedua pemuda di hadapannya itu berniat membantu mereka. Tidak ada alasan untuk dirinya menolak. Kepala desa memanggil salah satu pengawal rumahnya dan memerintahkan untuk menemani perjalanan Fang dan Li Jianchen.Sebenarnya pengawal itu keberatan setelah mendengar nama perampok gunung, tapi ia juga tidak banyak pilihan sebab kepala desa akan memecatnya jika ia menolak. Fang yang menyadari hal itu dan angkat suara.

  • Sang Penguasa   Pembantaian

    Ye Jin adalah salah satu pendekar yang berusia lima puluh tahun ke atas. Ia telah banyak mengarungi dunia persilatan dan melewati berbagai macam pertarungan hidup dan mati. Lelaki tua itu berasal dari aliran hitam, sepak terjangnya cukup terkenal di dunia persilatan dan membuatnya banyak diincar pendekar-pendekar aliran putih sebab ia sering membunuh pendekar ataupun manusia biasa yang tidak bersalah. Satu kejadian membuatnya dipertemukan dengan salah satu pendekar tingkat tinggi dari aliran putih dan menyebabkannya hampir terbunuh. Tapi, pendekar aliran putih itu memberinya satu kesempatan untuk berubah menjadi manusia yang lebih baik. Ye Jin berjanji akan berubah, namun itu hanyalah omong kosong belaka. Sebab pada kenyataannya ia kembali berulah dan menjadi pemimpin dari kelompok yang dikenal luas dengan peramp

  • Sang Penguasa   Fang VS Ye Jin (Ketua Perampok Gunung)

    Prajurit desa yang menemani Fang dan Li Jianchen menjadi penasaran saat mendengar suara jeritan laki-laki dan perempuan dari markas perampok gunung.Hal itu membuatnya ingin mencari tahu lebih jauh, tapi saat ia hendak keluar dari lingkaran energi yang dibuat Fang sebelumnya. Prajurit itu melihat satu sosok mendekatinya. Ia menyipitkan matanya, mencoba melihat dengan jelas sosok tersebut. Saat jarak mereka tinggal beberapa puluh meter, tubuh prajurit itu bergetar hebat dan hampir pingsan sebab ia mengetahui identitas sosok yang mendekatinya."Ke-ketua Ye Jin," ujarnya terbata-bata. Sosok pria berusia lima puluh tahunan itu sangat membekas di hatinya sebab orang yang sama menyebabkan banyak warga desa Lereng Gunung Awan kehilangan harta bahkan nyawanya.Di sisi lain, Ye Jin tersenyum tipis saat melihat sang prajurit.

  • Sang Penguasa   Fang VS Ye Jin II

    Li Jianchen telah menghabisi anggota perampok gunung tanpa tersisa seorang pun. Ia kemudian menatap ke arah para wanita yang tengah bersembunyi ketakutan.Li Jianchen berjalan perlahan sambil menutup matanya dengan kedua tangan, tidak ingin melihat pemandangan yang menakjubkan di hadapannya itu."Cepat cari pakaian kalian dan berkumpul diluar." Wanita penghibur itu mengangguk, meskipun ketakutan masih menghantui pikiran mereka. Semuanya masih berjaga-jaga, takut Li Jianchen berubah pikiran dan membunuh mereka.Beberapa saat kemudian, Li Jianchen melepaskan tangan dari matanya, namun ia melihat beberapa gadis yang masih belum keluar dari ruangan itu dan tanpa menggunakan sehelai benang pun. Hal itu membuat Li Jianchen kembali menutup matanya, namun beberapa saat kemudian ia membuka sedikit dari sela-sela jarinya. Seb

  • Sang Penguasa   Kelompok Perampok Gunung Binasa

    Sebuah petir seukuran tombak melesat keluar dari pedang penggetar langit yang dipegang Fang, menuju ke arah Ye Jin yang sedang tertawa di kejauhan. Ye Jin menyadarinya, namun terlambat membuatnya hanya bisa menahan petir tersebut dengan kedua tangannya sambil dialiri tenaga dalam.Boom!Ledakan besar tercipta setelah petir itu berbenturan dengan tangan Ye Jin. Meskipun ia sudah mengalirkan tenaga dalam berjumlah besar namun tetap saja petir yang sama mampu menembus pertahanannya.Hal itu membuat Ye Jin terpental ke udara kemudian beberapa saat setelahnya menabrak bangunan yang merupakan markas mereka.Fang tersenyum tipis, itu adalah jurus kedua dari 'Jurus Pedang : Tujuh Pedang Penggetar Langit' yang ia pelajari. Pemuda itu tidak tinggal diam, ia menyusul tubuh Ye Jin d

Bab terbaru

  • Sang Penguasa   Pengumuman!

    Halo, semuanya! Sweet_Owl di sini!Saya ingin mengabarkan bahwasanya karya kedua dan ketiga (terbaru) telah dirilis dan bisa dibaca melalui web ataupun aplikasi Goodnovel. So, saya harap pembaca sekalian bisa membaca dan mendukung karya tersebut.Judul : Penguasa Seni Racun Penulis : Sweet_OwlPenerbit : GoodnovelJudul : Kembalinya Sang PenguasaPenulis : Sweet_OwlPenerbit : Goodnovel Dengan ini, saya juga meminta masukan serta komentar yang membangun dari pembaca untuk pemacu semangat serta konsistensi saya dalam menulis. Semoga kalian menyukainya dan saya bisa menyuguhkan karya-karya yang menarik untuk menemani hari-hari Anda. Jangan dilewatkan ya, ini menarik lho! HeheheAyo buruan baca, jangan sampai ketinggalan ceritanya. Kalian akan disajikan konflik, intrik yang menarik dari pemeran utama kita (Long Tian), atau (Lei Xiayu) dan karakter lainnya.Akhir kata, terima kasih dan selamat membaca.

  • Sang Penguasa   Sepatah Dua Kata dari Author

    Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, adanya catatan dari author kali ini menjadi penutup dari kisah novel Sang Penguasa. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya jualah saya bisa mengakhiri cerita ini. Ya, walaupun saya sendiri mengetahui banyak kekurangan, tetapi saya mohon untuk para pembaca memakluminya. Shalawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. Karena berkat beliaulah kita bisa hidup di zaman yang penuh kecanggihan seperti saat ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, terima kasih kepada kalian yang telah setia membaca dan mengikuti novel ini dari awal sampai akhir. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi dukungan tersebut. Kedua, maaf bisa selama ini saya selaku author masih banyak kekurangan, karena yakinlah tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya mereka yang se

  • Sang Penguasa   Akhir Kebahagiaan

    Setahun telah berlalu setelah peristiwa yang sangat kelam di Kekaisaran Yang.Kabar mengejutkan terdengar, Biksu Tong Tian tidak berhasil bertahan dari racun yang diberikan menteri Han pada pertarungan terakhir mereka. Biksu sepuh itu menutup usianya setelah berusaha tetap bertahan selama enam bulan lebih.Kuil Tanah Suci segera berganti kepemimpinan, dan Biksu Muda Tong Min terpilih menggantikan Biksu Tong Tian untuk menjadi mahaguru di tempat itu karena ia dinilai telah memenuhi persyaratan untuk mendudukinya.Kabar lain juga beredar, Patriark Shen dan Patriark Lu sama-sama mengundurkan dari dari posisi mereka dan akan digantikan oleh anaknya masing-masing.Kemudian diperlihatkan kepada Li Jianchen dan Lan Xuefeng yang telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak pertempuran itu, Li Guan tidak mempermasalahkan identitas Li Jianchen yang merupakan anak kandung dari Li Ning karena bagaimanapun juga pemuda itu adalah keponakannya. Sebaliknya, Li Guan me

  • Sang Penguasa   Akhir Pertempuran Berdarah

    Teknik yang digunakan menteri Han tidak mampu menghalangi laju jurus yang Fang keluarkan. Saat ribuan pedang itu tinggal satu meter lagi darinya, senjata tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk pedang raksasa yang menakutkan. Menteri Han sudah membuat pagar pelindung, namun tetap tidak mampu menahannya. Tubuh menteri Han terasa lemas ketika pedang besar menembus badannya. Argh! Menteri Han menjerit kesakitan, ia tidak berdaya. Ini pertama kali bagi dirinya merasakan sakit yang begitu luar biasa. Qi-nya juga telah terkuras habis, membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama di udara. Menteri Han memejamkan matanya, penglihatannya mulai buram dan perlahan jatuh dengan bebas. Fang masih kurang puas, meskipun kali ini dia melayang dengan keadaan yang juga terluka, setelah terkena efek dari pertukaran jurus sebelumnya, tetapi ia tetap menyusul arah jatuhnya menteri Han. Pemuda itu kembali melepaskan pukulan, tendangan yang membuat siapapun menerimanya

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XIV

    Pertukaran sepuluh jurus pertama telah selesai, baik menteri Han maupun Yan Liang masih sama-sama kesulitan untuk menemukan celah lawan. Keduanya masih berimbang, menunjukkan bahwa kemampuan menteri Han memang luar biasa.Yan Liang membuat mantra tangan, dalam sekejap bola air mengumpulkan di telapak tangannya. Dari yang semula berukuran kecil, kini telah berubah menjadi ratusan kali lipat lebih besar. Saat Yan Liang melepaskan bola air tersebut, udara berguncang hebat, kekuatan itu menyapu bersih apa saja yang mencoba menghalangi jalannya.Menteri Han segera membuat pagar pelindung, namun bisa dihancurkan oleh bola air tersebut dan pada akhirnya mendarat dengan mulus di tubuh pria sepuh itu.Boom!Ledakan besar terjadi, mengundang orang-orang yang berada di bawah untuk menyaksikannya. Awalnya mereka tidak perduli lagi dengan menteri Han, namun mendengar adanya ledakan membuat mereka mengalihkan perhatian.Pendekar tingkat tinggi seperti Patr

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XIII

    "Ayah … bangun … jangan membuatku takut." Li Jianchen menggoyangkan tubuh ayahnya, namun tetap tidak mampu membuat lelaki itu membuka matanya."Ayah … maafkan aku … aku hanya ingin membuatmu sadar … tetapi tidak sampai sejauh ini." Li Jianchen menambahkan. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tatapannya kosong, ia benar-benar merasa bersalah atas hal ini.Perlahan, Li Jianchen merasakan seseorang menyentuh bahunya dan itu adalah Lan Xuefeng. "Lan … tolong bantu aku untuk membuka mata ayah. Aku tahu dia hanya bercanda dan sedang marah kepadaku sebab itulah dia tidak ingin membuka matanya."Lan Xuefeng yang melihat kekasih hatinya itu menjadi histeris, ikut merasakan kesedihannya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak sebab Kaisar Li memang sudah meninggal. Lan Xuefeng menggelengkan kepalanya, dan memberikan Li Jianchen pengertian. "Chen … Yang Mulia sudah tiada. Kau tidak perlu berusaha

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XII

    Dengan kedua belas tubuhnya, Fang menyerang menteri Han secara bersamaan, membuat lelaki sepuh itu harus mengambil posisi bertahan. Masing-masing tubuh Fang juga menggunakan teknik yang berbeda membuat menteri Han cukup kesulitan menahannya.Misalnya saja saat ini, satu tubuh Fang menggunakan teknik tebasan pedang tiada akhir. Sementara tubuh lainnya mengikuti dan melepaskan teknik tujuh tebasan Kilat. Begitupula dengan tubuh-tubuh lainnya yang segera memberikan serangan kepada menteri Han.Menteri Han berhasil menghindari sebagian serangan sehingga tebasan Fang hanya menghantam udara kosong namun mencipta suara keras. Ia juga berhasil menangkis sebagian lainnya yang menciptakan bunyi nyaring saat kedua pedang mereka bertemu. Namun karena serangan Fang terlalu cepat, membuat dua tubuhnya yang lain berhasil mendaratkan tebasan ke tubuh menteri Han, tepatnya di bagian dada dan punggungnya yang berhasil menciptakan goresan besar setelah mengoyak pakaiannya sehingga dari l

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XI

    Anggota Kelompok Gagak Pembunuh tidak memiliki semangat bertarung lagi setelah mendapati semua pemimpin mereka telah terbunuh. Tidak ingin bernasib sama, mereka memilih untuk menyerah karena berpikir bisa mempertahankan nyawa mereka. Keputusan tersebut tidak sia-sia, pihak lawan menghentikan serangan mereka saat anggota Kelompok Gagak Pembunuh meletakkan senjata mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Namun, tentu saja mereka tidak dibiarkan begitu saja. Pihak lawan memang tidak membunuh, tetapi tetap mengumpulkan mereka dan akan memberikan hukuman. Semua anggota Kelompok Gagak Pembunuh bernapas lega, paling tidak mereka tetap dapat bertahan hidup meskipun akan berakhir di dalam penjara. Fang sendiri masih berhadapan dengan menteri Han. Hingga saat ini, keduanya telah bertukar puluhan jurus, namun Fang hanya mampu mendaratkan satu tebasan pedang saja yang itu pun tidak terlalu mematikan. Di sisi lain, menteri Han berhasil melukai Fang dan memberikan luka di beberapa b

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah X

    Pertarungan antara Patriak Shen dan Shi Liong cukup sengit, membawa keduanya harus menggunakan teknik rahasia mereka masing-masing. Darah segar mengucur di sebagian tubuh Patriak Shen, akibat luka yang diberikan Shi Liong. Namun, Shi Liong tentunya mengalami luka yang lebih parah. Bahkan, di bagian dadanya terdapat goresan besar akibat tebasan pedang milik Patriak Shen.Shi Liong menggertakkan giginya dengan keras, kemudian memegangi erat pisau yang ada di tangannya. Ia menatap tajam, memfokuskan perhatiannya kepada target yang telah ditentukan."Hiyah!" Shi Liong menjerit keras. "Terima ini!" Diikuti dengan gerakan yang cepat.Ia melemparkan pisaunya ke udara, dan mengalirkan tenaga dalam ke senjata itu, membuatnya mampu bergerak dengan sendirinya. Namun, yang menarik perhatian dari teknik tersebut adalah pisau itu perlahan berubah menjadi dua, tiga, sepuluh, seratus bahkan seribu dan menutupi sebagian wilayah istana, membuat dua kelompok yang sedang bertarung

DMCA.com Protection Status